LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah gangguan peredaran darah otak,
disebut juga sebagai serangan otak (brain attack) di tandai dengan hilangnya
sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan terganggunya
fungsi neurologis. Stroke non hemoragik terjadi ketika pasokan darah ke suatu
bagian otak tiba-tiba terganggu (iskemik) yang disebabkan oleh oklusi atau
stenosis arteri. Perawat merupakan agen penting dalam merawat pasien penyakit
stroke non hemoragik, penanganan yang di berikan kepada pasien stroke non
homeragik yaitu sebagai pemberi pelayanan kesehatan, pendidikan, pemberi
asuhan keperawatan, pembaharuan, pengorganisasi pelayanan kesehatan yang
khususnya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan untuk pemulihan pasien.
B. Tujuan
TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Stroke Hemoragic adalah kerusakan otot-otot lengan dan tungkai pada satu
sisi. Pada hemiparase terjadi kelemahan sebagian anggota tubuh dan lebih ringan
daripada hemiplegi. Pada hemiparesis terjadi kerusakan otak pada seluruh korteks
piramidalis yang menimbulkan UMN ( Uper Motor Neuron). UMN akan
menyebabkan kelumpuhan pada otot – otot belahan tubuh kontralateral.
2. Etiologi
Penyebab tersering hemiparesis pada orang dewasa yaitu infark serebral atau
perdarahan. Terjadinya hemiparase menggambarkan bahwa telah terjadi kelaianan
atau lesi sepanjang traktus piramidialis. Lesi juga dapat disebabkan oleh
berkurangnya suplai darah, kerusakan jaringan oleh trauma atau infeksi, ataupun
penekanan oleh massa hematoma, abses, atau tumor. Hal tersebut selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada traktus kortikospinalis yang
bertanggungjawab pada otot-otot anggota gerak atas dan bawah. Suatu lesi yang
melibatkan korteks serebri, seperti pada tumor, infark, atau cidera traumatic, akan
menyebabkan kelemahan sebagian tubuh sisi kontralateral. Hemiparesis yang terlihat
pada wajah dan tangan (kelemahan brakhiofasial) lebih sering terjadi dibandingkan
didaerah lain. Karena bagian tubuh tersebut memiliki area representasi kortikalyang
luas.
3. Tanda Dan Gejala
1.
Umumnya terjadi mendadak, ada nyeri kepala
2.
Parasthesia, paresis, Plegia sebagian badan
3.
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan
control volunter terhadap gerakan motorik. Di awal tahapan stroke,
gambaran klinis yang muncul biasanya adalah paralysis dan hilang atau
menurunnya refleks tendon.
4.
Dysphagia
5.
Kehilangan komunikasi
6.
Gangguan persepsi
7.
Perubahan kemampuan kognitif dan efek psikologis
8.
Disfungsi Kandung Kemih
4. Patofisilogi
Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannyadengan aterosklerosis dan
arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi
klinis dengan cara :
a. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi
aliran darah.
b. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan
pendarahan aterm
c. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli.
d. Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau
menjadi lebih tipis sehingga dapat dengan mudah robek
5. Pemeriksaan Penunjang
a. CT Scan Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan
adanya infark
b. Angiografi serebral Membantu menentukan penyebab stroke secara
spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri
c. Pungsi Lumbal , Menunjukan adanya tekanan normal
1. Penatalaksanaan
Tujuan intervensi yakni berusaha menstabilkan tanda-tanda vital
dengan melaksanakan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan kanal nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
b. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk
untuk perjuangan memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
c. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
d. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-
latihan gerak pasif.
e. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi
kepala yang berlebihan.
a. Pengobatan Konservatif
1) Vasodilator meningkatkan fatwa darah serebral (ADS) secara
percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh insan belum dapat
dibuktikan.
2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin
intra arterial.
3) Anti agregasi thrombosis menyerupai aspirin digunakan untuk
menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi
sesudah ulserasi alteroma.
4) Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/
memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem
kardiovaskuler.
b. Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama yakni memperbaiki fatwa darah serebral :
1) Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu
dengan membuka arteri karotis di leher.
2) Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan
manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.
3) Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
4) Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma
2. Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi
komplikasi, komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
a. Berhubungan dengan immobilisasi è infeksi pernafasan, nyeri pada
kawasan tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
b. Berhubungan dengan paralisis è nyeri pada kawasan punggung,
dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
c. Berhubungan dengan kerusakan otak è epilepsi dan sakit kepala.
d. Hidrocephalus
Individu yang menderita stroke berat pada adegan otak yang
mengontrol respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.
6. Pathway
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Wiyaja & Putri (2013), anamnesa pada stroke meliputi identitas
klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit keluarga, dan pengkajian psikososial.
1.
Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua 40 -70 tahun
(Smeltzer & Bare,2013). Jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, dan diagnosis
medis.
2.
Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi, dan penurunan tingkat kesadaran.
3.
Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke non hemoragik sering kali berlangsung sangat
mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi
nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, selain gejala
kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. Adanya
penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran disebabkan perubahan di
dalam intrakranial. K
4.
Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes
melitus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral
yang lama, Adanya riwayat merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan
obat kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian
dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji
lebih jauh
5. Pemeriksaan Fisik
2. Diagnosa Keperawatam
a. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif berhubungan dengan suplai O2 ke
Otak menurun
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuhh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrisi, kelemahan otot
menelan.
c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan kerusakan
neurovaskular & neuromuskular
d. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan
neuromuscular, kerusakan sentral bicara.
e. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan biofisik , psikososial.
4. Implementasi keperawatan
Pelaksaan tindakan disesuaikan dengan intervensi keperawatan yang telah
dibuat.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi hasil asuhan keperawatan setiap diagnosa sesuai kriteria hasil pada
masing-masing diagnosa.
BAB III
TINJAUAN KASUS
BAB 5
PENUTUP
KESIMPULAN
Hemiparesis adalah kerusakan otot-otot lengan dan tungkai pada satu sisi.
Pada hemiparase terjadi kelemahan sebagian anggota tubuh dan lebih ringan
daripada hemiplegi. Pada hemiparesis terjadi kerusakan otak pada seluruh korteks
piramidalis yang menimbulkan UMN ( Uper Motor Neuron). UMN akan
menyebabkan kelumpuhan pada otot – otot belahan tubuh kontralateral.
SARAN
Bagi mahasiswa diharapkan menggali potensi tentang penyakit hemiparesis
lebih lanju agar menjadi professional kesehatan untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat
Bagi masyarakat umum , diharapkan selalu waspada dan menjaga pola
aktivitas nya untuk menghindari penyakit penyakit yang berbahaya , dan melakukan
pemeriksaan rutin setiap bulannya .
DAFTAR PUSTAKA
Nanda International.2017. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi Edisi 10. Jakarta:
EGC.
Herdman & Kamitsuru. (2015). Nanda Internation Inc. Diagnosis Keperawatan : Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Ahli bahasa Budi Anna Keliat. Jakarta
Amin Huda dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jakarta : Mediaction.
Lumbantobing, S.M.,2013. Sroke Bencana Peredaran Darah. Jakarta : Badan Penerbit FKUI