Anda di halaman 1dari 5

1.

Kasus (Masalah Utama)


Defisit Perawatan Diri
2. Proses terjadinya masalah (Patofisiologi)
a. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas
perawatan diri secara mandiri seperti mandi (higiene), berpakaian/berhias, makan
dan BAB/BAK (Toileting).
Kurang perawatan diri : higiene adalah keadaan dimana individu
mengalami kegagalan kemampuan untuk melaksanakan atau menyelesaikan
aktivitas kebersihan diri (Carpenito, 2016).
b. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Defisit Perawatan Diri
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif dan keterampilan klien kurang.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
3) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya.
c. Tanda dan Gejala
1) Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh
atau mendapatkan sumber air mandi, mengaturan suhu atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan
keluar kamar mandi.
2) Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,
memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik,
melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan
pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
3) Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat
tambahan, mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi
makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya
ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan
dengan aman.
4) BAB/BAK (toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,
dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stressor
yang cukup berat dan sulit diatangani oleh klien (Klien bisa mengalami harga diri
rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik
dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan maupun BAB dan BAK. Bila tidak
dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami
masalah risiko tinggi isolasi sosial.
d. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Menyendiri (Solitude) Kesepian Manipulasi


Otonomi Menarik diri Impulsive
Kebersamaan Ketergantungan Narcisme
Saling ketergantungan
1) Menyendiri (Solitude) : Respon yang dibutuhkan seseorang untuk
merenungkan apa yang dilakukan dilingkungan sosialnya dan juga suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya.
2) Otonomi : Kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide-
ide pikiran, perasaan dalam hubungan social
3) Kebersamaan : Kondisi dalam hubungan sosial interpersonal dimana individu
mampu saling member dan menerima.
4) Saling Ketergantungan : Hubungan saling tergantung antara individu
dengan orang lain dalam rangka membina hubungan interpersonal.
e. Jenis – jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:
1) Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2) Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3) Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
secara mandiri
4) Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.
3. Masalah Keperawatan
a. Pohon masalah
Resiko tinggi Isolasi Sosial

Deficit Perawatan Diri

Harga Diri Rendah


b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
Masalah yang ditemukan adalah : Defisit perawatan Diri ( kebersihan Diri,
makan, Toileting (BAB/BAK), dan Berhias)
Data yang perlu dikaji :
Data Subjektif : pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak
berdaya
Data objektif : rambut kotor acak-acakan,badan dan pakaian kotor serta bau,
mulut dan gigi bau,kulit kusam dan kotor,kuku panjang dan tidak terawat.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit perawatan diri
b. Isolasi sosial
c. Harga diri rendah
5. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Membantu klien dalam perawatan kebersihan diri
 Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
 Menyiapkan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
 Membimbing klien dalam kebersihan diri
b. Membantu klien berdandan dan berhias
Untuk pasien laki-laki : berpakaian, menyisir rambut dan bercukur
Untuk pasien perempuan : berpakaian, menyisir rambut dan berhias
c. Mengajarkan klien untuk BAB dan BAK secara mandiri
 Menjelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai
 Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
 Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2019. Aplikasi Dasar dan Aplikasi penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika.

Keliat, B.A. 2016. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. 2015. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Terjemahan dari Pocket
Guide to Psychiatric Nursing, oleh Achir Yani S. Hamid. 3rd ed. Jakarta : EGC.

Townsend, Mary C. 2018. Diagnosa Keperawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Tim Direktorat Keswa. 2015. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Ed : 1. Bandung : RSJP.

Anda mungkin juga menyukai