Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISA SINTESA

Nama Mahasiswa : Tondrawali, S.Kep Ruangan : Mawar


NIM : N.21.012 Tanggal : 20-26

a. Identitas Klien
Nama : Tn. H
Usia : 60 Tahun
b. Diagnosa Medis
Hil scrotakis
c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan : nyeri akut
d. Tindakan Keperawatan dan Rasional
Persiapan
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian obat
b. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
c. Alat dan bahan
1) Obat-obatan yang sesuai program pengobatan dokter
2) Daftar obat pasien
3) Spuit 1 cc atau 0,5 cc disposible.
4) Jarum sesuai kebutuhan, gergaji ampul bila perlu.
5) Perlak dan alas
6) Kapas alkohol atau kapas yang sudah dibasahi NaCl 0,9% dalam tempatnya
7) Handschoen
8) Nierbeken

Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Berdiri di sebelah kanan/kiri pasien sesuai kebutuhan.
c. Cek daftar obat pasien untuk memberikan obat
d. Membawa obat dan daftar obat ke hadapan pasien sambil mencocokkan nama pada
tempat tidur dengan nama pada daftar obat.
e. Meenginjeksi pasien sesuai dengan nama pada daftar obat
f. Jaga privasi pasien
g. Injeksi intrakutan dilakukan dengan cara spuit diisi oleh obat sesuai dosisnya.
h. Menentukan lokasi injeksi yaitu 1/3 atas lengan bawah bagian dalam.
i. Membersihkan lokasi tusukan dengan kapas normal saline atau kapas alcohol bila
diperlukan, kulit diregangkan tunggu sampai kering
j. Lubang jarum menghadap keatas dan membuat sudut antara 5-150 dari permukaan
kulit
k. Memasukan obat perlahan-lahan sampai berbentuk gelembung kecil, dosis yang
diberikan 0,1
l. cc atau sesuai jenis obat.
m. Setelah penyuntikan area penyuntikan tidak boleh didesinfeksi.
n. Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan penandaan pada area
penyutikan dengan melingkari area penyuntikan dengan diameter kira kira 1inchi
atau diameter 2,5 cm. Penilaian reaksi dilakukan 15 menit setelah penyuntikan. Nilai
positif jika terdapat tanda tanda rubor, dolor, kalor melebihi daerah yang sudah
ditandai, artinya pasien alergi dengan antibiotik tersebut.
o. Bila injeksi ditujukan untuk mantoux test tuberkulin test, dapat dinilai hasilnya
dalam 2 sampai 3 kali 24 jam, positif bila terdapat rubor dolor kalor melebihi
diameter 1 cm pada area penyuntikan.
p. Beri penjelasan pada pasien atau keluarga untuk tentang penilaian pada daerah
penyuntikan dan anjurkan untuk tidak menggaruk, memasage atau memberi apapun
pada daerah penyutikan. Menyimpan obat obat sisa dan daftar obat pasien
ketempatnya
q. Mengobservasi keadaan umum pasien
r. melepaskan handschoen, mencuci tangan.
s. Membuat pendokumentasian mencakup:
 Tindakan dan respon pasien
 Nama jelas perawat yang melakukan tindakan, waktu penyuntikan dan waktu
penilaian, dan lokasi penyuntikan.
e. Analisa tindakan keperawatan
Hasil yMemberikan obat melalui suntikan intracutan/ intradermal adalah suatu tindakan
membantu proses penyembuhan melalui suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra
dermis

         Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat dibawah permukaan kulit
antebrachii  bagian dalam
         Digunakan untuk skin test atau tes tuberculin
         Intradermal memiliki sirkulasi darah yang minimal dan obat obat akan diabsorbsi
secara perlahan (sangat lambat).
         Bermanfaat untuk skin tes karena beberapa klien akan mengalami reaksi anafilaktik
jika obat 
masuk kedalam tubuh secara cepat
         Menggunakan jarum ukuran kecil (1/4-1/2 inci) atau jarum khusus tes tuberculin
Sudut penyuntikan 5-15o
         Tempat penyuntikan: permukaan kulit yang terang, sedikit rambut, tidak ada lesi dan
oedem
         Jumlah cairan yang disuntikkan 0,01-0,1 cc
  
Contoh: 1 gram ampicillin diencerkan 5 cc aquades. Ambil larutan tersebut 0,1 cc
kemudian diencerkan himgga 1 cc. Masukkan obat secara intradermal/intracutan 0,01-
0,1 cc
f. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas
1. Tirah baring/ bedrest dalam posisi supinasi/ semifowler
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Kolaborasi pemberian terapi oksigen
4. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
g. Evaluasi Diri
Dalam tindakan analisa sintesa sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan SOP.
Akan tetapi untuk interpretasi/membaca hasil EKG masih perlu banyak belajar lagi.
h. Kepustakaan
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medika
LAPORAN ANALISA SINTESA

Nama Mahasiswa : Tondrawali, S.Kep Ruangan : Mawar


NIM : N.21.012 Tanggal : 20-26

1. Identitas Klien
Nama : Tn. R
Usia ; 46 Tahun
2. Diagnosa Medis
Trauma Capitis
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut
4. Tindakan Keperawatan dan Rasional

a. Mempersiapkan alat: termometer,jsm tangan,sphygmanometer dan stetoskop,nampan


Rasional: mempermudah dalam melaukan tindakan
b. Mencuci tangan
Rasional: mencegah transmisi oganisme
c. Mengucapkan salam pada klien,perkenalkan diri, jelaskan prosedur, tujuannya,
persetujuan klien , kontrak waktu
Rasional: menerapkan etika keperawatan dan klien memahami tujuan tindakan yang
akan dilakukan
d. Memulai tindakan dengan basmallah
Rasional: menerapkan nilai islami
Pengukuran suhu
e. Kaji eadaan aksila lien dan keringkan
Rasional: mengetahui kondisi klien
f. Lakukan kalibrasi termometer
Rasional : mengetahui suhu
g. Tempatkan termometer pada aksila klien
Rasional: untuk pengukuran suhu
Pengukuran nadi

h. Tentukan titik nadi yang akan dikaji


Rasional: untuk menentukan nadi yang tepat
i. Tempatkan tiga jari tengah atas titik nadi
Rasional: agar penekanannya tepat
j. Kaji ritme nadi dan volume nadi selama 1 menit penuh
Rasional: agar hasil pengukuran beanar-benar akurat
Pengukuran pernapasan
k. Observasi/palpasi gerakan dada pasien
Rasional: untuk menghitung pernapadan klien
l. Kaji kedalaman dan ritme espirasi selama 1 menit penuh
Rasional: agar hitungan benar-beanr akurat
Pengukuran tekanan darah
m. Posisikan klien dalam keadaan duduk atau berbaring
Rasional: memudahkan melakukan tindakan
n. Luruskan tangan klien sejajar dengan jantung
Rasional: memudahkan melakukan tindakan
o. Palpasi arteri brachealis
Rasional: untuk menempatkan manset
p. Tutup kunci pompa manset
Rasional:agar udara yang diompa tida keluar
q. Palpasi arteri radialis, pompa manset sampai arteri radialis teraba, naikan 30
mmHg
Rasional:untuk menentukan hasil tekanandarah yang benar-benar akurat
r. Letekkan stetoskop pada arteri brakhialis
Rasional: menentukan sistole dan diastole
s. Buka pompa sampai diturunnkan 2-3 mmHg/detik
Rasional: mengerluarkan udara pada manset penahan secara perlahan
t. Auskultasi sistole dan diastol (krorkof 5)
Rasional:mengetahui sistole dan diastole
u. Lepaskan manset
Rasional: tindakan sudah dilakukan
v. Lakukan tindakan akhir

5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
a. Memasang manset terlalu kencang dan lama dapat menyebabkan pembuluh darah
pecah
Pencegahannya: jangan memasang manset terlalu kencang dan jangan erlalu lam pada
saat melakukan pemeriksaan Dapat menyebabkan penularan infeksi/ mikroorganisme
b. Pencegahannya: besihkan setelah melauan tindakan
6. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:\
Menentukan tanda-tanda vital klien (TTV) untuk kepentingan medis atau pemeriksaan

7. Hasil yang didapat


Hasil:
TD : 150/71 mmHg
S : 36,3°c
P : 24 x / i
N : 80 x/i

8. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
/ diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi):

1. Tirah baring/ bedrest dalam posisi supinasi/ semifowler


2. Observasi tanda-tanda vital
4. Kolaborasi pemberian obat sesuai antipiretik
9. Kepustakaan
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medika

Anda mungkin juga menyukai