a. Identitas Klien
Nama : Tn. H
Usia : 60 Tahun
b. Diagnosa Medis
Hil scrotakis
c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan : nyeri akut
d. Tindakan Keperawatan dan Rasional
Persiapan
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian obat
b. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
c. Alat dan bahan
1) Obat-obatan yang sesuai program pengobatan dokter
2) Daftar obat pasien
3) Spuit 1 cc atau 0,5 cc disposible.
4) Jarum sesuai kebutuhan, gergaji ampul bila perlu.
5) Perlak dan alas
6) Kapas alkohol atau kapas yang sudah dibasahi NaCl 0,9% dalam tempatnya
7) Handschoen
8) Nierbeken
Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Berdiri di sebelah kanan/kiri pasien sesuai kebutuhan.
c. Cek daftar obat pasien untuk memberikan obat
d. Membawa obat dan daftar obat ke hadapan pasien sambil mencocokkan nama pada
tempat tidur dengan nama pada daftar obat.
e. Meenginjeksi pasien sesuai dengan nama pada daftar obat
f. Jaga privasi pasien
g. Injeksi intrakutan dilakukan dengan cara spuit diisi oleh obat sesuai dosisnya.
h. Menentukan lokasi injeksi yaitu 1/3 atas lengan bawah bagian dalam.
i. Membersihkan lokasi tusukan dengan kapas normal saline atau kapas alcohol bila
diperlukan, kulit diregangkan tunggu sampai kering
j. Lubang jarum menghadap keatas dan membuat sudut antara 5-150 dari permukaan
kulit
k. Memasukan obat perlahan-lahan sampai berbentuk gelembung kecil, dosis yang
diberikan 0,1
l. cc atau sesuai jenis obat.
m. Setelah penyuntikan area penyuntikan tidak boleh didesinfeksi.
n. Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan penandaan pada area
penyutikan dengan melingkari area penyuntikan dengan diameter kira kira 1inchi
atau diameter 2,5 cm. Penilaian reaksi dilakukan 15 menit setelah penyuntikan. Nilai
positif jika terdapat tanda tanda rubor, dolor, kalor melebihi daerah yang sudah
ditandai, artinya pasien alergi dengan antibiotik tersebut.
o. Bila injeksi ditujukan untuk mantoux test tuberkulin test, dapat dinilai hasilnya
dalam 2 sampai 3 kali 24 jam, positif bila terdapat rubor dolor kalor melebihi
diameter 1 cm pada area penyuntikan.
p. Beri penjelasan pada pasien atau keluarga untuk tentang penilaian pada daerah
penyuntikan dan anjurkan untuk tidak menggaruk, memasage atau memberi apapun
pada daerah penyutikan. Menyimpan obat obat sisa dan daftar obat pasien
ketempatnya
q. Mengobservasi keadaan umum pasien
r. melepaskan handschoen, mencuci tangan.
s. Membuat pendokumentasian mencakup:
Tindakan dan respon pasien
Nama jelas perawat yang melakukan tindakan, waktu penyuntikan dan waktu
penilaian, dan lokasi penyuntikan.
e. Analisa tindakan keperawatan
Hasil yMemberikan obat melalui suntikan intracutan/ intradermal adalah suatu tindakan
membantu proses penyembuhan melalui suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra
dermis
Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat dibawah permukaan kulit
antebrachii bagian dalam
Digunakan untuk skin test atau tes tuberculin
Intradermal memiliki sirkulasi darah yang minimal dan obat obat akan diabsorbsi
secara perlahan (sangat lambat).
Bermanfaat untuk skin tes karena beberapa klien akan mengalami reaksi anafilaktik
jika obat
masuk kedalam tubuh secara cepat
Menggunakan jarum ukuran kecil (1/4-1/2 inci) atau jarum khusus tes tuberculin
Sudut penyuntikan 5-15o
Tempat penyuntikan: permukaan kulit yang terang, sedikit rambut, tidak ada lesi dan
oedem
Jumlah cairan yang disuntikkan 0,01-0,1 cc
Contoh: 1 gram ampicillin diencerkan 5 cc aquades. Ambil larutan tersebut 0,1 cc
kemudian diencerkan himgga 1 cc. Masukkan obat secara intradermal/intracutan 0,01-
0,1 cc
f. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas
1. Tirah baring/ bedrest dalam posisi supinasi/ semifowler
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Kolaborasi pemberian terapi oksigen
4. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
g. Evaluasi Diri
Dalam tindakan analisa sintesa sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan SOP.
Akan tetapi untuk interpretasi/membaca hasil EKG masih perlu banyak belajar lagi.
h. Kepustakaan
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medika
LAPORAN ANALISA SINTESA
1. Identitas Klien
Nama : Tn. R
Usia ; 46 Tahun
2. Diagnosa Medis
Trauma Capitis
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut
4. Tindakan Keperawatan dan Rasional
5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
a. Memasang manset terlalu kencang dan lama dapat menyebabkan pembuluh darah
pecah
Pencegahannya: jangan memasang manset terlalu kencang dan jangan erlalu lam pada
saat melakukan pemeriksaan Dapat menyebabkan penularan infeksi/ mikroorganisme
b. Pencegahannya: besihkan setelah melauan tindakan
6. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:\
Menentukan tanda-tanda vital klien (TTV) untuk kepentingan medis atau pemeriksaan
8. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
/ diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi):