Anda di halaman 1dari 8

1.

Kasus (Masalah Utama)


Perilaku kekerasan
2. Proses terjadinya Penyakit (Patofisiologi)
a. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan
kesal atau marah yang tidak konstruktif (Stuart dan Sundeen, 2015).
Sementara, menurut (Towsend, 2018) perilaku kekerasan adalah suatu
keadaan dimana seseorang individu mengalamai perilaku yang dapat melukai
secara fisik baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Suatu keadaan di
mana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri,
lingkungan termasuk orang lain dan barang – barang.
Perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan scara
verbal dan fisik (Keltner et al, 2015).
b. Analisis Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan
Stress, cemas, dan marah merupakan penyebab perilaku kekerasan. Stress
dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan
dan terancam. Kecemasan kemudian menyebabkan kemarahan. Kemarahan dapat
diungkapkansecara verbal menekan dan menantang, yang didalamnya dapat
terjadi perilaku kekerasan.
c. Tanda dan Gejala
1) Fisik : Muka merah, Pandangan tajam/mata melotot, tangan mengepal,
otot tegang, rahang mengatup, serta postur tubuh kaku.
2) Verbal : Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara
dengan nada keras, kasar dan ketus.
3) Perilaku : Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak
lingkungan, amuk/agresif
4) Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu,
dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, ngamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan dan menuntut.
5) Intelektual : Mendominasi, cerewet, cenderung suka meremehkan, berdebat,
kasar, dan tidak jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme
6) Spiritual : Merasa diri kuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tak bermoral,
kreativitas terhambat
7) Sosial : Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,
sindiran, memperlihatkan permusuhan, mendekati orang lain dengan
ancaman, memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai,
menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan, mempunyai rencana
untuk melukai
d. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan


Keterangan :
1) Asertif : Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang
lain dan memberikan ketenangan
2) Frustasi : Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak
dapat menemukan alternative
3) Pasif : Individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya
4) Agresif : Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk
menuntut tetapi masih terkontrol
5) Kekerasan : Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta
hilangnya control
e. Perbandingan antara perilaku Asertif, Pasif dan Agresif/Kekerasan
Pasif Asertif Agresif
Isi Negatif dan Positif dan Menyombongkan diri.
Pembicaraan merendahkan diri, menawarkan diri, Merendahkan orang lain,
contohnya contohnya contohnya perkataan :
perkataan : perkataan : “Kamu selalu…”
“Dapatkah saya?” “Saya dapat…” “Kamu tidak pernah…”
“Dapatkah kamu?” “Saya akan….”
Tekanan Cepat lambat, Sedang Keras dan ngotot
suara mengeluh
Posisi badan Menundukan kepala Tegap dan santai Kaku, condong kedepan
Jarak Menjaga jarak Mempertahankan Siap dengan jarak akan
dengan sikap acuh/ jarak yang menyerang orang lain
mengabaikan nyaman
Penampilan Loyo, tidak dapat Sikap tenang Mengancam, posisi
tenang menyerang
Kontak mata Sedikit/sama sekali Mempertahankan Mata melotot dan
tidak kontak mata dipertahankan
sesuai dengan
hubungan
Sumber : Keliat (2015)
f. Faktor Predisposisi
Menurut Townsend (2016) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan tentang factor predisposisi perilaku kekerasan diantaranya adalah
sebagai berikut :
1) Teori Biologik
Berdasarkan teori biologic, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut :
a) Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen system neurologis
mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat impuls
agresif. Sistem limbic sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya
perilaku bermusuhan dan respons agresif
b) Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (1996)
menyatakan bahwa berbagai neurotransmitter (epinefrin, norepinefrin,
dopamine, asetil kolin dan serotinin) sangat berperan dalam memfasilitasi
dan menghambat impuls agresif. Peningkatan hormone androgen dan
norepinefrin serta penurunan serotonin dan GABA (6 dan 7) pada cairan
serebrospinal merupakan factor predisposisi penting yang menyebabkan
timbulnya perilaku agresif pada seseorang.
c) Pengaruh genetic, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat
kaitannya dengan genetic termasuk genetic tipe kariotipe XYY, yang
umumnya dimiliki oleh penghuni penjara pelaku tindak criminal
(narapidana)
d) Gangguan otak, sindrom otak organic berhubungan dengan berbagai
gangguan serebral, tumor otak (khususnya pada limbic dan lobus
temporal), trauma otak, penyakit ensefalitis, epilepsi (epilepsi lobus
temporal) terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak
kekerasan.
2) Teori Psikologik
a) Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan
dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat
konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat memberikankekuatan
dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri serta memberikan arti dalam
kehidupannya. Teori lainnya berasumsi bahwa perilaku agresif dan tindak
kekerasan merupakan pengungkapan secra terbuka terhadap rasa
ketidakberdayaan dan rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan.
b) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang dipelajari,
individu yang memiliki pengaruh biologic terhadap perilaku kekerasan lebih
cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran eksternal dibandingkan anak-
anak tanpa factor predisposisi biologic.
3) Teori Sosiokultural
Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku
kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat ,erupakan
factor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan
4) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat dibedakan menjadi factor internal dan eksternal :
a) Internal adalah semua factor yang dapat menimbulkan kelemahan,
menurunya percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol dan lain-lain.
b) Eksternal adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis
dan lain-lain.
Menurut Shives (1998) hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku
kekerasan atau penganiayaan antara lain sebagai berikut :
a) kesulitan kondisi social ekonomi
b) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu
c) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuannya dalam menempatkan diri sebagai orang yang dewasa
d) Pelaku mungkin mempuanyai riwayat anti sosial seperti penyalahgunaan
obat dan alkohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat
menghadapi rasa frustasi
e) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan
keluarga.
3. Masalah Keperawatan
a. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Gangguan Konsep diri : HDR


b. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
1) Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2) Riwayat perilaku kekerasan atau amuk
3) Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
4. Diagnosa keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan Harga Diri Rendah (HDR)
5. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan
SP1 : Bina hubungan saling percaya
 Beri salam dan panggil nama klien
 Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan
 Jelaskan maksud hubungan interaksi
 Jelaskan kontrak yang akan dibuat
 Beri rasa aman dan tunjukkan sikap empati
 Lakukan kontak singkat tetapi sering
SP2 : Diskusian bersama pasien penyebab perilaku kekerasaan saat ini dan masa
lalu.
 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaanya
 Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan marah, jengkel/ kesal
SP3 : Diskusikan perasaan klien jika tterjadi penyebab perilaku kekerasan.
 Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami soal marah, jengkel/ kesal.
 Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien
 Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel/ kesal yang dialami klien.
SP4 : Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada
saat maraah.
 Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan klien
 Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
 Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya
selesai
SP5 : Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan
 Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien.
 Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih
 Bantu klien menstimulasi cara tersebut (role play).
 Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut.
 Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat marah.
SP6 : Latih pasien dalam terapi aktifitas
SP7 : Ikut sertakan pasien dalam terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi
mengontrol perilaku kekerasan.
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan Harga Diri Rendah (HDR)
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan :
 Bina hubungan saling percaya, salam terapeutik, empati, sebut nama
perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
 Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
 Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuandan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan :
 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Hindari penilaian negatif disetiap pertemuan klien
 Utamakan pemberian pujian yang realita
3) Klien mampu menilai kemampuan yangdapat digunakan untuk diri sendiri dan
keluarga
Tindakan :
 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah.
4) Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang
dimiliki
Tindakan :
 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan.
 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tinadakan :
 Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
 Beri pujian atas keberhasilan klien
 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah;
 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, 2016 ,Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo,

Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor

Keliat Budi Ana. 2015. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,

Stuart GW, Sundeen, 2016, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St.Louis
Mosby Year Book,

Townsend C. Mary , 2015, Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Edisi 3, Penerbit Buku


Kedokteran,EGC;Jakarta.

NANDA International. 2017. Nursing Diagnoses: Definitions and Classifications. Editor : T.


Healther Herdman.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sap Cuci Tangan
    Sap Cuci Tangan
    Dokumen7 halaman
    Sap Cuci Tangan
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan 5
    Kegiatan 5
    Dokumen5 halaman
    Kegiatan 5
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen7 halaman
    Laporan
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • LP HDR
    LP HDR
    Dokumen7 halaman
    LP HDR
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Tugas Tondrawali
    Tugas Tondrawali
    Dokumen31 halaman
    Tugas Tondrawali
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen9 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • LP Defisit Perawatan Diri
    LP Defisit Perawatan Diri
    Dokumen5 halaman
    LP Defisit Perawatan Diri
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Laporan Inkaa
    Laporan Inkaa
    Dokumen31 halaman
    Laporan Inkaa
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Nhs
    Nhs
    Dokumen15 halaman
    Nhs
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • LP TCR
    LP TCR
    Dokumen7 halaman
    LP TCR
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Laporan Analisa Sintesa
    Laporan Analisa Sintesa
    Dokumen6 halaman
    Laporan Analisa Sintesa
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Artikelbahasa Indonesia
    Artikelbahasa Indonesia
    Dokumen10 halaman
    Artikelbahasa Indonesia
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Proposal Bermain
    Proposal Bermain
    Dokumen22 halaman
    Proposal Bermain
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Askep SLB Tondra
    Askep SLB Tondra
    Dokumen13 halaman
    Askep SLB Tondra
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Observasi
    Observasi
    Dokumen11 halaman
    Observasi
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • PELATIHAN
    PELATIHAN
    Dokumen1 halaman
    PELATIHAN
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Inka Melinda
    Inka Melinda
    Dokumen17 halaman
    Inka Melinda
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Analisa Evaluasi
    Analisa Evaluasi
    Dokumen12 halaman
    Analisa Evaluasi
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • LP Lanjutan Tondra
    LP Lanjutan Tondra
    Dokumen5 halaman
    LP Lanjutan Tondra
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • LP Tunadaksa
    LP Tunadaksa
    Dokumen18 halaman
    LP Tunadaksa
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • LP Demam Typoid
    LP Demam Typoid
    Dokumen18 halaman
    LP Demam Typoid
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Format Pendelegasian Dan Supervisi Kep
    Format Pendelegasian Dan Supervisi Kep
    Dokumen7 halaman
    Format Pendelegasian Dan Supervisi Kep
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat
  • Proposal Role Play
    Proposal Role Play
    Dokumen23 halaman
    Proposal Role Play
    Lisda Amalia P. 17.010
    Belum ada peringkat