Anda di halaman 1dari 14

ANALISA SINTESA

KEPERAWATAN DASAR PROFESI


DI RUANG IGD

DI SUSUN OLEH :

FAJERIA FITRI S,Kep

032022058

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS


KURNIA JAYA PERSADA
TAHUN 2021/2022
Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama klien :

Diagnosa medis :

Umur :

Ruang :

A. Tindakan keperawatan dan rasional

PemberianOksigenasimelalui nasal kanul 1Lpm

B. DiagnosaKeperawatan

C. Prinsip-prinsip Tindakan Keperawatan

1. Bersih.

2. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.

3. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter.

4. prosedur pemberian O2 melalui kanul nasal 1-6 Lpm.

Cara Pemasangan:

-Terangkan prosedur pada klien

-Atur posisi klien yang nyaman (semi fowler)

-Atur peralatan oksigen dan humidiflier

-Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidiflier dengan aliran

oksigen yang rendah,beri pelicin (jelly) pada kedua ujung kanula.

-Masukan ujung kanula ke lubang hidung

-Fiksasi selang oksigen


-Alirkan oksigen sesuai program

-Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran pernapasan klien.

D. Tujuan Tindakan

Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensuport transport oksigen yang

adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2. Dengan

mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat diharapkan masalah gangguan

pemenuhan oksigen di miokard dapat teratasi. Faktor yang menentukan oksigenasi

jaringan termasuk konsentrasi oksigen alveolar, difusi gas (oksigen) pada membran

alveokapilar, jumlah dan kapasitas yang dibawa oleh hemoglobin, dan curah jantung

E. Bahaya yang dapat terjadi dan pencegahan

Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah

timbulnya kondisi Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang terlalu tinggi.

Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori diantaranya adalah untuk

tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar penularan penyakit, penggunaan

nasal kanul yang tidak steril juga memperbesar penularan penyakit melalui secret dari satu

pasien ke pasien lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril

meningkatkan kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup

oleh klien.Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul.

Perhatikan jumlah air steril dalam humidifier, jangan berlebih atau kurang dari batas. Hal

ini penting untuk mencegah kekeringan membran mukosa dan membantu untuk

mengencerkan sekret di saluran pernafasan klien.


Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama klien :

Diagnosa medis :

Umur :

Ruang :

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Pengukuran tekanan darah

2. Diagnosa keperawatan

a.

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :

a. Cuci tangan 

b. Persiapan alat.

c. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

d. Atur posisi pasien senyaman mungkin.

e. Gulung lengan baju pasien.

f. Posisikan tangan harus lurus, sejajar jantung dan telapak tangan harus keatas.

g. Palpasi nadi brachialis dan letakkan stetoskop.

h. Posisikan manometer pada tempat yang mudah terbaca (sejajar mata).

i. Tutup panel udara manset dan mulai memompa sampai pulsasi brachialis terdengar

danmenghilang (menunjukkan tekanan darah sistol terbaca).

j. Buka panel udara manset dan turukan perlahan.

k. Sambil melihat manometer dengarkan suara denyut nadi distetoskop.

l. Bunyi “dug” yang pertama menunjukkan tekanan sistolik 

m. Bunyi “dug” yang terakhir menunjukkan tekanan diastolik 


n. Lepaskan manset dari lengan pasien.

o. Rapikan pasien.

p. Bereskan alat.

q. Cuci tangan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegaannya

a. Bahaya : jika tidak terpantau bisa saja terjadi hipertermi dan hipotermi

b. Pencehagannnya : perhatihan alat sebelum digunakan

5. Tujuan tindakan tersebut

a. Untuk mengukur tekanan darah pasien

6. Hasil yang didapat dan maknanya

a. Dapat mengetahui suhu tubuh normal


Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama klien :

Diagnosa medis :

Umur :

Ruang :

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Pemeriksaan tanda-tanda vital

2. Diagnosa keperawatan

a.

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :

a. Akurat dan sistematis

b. Rasional : agar tidak terjadi kesalaan dalam intrepetasi hasil

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya

a. Bahaya : memasang manset terlalu kencang dapat menyebabkan klien tidak nyaman

dan lengan menjadi keram

b. Pencegahan : jangan memasang manset terlalu kencang karena dapat menyebabkan

klien tidak nyaman dan keram pada tangan, bersihkan alat sebelum melakukan TTV.

5. Tujuan tindakan dilakukan

a. Mengukur suhu tubuh

b. Mngetahui tekanan darah


c. Mengetahui dengan nadi

d. Mengetahui pernapasan

6. Hasil yang didapat dan maknanya

Mengetahui pengobatan dan penyembuhan pasien


Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama klien :

Diagnosa medis :

Umur :

Ruang :

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Mencuci tangan

2. Diagnosa keperawatan

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :

a. Bersih : agar tidak terjadi kontaminasi mikroorganisme dan infeksi nasokomial

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya

Tidak ada

5. Tujuan tindakan dilakukan

Meminimalkan transmisi mikroorganisme dari tangan

6. Hasil yang didapat dan maknanya

Mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar


Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama klien :

Diagnosa medis :
Umur :
Ruang :

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Pemasangan cairan infus

2. Diagnosa keperawatan

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :

a. Steril dan Bersih

b. Persiapan alat dan persiapan pasien

Persiapan Alat

1) Standar infus

2) Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhanJarum

3) wings needle

4) abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.

5) Bidai / alas infus

6) Perlak dan tourniquet

7) Plester dan gunting

8) Bengkok

9) Sarung tangan bersih

10) Kassa seteril


11) Kapas alkohol dalam tempatnya

12) Bethadine dalam tempatnyaPersiapan pasienpemberian posisi semi fowler kepada

klien

Tindakan sesuai prosedur atau SOP

1) cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).

2) Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien).

3) Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.

4) Bawa peralatan kepasien.

5) atur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang).

6) Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan -Lepaskan penutup

botol cairan lalu didesinfeksi dengan alkohol swab dan tusukkan pipa saluran

udara dan saluran infus.

7) Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½

penuh.

8) Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada

pada selang infus, lalu klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan

gelembung udara, ujung slang ditutup kembali.

9) Pakai sarung tangan .

10) Periksa ulang cairan yang akan diberikan.

11) Siapkan area yang akan dipasang infus.

12) Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang akan dipasang infus.

13) Lakukan fixasi

14) Tentukan vena yang akan ditusuk.

15) Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 19 cm melingkar dari

arah dalam keluar.


16) Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah ditentukan

17) Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm

18) Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester bagian luar.

19) Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.

20) Perhatikan reaksi pasien.

21) Rapikan pasien

22) Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.

23) Cuci tangan

24) Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan serta peralatan habis

pakai pada status pasien.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya

Bahaya : Bila dalam pemasangan IV cateter salah bisa melukai pasien, vena menjadi pecah

atau membiru, cairan tidak bisa masuk melalui vena, bisa terjadi infeksi jika IV cateter

tidak steril. Akan terjadi flebitis/pembengkakan jika terlalulama tancapkan.

Pencegahan : berhati-hati dan cermat saat memasang IV cateter sesuai dengan prosedur.

5. Tujuan tindakan dilakukan

a. Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan

pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena.

b. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui intra

vena

c. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.

d. Pasien yang mendapatkan tranfusi darah

e. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar

dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untukpersiapan jika terjadi

syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)


f. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko

dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum

pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.

6. Hasil yang didapat dan maknanya

Mengetahui cara pemasangan infus yang baik dan benar.


Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama klien :

Diagnosa medis :

Umur :

Ruang :

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Pemberian obat melalui IV

2. Diagnosa keperawatan

a.

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :

a. Kaji TTV

Rasional : untuk mngetahui keadaan umum.

b. Persiapan alat: Handscoon/ sarung tangan, Spuit 5cc, needle wings, alkohol

swipe, plester, aquabidest, analgetik (Ketorolac iv 30mg), anti emetik (ranitidiniv

50mg).

Rasional : dilakukan pemberian obat melalui intravena untukmempercepat reaksi obat

sehingga obat langsung masuk kesistemsirkulasi darah.

4. Tujuan tindakan

Mengurangi rasa nyeri di ulu hati dan mengurangi mual muntah pada pasien.

5. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya

Bahaya : Rasa nyeri pada daerah penusukan, resiko infeksi jika tindakan

tidak bersih dan tidak steril , plebitis apabila masuknya udara kedalam

pembuluh darah.

Pencegahannya : berhati-hati serta cermat dalam melakukan tindakan sesuai SOP

Anda mungkin juga menyukai