Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH PADA NY “J” DENGAN DIAGNOSA MEDIS OTITIS MEDIA


DI RUANG TERATAI RSUD BATARA GURU
TAHUN 2022

OLEH:

FAJERIA FITRI, S.Kep


NIM: 032022053

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
2022
BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi
Otitis media adalah inflamasi sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel – sel mastoid..
Otitis media kronik sendiri adalah kondisi yang berhubungan dengan
patologi jaringan irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode
berulang otitis media akut yang tak tertangani. Sering berhubungan
dengan perforasi menetap membrane timpani. Infeksi kronik telinga
tengah tak hanya mengakibatkan kerusakan membrane timpani tetapi
juga dapat menghancurkan osikulus dan hampir selalu
melibatkanmastoid.
B. Etiologi
1. Lingkungan
Hubungan penderita OMK dan faktor sosioekonomi belum jelas, tetapi
kelompok sosioekonomi rendah memiliki insiden OMK yang lebih tinggi.
Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan
secaraumum, diet, dan tempat tinggal yang padat.
2. Genetik
Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah
insiden OMK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan
sebagai faktor genetik. Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada
penderita otitis media, tapi belum diketahui apakah hal ini primer atau
sekunder.
3. Riwayat otitis media sebelumnya
Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari
otitis media akut dan/ atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui
faktor apa yang menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya
berkembang menjadi keadaan kronis
4. Infeks
Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir
tidak bervariasi pada otitis media kronik yang aktif. Keadaan ini menunjukkan
bahwa metode kultur yang digunakan adalah tepat. Bakteri-bakteri yangdapat
menginfeksi antara lain:
a. Streptococcus.
b. Stapilococcus.
c. Diplococcuspneumonie.
d. Hemopilusinfluens.
e. Gram Positif : S. Pyogenes, S.Albus.
f. Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E.Coli.
g. Kuman anaerob : TBCparu.
C. Manifestasi Klinis
Otitis media akut merupakan inflamasi telingah tengah dengan
onset gejalah dan tanda klinis yang cepat, seperti nyeri,
demam,anoreksia,iritabel, atau juga muntah.otitis media yang di sertai
efusi ditandai dengan di temukannya efusi telinga tengah yang
asimtomatik. Dari pemeriksaan otoskopi didapatkan gerakan membran
timpani yang menurun, dengan bentuk menjadi cembung, kemerahan dan
keruh.
D. Patofisiologi
Patofisiologi OMK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam
hal ini merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan
perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus
menerus. Terjadinya OMK hampir selalu dimulai dengan otitis media
berulang. OMK disebabkan oleh multifaktor antara lain infeksi virus atau
bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh, lingkungan, dan
social ekonomi.
Fokus infeksi biasanya terjadi pada nasofaring (adenoiditis,
tonsillitis, rhinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba
Eustachius. Kadang-kadang infeksi berasal dari telinga luar masuk ke
telinga tengah melalui perforasi membran timpani, maka terjadi
inflamasi. Bila terbentuk pus akan terperangkap di dalam kantung
mukosa di telinga tengah. Dengan pengobatan yang cepat dan adekuat
serta perbaikan fungsi telinga tengah, biasanya proses patologis akan
berhenti dan kelainan mukosa akan kembali normal. Walaupunkadang-
kadang terbentuk jaringan granulasi atau polip ataupun terbentuk
kantong abses di dalam lipatan mukosa yang masing-masing harus
dibuang, tetapi dengan penatalaksanaan yang baik perubahan menetap
pada mukosa telinga tengah jarang terjadi.
Mukosa telinga tengah mempunyai kemampuan besar untuk
kembali normal. Bila terjadi perforasi membrane timpani yang
permanen, mukosa telinga tengah akan terpapar ke telinga luar sehingga
memungkinkan terjadinya infeksi berulang. Hanya pada beberapa kasus
keadaan telinga tengah tetap kering dan pasien tidak sadar akan
penyakitnya. Berenang, kemasukan benda yang tidak steril ke dalam
liang telinga atau karena adanya focus infeksi pada saluran napas bagian
atas akan menyebabkan infeksi eksaserbasi akut yang ditandai dengan
secret yang mukoid ataumukopurulen.
E. Patway
Perubahan tekanan udara
Tiba tiba (alergi, infeksi, sumbatan
Yang berupa sekret,tampon atau tumor)

Gangguan tube eustachius

Pencegahan invasi kuman

Peradangan RESIKO IINFEKSI

Tindakan Mastoidektomi

NYERI ANSIETAS
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan diagnostik dapat di temukan adanya cairan yang
keluar dari telinga, penurunan pendengaran,ruptur gendang telinga, atau
gendang telinga yang menyembul keluar.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Timpanometri, guna mengukur gerakan gendang telinga terhadap
perubahan tekanan udara.
2. Reflektometri akustik, untuk mengukur seberapa banyak suara yang
dipantulkan kembali oleh gendang telinga.
3. Timpanosentesis, yaitu pengambilan sampel cairan dari telinga untuk
diperiksa apakah mengandung kuman
H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan otitis media disesuaikan dengan diagnosis otitis
media yang ditegakkan. Modalitas terapi terdiri dari terapi medikamentosa
dan tindakan tindakan operatif. Tidak semua otitis Media harus terapi
dengan antibiotik, serta tidak semua otitis media harus langsung segera
diberikan antibiotik. Pertimbangan untuk melakukan watchful waitingjika
gejalah otitis media memenuhi kriteria hasil.
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari prosos keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien
agar dapar mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan
kesehatan, dan keperawatan pasien baik mental, sosial dan lingkungan.
1. Identitas diri klien
a. Pasien (diisi lengkap): Nama, Umur, Jenis Kelamin, Status
Perkawinan, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Tgl
Masuk RS, No. CM, Alamat.
b. Penanggung Jawab (diisi lengkap): Nama, Umur, Jenis Kelamin,
Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)
b. Riwayat kesehatan sekarang
(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit)
c. Riwayat kesehatan yang lalu
(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita
oleh pasien)
d. riwayat kesehatan keluarga
(adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga
yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun
tidak)
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. pemeriksaan persistem
1) sistem persepsi & sensori (pemeriksaan 5 indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecap, perasa)
2) Sistem persarafan (bagaimana tingkat kesadaran, GCS, reflek
bicara, pupil, orientasi waktu & tempat)
3) Sistem pernafasan (Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan
jalan nafas)
4) Sistem kardiovaskuler (nilai TD, nadi dari irama, kualitas dan
frekuensi)
5) Sistem gastrointestinal (nilai kemampuan menelan, nafsu
makan/minum, peritaltik, eliminasi)
6) Sistem integumen (nilai warna, turgor, tekstur dari kulit
pasien)
7) Sistem reproduksi
8) Sistem perkemihan (nilai frekunsi BAK, volume BAK)
4. Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : pada klien hipertensi
terdapat juga kebiasaan untuk merokok, minum alcohol dan
penggunaan obat-obatan.
b. Pola aktifitas dan latihan : pada klien hipertensi terkadang
mengalami/merasa lemas, pusing, kelelahan, kelemahan otot dan
kesadaran menurun.
c. Pola nutrisi dan metabolisme : pada pasien hipertensi terkadang
mengalami mual dan muntah.
d. Pola eliminasi : pada pasien hipertensi terkadang mengalami
oliguri.
e. Pola tidur dan istirahat.
f. Pola kognitif dan perceptual
g. Persepsi diri/konsep diri
h. Pola toleransi dan koping stress : pada pasien hipertensi
biasanya mengalami stress psikologi.
i. Pola seksual reproduktif
j. Pola hubungan dan peran
k. Pola nilai dan keyakinan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b.d tindakan operasi
2. Nyeri b.d post op
3. Resiko infeksi
C. Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Ansietas b.d  Klien mampu  Monitor tanda
tindakan operasi mengeditifikasi dan tanda ansietas
mengungkapkan  Gunakan
gejala cemas pendekatan
 Klien mampu yang tenang
mengeditifikasi dan dan
mengungkapkan meyakinkan
gejala dan  anjurkan
menunjukkan teknik keluarga untuk
mengontrol cemas tetap bersama
 Vital sign dalam pasien
batas normal  Latih teknik
 Postur tubuh ekspresi relaksasi
wajah bahasa tubuh  Kolaborasi
dan tingkat aktifitas pemberian obat
menunjukan ansietas jika
kurangnya perlu
kecemasan
2. Nyeri b.d post op  Mampu mengontrol  Identifikasi
nyeri, mampu skala nyeri
menggunakan teknik  Berikan teknik
ninfarmakologi non
 Melaporkan bahwa farmakolohgi
nyeri berkurang untuk
 Menyatakan rasa mengurangi
nyaman setelah nyeri rasa nyeri
berkurang  Control
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri
 Ajarkan teknik
non
farmakologi
utuk
mengurangi
nyeri
 Kolaborasi
pemberian
analgetik
3. Resiko Infeksi  Klien bebas dari  Monitor tanda
tanda dan gejala dan gejala
infeksi infeksi sistemik
 Mendeskripsikan dan lokal
proses penularan  Instruksikan
penyakit, factor yang pasien untuk
mempengaruhi minum
penularan serta antibiotik
penatalaksanaanya sesuai resep
 Menunjukkan  Ajarkan pasien
kemampuan untuk dan keluarga
mencegah timbulnya tanda dan
infeksi gejala infeksi
 Jumlah leukosit  Ajarkan cara
dalam batas menghindari
normalMenunjukkan infeksi
perilaku hidup sehat
DAFTAR PUSTAKA

Jingga, Y. L. (2014). In http://www.slideshare.net/yabniellitjingga/lp-askep-otitis-


media-kronik

Medicastore.In http://medicastore.com/penyakit/53/Otitis_Media_Kronis.html.

Novandra, R. In https://www.academia.edu/6738203/13607134-Otitis-Media-
Kronik.

Nurarif, A. N; Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Rothrock, C. J. (2000). Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC :
Jakarta.
Toba, U. In https://id.scribd.com/doc/132375133/LP-Askep-Otitis-Media-Kronik.
USU. In http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21423/4/Chapter
%20II.pdf.

Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and


Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley Blackwell
Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. &
Swanson, S. (2012) NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical
Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd
edition.Mosby:Elsevier Inc
Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C.
(2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: Elsevier Inc.
MASALAH KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TANGGAL DI TANGGAL


TEMUKAN TERATASI
1 Ansietas b.d tindakan operasib 25/11/2022 26/11/2022

2 Nyeri b.d post op 25/11/2022 27/11/2022

3 Resiko infeksi b.d tidak adekuat 25/11/2022 26/11/2022


pertahanan sekunder

DATA FOKUS

Nama klien : NY’J Umur : 45 tahun


Ruang : TERATAI

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- Klien mengatakan cemas - Ku lemah
dan takut akan tindakan - Klien nampak gelisah
operasinya - Klien nampak takut
- P: klien mengatakan - Klien nampak menjaga area yang sakit
nyeri apabila di tekan - Klien nampak cemas
Q: klien mengatakan TTV: TD : 120/80 mmhg
nyeri seperti di tusuk – S : 36,0 C
tusuk N : 84 x/ mnt
R: klien mengatakan P : 20 x/mnt
nyeri telinga seblah SPO2 : 98%
kanan - Klien nampak meringis kesakitan
S: skala nyeri 5
- Luka klien nampak berair
T: nyeri hilang timbul +_
- Telinga seblah kanan klie tertutup
5 menit
- Nampak terpasang infus futrolit 28 tpm
- Klien mengatakan nyeri
post op terpasang di tangan seblah kanan
- Klien mengatakan nyeri
bagian post op

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWAT
AN
1. DS: perubahan tekanan udara Ansietas
- Klien mengatakan cemas tiba tiba (alergi, infeksi,
dan takut akan tindakan sumbatan yang berupa
operasinya sekret, tampon atau
DO: tumor)
- Klien nampak gelisah
- Klien nampak takut
gangguan tube eustachius
- Klien nampak cemas
- TTV:
TD : 120/80 mmhg pencegahan invasi kuman
S : 36,0 C
N : 84 x/ mnt
P : 20 x/mnt kuman masuk telinga
SPO2 : 98%

peradangan

tindakan mastoidektomi

Ansietas
2. DS: perubahan tekanan udara Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri tiba tiba (alergi, infeksi,
post op sumbatan yang berupa
- Pengkajian nyeri: sekret, tampon atau
P: klien mengatakan nyeri tumor)
apabila di tekan
Q: klien mengatakan nyeri
gangguan tube eustachius
seperti di tusuk-tusuk
R: nyeri telinga sebelah
pencegahan invasi kuman
kanan
S: skala nyeri 5
T: 5 menit, hilang timbul kuman masuk telinga

DO: peradangan
- ku lemah
- TTV :
tindakan mastoidektomi
TD : 120/80 mmhg
S : 36,0 C
N : 84 x/ mnt Nyeri akut
P : 20 x/mnt
SPO2 : 98%

- Klien nampak meringis


kesakitan
- Klien nampak menjaga area
yang sakit
3. DS : perubahan tekanan udara Resiko infeksi
- Klien mengatakan Nyeri tiba tiba (alergi, infeksi,
bagian post op sumbatan yang berupa
DO : sekret, tampon atau
- Luka Klien Nampak berair tumor)
- Telinga sebelah kanan klien
tertutup gangguan tube eustachius
- TTV :
TD : 120/80 mmhg pencegahan invasi kuman
S : 36,0 C
N : 84 x/ mnt
P : 20 x/mnt kuman masuk telinga
SPO2 : 98%

Resiko Infeksi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny’J’ NRM : 17 41 95


Umur : 45 Tahun Ruangan : Teratai 1
NDX : Otitis Media

HARI/ ND TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


TGL X
Jumat 1.  Klien mampu 1. Monitor tanda 1. Klien terlihat
25/12/2022 mengeditifikasi dan tanda ansietas cemas ,
mengungkapkan gelisah,takut
gejala cemas 2. Gunakan 2. Memberikan
 Klien mampu pendekatan yang motivasi dan
mengeditifikasi dan tenang dan keyakinan
mengungkapkan meyakinkan tentang
gejala dan kelancaran
menunjukkan teknik tindakan
mengontrol cemas operasi
3. anjurkan keluarga
 Vital sign dalam 3. keluarga selalu
untuk tetap
batas normal di samping
bersama pasien
Postur tubuh pasien
4. Latih teknik
ekspresi wajah 4. pasien sudah
relaksasi
bahasa tubuh dan tahu teknik
tingkat aktifitas relaksasi
5. Kolaborasi
menunjukan 5. mempercepat
pemberian obat
kurangnya pemulihan
ansietas jika perlu
kecemasan

Jumat 2.  Mampu mengontrol 1. Identifikasi skala 1. Skala nyeri 5


25/12/2022 nyeri, mampu nyeri Sedang
menggunakan teknik 2. Control lingkungan 2. mengontrol
nonfarmakologi yang memper berat kebisingan
 Melaporkan bahwa rasa nyeri pengunjung,
nyeri berkurang agar tidak
 Menyatakan rasa terlalu bising
nyaman setelah nyeri dalam ruangan
berkurang 3. Ajarkan teknik non 3. klien mampu
farmakologi utuk melakukan
mengurangi nyeri teknik napas
dalam untuk
mengontrol
nyeri
4. Kolaborasi
4. di berikan
pemberian
analgetik
Jumat 3.  Klien bebas dari 1. Monitor tanda dan 1. kulit terlihat
25/12/2022 tanda dan gejala gejala infeksi kemerahan
infeksi sistemik dan lokal
 Mendeskripsikan 2. Instruksikan pasien 2. pasien selalu
proses penularan untuk minum meminum
penyakit, factor antibiotik sesuai antibiotic sesuai
yang mempengaruhi resep resep dokter
penularan serta 3. Ajarkan pasien dan 3. keluarga klien
penatalaksanaanya keluarga tanda dan mampu
 Menunjukkan gejala infeksi mengetahui
kemampuan untuk tanda infeksi
mencegah timbulnya sesuai yang di
infeksi 4. Ajarkan cara ajarkan
 Jumlah leukosit menghindari infeksi 4. menutup luka
dalam batas normal dan selalu
 Menunjukkan merawat luka
perilaku hidup sehat insisi bedah

IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny’’j’ NRM : 17 41 59


Umur : 45 Tahun Ruangan : Teratai 1
NDX : Otitis Media

ND HARI/ IMPLEMENTASI EVALUASI


X TGL
1. Jumat 1. Memonitor tanda S: Klien mengatakan
25/12/2022 tanda ansietas cemas dan takut akan
Hasil: tindakan operasinya
Klien terlihat cemas O: - Klien nampak
dan gelisah gelisah
2. Menggunakan - Klien nampak takut
pendekatan yang - Klien nampak cemas
tenang dan - TTV :
meyakinkan TD : 120/80 mmhg
Hasil: S : 36,0 C
N : 84 x/ mnt
Memberikan motivasi
P : 20 x/mnt
dan keyakinan SPO2 : 98%
tentang kelancaran
tindakan operasi A: Masalah ansietas belum

3. Menganjurkan teratasi

keluarga untuk tetap P: Lanjutkan Intervensi

bersama pasien - Fartison 1amp/iv/12

Hasil: jam

Keluarga selalu di
samping pasien
4. Melatih teknik
relaksasi
Hasil:
Pasien paham teknik
relaksasi
5. Mengkolaborasi
pemberian obat
ansietas jika perlu
Hasil:
Mempercepat
pemulihan
- Fartison
1amp/iv/12 jam
2. Jumat 1. Mengidentifikasi S: Klien mengatakan nyeri
25/12/2022 skala nyeri post op
Hasil: - Pengkajian nyeri:
Skala nyeri 5 P: klien mengatakan
2. Mengontrol nyeri apabila di
lingkungan yang tekan
memperberat rasa Q: klien mengatakan
nyeri nyeri seperti di
Hasil: tusuk-tusuk
Mengontrol R: nyeri telinga
kebisingan sebelah kanan
pengunjung agar S: skala nyeri 5
tidak terlalu bising T: 5 menit, hilang
dalam ruangan timbul
3. Mengajarkan teknik O : KU lemah
non farmakologi utuk - TTV:
mengurangi nyeri TD: 120/90 mmHg
Hasil: S: 37,7 C
Klien mampu N: 80x/m
melakukan teknik P: 20x/m
relaksasi nafas dalam - Klien nampak
4. Mengkolaborasi meringis kesakitan
pemberian analgetik A: Masalah nyeri belum
Hasil: teratasi
- Ambacin 1gr /iv/8 P: Lanjutkan Intervensi
jam - Ambacin 1gr /iv/8
- Amblodipin 1 tab/ jam
oral/8 jam - Amblodipin 1 tab/
- Omeprazole m oral/8 jam
40mg/iv/12 jam - Omeprazole m
- Futrolit 500 40mg/iv/12 jam
mg/iv/8 jam - Futrolit 500 mg/iv/8
jam

3. Jumat 1. Memonitor tanda dan S : Klien mengatakan Nyeri


25/12/2022 gejala infeksi bagian post op
O : - Luka Klien Nampak
sistemik dan lokal
berair
Hasil:
- Telinga sebelah
Kulit klien nampak
kanan klien tertutup
kemerahan
- TTV:
2. Menistruksikan
TD: 120/90 mmHg
pasien untuk minum
S: 37,7 C
antibiotik sesuai
N: 80x/m
resep
P: 20x/m
Hasil:
A: Masalah resiko infeksi
Pasien selalu minum
belum teratasi
antibiotik sesuai
P: Lanjutkan Intervensi
resep dokter
- Ambacin 1gr /iv/8
3. Mengajarkan pasien jam
dan keluarga tanda - Amblodipin 1 tab/
dan gejala infeksi oral/8 jam
Hasil: - Omeprazole m
Keluarga klien 40mg/iv/12 jam
mengetahui tanda - Futrolit 500 mg/iv/8
infeksi sesuia yang jam
diajarkan
4. Mengajarkan cara
menghindari infeksi
Hasil:
Menutup luka dan
selalu merawat luka
insisi bedah

ND HARI/ IMPLEMENTASI EVALUASI


X JAM
1. Sabtu 1. Memonitor tanda S : klien mengatakan tidak
26/12/2022 tanda ansietas cemas lagi tentang
Hasil: tindakan operasi
Klien sudah tidak O : TTV
cemas TD : 120/80 mmhg
2. Mengunakan S : 36,0 C
N : 83 x/ mnt
pendekatan yang
P : 20 x/mnt
tenang dan SPO2 : 99%
meyakinkan
Hasil: A : Masalah ansietas

Klien nampak tenang teratasi

3. Menganjurkan P : pertahankan intervensi

keluarga untuk tetap


bersama pasien
Hasil:
Keluarga pasien setia
menemani
4. Melatih teknik
relaksasi
Hasil:
Klien mengerti teknik
relaksasi nafas dalam
5. Mengkolaborasi
pemberian obat
ansietas jika perlu
Hasil:
Klien sudah tidak
cemas
2. Sabtu 1. Mengidentifikasi S: Klien mengatakan nyeri
25/12/2022 skala nyeri post op sudah
Hasil: berkurang
Skala nyeri 3 - Pengkajian nyeri:
2. Mengontrol P: klien mengatakan
lingkungan yang nyeri berkurang
memperberat rasa apabila di tekan
nyeri Q: klien mengatakan
Hasil: nyeri seperti di
Mengontrol tusuk-tusuk
kebisingan berkurang
pengunjung agar R: klien mengatakan
pasien bisa istirahat nyeri telinga
3. Mengajarkan teknik sebelah kanan
non farmakologi utuk berkurang
mengurangi nyeri S: skala nyeri 3
Hasil: T: 3 menit, hilang
Klien sudah paham timbul
teknik relaksasi O: - TTV
4. Mengkolaborasi TD : 120/80 mmhg
pemberian analgetik S : 36,0 C
N : 83 x/ mnt
Hasil:
P : 20 x/mnt
- Norages 1 SPO2 : 99%
amp/iv/8jam
- Klien nampak
meringis kesakitan
berkurang
A: Masalah nyeri teratasi
sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
- Ambacin 1gr /iv/8
jam
- Amblodipin 1 tab/
oral/8 jam
- Omeprazole m
40mg/iv/12 jam
- Futrolit 500
mg/iv/8 jam

3. Sabtu 1. Monitor tanda dan S : Klien mengatakan


26/12/2022 gejala infeksi sistemik Nyeri Post op sudah
dan lokal berkurang
Hasil: O:- Luka Klien agak
Kulit telingan mulai mengering
mengering - TTV:
2. Menginstruksikan TD : 120/80 mmhg
pasien untuk minum S : 36,0 C
N : 83 x/ mnt
antibiotik sesuai resep
P : 20 x/mnt
Hasil: SPO2 : 99%
Pasien selalu
meminum obat dari A: Masalah resiko infeksi
dokter teratasi
3. Mengajarkan pasien P: Pertahankan Intervensi
dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
Hasil:
Klien dan keluarga
sudah paham
4. Mengajarkan cara
menghindari infeksi
Hasil:
Menutup luka agar
tidak terkena bakteri

NDX HARI/ IMPLEMENTASI EVALUASI


TGL
2. Minggu 1. Mengidentifikasi S: Klien mengatakan
27/12/2022 skala nyeri sudah tidak nyeri post
Hasil: op
nyeri teratasi - Pengkajian nyeri:
2. Mengontrol P : klien mengatakan
lingkungan yang tidak nyeri lagi
memperberat rasa apabila di tekan
nyeri Q: klien mengatakan
Hasil: tidak ada lagi
Mengontrol nyeri seperti di
kebisingan tusuk-tusuk
pengunjung R: klien mengatakan
3. Mengajarkan teknik tidak ada lagi
non farmakologi utuk nyeri pada
mengurangi nyeri telinga sebelah
Hasil: kanan
Pasien paham teknik S: skala nyeri 1
relaksasi T: 1 menit, hilang
4. Mengkolaborasi timbul berkurang
pemberian analgetik
Hasil: O: - TTV
- Ambacin 1gr /iv/8 TD: 120 /80 mmHg
jam S: 36,1 C
- Amblodipin 1 tab/ N: 80x/m
oral/8 jam P: 20x/m
Spo2 : 99
- Omeprazole m
- Klien nampak
40mg/iv/12 jam senang
- Futrolit 500 A: Masalah nyeri teratasi

mg/iv/8 jam P: Pertahankan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai