Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

OTITIS MEDIA KRONIS (OMSgK)

1. Konsep Medis

A. Defenisi

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga

tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.

Otitis media supuraktif krinok adalah infeksikronik pada telingan tengah

karena adanya perforasi membran tympani dan sekret (encer atau kental dan

bening atau berupah nanah) yang keluar dari telinga luar secara terus menerus

atau hilang timbul (Djafaar, 2017).

B. Etiologi

Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah

supuratif menjadi kronis antara lain :

1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :

a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.

b. Obstruksi anatomik tuba eustachius parsial / total

2. Perforasi membran timpani yang menetap

3. Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap

lainnya pada telinga tengah.

4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal

ini dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip,

jaringan granulasi (timpanosklerosis).


5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di

mastoid.

6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atau

perubahan mekanisme pertahanan tubuh.

C. Patofisiologi

Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga

tengah, kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi

bakteri yang membocorkan membran timpani. Stadium awal komplikasi ini

dimulai dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba eusthacius bagian

faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada

submukosa.

Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan

eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi

sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring.

Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan

menentukan progresivitas penyakit.

D. Manifestasi Klinis

1. Telinga berair (otorrhoe)

Sekrek bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid (seperti air dan encer)

tergantung stadium peradangan.


2. Gangguan pendengaran

Tergantungan dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran biasanya

dijumpai pada tuli kondusif namun dapat pula bersifat campur.

3. Nyeri telinga (Otalgia

Nyeri tidak lasim dikeluhkan oleh penderita otitis media supurakif kronik

dan bila ada merupakan suatu tanda yang serius. Pada keluhan OMSK nyeri

dapat karena terbendungnya drainase push.

4. Vertigo

Vertigo pada penderita OMSK merupakan gejalah yang serius lainnya.

Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin

akibat erosi dinding labirin oleh kolesteastom.

5. Tinitus (Telinga Berdenging)

Sensasi telinga yang berdenging yang bisa berlangsung dalam waktu lama

atau dalam waktu singkat.

E. Komplikasi

Menurut Adam dkk, komplikasi OMSK diklasaifikasikan sebagai berikut :

A. Komplikasi di telinga tengah :

1. Perforasi persisten

2. Erosi tulang pendengaran

3. Paralisis nervus fasial

B. Komplikasi di telinga dalam :

1.Fistel labirin

2.Labirinitis supuratif
3.Tuli saraf

C. Komplikasi di ekstrasdural :

1. Abses ekstradural

2. Trombosis sinus lateralis

3. Petrositis

D. Komplikasi ke susunan saraf pusat :

1.Meningitis

2.Abses otak

3.Hidrosefalus otitis

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar

2. Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membrane timpani

3. Kultur dan uji sensitifitas ; dilakukan bila dilakukan timpanosentesis

(Aspirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane timpani).

4. MRI (Magnetit Resonan Imaging)

Pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang

radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh.

5. Audiometri

Pada pemeriksaan ini biasanya di dapati tuli konduktif atau kerusakan pada

gendang telinga juga bisa dideteksi . Derajat parameter seseorang

mengalami ketulian adalah :

1. Tuli ringan : 26 hingga 40 dB

2. Tuli sedang : 41 hingga 60 dB


3. Tuli berat : 61 hingga 90 dB

G. Penatalaksanaa

1. Konverensif

2. Operasi
2. Konsep Keperawatan

A. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dan landasan dalam proses keperawatan,

untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam tentang masalah-

masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan

keperawatan .keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada tahap

ini.

a. Biodata

1) Identitas klien meliputi

Meliputi jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,

status perkawinan, pendidian, pekerjan, nomor registrasi, tanggal masuk

rumah sakit diagnose medis dan tanggal pengkajian

2) Identitas penanggung meliputi: nama, umur, jenis kelamin, agama,

alamat, pendidikan, pekerjaan, suku, hubungan dengan keluarga.

1. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Pada umumnya akan ditemukan, yang disertai nyeri. Nyeri bisa akut

atau kronis tergantung dari lamanya serangan. Untuk memperoleh

pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri pasien digunakan:

a) Provoking inciden: apakah ada peristiwa yang terjadi faktor

presipetasi nyeri.

b) Quality of pain: seperti apa nyeri yang dirasakan atau di gambarkan

pasien. Apakah terbakar, berdenyut, menusuk.


c) Regio : apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dan dimana

rasa sakit itu terjadi.

d) Severity of pain :seberasa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien,

bisa berdasarkan skla nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh

rasah sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya

e) Time: berapa lama nyri berlangsung, kapan, apakah bertambah

buruk pada malam hari atau siang hari

2) Riwayat kesehatan masa lalu

Apakah klien pernah mengalami operasi sebelumnya, apakah klien

alergi obat dan makanan.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Genogram 3 generasi, pengkajian apakah ada penyakit keturunan.

2. Psikososial

a) Pola Konsep diri

b) Meliputi harga diri, ideal diri, gambaran diri, peran dan identitas diri

c) Pola kognitif

d) Pola koping

e) Pola interaksi

3. Riwayat Spiritual

Meliputi ketaatan klien beribadah, dukungan keluarga terhadap kesehatan

klien dan ritual yang biasa di jalankan.


4. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum klien

 Tanda-tanda distres

 Penampilan klien dihubungkan dengan usia

 Ekspresi wajah, bicara dan mood

 TB dan BB

2) Tanda –tanda vital

Terdiri dari : tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan

3) Sistem pencernaan

 Hidung (simetris) pernapasan cuping hidung, secrek, polip,

epitaksis

 Leher : pembesaran kelenjar, tumor

 Dada : bentuk dada, perbandingan ukuran anterior, posterior

dengan tranversal, gerkan dada, otot bantu pernapasan

4) Sistem cardiovaskuler

 Konjungtiva (anemis/tidak), bibir (pucat/tidak)

 Ukuran jantung (normal/membesar), ictus cordis

 Suara jantung S1, S2 bising aorta, mur-mur,gallop

5) Sistem pencernaan

 Sklera (ictus /tidak), bibir (lembab/ kering)

 Mulut :stomatis, plato skizis, jumlah, kemampuan menelan

(baik/ buruk)

 Gaster : kembang, nyeri, gerakan peristaltik


 Abdomen: hati (teraba/tidak) lien/ginjal

 Anus (lecet/ tidak) hemoroid

6) Sistem indra

Meliputi: mata, hidung, telinga,

7) Sistem saraf

 Fungsi serebral: status mental orientasi, daya ingat, kesadaran

dan bicara

 Fungsi kranial: berdasarkan 12 n3rvus

 Fungsi motorik: massa otot, kekuatan otot

 Fungsi sensori: suhu, nyeri, gerakan dan posisi

8) Sistem musculoskeletal

9) Sistem endokrin

10) Sistem perkemihan

11) Sistem reproduksi

12) Sitem imun

Meliputi: alergi, riwayat transfusi dan reaksi

2.

1) subyektif : Nyeri

2) Obyektif : Meringis

a. Sirkulasi

Obyektif : Diaphoresis

b. Eliminasi
Subektif : Perubahan pada warna urine dan feces

Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran

kanan atas, urine pekat .

c. Makan / minum (cairan)

Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit.

1. Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas.

Obyektif :

1. Kegemukan

d. Nyeri/ Kenyamanan :

Subyektif :

1. Nyeri telinga menjalar ke kepala

2. Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit.

Obyektif :

Cenderung teraba lembut pada klelitiasis, teraba otot meregang /kaku

e. Respirasi :

Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak

nyaman.

f. Keamanan :

Obyektif : demam, menggigil,


b. Diagnose keperawatan

1. Nyeri akut

2. Gangguan pola tidur

3. Ketidakseimbangnutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Ansietas

5. Resiko injuri

6. Resiko infeksi

c. Diagnose keperawatan

NO Diagnosa NOC NIC

keperawatan

1 Nyeri akut NOC : NIC :


 Pain level
 Pain control  Lakukan
 Comfort level pengkajian
Setelah dilakukan tindakan nyeri secara
keperawatan selama…….. pasien komprehensif,
tidak mengalami nyeri, dengan termasuk
kriteria hasil : lokasi,
 Mampu mengontrol nyeri, karakteristik,
(mampu menggunakan teknik durasi,
nonfarmakologi untuk frekuensi,
mengurangi nyeri, mencari kualitas dan
bantuan) faktor
presipitasi
 Melaporkan bahwa nyeri
 Observasi
berkurang dengan
reaksi
menggunakan manajemen
nonverbal dari
nyeri
ketidaknyaman
 Mampu mengenali nyeri
an
(skala nyeri, intensitas,
 Bantu pasien
frekuensi dan tanda nyeri)
dan keluarga
 Menyatakan rasa nyaman untuk mencari
setelah nyeri berkurang dan
 Tanda vital dalam rentang menemukan
normal
 Tidak mengalami gangguan dukungan
tidur  Kontrol
lingkungan
Batasan Karakteristik : yang dapat
 Bukti nyeri dengan menggunakan mempengaruhi
standar daftar periksa nyeri untuk nyeri seperti
pasien yang tidak dapat suhu ruangan,
mengungkapkannya (mis., pencahayaan
neonatal infant pain scale, pain dan kebisingan
assessment checklist for senior  Kurangi faktor
with limited ability to presipitasi
communicate) nyeri
 Diaforesis  Kaji tipe dan
 Dilatasi pupil sumber nyeri
 Ekspresi wajah nyeri (mis., mata untuk
kurang bercahaya, tampak kacau, menentukan
gerakan mata berpencar atau intervensi
tetap pada satu fokus, meringis)  Ajarkan
 Fokus menyempit (mis., persepsi tentang teknik
waktu, proses berpikir, interaksi non
dengan orang lain dan farmakologi:
lingkungan) tarik napas
 Keluhan tentang intensitas dalam,
menggunakan standar skala nyeri relaksasi,
(mis., skala Wong-Baker distraksi,
FACES, skala analog visual, kompres
skala penilaian numerik) hangat/dingin
 Laporan tentang perilaku nyeri/  Berikan
perubahan aktivitas (mis., analgetik
anggota keluarga, pemberian untuk
asuhan) mengurangi
 Mengekspresikan perilaku nyeri
(gelisa, merengek, menangis,  Tingkatkan
waspada) istirahat
 Perilaku distraksi  Berikan
 Perubahan posisi untuk informasi
menghindari nyeri tentang nyeri
 Perubahan selera makan seperti
 Putus asa penyebab
 Sikap melindungi area nyeri nyeri, berapa
 Sikap tubuh melindungi lama nyeri
Perubahan pada parameter fisiologi akan
berkurang dan
(mis., tekanan darah, frekuensi antisipasi
ketidaknyaman
an dari
jantung, frekuensi pernapasan, prosedur
 Monitor vital
saturasi oksigen, dan end-tidal sign sebelum
dan sesudah
karbondioksida [CO pemberian
analgesik
pertama kali

2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan 1. Determinasi


keperawatan selama 3x24 jam efek-efek
perawatan gangguan pola tidur medikasi
pasien dapat teratasi terhadap pola
tidur
dengan kriteria hasil :
2. Jelaskan
- Jumlah jam tidur dalam batas pentingnya tidur
normal ( 6-8 jam ) yang adekuat
- Pola tidur, kualitas dalam batas 3. Fasilitasi untuk
normal mempertahanka
n aktivitas
Perasaan segar/fresh sesudah
sebelum tidur
tidur/istrahat 4. Ciptakan
lingkungan
yang nyaman
5. Atur posisi
yang nyaman
saat tidur
6. Monitor / catat
kebutuhan tidur
klien setiap hari
Kolaborasi

pemberian obat

tidur.

3 Ketidakseimbangan  Nutritional status : adequality af Nutrition managenet

nutrisi kurang dari nutriet :

kebutuhantubuh  Nutritional status : foof and fluid 1. Kaji pola makan

intake klien

 Weight control 2. Monitor intake

Setelah dilakukan tindakan nutrisi

keperawatan selama 2x24 jam 3. Ajarkan untuk

nutrisi kurang dari kebutuhan makan sedikit

teratasi tapi sering

Dengan kriteria hasil 4. Kaji adanya

 Adanta peningkatan berat badan alergi

sesuai dengan tujuan 5. Monitor mual

 Berat badan ideal sesuai dengan muntah

tinggi badan Monitor lingkungan


yang oprimal selama
klien makan.
 Tidak ada tande-tanda mal nutrisi

Tidak ada penurunan berat badan.

4 Ansietas NOC : Penurunan kecemasan


 Kontrol kecemasan Kaji tingkat
 Koping kecemasan klien
Setelah dilakukan asuhan Gunakan pendekatan
yang tenag dan
selama…….. kecemasan klien
meyakinkan
teratasi dengan kriteria hasil: Observasi TTV
 Klien mampu Jelaskan semua
mengidentifikasi dan prosedur termasuk
mengungkapkan gejala cemas sensasi yang dirasakan
 Mengidentifikasi, Berikan informasi
mengungkapkan dan faktual terkait
menunjukan teknik untuk diagnosa keperawatan
dan prognosis
mengontrol cemas
 Vital sign dalam batas normal
 Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat
aktifitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan

Batasan karakteristik:
perilaku
 Agitasi
 Gelisah
 Gerakan ekstra
 Insomnia
 Kontak mata yang buruk
 Melihat sepintas
 Mengekspresikan kekhawatiran
karena perubahan dalam peristiwa
hidup
 Penurunan produktivitas
 Perilaku mengintai
 Tampak waspada
afektif
 Berfokus pada sendiri
 Distres
 Gelisah
 Gugup
 Kesedihan yang mendalam
 Ketakutan
 Menggemerutukkan gigi
 Perasaan tidak adekuat
 Putus asa
 Ragu
 Sangat khawatir

fisiologi
 Gemetar
 Peningkatan keringat
 Peningkatan ketegangan
 Suara bergetar
 Tremor
 Tremor tangan
 Wajah tegang
kognitif
 Bloking pikiran
 Cenderung menyalahkan orang
lain
 Gangguan konsentrasi
 Gangguan perhatian
 Konfusi
 Lupa, melamun
 Menyadari gejala fisiologi
 Penurunan kemampuan untuk
belajar
 Penurunan kemampuan untuk
memecahkan masalah
 Penurunan lapang persepsi
 Preokupasi

5 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan Pencegahan jatuh


keperawatan 3x24 jam pasien akan  Identifikasi
memperlihatkan : karakteristik
1. Gerakan terorganisasi lingkungan yang
2. Perilaku pencegahan dapat
jatuh meningkatkan
3. Pengetahuan pencegahan potensi jatuh
jatuh  Pantau cara
Kriteria hasil : berjalan,
1. Resiko jatuh akan keseimbangan
menurun dan tingkat
1. Menciptakan lingkungan keletihan
yang aman  Atur tata letak
2. Menghindari cidera fisik barang-barang
3. Mengidentifikasi risiko yang muda di
yang meningkatkan jangkau pasien
kerentanan terhadap  Ajarkan pasien
jatuh bagaimana posisi
terjatuh yang
dapat
meminimalkan
cidera
6 Resiko infeksi NOC : NIC :
 Immune status
 Knowledge : infection control  Pertahankan
 Risk control teknik aseptik
Setelah dilakukan tindakan  Batasi
keperawatan selama……. Pasien pengunjung
tidak mengalami infeksi dengan bila perlu
kriteria hasil:  Cuci tangan
 Klien bebas dari tanda dan setiap sebelum
gejala infeksi dan sesudah
 Menunjukkan kemampuan tindakan
untuk mencegah timbulnya keperawatan
infeksi  Tingkatkan
 Jumlah leukosit dalam batas intake nurisi
normal  Berikan terapi
 Menunjukkan perilaku hidup antibiotik
sehat  Monitor tanda
 Status imun, gastrointestinal, dan gejala
genitourinaria dalam batas infeksi
normal sistemik dan
lokal
 Inspeksi kulit
dan membran
mukosa
terhadap
kemerahan,
panas, drainase
 Edukasi pasien
dan keluarga
tanda dan
gejala infeksi
 Tingkatkan
intake cairan
DAFTAR PUSTAKA

Dunna, D.I. Et al. 2007. Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process

Approach 2 nd Edition : WB Sauders.

Makalah Kuliah THT. Tidak dipublikasikan

Rothrock, C. J. 2011. Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC :

Jakarta

Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 2008. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.

Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. 2010. Buku Ajar Ilmu penyakit

THT. FKUI : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai