Anda di halaman 1dari 31

Otitis

Media
Anggota kelompok
About the disease Pathology
01 You can describe the topic of the 03 You can describe the topic of the
section here section here

Diagnosis Treatment
02 You can describe the topic of the 04 You can describe the topic of the
section here section here
Definisi
Otitis Media adalah infeksi pada telinga
bagian tengah, tepatnya pada rongga di
belakang gendang telinga. Organisme
penyebab otitis media adalah Streptococcus
pneumonia, Non-typeable Haemophilus
Influenza (NTHi) dan Moraxella Catarrhalis.
Infeksi telinga bagian tengah ini, sering
timbul akibat batuk pilek, flu, atau alergi
sebelumnya.
Anatomi Fisiologi
Telinga terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Telinga bagian luar
a. Aurikula ( daun telinga). Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam
telinga.
b. Meatus akustikus eksterna ( liang telinga )
Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani ( terdiri tulang rawan & keras, saluran
ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan
sekret-sekret berbentuk serum ).
c. Membran timpani Selaput gendang telinga batas antara telinga luar & telinga tengah.
2. Telinga bagian tengah
d. Kavum timpani
e. Antrum timpani
f. Tuba auditiva eustaki
3. Telinga bagian dalam
g. Labirin osseus
h. Labirintus membranosus
Epidemiologi
Global
Prevalensi Otitis Media di setiap negara berbeda-beda, namun biasanya berada pada kisaran 2,3% - 20%. Salah
satu laporan Active Bacterial Care Surveilance (ABCs) dari Center for Disease Control and Prevention (CDC)
menunjukkan kasus Otits Media terjadi sebanyak enam juta per tahun.

Indonesia
Penelitian tahun 2014, yang dilakukan Indonesia pada 6 wilayah terbesar di Indonesia (Bandung, Balikpapan,
Makassar, Palembang, Denpasar) didapatkan Otitis Media sangat signifikan terjadi pada anak usia sekolah.
Prevalensi Otitis Media pada perdesaan adalah 27/1000 atau 2,7%, dan pada daerah perkotaan prevalensinya
lebih rendah yaitu 7/1000 anak atai 0,7%
Etiologi
Otitis Media dipengaruhi oleh faktor agen, penjamu, dan lingkungan.

Faktor Agen terdiri dari :


Patogen bakterial dan viral.

Faktor Penjamu terdiri dari :


- Genetik
- Usia
- Defisiensi sistem imun
- Abnormalitas anatomis termasuk Tuba Eustachius

Faktor Lingkungan :
- Riwayat merokok
- Paparan Asap Rokok
Klasifikasi
1. Otitis Media Akut (OMA)
2. Otitis Media Persisten
3. Otitis Media Rekuren
4. Otitis Media Efusi (OME)
5. Otitis Media Kronis dan Efusi
6. Otitis Media Supratif Kronis (OMSK)
Tanda dan Gejala
Penurunan fungsi Munculnya tanda tanda
pendengaran infeksi seperti demam
dan mual

Nyeri pada telinga


( otalgia ) Adanya pengeluaran
Nyeri pada telinga disebabkan sekresi pada telinga
karena adanya penekanan
Hal ini terjadi pada saat
pada membran timpani dan
membran telinga pecah sejalan
saraf sensori.
dengan adanya sekresi, maka
Membran telinga keluhan nyeri telinga akan
merah dan menonjol berkurang.
Tanda dan Gejala berdasarkan
Keluhan (tergantung stadium OMAstadium OMA
yang sedang dialami)
1. Stadium oklusi tuba
Telinga terasa penuh atau nyeri, pendengaran dapat berkurang.
2. Stadium hiperemis
Nyeri telinga makin intens, demam, rewel dan gelisah (pada bayi / anak), muntah, nafsu makan
hilang, anak biasanya sering memegang telinga yang nyeri.
3. Stadium supurasi
Sama seperti stadium hiperemis
4. Stadium perforasi
Keluar sekret dari liang telinga
5. Stadium resolusi
Setelah sekret keluar, intensitas keluhan berkurang (suhu turun, nyeri mereda, bayi / anak lebih
tenang. Bila perforasipermanen, pendengaran dapat tetap berkurang.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Yang bertujuan untuk
kultur dari cairan melihat mikroorganisme
01 telinga penyebab

Rontgen tulang Bertujuan untuk melihat


02 mastoid atau penyebaran infeksi ke
CT scan kepala struktur di sekitar telinga

Audiometri nada murni,


audiometri tutur,
03 BERA( brainsteam evoked
response audiometry )
Penatalaksanaan
● Pengobatan
Pengobatan dilakukan sesuai dengan stadium dari otitis media, pasien bisa
mendapatkan antibiotik.
● Pembedahan
1. Miringotonomi
bertujuan untuk membuat aliran atau drainage secret dari telinga
tengah ke liang telinga luar dengan melakukan insisi pada pars
membran timpani
2. Timpanosistesis
dilakukan untuk keperluan diagnostic yaitu melakukan pungsi pada
membran timpani, dengan analgesik lokal supaya mendapatkan secret
untuk tujuan pemeriksaan
3. Andenoidektomi
merupakan tindakan bedah yang dilakukan untuk menurunkan resiko
terjadi otitis media dengan efusi dan OMA rekuren.
Komplikasi
Gangguan bicara Kolesteatoma

Labirititis Meningitis

Mastoiditis Abses otak


Pencegahan
a. Pencegahan ISPA pada bayi dan anak – anak
b.Pemberian ASI pada anak selama minimal 6 bulan, sebab ASI
juga sebagai imunitas pada anak
c.Penghindaran pemberian susu di botol pada saat anak berbaring
untuk meminimalisir kejadian tersedak
d.Hindarkan anak dari asap rokok
e.Hindari pengeluaran mucus dengan paksaan/tekanan yang
berlebihan
f.Jangan mengorek telinga anak dengan kasar
g.Jauhkan telinga anak dari suara keras yang dapat merusak
gendang telinga
h.Jauhkan anak – anak dari benda kecil – kecil yang bisa masuk
ketelinga hidung atau ditelan
i.Jika ada benda asing didalam telinga segera datang kedokter
j.Jaga kebersihan telinga anak
k.Lindungi telinga anak selama penerbangan.
Prognosis
Prognosis sebagian besar pasien otitis media sangat baik.
Kematian akibat OMA jarang terjadi di zaman modern.
Karena akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan
di negara maju, diagnosis dan pengobatan dini telah
menghasilkan prognosis yang lebih baik untuk penyakit
ini. Terapi antibiotik yang efektif adalah pengobatan
andalan. Berbagai faktor prognosis mempengaruhi
perjalanan penyakit. Anak-anak yang mengalami kurang
dari tiga episode OMA memiliki kemungkinan tiga kali
lebih besar untuk mengatasi gejalanya hanya dengan satu
kali pemberian antibiotik dibandingkan dengan anak-anak
yang mengalami kondisi ini pada musim selain musim
dingin.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas klien dan penanggung jawab klien
2. Keluhan utama
Dapat berupa gangguan pendengaran atau pekak, suara berdenging atau berdengung (tinnitus), rasa
pusing yang berputar (vertigo), rasa nyeri di dalam telinga (otalgia) dan keluar cairan dari telinga
(otore).
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya ada gangguan pendengaran pada satu telinga atau keduanya yang timbul secara tiba-
tiba maupun bertambah secara bertahap baik ditempat yang bising maupun di tempat tenang.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik atau pemakaian obat ototoksik
sebelumnya, riwayat penyakit infeksi virus seperti parotitis, influenza berat dan meningitis.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dikaji apakah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien. Namun OMSK
bukanlah penyakit yang bersifat keturunan.
Pengkajian
1. Pola fungsi kesehatan
a. Pola kebersihan diri
Perlu dikaji mengenai frekuensi dan kebiasaan mandi, keramas dan membersihkan telinga.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Dikaji tentang frekuensi makan, jenis diit, porsi makan, riwayat alergi terhadap suatu jenis
makanan tertentu, pada klien OMSK biasanya terjadi penurunan nafsu makan akibat nyeri
telinga
c. Pola istirahat tidur
Kaji waktu tidur, lamanya tidur setiap hari, apakah ada kesulitan dalam tidur. Pada klien OMSK
terjadi otalgia dan hal ini mungkin akan mengganggu istirahat tidur klien
d. Pola persepsi dan konsep diri
Adanya perasaan cemas yang muncul akibat penyakit yang dideritanya dan tindakan
pembedahan yang akan dilakukan.
e. Pola hubungan dan peran
Pada klien OMSK biasanya terjadi gangguan komunikasi karena kehilangan pendengarannya,
sehingga klien menarik diri di lingkungannya
Pengkajian
1. Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernafasan
Pernafasan spontan, Vesikuler, Sbentuk dada simetris ,tidak ada Rhonchi maupun
Whezzing, RR normal
b. Sistem kardiovaskuler
Biasanya terjadi peningkatan suhu tubuh sebagai respon inflamasi
c. Telinga
Pendengaran menurun, Otorea( keluar cairan ditelinga ), Tinitus (adanya suara
berdenging ), Rasa nyeri dalam telinga ( otalgia ) , Sakit kepala, vertigo, Membran
tympani suram, adanya Granulasi dan Koleastoma, Perhatikan adanya lesi pada telinga
luar , Amati adanya edema pada membran timpani apakah ada pus, ruptur, dan
perubahan warna , Tes bisik, Tes garpu tala
d. Hidung
Adanya keluhan influenza berkepanjangan ,tidak adnaya epitaksis
e. Mulut
Adanya Kelainan rasa (tidak ada beda rasa asin, manis dan pahit)
Pengkajian
1. Pemeriksaan telinga (Pemeriksaan penala)
Dapat ditemukan tuli konduktif, yaitu: tes Rinne (-) dan tes
Schwabach memendek pada telinga yang sakit, tes Weber
terjadi lateralisasi ke telinga yang sakit.
Pemeriksaan otoskopi
Pemeriksaan otoskopi
Diagnosa
Nyeri akut b.d agen Hipertermi b.d proses
pencedera fisik d.d penyakit d.d suhu tubuh
mengeluh nyeri, meringis, diatas nilai normal, kulit
gelisah, sulit tidur, diaforesis merah, kulit terasa hangat

Defisit pengetahuan b.d Risiko cedera d.d kegagalan


kurang terpapar informasi mekanisme pertahanan tubuh
d.d menunjukkan perilaku (vertigo)
tidak sesuai anjuran

Ansietas b.d krisis situasional


d.d merasa khawatir dengan
Risiko infeksi d.d supresi
kondisinya respon inflamasi
SAP
Hah ? Tanya apa ?

Anda mungkin juga menyukai