Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput/ yang berupa dua setengah lingkaran dan
vestibular yang terdiri dari tiga buah kanalis semikularis. Ujung atau puncak koklea disebut
helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan vestibuli. Skala vestibuli dan skala
timpani berisi perilimfa, sedangkan sekala media berisi endolimfa. Dasar sekala vestibuli disebut
sebagai membran vestibuli (Reissners membrane) sedangkan dasar skala media adalah membran
basalis. Pada membran ini terletak organ corti.1
Asamnesis
Anamnesis yang kita lakukan yaitu menenyakan keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat pengobatan, riwayat sosial. Anamnesis yang terarah diperlukan
untuk mengali lebih dalam dan lebih luas keluhan utama pasien. Keluhan utama telinga dapat berupa
gangguan pendengaran/pekak (tuli), suara berdenging/berdenggung (tinitus), rasa pusing yang
berputar (vertigo), rasa nyeri di dalam telinga (otalgia) dan keluar cairan dari telinga (otore).
Bila ada keluhan gangguan pendengaran, perlu di tanyakan apakah keluhan tersebut pada
satuatau kedua telinga, timbul tiba-tiba atau bertambah berat secara bertahap dan sudah berapa lama
di derita. Adakah riwayat trauma kepala, telinga tertampar, terauma akustik, terpajan bising, pemakian
obat ototoksik sebelumnya pernah menderita infeksi virus seperti parotitis, influenza berat dan
meningitis.
Pemeriksaan Telinga
Pada pemeriksaan fisik ini periksa masing-masing telinga 2-4
Aurikula
Inspeksi aurikula, dan belakang daun telinga/ retroaurikuler apakah terdapat tanda peradangan
atau sikatriks bekas operasi.
Jika kita mencurigai adanya otitis :Gerakkannlah aurikula keatas da kebawah, dan tekan pada
tragusnya ( kemungkinan nyeri pada otitis eksterna).
Tekan dengan kuat/ Palpasi belakang telinga (kemungkinan nyeri tekan pada kasus otitis
media, mastoiditis)
Liang Telinga dan Gendang Telinga2-4
Terdapat dua posisi untuk anak-anak (berbaring atau duduk). Biasanya yang digunakan adalah
otoskop dan/atau otoskop pneumatik, yang merupakan standart perawatan. Penggunaan otoskop
pneumatik untuk meningkatkan keakuratan dalam mendiagnosis otitis media pada anak-anak.
Dengan menekan balon berisi udara yang dihubungkan ke otoskop , bolus kecil udara dapat
diinjeksikan kedalam telinga luar.
Ketika udara masuk ke kanal telinga normal, membran timpani dan refleks cahaya
bergerak ke dalam. Ketika udara dikeluarkan, membran timpanik bergerak ke luar ke
arah anda. Penurunan gerakan membran timpanik pada otitis media akut , tidak ada
gerakan pada otitis media dengan efusi. Nyeri pada gerakan daun telinga dapat dijumpai
Adalah pungsi pada membran timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan
mikrobiologik untuk menentukan organisme penyebab (dengan semprit dan jarum khusus)
dan juga adalah cara yang pasti membuktikan keberadaan dan tipe efusi telinga tengah.
Dilakukan dengan menyelipkan, melalui bagian inferior membrana timpani, jarum spinal
ukuran 18 yang dilekatkan pada semprit atau perangkap pengumpulan. Indikasi
timpanosintesis yang mungkin adalah OMA yang tidak berespon terhadap terapi
konvensional, OMA pada neonatus atau pasien yang respon imunnya lemah. 2
Tes darah
Secara umum, penghitungan sel darah putih terlalu bervariasi untuk membantu dalam
membedakan anak
dengan otitis
dengan otitis
media dan efusi steril. Namun, data menunjukkan bahwa rata rata jumlah sel darah putih
pada anak anak dengan otitis media bakteri lebih tinggi daripada anak anak dengan steril
menengah telinga efusi. 2
Evaluasi Radiografi.5
Computed tomography (CT) telah menggantikan pemeriksaan sinar X standar sebagai cara
terbaik untuk mendiagnosis atau mengevaluasi patologi telinga secara radiografis. CT juga
mempunyai peran dalam mengevaluasi tumor dan mendeteksi penyakit radang telinga.
Pencitraan resonansi magnetic (MRI) memiliki peran yang terbatas pada mengevaluasi
penyakit peradangan pada tulang temporal, tetapi lebih sensitif untuk pencitraan tumor.
Pemeriksaan:8
o
o
o
o
berbeda pada telinga yang sakit. Kadang-kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak alam telinga
pada posisis kepala berubah.
Pada ontoskopi terlihat memberan timpani retraksi. Kadang-kadang tampak gelembung udara atau
permukan cairan dalam cavum timpani. Tuli konduktif dapat di buktikan dengan garputala. 1
Etiologi
Otitis media akut (OMA) terjadi karena faktor pertahanan tubuh terganggu. Sumbatan tuba
eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba eustachius
terganggu, pencegahan infasi kuman ke dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk
ke dalam telingga tengah dan terjadi peradangan. Dikatakan juga, bahwa pencetus terjadinya OMA
ialah infeksi saluran nafas atas. Pada anak, makin sering anak tersering infeksi saluran nafas, makin
besar kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba
eustachiusnya pendek, lebar dan letaknnya agak horizontal.
Patofisiologi
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan
atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.Saat bakteri melalui saluran
Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di
sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Selsel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya
terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius
menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang
telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga
dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel
(bisikan halus).
Faktor resiko
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal
saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga ISPA
lebih mudah menyebar ke telinga tengah.
adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam
kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid
berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu
terbukanya saluran Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi
tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
Gejala Klinik
Gejala klinik otitis media supuratif akut (OMA) tergantung dari stadium penyakit dan umur
penderita. Gejala stadium supurasi berupa demam tinggi dan suhu tubuh menurun pada stadium
perforasi. Gejala klinik otitis media supuratif akut (OMA) berdasarkan umur penderita, yaitu. 2-4
Bayi dan anak kecil
-
Gejalanya : demam tinggi bisa sampai 39C merupakan tanda khas, sulit tidur, tiba-tiba
menjerit saat tidur, mencret, kejang-kejang, dan kadang-kadang anak memegang telinga yang
sakit.
Anak yang sudah bisa bicara
Gejalanya : biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu tubuh tinggi, dan riwayat batuk pilek
sebelumya.
Anak lebih besar dan orang dewasa
Gejalanya : rasa nyeri dan gangguan pendengaran (rasa penuh dan pendengaran berkurang).
Gejala-gejala klinik dan Tanda-tanda berdasarkan stadium OMA
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
- Anamnesis : Tinnitus, gangguan pendengaran dan rasa penuh di telinga.
- Otoskopi : retraksi membran timpani, membran timpani tampak normal atau berwarna
keruh pucat.
2. Stadium Hiperemis
- Anamnesis : Selain gejala stadium oklusi, mulai didapati rasa nyeri.
- Otoskopi : Membran timpani hiperemi karena pelebaran pembuluh darah.
3. Stadium Supurasi
- Anamnesis : Keluhan semakin meningkat, suhu badan meningkat.
- Otoskopi : membran timpani menonjol keluar (bulging), ada bagian yang berwarna
pucat kekuningan.
4. Stadium Perforasi
Anamnesis :
Keluhan berkurang, pendengaran berkurang, suhu tubuh menurun. Ruptur membran timpani
sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir ke liang telinga luar.
Otoskopi: Penuh sekret purulen, Membran timpani hiperemis & perforasi
5. Stadium Resolusi
- Membran timpani kembali ke keadaan normal
Sekret akan berkurang dan akhirnya mengering
Pendengaran kembali normal
Penatalaksanaan
Stadium supurasi
Pemberian antibiotika disertai miringotomi bila membran timpani masih utuh. Dengan
miringotomi gejala-gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.
Stadium Perforasi
Pada stadium ini sekret banyak keluar dan terkadang keluar secara berdenyut, sekret yang
banyak ini merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman, oleh karena itu sangat
perlu dilakukan pencucian tellinga untuk menghilangkan sekret. Pengobatan yang diberikan
adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang adekuat.
Stadium Resolusi
Bila tidak terjadi stadium resolusi biasanya sekret akan terus mengalir melalui perforasi
membran timpani. Pada keadaan ini mpemberian antibiotika dapat dilanjutkan smapai 3
minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan sekret masih terlihat banyak keluar maka
kemungkinan telah terjadi komplikasi mastoiditis. 8
Komplikasi
Sebul ada antibiotika, OMA dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abses sub-periosteal
sampai komplikasi yang berat (menigitis dan abses otak).
Miringotomi
Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drenase
sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Miringotomi merupakan tindakan pembedahan kecil
yang dilakukan secara a-vue (dilihat langsung), anak harus tenang, dan dapat dikuasai, sehingga
membran timpani dapat dikuasai dengan baik. Lokasi miringotomi ialah di kuadran posterior inferior
karena didaerah ini tidak didapatkan tulang pendengaran. Untuk tindakan ini harus menggunakan
lampu kepala yang mempunyai sinar cukup terang, memakai corong telinga, dan pisau khusus
(miringotom)yang berukuran kecil dan steril
Gambar 6. Miringotomi
Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
Imunisasi dengan vaksin pneumococcus polivalen dapat efektif pada anak yang lebih dari 2
tahun.
Antibiotik profilaksis (dosis harian amoksilin, 20 mg/kg/ 24 jam, sulfonamid 50 mg/kg/24
jam) dapat efektif pada beberapa anak bila diberikan selama masa beberapa bulan, biasanya
selama musim dingin.
pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak
Menghilangkan beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan insiden OMA berulang
pada anak, dengan memperhatikan
membiarkan anak untuk hidup di ruang yang bebas dari tembakau/rokok dan menghentikan
penggunaan botol pada anak yang berumur lebih dari 1 tahun dan usahakan untuk
memberikan makan atau meminum susu dalam posisi duduk.
Pencegahan yang paling potensial adalah mengganti gula alami dengan xylitol. Penelitian
menunjukkan permen karet, tablet dan sirup yang mengandung xylitol dapat mengurangi
terjadinya OMA sampai 25%.
Pada anak dengan OMA berulang, melakukan adenoctomy. Namun keberhasilan terapi ini
belum dapat dipastikan
Prognosis
Prognosis OMA adalah baik. Gejala akan membaik antara 24-72 jam setelah pengobatan.
Relaps biasanya terjadi karena eradikasi yang kurang sempurna. Karena itu pasien dinasihatkan untuk
mengkonsumsi antibiotik secara tepat dan tetap melakukan kontrol meskipun gejala telah membaik.
Beberapa keadaan yang memerlukan rujukan pada ahli THT adalah;
Anak dengan episode OMA yang sering. Definisi sering adalah lebih dari 4 episode dalam 6
bulan.4 Sumber lain menyatakan sering adalah lebih dari 3 kali dalam 6 bulan atau lebih dari 4
kali dalam satu tahun
Anak dengan efusi selama 3 bulan atau lebih, keluarnya cairan dari telinga, atau berlubangnya
gendang telinga
Anak dengan kemungkinan komplikasi serius seperti kelumpuhan saraf wajah atau
mastoiditis (mastoiditis: peradangan bagian tulang tengkorak, kurang lebih terletak pada
tonjolan tulang di belakang telinga)
Anak dengan kelainan kraniofasial (kraniofasial: kepala dan wajah), sindrom Down, sumbing,
atau dengan keterlambatan bicara
OMA dengan gejala sedang-berat yang tidak memberi respon terhadap 2 antibiotik
Kesimpulan
otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh yang terganggu. Otitis media akut
berdasarkan perubahannya di bagi menjadi lima stadium, yaitu stadium oklusi tuba eustachius,
stadium hiperemis, stadium supurasi, stadium, perforasi dan stadium resolusi. Berdsarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik anak brusia dua tahun ini di diagnosis menderita OMA stadium
supuratif AD.
Daftar Pustaka
1. Soepardi Efiaty Arsyad, dr, Sp.THT(K), dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
TenggorokanKepala & Leher; Edisi ketujuh. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2012.h57-69
2. Bickley LS, Bates. Buku ajar pemeriksaan fisik dan kesehatan. Edisi 8. Jakarta: EGC; 2009.
Hal 327-9, 81-3.
3. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2005. Hal 46.
4. Soepardi Efiaty Arsyad, dr, Sp.THT(K), dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
TenggorokanKepala & Leher; Edisi keenam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2010