Pasien
• Nama : Tn. JP
• Usia : 80 tahun
• Tanggal Lahir : 06/02/ 1940
• Pendidikan: SMA
• Pekerjaan : tidak bekerja
• Suku : -
• Agama : protestan
• Gol. Darah : O
• Alamat : Jl. Petojo VIY V/3 Rt 002/006,
Cideng gambir jakarta Pusat
• Masuk Poli: 17 Desemberi 2020 Jam
10.20 WIB
• No RM : 01445297
ANAMNESIS
Didapatkan keterangan dari pasien pada tanggal 17 Desember 2020.
Keluhan Keluhan
Utama Pengelihatan Tambahan
Turun Perlahan
tanpa mata -
Merah
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien datang dengan keluhan pengelihatan turun perlahan pada kedua
mata sejak satu tahun yang lalau dan sejak tiga bulan terakhir pengelihatan
mata kanannya semakin memburuk. Riwayat trauma tidak ada.
Pada tanggal 17 Desember 2020 Pasien datang kepoli mata RSUD tarakan dengan keluhan
Pada tanggal
pengelihatan 17 Desember
semakin menurun.2020 Pasien
Keluhan datangdirasa
ini sudah kepoli mata
sejak satuRSUD
tahuntarakan
yang laludengan keluhan
dan semakin
pengelihatan
memburuk dalamsemakin
3 bulanmenurun.
terakhir. Keluhan initahun
Sejak satu sudahyang
dirasa
lalusejak
pasiensatu tahun
rutin yang lalupemeriksaan
melakukan dan semakin
memburuk
kerumah sakit.dalam 3 bulan
Pasien terakhir.
megatakan Sejak satu tahunseperti
pengelihatannya yang lalu
adapasien rutinpandangannya
asap dan melakukan pemeriksaan
menjadi
kerumah
blur sakit. Tidak
(tidak jelas). Pasienada
megatakan
perbedaan pengelihatannya
pengelihatan yang seperti ada asap
signifikan dansiang
antara pandangannya
dan malammenjadi
hari.
blur (tidak jelas). Tidak ada perbedaan pengelihatan yang signifikan antara siang
riwayat mata merah , mata berair, pengelihatan silau disertai nyeri disangkal. Riwayat menabrak dan malam hari.
riwayat
barang mata
saat merahakibat
berjalan , matapenyempitan
berair, pengelihatan
lampang silau disertai
pandang nyeri
juga disangkal.
disangkal. Riwayat
Riwayat menabrak
penurunan
barang
visus (mata saat berjalan
kabur) tidak akibat
membaik penyempitan lampang pandang
dengan penggunaan kaca mata juga disangkal.
sehingga pasienRiwayat penurunan
sering menganti-
visus
ganti (mata kabur) tidak membaik dengan penggunaan kaca mata sehingga pasien sering menganti-
kacamatanya.
ganti kacamatanya.
Riwayat Perjalanan
Penyakit
Riwayat Penyakit
Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Militus terkontrol sejak 30 tahun
lalu. Rutin menggunakan obat : dan sejak tiga bulan terakhir ini pasien
mulai rutin menggunakan insulin injeksi.
Riwayat
Riwayat
Sosial,
Penyakit
Ekonomi,
Keluarga
Kebiasaan :
Pasien
Di keluarga tidak mengonsumsi
ada yang alkohol, riwayat
memiliki riwayat merokok (sudah
penyakit seperti berhenti sejak 30
ini. tahun yang lalu,
pasien selalu
melakukan
olahraga rutin
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 17 Desember 2020.
Pemeriksaan Umum
• KU : baik
• Kesadaran : compos mentis
• Tanda Vital
Tekanan Darah: 110/70
mmHg
Nadi : 72 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC)
Status Oftalmologis
Visus :
• visus: • Kedudukan bola mata :
OD: 20/70 Normal
OS: 20/40 • Supersilia: warna hitam,
simetris
• Palpebra superior dan
inferior: Normal
• Konjugtiva bulbi: Normal
• Sklera: Normal
• Kornea: jernih, permukaan
licin
Status Oftalmologis
Rencana
Edukasi Anjurkan pasien untuk menjaga agar
kadar gula darahnya selalu dalam
batas normal dengan cara tetap rutin
berolahraga, makan makanan yang
tidak menyebabkan terjadi
penigkatan kadar gula darahnya.
Dubia
ad
Bonam
PROGNOSIS
Tinjauan Pustaka
Katarak
• Kekeruhan pada lensa dapat
• Katarak merupakan keadaan disebabkan karena hidrasi
abnormalitas pada lensa mata atau denaturasi protein,
berupa kekeruhan yang sehingga memberikan
menyebabkan penurunan tajam
gambaran berawan atau
penglihatan. Katarak lebih sering
dijumpai pada usia tua, dan putih.
merupakan penyebab kebutaan
pertama di seluruh dunia.
Klasifikasi
Berdasarkan Usia
Katarak kongenital
Katarak juvenil
Katarak senilis.
Katarak Senilis
• Berdasarkan morfologi,
• Katarak senilis merupakan katarak senilis dapat
bentuk katarak paling terbentuk menjadi
sering ditemukan dan katarak nuklear dan
diderita oleh usia lebih kortikal.
dari 50 tahun. Keadaan ini
biasanya mengenai kedua
mata, akan tetapi dapat
terjadi pada salah satu
mata terlebih dahulu.
Etiologi :Proses pada nukleus
• Proses katarak kortikal terjadi akibat A B
penurunan jumlah protein yang
diikuti dengan penurunan asam
amino dan kalium, sehingga kadar
natrium pada lensa akan meningkat.
Keadaan ini akan menyebabkan
lensa menjadi hidrasi sehingga C D
terjadi koagulasi protein. Katarak
senilis kortikal dapat diklasifikasikan
berdasarkan tingkat maturasi, yaitu
lamelar, insipien, imatur, matur, dan
hipermatur. Katarak insipien secara
dini dapat terdeteksi apabila pada E
pemeriksaan didapatkan bagian
yang jernih diantara lapisan lensa..
Etiologi: Proses pada korteks
Proses pada korteks
A B C
• Progresifitas maturasi dari katarak nuklear
akan mengakibatkan lensa menjadi tidak
elastis dan mengeras yang berhubungan
dengan penurunan daya akomodasi dan
merefraksikan cahaya. Perubahan bentuk
lensa ini akan dimulai dari bagian sentral
ke
• perifer. Secara klinis, katarak nukleus akan
terlihat berwarna kecoklatan (katarak
brunescent), hitam (katarak nigra), dan
berwarna merah (katarak rubra).
Terjadinya perubahan warna pada katarak
nuklear, akibat adanya deposit pigmen
Katarak Diabetes Mellitus
• Keadaan hiperglikemia dapat
meningkatkan kadar glukosa
dalam humor akuous yang akan
berdifusi ke dalam lensa(Gambar
3). Glukosa akan di metabolisme
oleh sorbitol dan berakumulasi di
dalam lensa, sehingga
mengakibatkan tekanan osmotik
berlebihan mengakibatkan hidrasi
pada lensa. Kekeruhan pada
nuklear merupakan hal yang
sering terjadi dan berkembang
dengan sangat cepat.
Katarak Traumatika
• Katarak traumatika merupakan kejadin
paling sering pada usia muda dan terjadi
unilateral. Katarak dapat terjadi setelah
terkena trauma tusuk ke dalam mata dan
• sulit untuk dikeluarkan, hal ini akan
menyebabkan kerusakan pada kapsul
lensa. Apabila terdapat kerusakan pada
lensa, bagian dalam lensa akan
mengalami pembengkakan bersama
dengan air sehingga akan menyebabkan
denaturasi protein. Kerusakan pada lensa
tanpa disertai adanya ruptur akan
mengakibatkan kerusakan pada bagian
subkapsular dan menghasilkan katarak
dengan bentuk seperti “star-shaped”
Katarak Komplikata
• Katarak komplikata dapat terjadi
apabila disertai dengan infeksi
primer pada mata. Uveitis anterior
merupakan penyebab tersering
dalam terjadinya katarak komplikata,
keadaan ini didasari dengan durasi
dan intensitas terjadinya infeksi
okular (Gambar 5). Terapi dengan
menggunakan steroid juga
merupakan salah satu penyebab
terjadinya katarak sekunder.
Glaukoma dengan sudut bilik mata
depan tertutup juga dapat
menyebabkan terjadinya kekeruhan
subkapsular atau kapsular.
Penatalaksanaan
• Dalam menentukan
penatalaksanaan katarak diperlukan
pemeriksaan secara menyeluruh
pada bagian anterior dan posterior
mata, salah satunya yaitu dengan
menentukan derajat kekeruhan
katarak. Penentuan derajat
kekeruhan pada katarak secara gold Klasifikasi LOCS III
standar dapat ditentukan dengan
menggunakan klasifikasi Lens
Opacity Classification System III
(LOCS III) yaitu dengan melihat
gambaran pada saat pemeriksaan
slit-lamp dan menggunakan
pencahayaan retroiluminasi.
Tatalaksana Katarak
• Phakoemulsifikasi merupakan
suatu teknik pembedahan
ekstraksi lensa dengan memecah
dan memindahkan kristal lensa.
Pada teknik ini diperlukan irisan
yang sangat kecil. Getaran
ultrasonik akan digunakan untuk
menghancurkan katarak,
selanjutnnya mesin phako akan
menyedot massa katarak yang
telah hancur sampai bersih.
Karena irisan yang kecil maka
tidak diperlukan jahitan dan irisan
akan pulih dengan sendirinya.
Pembahasan
• Pasien laki-laki berusia
80 tahun Usia pasien • Dari anamnesis yang
yang sudah lebih dari 50 dilakukan didapatkan
informasi mengenai tanda
tahun merupakan salah dan gejala penurunan
satu penentu jenis penglihatan. Hal ini sesuai
katarak katarak senilis dengan kepustakaan, bahwa
pasien dengan katarak
mengeluh penglihatan seperti
berkabut atau berasap, dan
penurunan penglihatan
menurun secara progresif.
Pembahasan