Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan Telinga (Otoskopi)

Senin, 9 November 2020


Rafael Jireh Tambuwun
Ruang D/29 18011101143
Instruktur : Dr. dr. Olivia C. P. Pelealu, Sp.THT-KL(K)

1. Pendahuluan
Otoscopy merupakan prosedur klinis untuk memeriksa struktur telinga, terutama kanalis
akustikus eksternus (KAE), membran timpani, dan telinga tengah. Pemeriksaan ini
penting dilakukan untuk mengevaluasi keluhan pada telinga seperti otalgia, otorea, dan
keluhan telinga lainnya. Tujuan pemeriksaan ini yaitu untuk memeriksa Meatus
Akustikus Externus dan Membran Timpani dengan meneranginya memakai cahaya
lampu.
2. Pemeriksaan Segmen Anterior Mata
Alat yang digunakan :
 Lampu kepala Van Hasselt (dengan listrik)
 Otoskop (dengan baterai)
 Otoskop (dengan balon Politzer)
 Speculum telinga
 Alat penghisap
 Hak tajam
 Pemilin kapas
 Forsep telinga
 Balon politzer.
 Semprit telinga
 Pelaksanaan
a. cara memakai lampu kepala
- pasang lampu kepala sehingga tabung lampu berada diantara kedua mata
- letakkan telapak tangan kanan pada jarak 30 cm di depan mata kanan
- mata kiri ditutup
- proyeksi tabung harus tampak terletak medial dari proyeksi cahaya dan saling
bersinggungan
- diameter proyeksi cahaya kurang lebih 1 cm
b. cara duduk
- penderita dududk di depan pemeriksa
- lutut kiri pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri pemeriksa
- kepala dipegang dengan ujung jari
- waktu memeriksa telinga yang kontra lateral, hanya posisi kepala penderita yang diubah
- kaki, lutu penderita dan pemeriksa tetap pada keadaan semula
c. cara memegang telinga
- kanan:
aurikulum dipegang dengan jari I dan II, sedangkan jari III,IV,V pada planum mastoid
aurikulum ditarik kea rah posterosuperior untuk meluruskan Meatus Akustikus Externus
- kiri:
aurikulum dipegang dengan jari I dan II.
Jari III,IV dan V di depan aurikulum. Aurikulum ditarik kea rah posterosuperior
d. cara memegang otoskop
- pilih speculum telinga yang sesuai dengan besar lumen Meatus Akustikus Externus
- nyalakan lampu otoskop
- masukkan speculum telinga pada MAE
e. cara memilin kapas
- ambil kapas sedikit, letakkan pada pemilin kapas dengan ujung pemilin berada di dalam
tepi kapas
- pilin perlahan-lahan searah dengan jarum jam
- untuk melepasnya, ambil sedikit kapas, putar berlawanan dengan arah jarum jam
Pemeriksaan menggunakan otoskop
 Untuk pasien : berikan informasi bahwa prosedur ini tidak menyakitkan, pasien hanya
diminta untuk tidak bergerak selama pemeriksaan.
 Otoskop dipegang menggunakan tangan yang sesuai dengan sisi telinga yang akan
diperiksa, misalnya : akan memeriksa telinga kanan, otoskop dipegang menggunakan
tangan kanan.
 Otoskop dapat dipegang dengan 2 cara : seperti memegang pensil (gambar 8A) atau
seperti memegang pistol Kedua teknik ini memastikan otoskop dan pasien bergerak
sebagai 1 unit.
 Pastikan daya listrik otoskop dalam keadaan penuh (fully charged).
 Bila terdapat serumen yang menghalangi visualisasi liang telinga dan membrana timpani,
lakukan pembersihan serumen terlebih dahulu

Penilaian
Hal-hal yang perlu dinilai, antara lain :

 Aurikula: ukuran, bentuk, posisi (microtia, macrotia, cauliflower ear, dan bat ear), serta
adanya bengkak, luka, fistula, nyeri
 Liang telinga: ukuran (atresia, sempit, lebar), isi (serumen, cairan, benda asing), dan
adanya bengkak atau massa

 Membran timpani: refleks cahaya atau cone of light, warna (merah, kebiruan, chalky


plaque), adanya retraksi atau bulging, ketebalan dan transparansi, serta adanya vesikel
atau bula. Jika ditemukan perforasi, perhatikan ukuran, bentuk, jumlah, dan lokasinya.
Lakukan juga pemeriksaan mobilitas dengan pneumatoskop, lihat
apakah mobile, restricted, terfiksir, atau hypermobile
 Telinga tengah dapat terlihat bila terdapat perforasi membran timpani: nilai mukosa, isi,
dan struktur telinga tengah[2-5]

Adanya serumen prop dapat menyulitkan penilaian liang telinga dan telinga


tengah. Oleh karenanya, mungkin dibutuhkan ekstraksi serumen terlebih dulu.
Pada otitis eksterna, bisa ditemukan nyeri pada alpasi tragus atau traksi pinna.
Inspeksi akan menunjukkan eritema, edema, penyempitan kanal auditori eksternal, dan
cairan purulen atau serosa bisa keluar dari liang telinga. Membran timpani bisa sulit
diperiksa atau mengalami inflamasi ringan, tetapi akan mobile normal saat dilakukan
insuflasi.
Otitis eksterna akibat infeksi fungi akan menyebabkan gatal tetapi tidak
menimbulkan nyeri seberat otitis eksterna akibat bakteri. Cairan yang kental dan
berwarna putih atau abu-abu bisa ditemukan.

Sumber :
-Roland, P. S., Smith, T.L., Schwartz, S.R., Rosenfeld, R.M., Ballachanda, B, Earll, J.M.,
2008, Clinical Practice Guideline: Cerumen Impaction, Otolaryngology–Head and Neck
Surgery;139: S1- S21
-Chang, P, Pedler, K, 2005, Ear examination :A practical guide, Australian Family
Physician, 34, 10, 857 – 62.
-Bahan Kuliah KKD THT-KL FK UNSRAT 2020

Anda mungkin juga menyukai