Anda di halaman 1dari 13

MODUL KETRAMPILAN KLINIK

TINDAKAN PRAKTIS THT

Kontributor:

dr. Dyah Indrasworo, Sp.THT-KL


dr. Ahmad Dian Wahyudiono, Sp.THT-KL
dr. Iriana Maharani, Sp.THT-KL
dr. Mohammad Dwijo Murdiyo, Sp.THT-KL
dr. Yhusi Karina, MSc.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016

MENGGUNAKAN LAMPU KEPALA

ALAT
Lampu kepala

Sumber listrik

PROSEDUR
1. Mengenakan lampu kepala pada kepala dengan menyesuaikan ukuran sabuk lampu kepala dengan
ukuran lingkar kepala pemeriksa
2. Memposisikan tabung lampu pada bidang pandang, diantara kedua mata. (Khusus pada
pemeriksaan telinga, posisi tabung diletakkan sedekat mungkin dengan mata yang digunakan
pemeriksa)
3. Mengunci sabuk lampu kepala
4. Menyalakan lampu dengan kekuatan 6 volt
5. Meletakkan telapak tangan kanan pada jarak 30 cm didepan mata
6. Mengatur diameter proyeksi cahaya kurang lebih 1 cm
7. Menempatkan proyeksi tabung medial dari proyeksi cahaya dan saling bersinggungan
8. Meminta penderita duduk didepan pemeriksa
9. Memposisikan lutut kiri pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita
10. Memegang kepala dengan ujung jari
11. Memeriksa telinga kanan: aurikulum dipegang dengan jari I dan II sedangkan jari III, IV, V pada
planum mastoid. Aurikulum ditarik ke arah posterosuperior untuk meluruskan MAE
12. Memeriksa aurikulum, MAE dan membrana timpani
13. Memeriksa telinga kiri: Aurikulum dipegang dengan jari I dan II. Jari III, IV dan V didepan aurikulum.
Aurikulum ditarik ke arah postero superior
14. Memeriksa aurikulum, MAE dan membrana timpani

PEMERIKSAAN TELINGA

ALAT
Lampu kepala Van Hasselt
Otoskop
Alat penghisap
Hak tajam
Hak bundar
Pemilin kapas
Forsep telinga / pinset telinga
Balon politser/ semprit telinga
Pollitzer
Spuit spooling

1. Meminta penderita duduk didepan pemeriksa


2. Memposisikan lutut kiri pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita
3. Memegang kepala dengan ujung jari
4. Memeriksa telinga kanan: aurikulum dipegang dengan jari I dan II sedangkan jari III, IV, V pada
planum mastoid. Aurikulum ditarik ke arah posterosuperior untuk meluruskan MAE
5. Memeriksa aurikulum, MAE dan membrana timpani
6. Memeriksa telinga kiri: Aurikulum dipegang dengan jari I dan II. Jari III, IV dan V didepan
aurikulum. Aurikulum ditarik ke arah postero superior
7. Memeriksa aurikulum, MAE dan membrana timpani
8. Memilih spekulum telinga yang sesuai dengan besar lumen MAE
9. Menyalakan lampu otoskop
10. Memasukkan spekulum telinga otoskop pada MAE
11. Memeriksa membrana timpani

Gambar cara memegang telinga

PEMERIKSAAN THT PADA ANAK

Tahapan dan cara pemeriksaan sama dengan pada dewasa. Hal terpenting adalah posisi dan fiksasi
pasien.

POSISI FIKSASI PASIEN

1. Ibu pasien duduk memangku anak


2. Anak dipangku menghadap ke pemeriksa
3. Tangan kiri ibu memegang siku kanan pasien, tangan kanan memegang siku kiri pasien.
4. Kaki pasien diapit oleh kedua tungkai bawah ibu
5. Kepala pasien difiksasi oleh asisten

Foto fiksasi anak


ANATOMI TELINGA

1. AURIKULUM
Bagian yang bertulang rawan :
Heliks dan antiheliks
Tragus dan antitragus
Konka
Sulkus retroaurikalis
Bagian yang tidak bertulang rawan :
Lobulus
Penilaian: hiperemi, edema, massa, lesi

2. MEMBRAN TIMPANI
Posisi
Membentuk sudut 45 dengan bidang horisontal dan sapital
Tepi bawah terletak 6 mm lebih medial dari tepi atas
Pada bayi < 1 tahun letaknya lebih horisontal dan frontal
Warna Putih mengkilat seperti mutiara
Ukuran tinggi 9 10 mm, lebar 8 9 mm
Bentuk oval yang condong ke anterior
Bagian-bagian membran timpani :
Pars tensa Manubrium mallei, umbo, prosesus brevis, reflek cahaya, plika anterior,
plika posterior
Pars flaksida (membrana Schrapnelli)
Penilaian: intak/perforasi/ruptur, hiperemi, refleks cahaya, retraksi, bulging, air bubble, sekret
Gambaran Membran Timpani Normal

Bulging Perforasi sentral, sekret (+)

Perforasi (+) sekret (-) Ruptur Membran Timpani

SERUMEN OBSTURAN

1. Definisi
Penumpukan serumen pada liang telinga
2. Anamnesis
Rasa penuh, tidak nyaman, penurunan pendengaran, grebek-grebek, nyeri jika terdapat penekanan
3. Pemeriksaan
Serumen menutupi sebagian atau seluruh liang telinga sehingga gendang telinga tidak tevisualisasi
Konsistensi keras, lunak, lengket, serbuk

4. Penatalaksanaan
Secara a vue
Tergantung konsistensi serumen
Keras Ekstraksi dengan kait bundar/tajam
Ujung kait disisipkan pada celah antara dinding MAE dan serumen, setelah kurang lebih 3 mm
ujung ditancapkan pada serumen lalu ditarik.
Apabila tidak terdapat celah dibuat celah dengan menyusuri seluruh lingkar MAE
KIE pasien tindakan menimbulkan nyeri
Lengket: Mengusap dengan pemilin kapas
Untuk serumen yang lengket pada dinding MAE
Spooling (perlu 2 petugas)
KONTRAINDIKASI: perforasi (+)
Menyiapkan air hangat, spuit spooling, spuit 50 cc dengan ujung NGT No 10 (modifikasi),
bengkok, handuk, otoskop, kait, pemilin kapas
Memakai lampu kepala
Bengkok diletakkan di infra aurikula, dipegang oleh asisten
Handuk diletakkan di bahu
Menarik daun telinga ke superoposterior dengan tangan kiri
Menyemprotkan airperlahan ke arah superior MAE dengan gentle
Sisa air dibersihkan dengan pemilin kapas. Kait digunakan seperlunya
Evaluasi liang telinga setelah selesai spooling: sisa air, laserasi, sisa serumen
Apabila diperkirakan terlalu keras untuk diekstraksi diberi serumenolitik 3 kali sehari selama
3 hari.
5. KIE
tidak boleh membersihkan/ korek-korek telinga sendiri
BENDA ASING TELINGA

1. Definisi
Benda yang pada keadaan normal tidak terdapat di dalam telinga dan bukan merupakan bagian
dari proses penyakit (cth: tumor). Macam benda asing: serangga, biji-bijian, manik-manik,
baterai, mainan.
2. Anamnesis
Terasa kemasukan
Memasukkan secara sengaja (anak-anak)
Sensasi benda bergerak (jika serangga)
Terasa tergigit -- nyeri
Keluar darah
3. Pemeriksaan
Otoskopi : Tampak benda asing di liang telinga

4. Penatalaksanaan
Serangga
dimatikan terlebih dahulu dengan pehacain atau gliserin lalu diekstraksi menggunakan hak
tajam, di bagian tengah badan serangga, atau oor spooling.
Cara tetes telinga:
kepala dimiringkan ke sisi sehat
penolong meneteskan menggunakan pipat atau alat bantu lain ke MAE sisi sakit
didiamkan 5-10 menit
Cotton bud
Dikait dengan pengait tajam
Biji-bijian
Pengait bundar dimasukkan ke liang telinga menyusuri celah antara dinding MAE dan benda
asing. Setelah sampai di belakang biji buah posisi pengait diputar sedemikian rupa sehingga
melingkupi bagian belakang biji lalu ditarik keluar MAE.
Benda asing menempel di gendang telinga atau sangat kecil: oor spooling
5. KIE
Pertolongan pertama pada kemasukan serangga: ditetesi minyak goreng yang masih belum
dipakai.
Jika yakin kemasukan sesuatu jangan ditetesi air.
Baterai dapat menyebabkan kerusakan luas akibat keluarnya zat kimia basa.
CHECKLIST

1. EKSTRAKSI SERUMEN/BENDA ASING DI TELINGA

PENILAIAN
NO. JENIS KEGIATAN
0 1 2
1. Penderita duduk didepan pemeriksa, memposisikan lutut kiri
pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita
2. Memegang telinga kanan: aurikulum dipegang tangan kiri dengan
jari I dan III sedangkan jari II didepan aurikula, jari IV dan V pada
planum mastoid.
Sedangkan pada telinga kiri: aurikulum dipegang tangan kiri dengan
jari I dan II. Jari III, IV dan V didepan aurikulum.
Aurikulum ditarik ke arah posterosuperior untuk meluruskan CAE
3. Bila serumen keras/benda asing biji, mainan, manik kait dengan
hak tajam atau bundar dengan cara ujung kait disisipkan pada celah
antara serumen atau benda asing
Benda asing cotton bud kait dengan hak tajam
4. benda asing binatang matikan terlebih dahulu dengan
pehacain/gliserin, bila kecoak kait dengan hak tajam di bagian
antara kepala dan badan, serangga kecil spooling
5. benda asing pipih ekstraksi dengan pinset telinga atau aligator
6. Evaluasi CAE (apakah ada laserasi, edem, hiperemi) dan membran
timpani (apakah ada perforasi)

2. SPOOLING TELINGA

PENILAIAN
NO. JENIS KEGIATAN
0 1 2
1. Penderita duduk didepan pemeriksa, memposisikan lutut kiri
pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita
2. pakai lampu kepala
3. Siapkan air hangat dengan suhu tubuh, isi spuit dengan air hangat
4. Pasang handuk untuk menutupi bahu dan badan penderita, letakkan
bengkok di bawah arikula pada telinga yang akan dispooling dengan
dipegang oleh asisten
5. Memegang telinga kanan: aurikulum dipegang tangan kiri dengan
jari I dan III sedangkan jari II didepan aurikula, jari IV dan V pada
planum mastoid.
Sedangkan pada telinga kiri: aurikulum dipegang tangan kiri dengan
jari I dan II. Jari III, IV dan V didepan aurikulum.
Aurikulum ditarik ke arah posterosuperior untuk meluruskan CAE
6. Bila serumen keras dan memenuhi CAE buat celah antara serumen
dengan dinding CAE dengan kait tajam
7. Semprotkan air dari spuit ke CAE perlahan secara gentle ke arah
posterosuperior hingga serumen, benda asing keluar
8. Sisa air dibersihkan dengan cara dihisap dengan pemilin kapas
9. Evaluasi CAE (apakah ada laserasi, edem, hiperemi) dan membran
timpani

3. PASANG TAMPON ANTERIOR RONGGA HIDUNG

PENILAIAN
NO. JENIS KEGIATAN
0 1 2
1. Penderita duduk didepan pemeriksa, memposisikan lutut kiri
pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita
2. Memakai lampu kepala
3. Bersihkan hidung dengan menghembuskan udara melalui hidung
(sisi) untuk hilangkan bekuan darah.

4. Memegang spekulum hidung dengan tangan kiri


5. Evaluasi sumber/asal perdarahan
6. Perdarahan anterior, merembes pijat vestibulum nasi kira-kira 5-
10 menit.
7. Bila masih berdarah beri tampon spoortjes dengan anastesi
lidokain efedrin 2% (10)
8. Bila diambil masih berdarah atau perdarahan profus, pasang
tampon spoortjes/pita boorzalf.
9. Tampon boorzalf dipegang dengan pinset bayonet atau tampon
tang, dimasukkan menyusuri dasar rongga hidung sampai ke koana
10. Tampon kemudian ditata dengan mendorong ke atas rongga hidung
11. Masukkan tampon lagi dan didorong ke atas sampai memenuhi
rongga hidung.
12. Evaluasi perdarahan yang keluar dari koana (post nasal bleeding)
dengan pemeriksaan faringoskopi
13. Kalau dirasa sudah cukup penuh dan masih berdarah rongga
hidung sebelahnya juga dipasang tampon anterior
14. Bila dengan kedua rongga hidung sudah terpasang tampon, masih
tetap berarah ganti dengan tampon belloque dan MRS
15. Evaluasi tanda-tanda vital (Tensi, nadi, Hb.)
BENDA ASING HIDUNG

1. Definisi
Benda yang pada keadaan normal tidak terdapat di dalam rongga hidung dan bukan merupakan
bagian dari proses penyakit (cth: tumor). Macam benda asing: hewan, biji-bijian, manik-manik,
baterai, mainan, kertas, tissue, dll.

2. Anamnesis
Terutama pada anak-anak (eksplorasi rongga dalam tubuh), dewasa (gangguan mental)
Memasukkan secara sengaja (anak-anak)
Hidung buntu 1 sisi
Pilek dan hidung bau 1 sisi
Nyeri hidung
Mimisen

3. Pemeriksaan
Rinoskopi anterior : Tampak benda asing di rongga hidung, sekret di sekitar benda asing

4. Penatalaksanaan
Dilakukan oleh dokter yang ahli, dengan bantuan spekulum hidung dan kait khusus untuk
mengambil benda asing
Benda asing diambil dengan kait tajam, kait cincin, pinset hidung atau alligator, tergantung
dari jenis benda asing yang masuk
Perhatian :
Banyak pembuluh darah mimisan
Pasien tidak kooperatif masuk ke saluran makan atau napas
5. KIE
a. Hindari penggunaan mainan yang berbentuk kecil untuk anak
b. Jangan coba mengambil sendiri
c. Jangan suruh anak untuk buang ingus
d. Segera bawa ke dokter THT/RS yang ada dokter THT

4. EKTRAKSI BENDA ASING DI HIDUNG

PENILAIAN
NO. JENIS KEGIATAN
0 1 2
1. Penderita duduk didepan pemeriksa, memposisikan lutut kiri
pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita
2. Memakai lampu kepala
3. Memegang spekulum hidung dengan tangan kiri
4. Ekstraksi benda asing :
Benda asing bulat, mainan,biji, manik masukkan kait cincin
melalui celah diatas benda asing sampai ujung kait melewati
benda asing, ujung kait diturunkan sampai benda asing
tersangkut tarik kait keluar
Bila benda asing pipih masukkan pinset bayonet atau aligator
benda asing dijepit tarik keluar
5. Evaluasi rongga hidung, perdarahan tampon dengan kasa/kapas
pehacain

5. PASANG TAMPON ANTERIOR RONGGA HIDUNG

PENILAIAN
NO. JENIS KEGIATAN
0 1 2
1. Penderita duduk didepan pemeriksa, memposisikan lutut kiri
pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita
2. Memakai lampu kepala
3. Bersihkan hidung dengan menghembuskan udara melalui hidung
(sisi) untuk hilangkan bekuan darah.

4. Memegang spekulum hidung dengan tangan kiri


5. Evaluasi sumber/asal perdarahan
6. Perdarahan anterior, merembes pijat vestibulum nasi kira-kira 5-
10 menit.
7. Bila masih berdarah beri tampon spoortjes dengan anastesi
lidokain efedrin 2% (10)
8. Bila diambil masih berdarah atau perdarahan profus, pasang
tampon spoortjes/pita boorzalf.
9. Tampon boorzalf dipegang dengan pinset bayonet atau tampon
tang, dimasukkan menyusuri dasar rongga hidung sampai ke koana
10. Tampon kemudian ditata dengan mendorong ke atas rongga hidung
11. Masukkan tampon lagi dan didorong ke atas sampai memenuhi
rongga hidung.
12. Evaluasi perdarahan yang keluar dari koana (post nasal bleeding)
dengan pemeriksaan faringoskopi
13. Kalau dirasa sudah cukup penuh dan masih berdarah rongga
hidung sebelahnya juga dipasang tampon anterior
14. Bila dengan kedua rongga hidung sudah terpasang tampon, masih
tetap berarah ganti dengan tampon belloque dan MRS
15. Evaluasi tanda-tanda vital (Tensi, nadi, Hb.)
13

Anda mungkin juga menyukai