Tenggorok
Dr. Fifin Pradina Duhitatrissari Sp.THT-KL
Mempergunakan Lampu Kepala
Memeriksa telinga kiri: Aurikulum dipegang dengan jari I dan II. Jari III, IV
dan V didepan aurikulum. Aurikulum ditarik ke arah postero superior
Prosedur
Membunyikan semua garpu tala (dapat dimulai dari frekuensi terendah
berturutan sampai frekuensi tertinggi atau sebaliknya) satu persatu, dengan cara
dipegang tangkainya kemudian kedua ujung kakinya dibunyikan dengan lunak
(dipetik dengan ujung jari/kuku)
Interpretasi
Normal : mendengar garpu tala pada semua frekuensi
Tuli sensori neural : batas atas turun (frekuensi tinggi tak terdengar)
Kesalahan
Garpu tala dibunyikan terlalu keras sehingga tidak dapat mendeteksi pada
frekuensi mana penderita tak mendengar
Pemeriksaan Tes Rinne
Tujuan
Membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang pada satu telinga penderita
Prosedur
Pemeriksa membunyikan garpu tala frekuensi 512 Hz, dengan meletakkan
tangkainya tegak lurus pada planum mastoid penderita (posterior dari MAE)
sampai penderita tak mendengar, kemudian cepat memindahkan ke depan
MAE penderita
Apabila penderita masih mendengar garpu tala di depan MAE disebut Rinne
positif, bila tidak mendengar disebut Rinne negatif
Bila lebih keras di depan disebut Rinne positif, bila lebih keras di belakang
Rinne negatif
Pemeriksaan Tes Rinne
Interpretasi
Normal : Rinne positif
False Rinne (pseudo positif atau pseudo negatif) terjadi bila stimulus bunyi
ditangkap oleh telinga yang tidak di tes, hal ini dapat terjadi bila telinga yang
tidak di tes pendengarannya jauh lebih baik daripada yang di tes
Kesalahan
Garpu tala tidak diletakkan dengan baik pada mastoid atau miring, terkena
rambut, jaringan lemak tebal sehingga penderita tidak mendengar atau getaran
terhenti karena kaki garpu tala tersentuh aurikulum
Penderita terlambat memberi isyarat waktu garpu tala sudah tak terdengar lagi,
sehingga waktu dipindahkan di depan MAE getaran garpu tala sudah berhenti
Pemeriksaan Tes Weber
Tujuan
Membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga penderita
Prosedur
Pemeriksa membunyikan garpu tala frekuensi 512 Hz , kemudian tungkainya
diletakkan tegak lurus di garis median, biasanya di dahi (dapat pula pada
vertex, dagu atau pada gigi insisivus) dengan kedua kaki pada garis horisontal
Tuli sensori neural : mendengar lebih keras pada telinga yang sehat
Prosedur
Pemeriksa membunyikan garpu tala frekuensi 512 Hz n kemudian tangkainya
diletakkan tegak lurus pada mastoid pemeriksa, bila pemeriksa sudah tidak
mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke mastoid penderita
Bila penderita masih mendengar maka Schwabach memanjang, tetapi bila
penderita tidak mendengar, terdapat 2 kemungkinan yaitu Schwabach
memendek atau normal
Pemeriksa membunyikan garpu tala 512 Hz kemudian diletakkan tegak lurus
pada mastoid penderita, bila penderita sudah tidak mendengar maka secepatnya
garpu tala dipindahkan pada mastoid pemeriksa
Bila pemeriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal, bila pemeriksa
masih mendengar berarti Shwabach penderita memendek
Pemeriksaan Tes Schwabach
Interpretasi
Normal : Schwabach normal
Tuli konduksi : Schwabach memanjang
Tuli sensori neural : Schwabach memendek
Kesalahan
garpu tala tidak tegak dengan baik, kakinya tersentuh
hingga bunyi menghilang
isyarat menghilangnya bunyi tidak segera diberikan oleh
penderita
Pemeriksaan Rinoskopi Anterior
• Lampu Kepala
• Sumber energi listrik (AC
Pemeriksaan pendahuluan
• Bibir atas : maserasi, lebar lobang vestibulum pada anak-
anak
• Pinggir-pinggir lobang hidung : crustae, merah
• Posisi septum nasi : dorong ujung hidung ke atas dengan
ibu jari dokter
Pemeriksaan dengan spekulum
• Bagian lateral dengan mendorong spekulum ke lateral,
bagian medial dengan dengan mendorongnya ke medial ke
atas dan bagian inferior dengan mendorongnya kebawah
• Perhatikan : apakah ada sekret , krustae, bisul-bisul,
raghade
Memeriksa cavum nasi bagian bawah
Mengeluarkan spekulum
Mulut spekulum ditutup 90 % baru dikeluarkan
RINOSKOPI POSTERIOR
• Lampu Kepala
• Sumber energi listrik (AC dengan
Alat adaptor atau baterai)
• Spatula
Syarat yang harus dipenuhi :
Harus ada tempat yang cukup luas untuk menempatkan kaca.
Untuk itu maka lidah ditekan dengan spatula.
Menekan lidah:
Hendaknya lidah ditekan dengan tenaga yang optimal.
Terlalu kuat timbul rasa sakit
Kurang kuat faring tidak kelihatan
Terlalu jauh refleks muntah
Menyinari kaca
Memeriksa septum nasi (margo post), koane kanan dan tuba kanan
Memeriksa septum nasi (margo post), koane kiri dan tuba kiri
• mulut dibuka
• masukkan lampu (yang telah disarungkan tabung gelas/tabung
reaksi)
• mulut ditutup rapat
• cahaya yang memancar dari mulut dan bibir atas ditutup dengan
tangan kiri
Hasil: Normal dinding muka sinus maksilaris terang
PEMERIKSAAN
MULUT, TONSIL, FARING DAN LARING
• Lampu kepala
Palpasi
• Palpasi lidah bila ada ulkus pada lidah (ca)
Perkusi
• pada gigi dan geraham (sakit)
TONSIL DAN FARING
Mulut buka lebar – lebar, lidah ditarik kedalam, dilunakkan, lidah ditekan
kebawah, dibagian medial.
Penderita disuruh bernapas: tidak boleh menahan napas, tidak boleh napas
keras – keras
Lidah ditekan anterior dari tonsil, hingga kelihatan pole bawah tonsil, spatula
II (posisi ujungnya vertikal) menekan jaringan peritonsil, sedikit lateral dari
arcus anterior.
• tumor tonsil : fiksasi
• tonsilitis kronik : tonsil mobil
Pemeriksaan Mulut, Tonsil,
dan Faring
1
• Memeriksa adanya trismus (kekakuan saat membuka mulut )
2
• Memeriksa adanya ptialismus
3
• Memeriksa gerakan bibir dan sudut mulut (N. VII)
4
• Memeriksa gigi – gigi dan geraham – geraham
5
• Memeriksa lidah : parase N. XII ,atrofi, aptae, tumor maligna
6
• Memeriksa palatum durum
7
• Melakukan palpasi pada lidah bila ada ulkus
8
• Melakukan perkusi : pada gigi dan geraham
9
• Memeriksa mobilitas tonsil
PEMERIKSAAN LARINGOSKOPI
INDIREKTA
Alat
• Lampu kepala
• Sumber energi listrik ( Adaptor atau bateray )
• Spatula
• Kaca laringoskop yang besar
• Lampu spiritus
• Larutan tetrakain untuk faring yang sensitif
• Kain kasa yang dilipat
Laringoskopia indirekta
• Melihat laring secara tidak langsung dengan cara menempatkan cermin
didalam faring dan cermin tersebut disinari dengan cahaya.
• Bayangan laring pada cermin terlihat dari sinar yang dipantulkan
Syarat-syarat
• Harus ada jalan yang lebar buat cahaya yang dipantulkan oleh cermin
dari faring ke laring. Untuk keperluan itu maka lidah harus
dikeluarkan, sehingga radik lingue yang menutup jalan itu bergerak ke
ventral.
• Harus ada tempat yang luas buat cermin, dan cermin tak boleh ditutup
oleh uvula. Untuk keperluan itu penderita disuruh bernafas dari mulut
dengan demikian uvula bergerak dengan sendirinya ke atas dan menutup
jalan ke nasofaring.
Untuk pemeriksaan laringoskopia inderekta,
kepala penderita diatur dalam tiga posisi, yaitu :
• Posisi tegak (a)
• Posisi Killian, lebih jelas untuk melihat sekitar komisura posterior (b)
• Posisi Tuerck’s, lebih jelas untuk melihat sekitar komisura anterior (c)
Menempatkan Kaca Laring
Pelaksanaan
• Anastesi faring dengan tetrakain. Pada umumnya anestesi ini tak
diperlukan kecuali untuk faring yang sangat sensitif. Pemeriksaan
dapat dimulai kira-kira 10 menit setelah disemprotkan larutan
tetrakain.
• Mulut harus dibuka lebar-lebar, harus bernafas dari mulut
• Penderita diminta menjulurkan lidah panjang-panjang
Bagian lidah yang ada di bagian mulut
• Dibungkus dengan kain kasa kita pegang dengan tangan kiri, jari satu
diatas lidah, jari tiga dibawah lidah dan jari dua menekan pipi.
• Dipegang dengan tenaga yang optimal, lebih keras dari itu
menyebabkan penderita merasa sakit, bila lebih lunak lidah akan
terlepas.
Cermin Cermin Panas cermin
dipegang dipanasi dikontrol pada
dengan 37° lengan bawah kiri
tangan kanan supaya pemeriksa. Cermin
seperti tidak dimasukkan ke
memegang kabur dalam faring dan
pensil ke mengambil posisi
arah cermin dimuka uvula
bawah didorong sedikit ke
belakang dengan
punggung cermin,
cermin disinari
Memeriksa radik lingue,
epiglotis & sekitarnya
Kelihatan gambar dari radiks lingue epiglotis yang menutup introitus laringis, plika
glosoepiglotika, valekula kiri dan kanan.
Perhatikan anatominya
Fasies posterior tonsil pada kesempatan ini dapat diperiksa yaitu pada awal tahap 1
atau pada akhir tahap 3
Untuk keperluan ini penderita disuruh mengucapkan hurup “iii” yang panjang dan
yang tinggi laring ditarik ke atas dan ke muka, ikut pula serta epiglotis
Epiglotis yang sebelumnya menutup introitus laring, sekarang terbuka sehingga
cahaya dapat masuk ke dalam laring dan trakea
• Memegang lidah dengan tenaga yang optimal, lebih keras dari itu menyebabkan penderita
4 merasa sakit, bila lebih lunak lidah akan terlepas
• Memegang cermin dengan tangan kanan, seperti memegang pensil arah cermin ke bawah.
5
10
• Memeriksa radik lingue
11
• Memeriksa epiglotis
12
• Memeriksa aritenoid kiri dan kanan
13
• Memeriksa plika ari epiglotika kiri dan kanan
14
• Memeriksa sinus piriformis kiri dan kanan
15
• Memeriksa Dinding posterior dan dinding lateral laring
16
• Memeriksa Plika ventrikularis kiri dan kanan
17
• Memeriksa Komisura anterior dan posterior
18
• Memeriksa Korda vokalis kiri dan kanan
19
• Menyuruh penderita mengucapkan hurup “iii” yang panjang dan yang tinggi
20
• Memperhatikan gerakan dari korda vokalis kiri dan kanan normal.
21
• Memperhatikan anatomi, patologi mukosa, warna mukosa, sekret regio subglotis
22
• Memperhatikan mukosa trakea
TERIMA KASIH