PEMERIKSAAN TELINGA
HISTOLOGI
a. Pars tensa :pars tensa terdiri dari 3 lapisan
1. Lapisan luar : kulit tipis dari kulit m.a.e
2. Lapisan medial: mukosa, lanjutan dari mukosa
yang melapisi kavum timpani
3. Lapisan tengah: membrana propia terdiri dari 2
lapisan:
- Lateral dengan serat-serat radier
- Medial dengan serat sirkuler, ini yang
menyebabkan tensi pada pars tensa
Umbo
Prosesus brevis
Refleks cahaya (karena membrana timpani
ditempat itu tegak lurus pada cahaya).
b. Pars flaksida : membrana Schrapnelli.
ALAT ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Lampu Van Hassle
Menggunakan lampu Van Hassel dipakai di kepala
Tabung lampu yang ideal mempunyai penampang 12 mm.
Lensa berkekuatan 58 u (minimal 55 u).
Posisi lampu medial dari mata yang dipakai dan sedekat
mungkin pada pupil.
2. Spekulum telinga:
Untuk menyingkirkan rambut-rambut dan melebarkan
m.a.e. Spekulum ini waktu memasukkan harus digerakkan
secara memutar kemudian digerakkan keatas, kebawah,
kemuka dan kebelakang supaya seluruh membrana timpani
dapat dilihat.
3. Loupe : berkekuatan 10 D
4. Watten drager, kapas, lampu spiritus
Untuk Pemeriksaan THT
TEHNIK PEMERIKSAAN TELINGA
PENDENGARAN
TES SUARA BISIK KONVERSASI
TES GARPU SUARA
TES AUDIOMETER
KESEIMBANGAN
TES KALORI
Kegunaan tes pendengaran :
- Seleksi penerimaan pegawai / murid
- Kesehatan industri pd paparan bising
- Pembuatan visum kecelakaan kerja / KLL
- Mencari penyebab penurunan pendengaran
anak sekolah
- Mencari penyebab gangguan perkembangan
bicara (pd balita)
- Membantu menentukan diagnosis dan terapi
penyakit telinga
TES PENDENGARAN
Tes Bisik :
- Untuk mengetahui kemampuan mengerti
kata-kata, telinga yang tidak diperiksa
dapat di masking
- Menentukan ketulian secara kasar/perkiraan
- Ruangan harus tenang
- Seseorang dg pendengaran normal dapat
mendengar pada jarak 6 10 meter pada
tempat yang sunyi
YANG DIPERIKSA PEMERIKSA
NASI
SAPI
MEJA
PAKU
MATA
Terdengar 80 %
( 4 dari 5 kata )
0m 1m 2m 6m
HASIL TES
Dasar :
- T Konduksi penurunan pd frek rendah
- T SNHL penurunan pd frek tinggi
Cara :
Kesalahan tes :
GT dibunyikan terlalu keras shg tdk dpt
mendeteksi frek mana penderita tdk mendengar
Intensitas terendah
yang masih terdengar
pemeriksa
D S
- 4096 +
- 2048 +
- 1024 +
+ 512 +
+ 256 -
+ 128 -
+ 64 -
Batas atas turun Batas bawah naik
Tuli Sensorineural Tuli Konduksi
TES WEBER
- Tujuan :
Membandingkan daya tangkap kedua telinga
penderita thd rangsang bunyi melalui hantaran
tulang (membandingkan hantaran tulang antara
kedua telinga penderita)
- Tujuan :
Membandingkan daya tangkap telinga thd
rangsang bunyi melalui hantaran tulang &
hantaran udara (membandingkan hantaran
tulang & hantaran udara pada satu telinga
penderita)
Cara :
- Tujuan :
Membandingkan hantaran tulang antara
penderita dengan pemeriksa
- Cara :
GT 512 Hz digetarkan kmd tangkainya
dipancangkan tegak lurus pd pln mastoid
pemeriksa,apbl pemeriksa sdh tidak
mendengar, secepatnya GT dipindahkan ke
planum mastoid penderita
Apabila :
- Kesalahan tes :
GT tdk terpancang dg baik, kakinya
tersentuh hingga bunyi menghilang atau
isyarat menghilangnya bunyi tdk segera
diberitahukan o/ penderita
TES BING
Cara :
- GT digetarkan di prosesus mastoid
- Tragus ditekan menutupi liang telinga
sehingga tdp tuli konduksi
Penilaian :
- Kekerasan bunyi sebelum dan sesudah
ditekan menutupi liang telinga
- untuk mengetahui jenis gangguan pendengaran
- Bing positif : bunyi terdengar lebih keras
setelah liang telinga ditutup
Tdk ada lateralisasi Positif (AC>BC) Sama dengan pemeriksa Bertambah Normal
Keras
- RINNE +
Pseudonegatif
TULI KONDUKSI KANAN
KANAN KIRI
3m 6m
- RINNE +
Ke kanan WEBER
+ 4096 +
+ 2048 +
+ 1024 +
+ 512 +
- 256 +
- 128 +
- 64 +
KESIMPULAN
AUDIOMETRY = AUDIOMETRI
AUDIOMETER
ELEKTRO AKUSTIK ?
AUDIOGRAM
ACOUMETRI
ELECTR0 - COCHLEOGRAM
SUBYEKTIF
KOMPONEN BUNYI
1. Frekwensi
2. Intensitet
3. Waktu
SUPRA LIMINAL
Pure Tone Audiometry
reseptor VISUAL
gravitasi CNS
INTERPRETASI
VESTIBULER BELAJAR
pendengaran
ADAPTASI
proses KOMPENSASI ritme
autonom sirkadian
stabilitasi image
orientasi ruangan
kontrol keseimbangan
ETIOLOGI GANGGUAN KESEIMBANGAN
Kualitas hidup
GEJALA OTONOM
Berdebar-debar
Berkeringat dingin
- Mengatur keseimbangan
pada kecepatan rendah
(slow tandem walk test)
base of suppor
VISUAL atau MATA
Memberi informasi
kepada otak tentang
posisi tubuh terhadap
lingkungan berdasarkan
sudut dan jarak dengan
obyek sekitarnya
PROPIOSEPTIK / SOMATOSENSORIK
SENTRAL : PERIFER :
Murni Horizontal rotatoar
vertikal/torsional Berkurang pada fiksasi visual
Tidak dipengaruhi Meningkat pada gaze sisi
fiksasi visual sehat (arah fase cepat),
Change directional menurun pada gaze sisi sakit
One directional
GANGGUAN KESEIMBANGAN
A B
Manoeuvre designed to elicit both
positioning and positional nystagmus
TES KALORI
TES KALORI
Ingat COWS
Cold Opposite side Warm Same side
MEKANISME TES KALORI
Tes kalori 2 suhu (lanjutan)
Alat :
Air (udara) 44oC, 30oC, 0oC (air es)
Pompa (spuit) 50 100 cc
Stop Watch
Kaca mata Frenzell (lensa 15 D)
Tes kalori 2 suhu (lanjutan)
Cara :
Penderita bebas obat (anti vertigo) 3-5 hr
tidur terlentang
kepala fleksi 30oC
Kanalis semisirkularis horizontal (tegak lurus)
Pompa MAE kanan dgn air panas (44oC) 50 cc,
selama 30 detik
Catat mulai pompa sampai nistagmus berhenti
Lakukan pada MAE kiri 5 menit kemudian
Ulangi dengan air dingin (30oC)
0oC bila 44oC dan 30oC tdk ada reaksi
Tes kalori 2 suhu (lanjutan)
kanan
44oC
kiri
kanan
30oC
kiri
Tes kalori 2 suhu (lanjutan)
Hasil Penilaian
Normal : Frenzell (+) 160-210 detik
(rata-rata 3 menit)
Hipofungsi : Frenzell (+) < 160 detik
(canal parese) Frenzell (-) < 90 detik
Hiperfungsi : Frenzell (+) > 210 detik
Frenzell (-) > 140 detik
Labirin mati : Reaksi (-)
TES ROMBERG
STEPPING TEST
TES POST POINTING DAN
FINGER TO NOSE
TES DISDIADOKOKINESIS
HASIL :
Pertama Nistagmus horizontal arah ke sisi sehat pd
bbrp detik
Kemudian Nistagmus horizontal arah ke sisi lesi
terjadi +20 dtk setelah headshake
HSN berkorelasi baik dng kelainan vestib. perifer
Head Impulse Test = Head Thrust Test
TES DYNAMIC
VISUAL ACUITY
Pasien diminta membaca huruf pd Snellen eye chart
(seperti memeriksa visus mata), tandai pd garis
kemampuan membaca maksimal
Riwayat trauma
leher, panggul dll
Riwayat trauma
tulang belakang
Perasat Roll
KESIMPULAN
KESIMPULAN