Anda di halaman 1dari 44

TEKNIK PEMERIKSAAN TELINGA &

TES PENDENGARAN (TES BISIK,


GARPUTALA, AUDIOMETRI)

I Made Wira Saputra, S.Ked

Departemen Ilmu Penyakit THT-KL


Pendidikan Profesi FK UWKS
RSUD Sidoarjo
2021 1
Pemeriksaan telinga meliputi :
 Aurikulum
 MAE
 Membrana Timpani

2
Anatomi Telinga

Aurikulum terdiri dari


 Bagian yang bertulang rawan :
- Heliks dan anti heliks
- Tragus dan anti tragus
- Konka
- Sulkus retroaurikuler
 Bagian yang tidak bertulang rawan
- Lobulus

3
Meatus Akustikus Eksternus (MAE)

MAE berbentuk tabung yang terdiri dari 2 bagian


a. Bagian lateral adalah pars kartilagenus
- merupakan lanjutan aurikulum
- mempunyai rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
seruminalis
- kulit melekat erat dengan perikondrium
b. Bagian medial adalah pars osseus
- Merupakan bagian dari os temporale
- Tidak berambut
- Ada penyempitan yaitu ismus MAE
- Tidak mobil terhadap sekitarnya

4
Membrana Timpani

a. Posisi :
- Membentuk sudut 45 derajat dengan bidang
horisontal dan sagital
- Tepi bawah terletak 6 mm lebih medial dari tepi
atas
- Pada bayi < 1 tahun letaknya lebih horisontal
dan frontal
b. Warna : putih mengkilat seperti mutiara
c. Ukuran : tinggi 9-10 mm, lebar 8-9 mm.
d. Bentuk : oval yang condong ke anterior

5
Bagian-Bagian Membrana Timpani

6
a. Pars tensa, terdiri dari 3 lapisan :
- Lapisan luar: kulit tipis, lanjutan kulit
MAE
- Lapisan medial : mukosa, lanjutan dari
mukosa yang melapisi kavum timpani
- Lapisan tengah : membrana propia,
terdiri dari 2 lapisan, yaitu.
 Lateral : serat-serat yang radier
 Medial : serat-serat yang sirkuler
yang menyebabkan pars tensa
tegang.
b. Pars Flaksida, tidak mempunyai
membrana propria

7
PATOLOGI

8
Aurikulum

 Kongenital

Fistula Preaurikularis Mikrotia

9
Aurikulum
❑ Infeksi

Erisipelas Dermatitis Perikondritis Herpes zoster


aurikularis oticus
Aurikulum
❑ Trauma

Othematoma/hematoma Pseudothematoma
aurikuler
Aurikulum
❑ Tumor

Ateroma Keloid
Meatus Akustikus eksternus

❑ Kongenital

Stenosis

Atresia
Meatus Akustikus eksternus
❑ Infeksi

Otitis eksterna Otitis eksterna


sirkumskripta/ difusa
Furunkel
Meatus Akustikus eksternus
❑ Korpus alienum
Meatus Akustikus eksternus
❑ Serumen
Membrana Timpani
• Perubahan warna:
- Merah : hiperemi akibat radang
- Hitam : fungi
- Kuning : fungi
- Putih : fungi atau asidum borikum
pulveratum
Membrana Timpani
Perubahan Posisi : RETRAKSI

• Manubrium mallei memendek karena tertarik ke


medial dan lebih horizontal
• Reflek cahaya berubah bentuk/hilang sama sekali
• Prosesus brevis menonjol keluar
• Plika posterior lebih jelas
• Plika anterior tak tampak karena tertutup oleh
prosesus brevis yang menonjol
Membrana Timpani
Perubahan Posisi : Bombans

• Membrana timpani terdesak ke lateral, cembung,


warna merah
Membrana Timpani
Perubahan struktur :

❑ Perforasi :
• Letak : sentral,marginal,atik
• Bentuk : bulat, oval,ginjal,jantung,total,subtotal
❑ Ruptura :
• Akibat trauma (berbentuk bintang dan ada bekuan
darah)
❑ Sikatrik :
• Bekas perforasi yang sudah menutup
❑ Granuasi
CARA PEMERIKSAAN TELINGA
(OTOSKOPI)

21
Alat :

Lampu kepala van hasselt Spekulum telinga otoskop Pemilin kapas


Ring hak
Hak tajam

Balon politzer Forsep telinga Semprit telinga


PEMERIKSAAN TELINGA

Cara memakai lampu Posisi Duduk


kepala
PEMERIKSAAN TELINGA

Cara memegang telinga


PEMERIKSAAN TELINGA

Cara memegang otoskop


TES BISIK
TES BISIK
TES BISIK MODIFIKASI
TUJUAN

Di gunakan untuk skrining pendengaran, yaitu untuk menapis/


memisahkan kelompok pendengaran normal dan kelompok
tidak normal pada sejumlah besar populasi, misalnya pada uji
Kesehatan penerimaan mahasiswa atau pegawai.

TEKNIK PEMERIKSAAN

Tes dikerjakan diruang kedap suara, dibisikan 10 kata-kata,


dengan intensitas lebih rendah dari tes bisik konvensional karena
jaraknya lebih dekat. Untuk memperpanjang jarak pemeriksa
dapat menjauhkan mulutnya dengan telinga penderita yang
diperiksa yaitu dengan jalan menoleh atau duduk di belakang
penderita, sambil memberi masking pada telinga yang diperiksa .
Bila penderita dapat mendengar dengan betul 80% kata kata yang
dibisikan maka dinyatakan pendengaran normal.
TES GARPU TALA
Ada 4 jenis tes garputala yang sering dilakukan :
1. Tes batas atas dn batas bawah
2. Tes rinne
3. Tes weber
4. Tes schwabach
TES BATAS ATAS & BATAS
BAWAH
TUJUAN

Menentukan frekuensi garpu tala yang dapat didengar penderita


melewati hantaran udara bila dibunyikan pada intensitas
ambang normal
TES BATAS ATAS & BATAS
BAWAH
TEHNIK PEMERIKSAAN
TES BATAS ATAS & BATAS
BAWAH
INTEPRETASI

o Normal : mendengar garpu tala pada semua


frekuensi
o Tuli konduksi : batas bawah naik (frekuensi
rendah tak didengar)
o Tuli sensori neural : batas atas turun
( frekuensi tinggi tak didengar)
o Kesalahan : garpu tala dibunyikan terlalu
keras sehingga tidak dapat mendeteksi pada
frekuensi mana penderita tak mendengar
TES RINNE
TUJUAN

Membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang pada satu


telinga penderita
TES RINNE
TEHNIK PEMERIKSAAN

512 Hz
TES RINNE
INTERPRETASI

o Normal : Rinne positif


o Tuli Konduksi : Rinne Negatif
o Tuli sensori neural : Rinne positif
TES WEBER
TUJUAN

Membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga penderita

CARA PEMERIKSAAN

512 Hz
TES WEBER
INTEPRETASI

o Normal : Tidak ada lateralisasi


o Tuli Konduksi : Mendengar lebih keras di
telinga yang sakit
o Tuli sensori neural : mendengar lebih keras pada
telinga yang sehat
TES SCHWABACH
TUJUAN

Membandingkan hantaran lewat tulang antara penderita dengan


pemeriksa

CARA PEMERIKSAAN

512 Hz
TES SCHWABACH
INTERPRETASI

o Normal : Schawabach normal


o Tuli Konduksi : Schawabach memanjang
o Tuli sensori neural : Schawabach memendek
TES PENDENGARAN
TES AUDIOMETRI
DEFINISI

Tes audiometri merupakan tes pendengaran dengan alat


elektroakustik yang digunakan untuk mengetahui level
pendengaran seseorang.

TUJUAN

• Skrinning
• Diagnostik
TES AUDIOMETRI
TES AUDIOMETRI

Anda mungkin juga menyukai