Konduktif
Crus Of antihelix
1.
2. Helix
3. Scaphoid fossa
4. Antihelix
5. Anti Tragus
6. Ealobule
7. Intertragic incisura
8. Tragus
9. Concha cavity
10. Anterior incisura
11. Crus of Helix
12. Cymba conchae
13. Trianguler fossa
-
Telinga Tengah
1. Membrana timpani
2. Cavum timpani
3. Tuba eustakhii 2
4. Mastoid
3
Telinga Dalam
Disebut juga Auris Interna = Labirin
Terdiri 2 bagian :
1. Tulang : labirinthus osseus.
2. Membran : labirinthus membranaceus.
Lab. Membran terdapat di dalam labirin osseus,
diantara keduanya terdapat perilympe
Sedangkan di dalam labirin membr terdapat
endolympe
Fisiologi pendengaran
Proses mendengar Dalam bentuk
diawali dengan gelombang yang
ditangkapnya energi dialirkan melalui Menggetarkan
bunyi oleh daun udara atau tulang ke membran timpani
telinga koklea
Menimbulkan proses
depolarisasi sel rambut
Lalu dilanjutkan ke nukleus
sehingga melepas
auditorius sampai ke
neurotransmitter ke
korteks pendengaran (area
dalam sinapsis yang akan
39-40) di lobus temporalis
menimbulkan potensial
aksi pada saraf auditorius
Klasifikasi Gangguan Pendengaran
Tuli Konduktif
• Gangguan telinga luar dan telinga tengah
Tuli Sensorineural
• Gangguan pada telinga bagian dalam
• atau pada fungsi saraf pendengaran
Tuli Campuran
• Kombinasi dari tuli konduktif & sensorineural
Tuli Konduktif
1. Genetik
• merupakan gangguan • Biasanya berupa gangguan pendengaran bilateral tapi dapat
pendengaran yang timbul bersifat asimetris dan dapat bersifat statis maupun progresif
pada saat lahir • Berhubungan dengan kromosom x ( Hunter`s
Syndrome,Alport Syndrome)
• Kelainan Mitokondria ( Kearns – Sayre Syndrome)
• Malformasi pada organ telinga ( Stenosis, atresia kanal telinga
Dapat berupa tuli sebagian eksternal)
atau tuli total 2. Didapat
• Infeksi ( Rubela Kongenital, Cytomegalovirus,
Toksoplasmosis,herpes simpleks, meningitis bakteri, otitis
media kronik purulenta
• Neonatal Hiperbilirubinemia
Dibagi menjadi Genetik • Masalah Perinatal ( prematuritas, anoksia berat
Herediter & Non Genetik • Obat Ototoksik ( Erytromycin, Gentamycin, Neomycin,
Streptomycin,Kanamycin)
• Trauma
• Neoplasma
Garputala, Audiometri dan Timpanometri
tes Rinne
tes Weber
tes Schwabach
Tes Rinne
Tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang
diperiksa
Pada saat dilakukannya tes, pasien harus fokus terlebih dahulu setelah pasien fokus maka tindakan
selanjutnya adalah menggetarkan garputala.
Garputala yang sedang bergetar diletakkan di prosesus mastoid setelah tidak terdengar maka
garputala diletakkan di depan telinga kira-kira 2,5 cm.
Apabila bunyi garputala masih terdengar maka disebut tes Rinne positif (+) namun apabila bunyi
garputala tidak terdengar maka disebut tes Rinne negatif (-).
(+) yang artinya normal atau tuli sensorineural. (-) yang artinya tuli konduktif
TES WEBER
Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan kanan
Garputala digetarkan dan tangkai penala diletakan di garis tengah
kepala (vertex, dahi, pangkal hidung, di tengah – tengah gigi seri
atau di dagu).
Apabila bunyi penala lateralisasi ke telinga yang sakit artinya
terdapat tuli konduktif.
Apabila bunyi penala lateralisasi ke telinga yang sehat artinya
terdapat tuli sensorineural.
Apabila bunyi penala terdengar di kedua telinga artinya normal.
TES SCHWABACH
Membandingkan hantaran tulang pasien dengan pemeriksa yang pendengarannya normal
Garputala digetarkan, tangkai penala diletakan pada prossesus mastoideus sampai tidak
berbunyi.
Kemudian tangkai penala segera dipindahkan ke prosessus mastoideus telinga pemeriksa
yang pendengarannya normal.
Bila pemeriksa masih dapat mendengar bunyi disebut schawabach memendek yang
artinya terdapat tuli sensorineural.
Bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu
penala diletakan pada prosessus mastoideus pemeriksa lebih dahulu.
Bila pasien dapat mendengar bunyi disebut schawabach memanjang yang artinya terdapat
tuli konduktif.
Bila pasien dan pemeriksa kira – kira sama mendengar disebut dengan schawabach sama
dengan pemeriksa yang artinya normal.
Audiometri
Pemeriksaan audiometri bertujuan untuk mengetahui derajat ketulian secara
kuantitatif dan mengetahui keadaan fungsi pendengaran secara kualitatif
(pendengaran normal, tuli konduktif, tuli sensoneuraldan tuli campuran).
Pasien harus memberi tanda saat mulai mendengar bunyi dan saat bunyi tersebut
menghilang. Cara membaca hasil audiometri adalah dengan melihat grafik yang
dihasilkan.
Grafik Air Conductor (AC) untuk menunjukan hantaran udara, sedangkan grafik
Bone Conductor (BC) untuk melihat hantaran tulang.
Telinga kiri ditandai dengan warna biru, sedangkan telinga kanan ditandai dengan
warna merah.