Anda di halaman 1dari 30

Anatomi dan

Pemeriksaan Telinga
Afiyah Putri Zada, Galih Teja Sukma, Hamidah, Monang Hasibuan,
Sonya Dewanti

Pembimbing : dr. Sri Marhaeini, Sp. THT


Anatomi Telinga
Telinga = auris = oto

 Telinga terdiri dari 3


bagian:
◦ Telinga luar (auris
eksterna)
◦ Telinga tengah
(auris media)
◦ Telingan dalam
(auris interna)
Telinga Luar
Auricula (pinna)

Tuberculum Darwin, fossa triangularis, schapa,


choncha: crus dan cymba, incisura intertragica

Otot telinga :

Ekstrinsik : auricularis ant, auricularis sup, auricularis post


Intrinsik : helicis mayor, minor, antitragicus, tranversus
auricula, obliquus auricula

Vaskularisasi: a. auricularis post & a. temporalis superficialis


Inervasi sensoris: n. auricularis mayor dan occipitalis minor, n.
auriculotemporalis
Bagian concha: N. VII dan N. X
Telinga Luar
a. Panjang ± 2,5 cm
b. 1/3 Lateral cartilago, 2/3 Medial Ossea
c. Pars Cartilaginea  Serumen

Inervasi: N. Auriculotemporalis, r. auricularis N.X, N.VII (dalam jumlah kecil)


Klinis: refleks vagus bisa terjadi ketika mengorek telinga/prosedur pembersihan cerumen
Serumen
• Earwax  tahi telinga
• Campuran: wax, minyak, keratin
­ squalene, lanosterol, and cholesterol
• Campuran dua sekret kelenjar:
­ Glandula sebacea
­ Glandula ceruminosa
• Kelenjar ini hanya terdapat pada kulit 1/3 luar MAE
• Klinis: CERUMEN PROP/OBTURANS
Membran Tympani
• Membentuk sudut : miring ke anteromedial
• ∅ terpanjang: 9 – 10 mm
• Terdiri dari 3 lapisan: lateral (cutaneus), intermediate (fibrous), medial
(mucosa)
• Vaskularisasi: r. Auriculari profunda dari a. maxillaris
• Inervasi: r. auriculotemporalis (V3), r. Auricularis N. VII, r.
Tympanica N. IX (mucosa)
Telinga Tengah
 Telinga tengah atau cavum tympani berfungsi menghantarkan bunyi
atau bunyi dari telinga luar ke telinga dalam
 Berbentuk kubus 6 dinding yang dibatasi oleh :
• Lateral : membran timpani
• Medial : promontorium
• Superior : tegmen timpani fossa kranii
• Inferior : bulbus vena jugularis
• Anterior : muara tuba Eustachius
• Posterior : aditus ad antrum dari mastoid
 Bagian utama  osikulus (maleus, incus, stapes)
 Otot  m. tensor timpani dan m. stapedius (paresis m.stapedius 
hyperacusis
Cavum tympani berisi:
• Ossicula auditiva,
• M. Stapeideus dan Tensor tympani
• Chorda tympani,
• Plexus tympanicus (nervus)

Suplai darah untuk cavum tympani oleh arteri timpani


anterior, arteri stylomastoid, arteri petrosal superficial,
arteri timpani inferior
Mastoid
 Aditus ad antrum mastoideum
• Irreguler, menghubungakan
cavum tympani – antrum
mastoideum – celulla mastoidea
• Cellula mastoidea  infeksi 
mastoiditis
Auris Interna (labirynth)
1. Labirynthus osseus:
• Vestibulum
• Canalis semicircularis
• Cochlea
2. Labiryntus membranaceus
• Utriculus
• Sacculus
• Ductus semisirculares
• Ductus cochlearis;
scala media
Labyrintus osseus
1. Bagian dari parspetrosus os temporale, dilapisi periosteum dna berisi cairan perilymphe
2. Vestibulum  bagian tengah (pangkal: for. Vestibuli/ovale)
• Anterior  cochlea
• Superoposterior  canalis semicircularis
• Aquaductus vestibularis: vestibulum – cavitas cranii
• Berisi labyrintus membranceus: sacculus, utriculus
3. Canalis semicircularis:
• Canalis semicircularis sup
• Canalis semicircularis post
Ampula: pembesaran dipangkal
• Canalis semicircularis lat
• Ductus semisirculares
4. Cochlea  rumah siput
• Basis – apex = 5 mm, direntang 9 mm
• Axis berbentuk kerucut mediolus: lubang ditenghanya
• Helicotrema
• Berisi: Ductus cochlearis; scala media, scala vestibuli, dan scala tympani
Labyrinthus membranacea
1. Sistem ductus dan saccus yang
kontinyu berisi cairan endolympe
2. Terdiri dari:
• Sacculus dan utriculus
• 3 ductus semicircularis
• Ductus cochlearis; scala media
Chochlea sebagai Organ Pendengaran

1. Tiga setengah lingkaran  mengelilingi


sumbu tulang  MEDIOLUS
2. Mediolus Berisi: nervus cochlearis,
ganglion spiralis, dan pembuluh darah

• Choclea dibagi dua oleh ductus choclearis menjadi:


• Scala vestibuli  fanestra vestibuli
• Scala tympani  fanestra tympani
• Ductus choclearis disebut scala media
Organon Corti
Organon Corti
Transmisi Suara
Nervus vestibulo-cochlearis (VIII)
1. Merupakan SSA  pars vestibularis dan cochlearis
2. Kelaur dari batang otak di antara pons dan MO lateral
3. Nervus vestibularis:
• Gln. Vestibularis  neuron bipolar. Processus perifer ke utriculus dan
sacculus (percepatan linear realtif terhadap posisi kepala) dan ke ampula duct.
Semicirculris (percepatan rotasi/sudut)
4. Nervus cochlearis:
• Gln. Spiralis  neuron bipolar. Proc. Perifer ke organ spiralis
5. Kerusakan N. VIII; tinitus, vertigo, dan kehilangan pendengaran
Pemeriksaan Telinga
Alat :
• Lampu kepala Pasien duduk dengan posisi badan condong
• Corong telinga sedikit ke depan dan kepala lebi tinggi sedikit

• Otoskop dari kepala pemeriksa untuk memudahkan


melihat liang telinga dan membran timpani
• Pelilit kapas
• Pengait serumen
• Pinset telinga
• Garpu tala
Inspeksi
• Melihat keadaan dan bentuk daun telinga, daerah belakang daun telinga (retro-
aurikuler) apakah terdapat peradangan atau sikatriks bekas operasi
• Melihat keadaan liang telinga dan membran timpani dengan otoskop
• Pemeriksaan telinga kanan  tangan kanan, telinga kiri  tangan kiri
• Bila terdapat serumen dalam liang telinga  keluarkan
• Jika konsistensinya cair  dililitkan dengan kapas
• Jika konsistensinya lunak atau liat  pengait
• Jika berbentuk lempengan  pinset
• Sangat keras  dilunak-kan dulu dengan minyak atau carbogliserin  sudah
lunak atau cair  irigasi dengan air
1. Daun Telinga
• Inspeksi  Kelainan kongenital, trauma, radang
• Palpasi  Nyeri tekan tragus, nyeri tarik auricula

2. Liang telinga
• Lapang / sempit, Hiperemis, Edema, Massa

3. Sekret / Serumen
• Bau
• Warna
• Jumlah
4. Membran Timpani
• Utuh  reflek cahaya, bulging, warna, retraksi, atrofi
• Perforasi  Jumlah perforasi, jenis, kuadran, warna mukosa telinga tengah

5. Mastoid
• Tanda radang / abses
• Fistel
• Sikatrik
• Nyeri tekan
• Nyeri ketok
Uji pendengaran
• Uji pendengaran dilakukan dengan garpu tala  tuli konduktif atau tuli sensorineural, Tes
berbisik dan audiometri nada murni
• Uji pendengaran : Uji Rinne, Weber, Swabach
• Uji rinne
• Getarkan garpu tala 512 Hz dengan jari atau mengetukkannya pada siku atau lutut pemeriksa
• Kaki garpu tala diletakkan pada tulang mastoid telinga 2-3 detik
• Kemudian dipindahkan ke depan liang telinga 2 1/2 cm jaraknya 2-3 detik
• Pasien menentukan ditempat mana yang terdengar lebih keras
• Bila terdengar lebih keras di depan liang telinga  normal atau tuli sensorineural (Rinne +)
• Bila terdengar lebih keras di tulang mastoid  tuli konduktif > 20 dB (Rinne -)
• Uji weber
• Letakkan kaki penala yang telah digetarkan pada garis tengah waja atau kepala
• Tanyakan telinga mana yang terdengar lebi keras
• Normal  pasien mendengar suara di tengah atau tidak dapat membedakan telinga
mana yang terdengar lebih keras
• Bila pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sehat (lateralisasi ke telinga yang
sehat)  telinga yang sakit menderita tuli sensorineural
• Bila pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sakit (lateralisasi ke telinga yang
sakit)  telinga yang sakit menderita tuli konduktif
• Uji schwabach
• Letakkan kaki penala yang telah digetarkan pada prosesus mastoideus sampai tidak
terdengar bunyi
• Kemudian tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga
pemeriksa yang pendengarannya normal
• Bila pemeriksa masih dapat mendengar disebut schwabach memendek, bila pemeriksa
tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya. Jika pasien masih
dapat mendengar bunyi disebut scwabach memanjang
• Bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-sama mendengarnya disebut dengan
schwabach sama dengan pemeriksa
Contoh :
Seorang pasien dengan kurang pendengaran pada telinga kanan
Hasil tes penala :
Telinga kanan Telinga kiri

Rinne Negatif Positif

Weber Lateralisasi ke telinga -


kanan
Schwabach Memanjang Sesuai pemeriksa

Kesimpulan : Tuli konduktif pada telinga kanan


Diagnosis telinga yang
Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach
diperiksa

Sama dengan
Positif Tidak ada lateralisasi Normal
pemeriksa

Lateralisasi ke telinga
Negatif Memanjang Tuli konduktif
yang sakit

Lateralisasi ke telinga
Positif Memendek Tuli sensorineural
yang sehat

Catatan : pada tuli konduktif < 30 dB, Rinne bisa masih positif
Thank
you !

Anda mungkin juga menyukai