Anda di halaman 1dari 28

 SLE (Sistemisc lupus erythematosus) adalah penyakit

radang multisistem yang sebabnya belum diketahui, dengan


perjalanan penyakit yang mungkin akut atau kronik disertai
oleh terdapatnya berbagai macam autoantibodi (respon
tubuh yang salah terhadap sel tubuh sendiri) dalam tubuh.

 Penyakit Lupus merupakan penyakit kelebihan kekebalan


tubuh. Penyakit lupus terjadi akibat antibody berlebihan,
sehingga tidak berfungsi menyerang virus, kuman atau
bakteri yang ada di tubuh, melainkan justru menyerang
system kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri.
 Dalam 30 tahun terakhir, Prevalensi pada berbagai
populasi yang berbeda – beda berpariasi antara 29/100
000 orang sampai 400/100 000 orang.
 SLE ditemukan pada berbagai usia, tetapi paling
banyak ditemukan pada 15 – 40 tahun. Kejadian kasus
pada wanita lebih besar dibandingkan pada Pria
berkisar antara 9 : 1.
Penyakit Lupus diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu :
Dicoid Lupus
Lesi berbentuk lingkaran atau cakram, Lesi ini timbul
dikulit kepala, telinga, wajah, lengan, punggung dan dada.
Sistemik lupus
penyakit Lupus yang menyerang kebanyakan system di
dalam tubuh, seperti kulit, sendi, darah, paru-paru, ginjal, hati,
otak, dan system saraf
Drug-Induced
penyakit Lupus yang timbul setelah penggunaan obat
tertentu. Gejala-gejalanya biasanya menghilang setelah
pemakaian obat dihentikan
ETIOLOGI
Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi
mengendalikan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi.
Pada lupus dan penyakit autoimun lainnya, sistem pertahanan
tubuh ini berbalik melawan tubuh, dimana antibodi yang
dihasilkan menyerang sel tubuhnya sendiri. Antibodi ini
menyerang sel darah, organ dan jaringan tubuh, sehingga terjadi
penyakit menahun. Mekanisme maupun penyebab dari penyakit
autoimun ini belum sepenuhnya dimengerti.
Penyebab dari lupus tidak diketahui, tetapi diduga
melibatkan faktor lingkungan dan keturunan ( genetic ).
Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya
lupus:
·  Infeksi
·  Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin)
·  Sinar ultraviolet
·  Stres yang berlebihan
·  Obat-obatan tertentu
·  Hormon.
 Otot dan kerangka tubuh
Hampir semua penderita lupus mengalami
nyeri persendian dan kebanyakan menderita
artritis
 Kulit
Pada 50% penderita ditemukan ruam kupu-kupu
pada tulang pipi dan pangkal hidung
 Ginjal
Sebagian besar penderita menunjukkan
adanya penimbunan protein di dalam sel-sel
ginjal, tetapi hanya 50% yang menderita nefritis
lupus (peradangan ginjal yang menetap).
 Sistem saraf
Kelainan saraf ditemukan pada 25% penderita
lupus. Yang paling sering ditemukan adalah
disfungsi mental yang sifatnya ringan, tetapi
kelainan bisa terjadi pada bagian manapun dari
otak serta sistem saraf.
 Darah ( hematologi )
Kelainan darah bisa ditemukan pada 85% penderita
lupus. Bisa terbentuk bekuan darah di dalam vena
maupun arteri, yang bisa menyebabkan stroke dan emboli
paru.

 Jantung
Peradangan berbagai bagian jantung bisa
terjadi, seperti perikarditis, endokarditis
maupun miokarditis. Nyeri dada dan aritmia
bisa terjadi sebagai akibat dari keadaan
tersebut.
 Paru-paru
Pada lupus bisa terjadi pleuritis (peradangan selaput
paru) dan efusi pleura (penimbunan cairan antara paru
dan pembungkusnya). Akibat dari keadaan tersebut
sering timbul nyeri dada dan sesak nafas.

Gejala dari penyakit lupus:


 - demam
 - lelah
 - merasa tidak enak badan
 - penurunan berat badan
 - ruam kupu-kupu pada kulit
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan
yang menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan.
Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara
faktor-faktor genetik, hormonal ( sebagaimana terbukti oleh
awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan
lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). Obat-obat tertentu
seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan beberapa
preparat antikonvulsan di samping makanan seperti kecambah alfa
turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-
obatan.
Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan
terjadi akibat fungsi sel T-supresor yang abnormal sehingga timbul
penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan
menstimulasi antigen yang selanjutnya terangsang antibodi tambahan
dan siklus tersebut berulang kembali.
 Pemeriksaan darah/ hematologi
Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi antinuklear, yang
terdapat pada hampir semua penderita lupus.
 Pemeriksaan serum : anemia sedang hingga berat, trombositopenia, leukositosis
atau leukopenia
 Tes antibody / Tesimunologi
 Hb ( N : Pr. 10-12, Lk.11-14 )
 X- Ray Dada menunjukkan pleuritis atau pericarditis dan pemeriksaan dada
dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya gesekan pleura
 Tes Urine, Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein
 Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis sel darah
 Biopsi ginjal
 Pemeriksaan saraf
 Penatalaksanaan Keperawatan
Terapi terdiri dari terapi suportif yaitu diit tinggi kalori tinggi protein dan
pemberian vitamin
Beberapa prinsip dasar tindakan pencegahan eksaserbasi pada SLE,yaitu:
 Monitoring teratur
 Penghematan energi dengan istirahat terjadwal dan tidur cukup
 Fotoproteksi dengan menghindari kontak sinar matahari atau dengan
pemberian sun screen lotion untuk mengurangi kontak dengan sinar matahari

 Penatalaksanaan Medis
 Tes Diagnostik
 Terapi
 Vaskulitis (radang pembuluh)
 Pericarditis
 Myocarditis
 Anemia hemolitik
 Intravaskular thrombosis
Penderita SLE sebenarnya bisa hidup dengan normal asalkan mampu
mencegah atau melindungi diri dari penyebab atau pemicu SLE. Hal-
hal yang bisa dilakukan antara lain:
Hindari sinar matahari berlebih. Jika keluar rumah pada siang hari
biasakan untuk pakai payung atau topi. Pakaian yang dianjurkan
adalah pakaian lengan panjang.
Cukup istirahat dan hindari kegiatan yang terlalu sibuk
Makan makanan sehat dan berolahraga secara teratur.
Hindari infeksi misalnya infeksi dari tato atau infeksi lainnya.
Bagi remaja perempuan sangat dianjurkan untuk tidak mengonsumsi
obat-obatan yang mengandung hormon estrogen.
I. Pengkajian
Identitas Klien
Meliputi nama, umur jenis kelamin, agama alamat,tanggal masuk,
tanggal pengkajian, nama penanggung jawab.
Keluhan utama
Merupakan keluhan yang dirasakan klien atau alasan sehingga klien
dirawat , pada lupus klien mengeluh nyeri, demam, lelah, merasa tidak enak
badan , penurunan berat badan, ruam kulit, mual dan muntah, sensitive terhadap
sinar matahari sehingga kulit ruam.
Riwayat kesehatan
oRiwayat kesehatan sekarang
Apakah keluhan klien pada saat melakukan pengkajian, biasa berupa
tanda dan gejala dari penyakit SLE seperti demam, lelah, merasa tidak enak
badan ,penurunan berat badan, nyeri pada dada, ruam kulit, mual dan muntah
( anoreksia ), pembengkakan dan nyeri persendian, kaku, nyeri otot dan efek
gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien.
 Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien mempunyai riwayat menderita penyakit infeksi, riwayat
pemakaian antibiotic (terutama golongan sulfa dan penisilin), riwayat
pemakaian lama obat ( hidralazin, prokainamid dan beta-bloker ) dan riwayat
stres yang berlebihan.

 Riwayat kesehatan keluarga


Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit infeksi menular, dan
penyakit keturunan, penyakit kelainan darah dan penyakit seperti yg di alami
klien.
 Riwayat psikososial
 Kondisi psikologis pasien
 Kecemasan
 Respon pasien terhadap penyakit yang dialaminya
 Klien sering depresi
 Keadaan umum :
Biasanya pada klien dengan SLE mengalami demam, lelah dan letih, suhu 
umumnya terjadi peningkatan suhu tubuh, Tekanan Darah akan meningkat
terutama bila terdapat masalah pada ginjal.

 Sistem Persyarafan
Sering terjadi depresi dan psikosis (gangguan jiwa), juga serangan kejang-
kejang,

 Sistem Kardiovaskuler
Friction rub (bunyi abnormal) perikardium yang menyertai miokarditis dan
efusi pleura. Lesi eritematous papuler dan purpura (ruam merah kulit) yang
menjadi nekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan,
siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan.
 Sistem Pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura
 Sistem Musculoskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa
kaku pada pagi hari
 Sistem Vaskuler
Inflamasi pada arteriole yang menimbulkan lesi, eritematous dan
purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan
bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
 Sistem Integument
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi
atau palatum durum. Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala,
muka atau leher.
 Sistem Sensori
Pada mata, konjungtiva anemis
 Sistem Perkemihan
Edema dan hematuria
Data Masalah etiologi
keperawatan

1. Data Subjektif Nyeri Inflamasi dan


kerusakan jaringan
-Klien mengatakan dada terasa nyeri.
-Klien mengatakan nyeri pada persendian
-Klien mengatakan nyeri otot
Data Objetif
-Nyeri pada otot
-Wajah meringis kesakitan.
-Gelisah.
-Perubahan nadi dan TD.
-Leukosit > 10.000
no Data Masalah Etiologi
keperawatan
2. Data Subjektif Intoleransi aktivitas Penurunan rentang
-Klien mengatakan badan terasa letih dan lelah gerak, kelemahan
-Klien mengatakan nyeri pada otot, persendian otot, rasa nyeri pada
saat bergerak,
dan rasa kaku pada pagi hari
keterbatasan daya
-Klien mengatakan terasa nyeri ketika bergerak
tahan fisik
-Klien mengatakan dada terasa nyeri.
Data Objektif
-Terdapat pembengkakan sendi
-Perubahan nadi dan TD.
-Nyeri pada sendi
-Konjungtiva anemis
-Aktivitas klien di bantu
-Kekuatan otot 4
No Data Masalah etiologi
keperawatan

Data Subjektif Gangguan Integritas Perubahan fungsi


•Klien mengatakan kulit (leher, kulit barier kulit,
hidung dan pipi/ muka) memerah/ perubahan dan
ruam kupu-kupu ketergantungan fisik
•Klien mengatakan bila terkena serta psikologis yang
matahari lansung kulit jadi/ mudah diakibatkan penyakit
memerah kronik.
 
Data Objektif
•Terdapat ruam pada kulit (leher,
hidung dan pipi/ muka)
•Terdapat lesi akut berupa ruam
eritematous, plak eritematous pada
kulit kepala, muka atau leher.
•Kulit sensitive terhadap sinar
matahari
•Perubahan barier kulit
•Turgor kulit jelek
no Data Masalah keperawatan Etiologi

4 Data Subjektif Gangguan citra tubuh ( Perubahan dan


body image ) ketergantungan fisik
•Klien mengatakan malu dengan
serta psikologis yang
keadaanya diakibatkan penyakit
kronik
•Klien mengatakan wajah tampak
jelek ( ruam dan plak pada pipi )
•Klien mengatakan tidak percaya
diri dengan penampilannya
Data Objektif
•Terdapat lesi akut berupa ruam
eritematous, plak eritematous pada
kulit kepala, muka atau leher
•Klien kurang percaya diri
•Klien tidak mau bersosialisasi
1. Gangguan rasa nyaman ; nyeri berhubungan dengan
imflamasi dan kerusakan jaringan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Penurunan
rentang gerak, kelemahan otot, rasa nyeri pada saat
bergerak, keterbatasan daya tahan fisik
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
Perubahan fungsi barier kulit
4. Gangguan citra tubuh ( body image ) berhubungan
dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta
psikologis yang diakibatkan penyakit kronik

Anda mungkin juga menyukai