International Standards for Tuberculosis Care : Diagnosis, Treatment, Public Health. Tuberculosis Coalition for Technical Assistance (TBCTA). 2006
Etiologi
• TBC (tuberkulosis) disebabkan oleh infeksi kuman
dengan nama yang sama, yaitu Mycobacterium
tuberculosis.
• BTA (Basil Tahan Asam) positif
• Bakteri ini berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4
mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron
• kuman batang, keadaan “dormant” pada tubuh host
• terdiri dari asam lemak (lipid).
• Lebih tahan terhadap asam, gangguan kimia dan fisika.
• Sifat aerob. menyenangi jaringan tinggi kadar oksigen
International Standards for Tuberculosis Care : Diagnosis, Treatment, Public Health. Tuberculosis Coalition for Technical Assistance
(TBCTA). 2006
Etiologi
Mycobacterium tuberculosis
• Berbentuk batang
• Gram (+)
• Pleimorfik
• Ridak bergerak ,tidak membentuk spora
• Ukuan 2,4 um
• Tumbuh baik pada suhu 37-41
Pneumonia adalah peradangan paru-
paru yang disebabkan oleh infeksi.
Pneumonia bisa menimbulkan gejala
yang ringan hingga berat. Beberapa
gejala yang umumnya dialami
penderita pneumonia adalah batuk
berdahak, demam, dan sesak napas.
Etiologi Pneumonia
• VIRUS :
RSV, virus influenza, adenovirus danvirus
parainfluenza
• Bakteri
o Streptococcus pneumoniae
o Haemophilus influenzae
o Staphylococcus aureusStreptococcus group
A–B
o Klebsiella pneumoniae
o Mycoplasma pneumoniae
o Chlamydia sp
o Pseudomonas aeruginosa
• Menurut Hariadi (2010) dan Bradley (2011)
pneumonia dibagi berdasarkan kuman
penyebab yaitu :
1. Pneumonia Bacterial/tipikal
2. Pneumonia Atipikal
3. Pneumonia Virus
4. Pneumonia Jamur
PATOFISIOLOGIS TBC
PATOFISIOLOGIS PNEUMONIA
- Inhalasi langsung
- Penyebaran pemb. Darah
- Inhalasi bahan aerosol
- Kolonisasi di permukaan mukosa
BATUK
DEMAM
Anamnesis:
• Pasien dengan TBCBatuk
• Onset >3 minggu
• KualitasBatuk berdahak,dan kadang ada darah
• KuantitasBatuk terus-menerus
• Gejala yang menyertaisesak nafas,rasa nyeri dada, badan
lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang
enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa
kegiatan dan demam/meriang lebih dari sebulan
Safithri.F. Diagnosis TB Dewasa Dan Anak Berdasarkan ISTC (International Standard For TB
Care).2011;7:59
TBC
Pemeriksaan Fisik:
• konjungtiva mata/kulit yang pucat karena anemia
• Badan kurus/berat badan menurun
• Pada TB paru lanjut dengan fibrosis yang luas sering ditemukan atrofi dan retraksi otot-
otot interkostal.
• Bila mengenai pleura, sering terbentuk efusi pleura sehingga paru yang sakit akan
terlihat tertinggal dalam pernapasan
• Fremitus mengeras/melemah
• Perkusi suara pekak
• Ronki basah,kasar,nyaring terutama di apex paru
• Auskultasi suara yang melemah sampai tidak terdengar sama sekali
Safithri.F. Diagnosis TB Dewasa Dan Anak Berdasarkan ISTC (International Standard For TB
Care).2011;7:59
TBC
Anamnesis:
• Batuk
• Sesak nafas
KELUHAN TAMBAHAN • Lemas
• Nafsu makan
menurun
• Demam (37.6°C )
Monita.O, Yani.F.F, Lestari.Y. Profil Pasien Pneumonia Komunitas di Bagian Anak RSUPDR. M.
Djamil Padang Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Andalas.2015;4:218
PNEUMONIA
Anamnesis:
Pasien datang dengan nyeri dada bagian kiri dan terjadi
hilang timbul.batuk berdahak yang berwarna kuning
kehijauan,saat batuk nyeri dada terasa.nyeri dada dirasakan
RPS juga pada saat inspirasi,nyeri berkurang pada saat
istirahat.pasien juga mengeluh lemas,tidak nafsu makan,mual
dan muntah,demam,BAB &BAK normal
Pemeriksaan Fisik:
• Gerak napas simetris pada
dada kanan & kiri pada
INSPEKSI saat inspirasi & eksipirasi
• Retraksi otot-otot
pernapasan (+)
• Pernapasan cuping hidung
Pemeriksan fisik:
• Bunyi sonor pada kedua paru
• Batas paru-hepar ICS 5
PERKUSI linea midclavicularis dengan
suara redup
• Batas paru-lambung ICS
7/8
Monita.O, Yani.F.F, Lestari.Y. Profil Pasien Pneumonia Komunitas di Bagian Anak RSUPDR. M.
Djamil Padang Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Andalas.2015;4:218
PEMERIKSAAN
PENUNJANG TB PARU
TES TUBERKULIN
• Hasil interpretasi:
- 0 –4 mm : negative
- 5 –9 mm : ragu-ragu
- ≥ 10 mm : positif
Nawas A, Infeksi D, FKUI IK. Diagnosis dan Penatalaksanaan TB Paru. Jurnal Respitologi Indonesia. Jakarta: FKUI. 2010.
FOTO RONTGEN PARU
• Infiltrasi
• Kavitas
• Nodul retikuler
Nawas A, Infeksi D, FKUI IK. Diagnosis dan Penatalaksanaan TB Paru. Jurnal Respitologi Indonesia. Jakarta: FKUI. 2010.
PEMERIKSAAN SPUTUM
• Untuk kepentingan diagnosis dengan cara pemeriksaan
dahak secara mikroskopis langsung dari penderita TB
dengan contoh uji dahak SPS ( sewaktu –pagi –sewaktu )
Nawas A, Infeksi D, FKUI IK. Diagnosis dan Penatalaksanaan TB Paru. Jurnal Respitologi Indonesia. Jakarta: FKUI. 2010.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PNEUMONIA
FOTO RONTGEN TORAKS
Sari EF, Rumende CM, Harimurti K. Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Diagnosis Pneumonia pada Pasien Usia Lanjut. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2016 Dec 31;3(4):183-92.
ANALISA GAS DARAH
Sari EF, Rumende CM, Harimurti K. Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Diagnosis Pneumonia pada Pasien Usia Lanjut. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2016 Dec 31;3(4):183-92.
TES HEMATOLOGI
Bronkitis
PPOK/COPD Kronik &
Eemfisema
TBC
Pneumonia Sarkoidosis
Siti S, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014.
PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik)
gejala klinisnya
yaitu emfisema
Bronkitis predominan dan
Eemfisema
Kronik bronkitis
predominan.
Gambaran klinis :
• badan terasa lemas
• tidak nafsu makan
• penurunan berat badan
• batuk kering
• keringat malam
• demam intermiten bisa disertai menggigil
dengan suhu tubuh mencapai 39,4 derajat
Celcius atau lebih
• dahak bisa menjadi purulen dan bisa
mengandung darah. Siti S, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta:
InternaPublishing; 2014
Pneumonia
Gambaran klinis :
• Pneumonia virus ditandai dengan mialgia
• Mailase
• batuk kering dan non reproduktif
• demam sesak napas
• konsolidasi paru di mana perkusi paru yang
pekak penyaring suara pernapasan bronkial.
Siti S, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014
Bronkiektasis
Gambaran klinis:
• batuk kronik yang jarang bersifat produktif
dengan banyak sputum mukopurulen yang
berbau busuk
• hemoptisis sering terjadi biasanya berupa
sputum yang mengandung darah.
• defek jalan nafas obstruktif yang signifikan
disertai hipoksemia, hiperkapnia
• hipertensi paru dan cor pulmonale (jarang)
• jari yang membesar (clubbing fingers)
Siti S, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi
VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014
Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Buku Ajar Patologi Robbins Ed
sarkoidosis 9. Singapore: Elsevier Inc; 2013.
Gambaran klinis:
• adanya adenopati hilus bilateral pada radiografi dada
• limfadenopati perifer
• lesi kutaneus
• splenomegali atau hepatomegali
• batuk kering
• napas tersengal
• rasa tidak umum
• Demam
• lelah
• berat badan turun - anoreksia
• keringat malam
• adanya granuloma non kaseosa mengindikasikan
sarkoidosis.
FARMAKOLOGI
TERAPI NON-
PNEUMONIA FARMAKOLOGI
DAN TB PARU
CAP
(Community
Aquired
FARMAKOLOGI Pneumonia)
HAP (Hospital
TERAPI
Aquired
PNEUMONIA
NON- Pneumonia)
FARMAKOLOGI
TERAPI PNEUMONIA
FARMAKOLOGI:
• Obat antibiotik, untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh infeksi
bakteri
• Obat antivirus, untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh infeksi
virus
• Obat antijamur, untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh infeksi
jamur
• Obat OAINS (antipiretik dan analgetic) seperti ibuprofen atau paracetamol
untuk meredakan demam dan nyeri
• Obat Batuk Damayanti KAAA. Pneumonia. Ryusuke O. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana. Bagian/Smf Ilmu Penyakit Dalam Rsup
Sanglah Denpasar, 2017
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan Ri. 2005
TERAPI PNEUMONIA
NON-FARMAKOLOGI:
• Pemberian oksigen yang dilembabkan pada pasien yang
menunjukkan tanda sesak, hipoksemia.
• Perbaikan nutrisi
• Fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sputum
• Hidrasi yang cukup, bila perlu secara parenteral
Gambar 1. Gambar 2.
OAT KDT OAT KDT
Fase Fase Lanjutan
Intensif
TERAPI TB PARU
Panduan OAT yang digunakan berdasarkan Program Nasional
Penanggulangan TB di Indonesia dibagi dalam kategori berikut:
A. Kategori-1
B. Kategori-2
C. Kategori Anak
TERAPI TB PARU
NON-FARMAKOLOGI:
1. Mengkonsumsi makanan bergizi (diet sehat)