“SPIROMETRI”
BLOK 7
KELOMPOK 10A
Sukanda 1861050031
Sesprianja Adimindola Bangun 1861050046
Anju Nadine Tiarma Putri Pardede 1861050058
Winia Justicia Ngantung 1861050088
Grace Nasya Herlis Slarmanat 1861050091
Angela Lady Kezia 1861050144
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2019
SPIROMETRI
I. PENDAHULUAN
Aktivitas fungsional tubuh (dari tingkat seluler, jaringan, organ dan system
tubuh) membutuhkan energi. Perubahan kimiawi zat gizi (katabolisme) untuk
menghasilkan energi terutama berlangsung secara aerob (menggunakan oksigen),
sehingga terjaganya pengiriman oksigen ke sel/jaringan sangat vital bagi kelangsungan
hidup sel/ jaringan. Bila jaringan tidak memperoleh oksigen untuk waktu lama makan
jaringan akan mati. Hal ini penting diperhatikan terutama pada jaringan otak dan jantung.
Disamping menghasilkan energi katabolisme zat gizi juga menghasilkan karbodioksida
(CO2), yang kadarnya juga harus dijaga pada nilai normalnya melalui pengaturan
aktivitas respirasi.
Dalam hal pengiriman/penyediaan oksigen dan pengeluran CO2,
kapasitas paru sangat penting untuk dapat menghirup udara dan pengeluarkannya secara
cepat. Agar lebih mengerti mengenai proses respirasi maka perlu mengenal beberapa
volume paru (Gambar 1).
Spirometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur aliran udara ke
dalam dan keluar dari paru (Blonshine 2000). Seseorang yang bernafas melalui
“mouthpiece” spirometry perlu ditutup hidungnya. Responden yang menium di instruksi
mengenai cara bernafas sesuai prosedur. Tes ini menghasilkan rekaman ventilasi
responden dalam kondisi yang melibatkan usaha normal dan maksimal. Rekaman yang
diperoleh disebut “spirogram” yang akan menunjukan volume udara serta tingkat aliran
udara yang memasuki dan keluar dari paru. Spirometri dapat mengitung beberapa
kapasitas paru. Pengukuran yang paling umum diukur melalui spirometry adalah :
1. Vital Capacity (VC)
Vital Capacity adalah jumlah udara yang keluar dari paru-paru sewaktu pernapasan
normal. Responden diinstruksi untuk menginhalasi dan mengekspirasi secara normal
untuk mendapat ekspirasi yang maksimal. Nilai normal biasanya 80% dari jumlah total
paru (Guyton & Hall 2006)
2. Forced Vital Capacity (FVC)
FVC adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara paksa setelah
inspirasi secara maksimal, diuku dalam liter.
3. Forced Expiratory Volume (FEV)
Forced Expiratory Volume in one second (FEV1) adalah jumlah udara yang
dapat dikeluarkan dalam waktu 1 detik (gambar 2). Bersama dengan FVC
merupakan indicator utama fungsi paru-paru.
4. Tidal Volume (TV)
Tidal Volume adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali
orang bernafas normal.
5. Inspiratory Reseve volume (IRV)
IRV adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas
volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat.
6. Expiratory Reserved Volume (ERV)
ERV adalah volume udara ekstra maksimal yang dpaat diekspirasi melalui
ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal.
7. Residual Volume (RV)
RV adalah volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi
paling kuat.
V. LEMBAR KERJA
Tempelkan Spirogram yang di catat pada saat praktikum :
A.spirometer Hutchinson
Volme (liter)
Laki-laki perempuan
Tidal Volume pada istirahat 0,5 L 0,3 L
Frekuensi pernafasan 20x/menit 19x/menit
Volume pernapasan/menit 10L 5,7 L
Volume cadangan inspirasi
(IRV)
Volume cadangan ekspirasi
(ERV)
Kapasitas vital
Timed Vital Capacity:
FEV1
FEV3
Tabel Spirogram Digital
Volme (liter)
Laki-laki perempuan
Tidal Volume pada istirahat 2.13 0,3 L
Frekuensi pernafasan
Volume pernapasan/menit
Volume cadangan inspirasi 3.66 0.62
(IRV)
Volume cadangan ekspirasi 4.21 1.30
(ERV)
Kapasitas vital 10.01 2.82
Timed Vital Capacity:
FEV1 3.28 2,86
FEV3 3.29 3,22
VI. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapatkan, volume tidal op orang pertama dan kedua
1. jenis kelamin,
2. usia,
3. anatomi tubuh
didapatkan bahwa terdapat beberapa perbadaan volume dan kapasitas paru pada kedua OP.
Hal ini berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin, usia, berat badan dan tinggi badan.
Berdasarkan jenis kelamin, kapasitas vital (VC) paru pada wanita kira-kira 20 sampai
25 % lebih kecil dari pada pria. Seiring dengan pertambahan umur, kapasitas paru juga akan
menurun. Rata-rata pada usia 30 – 40 tahun seseorang akan mengalami penurunan fungsi
paru. Berdasarkan pada tinggi badan, orang yang semakin tinggi cenderung mempunyai
kapasitas vital (VC) paru-paru yang lebih besar dari orang yang tinggi badannya rendah.
Spirometri Digital : Spirometri digital menggunakan operasi otomatis dan perhitungan
volume paru-paru yang disusun oleh komputer. Hasil spirometri digital dipengaruhi oleh usia,
jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan sesorang. Hasil penghitungan kapasitas paru
orang percobaan tidak dinyatakan dalam hasil angka sebenarnya (akurat) melainkan akan
dibandingkan dengan prediksi kapasitas paru normal orang yang memiliki usia, jenis
kelamin, berat badan dan tinggi badan sesuai data o.p. dalam persentase. Berdasarkan hasil
penelitian pemeriksaan spirometri dapat dilihat bahwa pada spirometri digital dan manual
terbukti menghasilkan nilai yang sama tetapi digital lebih efisien. Pada spirometri digital kita
dapat mengetahui apakah pernapasan kita normal, obstruksi, restruksi, atau kombinasi. Pada
OP laki-laki gradien menunjukan obstruksi dimana hal ini berarti terdapat pada saluran
pernapasan yang terjadi akibat dari pola hidup merokok. Hal tersebut terjadi karena merokok
dapat mengakibatkan perubahan mukosa saluran pernapasan akibat partikel asing dalam
kandungan rokok.
VII. KESIMPULAN
1. Nilai kapasitas vital paru pada dasarnya dipengaruhi oleh bentuk anatomi
2. Semakin besar berat badan seseorang maka semakin kecil pula kapasitas vital