Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

SPIROMETRI

Dosen Pembimbing :

dr. Yose Ramda Ilhami,Sp.JP , Prof.Dr.Arni Amir,MS

Disusun oleh : Salsabilla Al Khanza

NIM : 2110317002

Kelas/Kelompok : B/7

LABORATORIUM FISIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021/2022
I. Tujuan
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Menguraikan cara melakukan pencatatan spirogram dengan menggunakan spirometer,


benedict

2. Menganalisa spirogram sehingga dapat menetapkan besarnya :

- Volume pernafasan biasa (volume tidal)


- Frekuensi pernafasan
- Volume pernafasan semenit
- Kapasitas vital mutlak dan kapasitas vital relative
- Volume cadangan inspirasi
- Volume cadangan ekspirasi
- Timed vital capacity : FEV 1 dan FEV 3. (Forced Expiratory Volume)

II. Alat yang digunakan


Spirometer Benedict dengan perlengkapannya
III. Tata Kerja
Pada percobaan ini digunakan spirometer tanpa soda lime

1. Putar kran 3 ke posisi A dan keluarkan sisa udara yang masih terdapat dalam alat dengan cara
menekan, mengangkat sungkup spirometer. Kemudian isi spirometer dengan udara biasa
secukupnya dengan cara mengangkat sungkup. Tutup kran 3 dengan memutar kran 3 ke posisi B

2. Bersihkan mouth piece pada ujung pipa karet spirometer dengan kapas dan alcohol. Orang
percobaan berdiri menghadap alat. Hubungkan orang percobaan dengan alat dengan
memasukkan mouth piece ke dalam mulutnya dan tutup hidung o.p dengan penjepit hidung.

3. Biarkan saja orang percobaan bernafas tenang dengan udara luar untuk beberapa waktu

4. Siapkan alat untuk pencatat gerakan pernafasan orang percobaan

5. Bila pernafasan orang percobaan sudah tenang dan teratur putar kran 3 ke posisi A, sehingga
orang percobaan sekarang bernafas dengan udara spirometer dan terlihat pencatat grafik
spirometer turun naik mengikuti irama pernafasan.

6. Jalankan kimograf dengan kecepatan rendah (ada 4 kecepatan) dan catatlah 4-5 gerakan
pernafasan

P 1 : Apa yang sedang kita catat pada fase percobaan ini?

Jawab : Volume tidal.

7. Sambil kimograf berjalan terus, suruhlah orang percobaan melakukan inspirasi dan ekspirasi
maksimal secara lambat, kemudian kimograf dihentikan

P.2 : apa yang sedang kita catat sekarang?

Jawab : VC1 dan VCE.

8. Suruhlah orang percobaan melakukan pernafasan tenang beberapa kali, kemudian suruh
melakukan inspirasi maksimal dan tahan nafas beberapa saat, pada saat yang sama kecepatan
kimograf dirubah ke kecepatan tinggi (kecepatan CE), dan orang orang percobaan melakukan
ekspirasi secara cepat dan maksimal. Kemudian kimograf dihentikan.

P.3 : pencatatan apa yang telah kita lakukan?

Jawab : Kapasitas respirasi.

9. Lepaskan mouth piece dari mulut orang percobaan

10. Dari spirogram yang diperoleh, tetapkan besarnya :


a. Volume tidal istirahat
b. Frekuensi pernafasan istirahat
c. Kapasitas vital mutlak
d. Predicted vital capacity
e. Volume cadangan ekspirasi
f. Volume cadangan inspirasi
g. FEV 1 dan FEV 3

P.4 : berapa volume tidal istirahat normal?

Jawab : 500 cc

Apakah volume tidal seseorang tetap?

Jawab : Biasanya tidak tetap.

P.5 : Bagaimana kita menetapkan K.V normal seseorang (Predicted Vital Capacity)

Jawab : VT + VC1 + VCE

P.6 : Apa kegunaan pengukuran “timed vital capacity” dalam klinik” ?

Jawab : Mengetahui ada atau tidak gangguan jalan nafas.

Landasan teori :
Spirometri adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur aliran udara kedalam dan keluar
dari paru (Blonshine, 2000) .

Seseorang yang bernapas melalui “mouthpiece” spirometri perlu ditutup hidungnya. Responden
yang meniup diinstruksi mengenai cara bernapas sewaktu prosedur. Tiga maneuver pernapasan
dicoba dahulu sebelum menentukan data prosedur dan data yang tertinggi dari tiga kali
percobaan diambil untuk mengevaluasi pernapasan. Prosedur ini mengukur aliran udara melalui
prinsip-prinsip perpindahan elekronik atau mekanik dan menggunakan mikropresessor dan
perekam untuk menghitung serta memplot aliran udara (Blonshine, 2000).

Tes ini menghasilkan rekaman ventilasi responden dalam kondisi yang melibatkan usaha normal
dan maksimal. Rekaman yang diperoleh disebut “spirogram” yang akan menunjukkan volume
udara serta tingkat aliran udara yang memasuki dan keluar dari paru. Spirometri dapat
menghitung beberapa kapasitas paru. Akurasi pengukuran tergantung pada betapa benar
responden melakukan maneuver ini.
Pengukuran yang paling umum diukur melalui spirometri adalah :

1. Vital Capacity (VC)

Vital Capacity adalah jumlah udara (dalam liter) yang keluar dari paru sewaktu pernapasan yang
normal. Responden diinstruksi untuk menginhalasi dan mengekspirasi secara normal untuk
mendapat ekspirasi yang maksimal. Nilai normal biasanya 80% dari jumlah total paru. Akibat
dari elastisitas paru dan keadaan toraks, jumlah udara yang kecil akan tersisa didalam paru
selepas ekspirasi maksimal. Volume inidisebut residual volume (RV) (Guyton, 2006).

2. Forced vital capacity (FVC)

Setelah mengekspirasi secara maksimal, responden disuruh menginspirasi dengan usaha


maksimal dan mengekspirasi secara kuat dan cepat. FVC adalah volume udara yang diekspirasi
kedalam spirometri dengan usaha inhalasi yang maksimum (Ganong, 2005).

3. Forced expiratory volume (FEV)

Pada awalnya maneuver FVC diukur dengan volume udara keluar ke dalam spirometri dengan
interval 0.5, 1.0, 2.0, dan 3.0 detik. Jumlah dari semua nilai itu memberikan ukuran sebanyak
97% dari FVC. Secara umum, FEV-1 digunakan lebih banyak yaitu volume udara yang
diekspirasi kedalam spirometri pada 1 detik. Nilai normalnya adalah 70% dari FVC ( Ganong,
2005) .

4. Maximal voluntary ventilation (MVV)

Responden akan bernapas sedalam dan secepat mungkin selama 15 detik. Rerata volume udara
(dalam liter) menunjukkan kekuatan otot respiratori. (Guyton, 2006)

Semua nilai normal pengukuran yang dilakukan melalui spirometri sangat tergantung pada umur,
kelamin, berat badan, tinggi dan ras (Braunwald, 2001).

Tujuan Spirometri

Spirometri dapat membantuk untuk mendeteksi berbagai penyakit yang menggangu fungsi paru.
Antaranya adalah asma, chronic obstructive pulmonary disease (COPD), emfisema, dan kelainan
kronik paru yang lain. Jika nilai spirometri menunjukkan nilai dibawah batas normal, maka dapat
dipastikan adanya kelainan fungsional paru. Prosedur spirometri dapat dilakukan dengan cepat
tanpa menyebabkan nyeri (Blonshine, 2000).
Kesimpulan :

1. Spirometri dapat digunakan untuk mengukur Volume tidal,VCE dan VCI,Kapasitas


Inspirasi dan Ekspirasi.Sedangkan volume residu tidak bisa dihitung karena tertinggal di
paru.
2. Nilai kapasitas vital paru pada dasarnya dipengaruhi oleh bentuk anatomi tubuh, posisi
selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot pernapasan serta pengembangan paru
dan otot dada.
3. Semakin besar berat badan seseorang maka semakin kecil pula kapasitas vital paru-
parunya.Volume dan kapasitas paru dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut
spirometer.

Referensi :

Guyton, A.C. and Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia, PA,
USA: Elsevier Saunders

Anda mungkin juga menyukai