Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum

Fisiologi P 1.2.4
Peredaran Darah Tepi

Nama : Hadiyan Adli


NIM : 2110312096
Tanggal Praktikum : Jumat, 22 Oktober 2021
Kelas :B
Kelompok :7
Dosen Pembimbing : dr. Yose Ramda Ilhami, Sp. JP
dr. Desy Nofita Sari

LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021/2022
1. Tujuan Percobaan
 Menggambarkan diagram pembuluh vena lengan bawah orang percobaan serta
letak katupnya
 Mengetahui fungsi katup vena.
 Mendemontrasikan pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena.
 Menetapkan waktu pengisian vena dalam keadaan istirahat dan kerja.
 Mengukur tekanan vena brachialis secara tidak langsung (cara Gartner) pada
keadaan:
a. berbaring telentang,
b. berbaring telentang dengan kedua tungkai diangkat setinggi-tingginya,
c. berbaring telentang sambil melakukan tindakan valsava,
d. berdiri.
 Menerangkan perbedaan hasil berbagai pengukuran darah vena tersebut.
 Mendemonstrasikan vasodiltasi aktif dan fasif kapiler pada kulit lengan bawah.
 Menimbulkan reaksi garis putih pada kulit dan menerangkan mekanisme
terjadinya reaksi tersebut.
 Menimbulkan reaksi ganda tiga pada kulit dan menerangkan mekanisme
terjadinya reaksi tersebut.

2. Dasar Teori
Peredaran darah sistemik berawal dari ventrikel kiri menuju arteri lalu masuk ke kapiler
untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke jaringan, kemudian kembali ke atrium kanan melalui
vena. Pembuluh arteri posisinya lebih profunda daripada pembuluh vena dan arteri sehingga sulit
untuk diamati dari permukaan kulit. Pembuluh arteri memiliki jaringan otot polos pada tunika
media yang lebih tebal daripada pembuluh vena karena memerlukan sifat elastis karena tekanan
darah pada arteri cukup tinggi. Pembuluh darah vena memiliki katup sepanjang pembuluhnya
dan peredaran darah dibantu oleh kontraksi dari otot skelet. Tekanan darah pada pembuluh vena
lebih rendah (sekitar 80 mmHg) daripada arteri (sekitar 120 mmHg) sehingga memerlukan
mekanisme khusus untuk tetap dapat mengalirkan darah.
Aliran darah melalui pembuluh bergantung pada gradient tekanan dan resistensi vaskular.

ΔP
F=
R

F : laju aliran darah


Δp : gradient tekanan
R : resistensi vaskular.

Aliran darah bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Kontraksi jantung menimbulkan
tekanan pada darah yang menimbulkan gaya dorong utama. Karena adanya gesekan antara sel
darah dan dinding dalam pembuluh, timbullah resistensi pada pembuluh darah sehingga adanya
pengurangan tekanan darah menyusuri sepanjang pembuluh darah. Karena tekanan darah pada
awal injeksi darah tinggi dan pada ujung pembuluh darah rendah, terjadi aliran darah. Semakin
besar gradien tekanan darah, laju aliran darah akan meningkat. Semakin besar resistensi
vaskular, laju aliran darah akan berkurang. Begitu juga sebaliknya.
Resistensi vaskular dipengaruhi oleh kekentalan darah (viskositas), panjang pembuluh darah,
dan jari- jari pembuluh darah. Resistensi vaskular diuraikan kembali dalam hukum Poiseuille.

π ⋅ ΔP ⋅ r 4
F=
8 ηL
F : laju aliran darah
Π : 3,1428…
Δp : gradient tekanan
r : jari- jari pembuluh
η : viskositas darah
L : panjang pembuluh darah.

Setiap benda memiliki massa sehingga memiliki gaya berat. Proses peredaran darah pada
vena yang memiliki tekanan yang rendah akan sulit melawan gaya gravitasi.

3. Alat dan Bahan


 Sfigomanometer
 Wadah berisi air panas
 Wadah berisi air es
 Mistar

4. Cara Kerja
I. Peredaran Darah Vena
a. Pembuluh Vena Lengan Bawah
1. Pilihlah sebagai orang percobaan seseorang dengan pembuluh vena
lengan bawah terlihat jelas.
2. Perhatikanlah dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di
permukaan lengan bawah bagian voter orang percobaan tersebut.
3. Tekanlah salah satu vena didekat siku dan perhatikan vena-vena
yang mengembang.
4. Pilihlah di antara beberapa vena yang mengembang itu sebuah
vena yang paling jelas tampak di permukaan dan cobalah
mendorong darah di dalamnya kearah perifer dengan perlahan-
lahan, lalu amati.
5. Hentikan tekanan pada vena didekat siku tadi dan tekanlah
sekarang salah satu vena di dekat pergelangan tangan yang jelas
terlihat mengembang
6. Kosongkanlah sebagian vena mengembang tersebut dengan cara
mendorong darah didalamnya kearah sentral melewati katup dan
perhatikanlah bagian vena yang kosong itu
7. Ulangi pengosongan (langkah 6) di berbagai bagian pembuluh
vena yang lain dilengan bawah bagian voler orang percobaan
tersebut.
8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler
dengan katup-katupnya sesuai dengan pengamatan tersebut.
b. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena
1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan setinggi-tingginya dengan
sikap lurus keatas, sedangkan lengan kiri dibiarkan mengatung
lurus kebawah.
2. Sesudah satu menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan
tetap lurus ke suatu tempat setinggi jantung dan bandingkan
dengan warna kulit ke dua telapak tangan.
3. Ulangi percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan
vena kedua punggung tangan tersebut, catatlah hasil pengamatan
tersebut.

c. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena


1. Pasang manset sfimomanometer pada lengan atas kanan orang
percobaan yang berbaring telentang
2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari
jantung dan pompakan manset dengan cepat sehingga tekanan
didalam manset sedikit dibawah tekanan diastolik (50 - 60 mm Hg)
untuk memendung vena
3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan
manset sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena
pada punggung tangan orang percobaan
4. Ulangi langkah kedua, tetapi setelah melakukan pemompaan,
gerakan otot-otot lengan bawah dengan jalan membuka dan
mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanyak sepuluh atau dua
puluh kali
5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat
pengembangan vena seperti pada langkah ketiga

d. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Gartner


1. Orang percobaan berbaring telentang di meja praktikum dengan
mengatungkan salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena
pada punggung tangan tersebut tersusun dan mengembang
2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus
perlahan-lahan ke atas sehingga vena di punggung tangannya tetap
mengosong
3. Ukurlah jarak vertikal (dalam cm) antara vena yang mengosong di
punggung tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini
menunjukkan besar tekanan darah vena punggung tangan dalam
cm darah
4. Ulangi langkah pertama sampai ketiga dengan kedua tungkai orang
percobaan diangkat keatas setinggi-tingginya
5. Ulangi langkah pertama sampai ketiga sambil orang percobaan
melakukan tindakan valsava
6. Ulangi langkah pertama sampai ketiga pada orang percobaan yang
lama, tetapi sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung kebawah
II. Peredaran Darah Kulit
a. Vasodilatasi Aktif Kapiler
1. Sediakanlah ember yang berisi air panas dengan suhu 45 0 C
2. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas orang
percobaan. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi)
dalam lengan orang percobaan tersebut dengan cara memompakan
manset secepat-cepatnya sampai 150 s.d. 175 mmHg dan
masukanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam
air panas 45 0 C selama tiga menit.
3. Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah
4. Hentikanlah oklusi pada lengan orang percobaan tersebun dengan
menghilangkan udara dalam manset
5. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan
bawah

b. Vasodilatasi Pasif Kapiler


1. Pasanglah sekararang sfigmomanometer pada lengan yang lain dan
pompalah sampai 50 - 60 mmHg sehingga terjadi pembendungan
(obstruksi)
2. Masukanlah sekarang tangan serta setengah bagian bawah itu ke
dalam air es selama tiga menit. Kemudian, keluarkan tangan dan
lengan itu dari air es dan perhatikanlah perubahan warna bagian
kulit yang dimasukan kedalam air es dan yang tidak
3. Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah
perubahan warna kulit

c. Reaksi Garis Putih


1. Lakukanlah percobaan dibawah ini pada beberapa orang percobaan
ambillah orang yang menunjukan reaksi yang paling jelas untuk
percobaan selanjutnya.
2. Goreslah kuat-kuat lengan bawah dengan benda yang berujung
tumpul (ujung pensil)
3. Perhatikan dengan seksama reaksi yang timbul setelah
penggoresan dalam hal :
a. masa laten
b. warna kulit yang digores
c. lama berlangsung reaksi kulit

d. Reaksi Ganda Tiga


1. Goreslah secara ringan kulit orang percobaan yang sama dengan
paku atau korek api (benda tajam)
2. Perhatikanlah hal berikut:
a. Urutan berbagai reaksi kulit yang terjadi
b. Masa laten masing-masing reaksi tersebut
c. Perubahan warna kulit yang digores dan sekitarnya
d. Lama berlangsung reaksinya.
3. Selama gambaran api (flare) masih berlangsung, teteskanlah
setetes larutan epinefrin 1:1000 pada daerah gambaran api itu dan
tusuk-tusuklah kulit dengan jarum yang steril melalui tetes
epinefrin tersebut tanpa menimbulkan perdarahan.
4. Perhatikanlah apa yang terjadi
5. Data Pengamatan
I. Peredaran Darah Vena
a. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah
b. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena
c. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena
d. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Gartner

II. Peredaran Darah Kulit


a. Vasodilatasi Aktif Kapiler
b. Vasodilatasi Pasif Kapiler
c. Reaksi Garis Putih
d. Reaksi Ganda Tiga

6. Pembahasan

I. Peredaran Darah Vena


a. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah
b. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena
c. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena
d. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Gartner

II. Peredaran Darah Kulit


a. Vasodilatasi Aktif Kapiler
b. Vasodilatasi Pasif Kapiler
c. Reaksi Garis Putih
d. Reaksi Ganda Tiga

7. Kesimpulan

I. Peredaran Darah Vena


a. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah
b. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena
c. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena
d. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Gartner

II. Peredaran Darah Kulit


a. Vasodilatasi Aktif Kapiler
b. Vasodilatasi Pasif Kapiler
c. Reaksi Garis Putih
d. Reaksi Ganda Tiga

8. Saran
9. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai