Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II

Peredaran Darah Tepi

Kelompok D5

Nama NIM Paraf

Andreino Adythia P 102010020

Puput Sari Lestari 102013059

Rosaria Oktafiani D 102014033

Dhanny Jovindho 102014059

Linez Marze Sapulette 102014103

Cresentia Irene Iskandar 102014161

Lum Gah Meng 102014252

Risty Rizki Oktaviana 102014275

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2015
Alat yang diperlukan:
1. Sfigmomanometer
2. 2 buah Waskom:
- berisi air panas (42-45○C)
- berisi air es
3. 2 mistar kayu
4. Termometer kimia

Cara kerja :

I. Peredaran Darah Vena

A. Pembuluh darah vena lengan bawah

1. Pililah seseorang sebagai pasien simulasi dengan pembuluh vena lengan bawah yang
terlihat jelas.

2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan bawah
bagian voler pasien simulasi tersebut.

3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang mengembang.

4. Pililah di antara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling jelas
tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya ke arah perifer dengan
perlahan-lahan.

5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu di dekat
pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.

6. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong darah di
dalamnya ke arah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena yang kosong itu.

7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di lengan
bawah bagian voler pasien simulasi tersebut.

8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-katupnya sesuai
dengan pengamatan saudara di atas.
B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena

1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap lurus ke
atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah.

2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu tempat
setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan saudara.

3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua


punggung tangan tersebut.

Catatlah hasil pengamatan saudara.

C. Waktu pengisian pembuluh darah vena

1. Pasanglah manset sfimomanometer pada lengan atas kanan pasien simulasi yang berbaring
telentang.

2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan pompalah
manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit di bawah tekanan diastolik (±
50 -60 mmHg) untuk membendung vena.

3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai tampak
dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan pasien simulasi.

4. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakkanlah otot-otot lengan


bawah dengan jalam membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanyak 10 atau 20
kali.

5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan vena seperti
pada sub 3.

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (Cara Gartner)

1. Pasien simulasi berbaring telentang di meja praktikum dengan menggantungkan salah satu
lenganya lurus ke bawah sehingga vena di punggung tangan tersebut terisi dan mengembang.
2. Angkatlah lengan pasien simulasi tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke atas
sehingga vena di punggung tangannya tepat mengosong.

3. Ukurlah jarak vertical (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung tangan dan
katup trikuspudalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan darah vena punggung
tangan dalam cm darah.

Letak katup trikuspidalis jantung:

- Pada orang yang berbaring telentang: kira-kira dipertengahan jarak antara meja dan
sternum.

- Pada orang yang berdiri : pada sternum di ruang interkostal ke-4.

4. Ulangilah sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai pasien simulasi diangkat setinggi-
tingginya.

5. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada pasien simulasi melakukan tindakan Valsava.

6. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada pasien simulasi yang sama tetapi pada sikap berdiri
dengan kedua lengan tergantung ke bawah.

7. Terangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran tekanan darah
vena di atas.

II. Peredaran Darah Kulit

A. Vasodilatasi aktif kapiler

1. Sediakanlah ember yang berisi air hangat bersuhu 45○C.

2. Pasangah manset sfigmomanometer pada lengan atas pasien simulasi.

3. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dalam lengan pasien simulasi tersebut
dengan cara memompa maset secepat-cepatnya sampai 150-175 mmHg dan masukkanlah
tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam air bersuhu 45○C selama 3 menit.

4. Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.


5. Hentikanlah oklusi pada lengan pasien simulasi tersebut dengan menghilangkan tekanan
dalam manset.

6. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

B. Vasodilatasi pasif kapiler

1. Pasanglah sekarang manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan pompalah sampai
50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi)

2. Masukanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu ke dalam air bersuhu
45○C selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari air panas dan
perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam air panas dan yang
tidak.

3. Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit.

Hasil Percobaan

I. Peredaran Darah Vena

A. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah

Pasien simulasi : Lum Gah Meng

Ketika pembuluh darah vena di tekan, maka pembuluhnya akan mengembang.


Kemudia didorong ke bagian perifer maka tidak akan terjadi pengosongan dan
pengembangan pembuluh vena. Ketika didorong ke arah sentral, terjadi pengosongan
pembuluh darah.

B. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena

Pasien simulasi : Risty

Telapak tangan kanan yang diangkat terlihat pucat karena darah mengalir ke tangan
kiri (tidak diangkat) sehingga tangan kiri terlihat lebih merah disebabkan karena darah
mengalir dan pelebaran pembuluh vena pada punggung tangan kiri lebih menonjol (jelas) dari
pada tangan kanan.

C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena

Pasien simulasi : Rosaria

Pengembangan vena 1= 1 menit 15 detik.

Pengembangan vena 2 = 56 detik.

D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung ( Cara


Gartner)

Pasien simulasi : Lum Gah Meng

Tinggi katub trikuspidalis jantung pada posisi berbaring terlentang = 11cm.

Pertama = 27cmH2O

Kedua (Tungkai PS diangkat setinggi-tingginya) = 12 cmH2O

Ketiga (Melakukan Tindakan Valsava) = 17 cmH2O

Keempat (Sikap berdiri dengan kedua tangan tergantung ke bawah) = 15cmH2O

II. Peredaran Darah Kulit

A. Vasodilatasi Aktif Kapiler

Pasien simulasi : Dhanny

Ketika aliran darah dihentikan tiba-tiba (oklusi) mencapai 150-175 mmHg dengan
sfignomanometer dan memasukkan tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam air
bersuhu 45̊ selama 3 menit, warna kulit tangan dan lengan bawah menjadi merah. Setelah
tekanan dalam manset di hilangkan, warna kulit tangan dan lengan bawah menjadi lebih
merah lagi.

B. Vasodilatasi Pasif Kapiler

Pasien simulasi : Dhanny


Ketika aliran darah dihentikan tiba-tiba (obstruksi) mencapai 50-60 mmHg dengan
sfignomanometer dan memasukkan tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam air
bersuhu 45̊ selama 3 menit, warna kulit tangan dan lengan bawah menjadi merah. Setelah
tekanan dalam manset di hilangkan, warna kulit tangan dan lengan bawah menjadi lebih
merah lagi.

Pembahasan

I. Peredaran Darah Vena

A. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah

Vena memiliki jari-jarin besra singga resistensinya terhadap aliran darah rendah.
Selain berfungsi sebagai saluran resistesnsi rendah untuk mengembalikan darah dari jaringan
ke jantung, vena sistemik juga berfungsi untuk reservoar darah. Karena kapasitas
penyimpannanya, vena sering disebut pembuluh darah penyimpanan. Vena memiliki dinding
yan jauh lebih tips dan lebih sedikit otot polos dibanding dengan arteri. Berbeda dengan
arteri, vena memiliki elatisitas yang rendah karena jaringan ikat vena lebih banyak
mengandugn serat kolagen dari pada elastin. Tidak seperti otot polos arteriol, otot polos vena
tidak banyak memiliki tonus miogenik inheren. Karena sifat-sifat tersebut maka vena sangan
mudah terengggang dan tidak banyak memperlihatkan recol elastik. Pembuluh ini mudah
melebar untuk menampung tambahan volume darah dengan hanya sedikit penambahan
tekanan vena. Funsi reservoar dari vena adalah katika kebutuhan darah rendah vena dapat
menyimpan kelebihan darah sebagai cadangan karena sifatnya ayang mudah teregang secara
pasif. Bagitu pula katika diberi hambatan, vena akan mengembang karena sifat dari mudah
teregangnya pembuluh vena ini. Bila dilihat dari perjalanannya, darah keluar dari jantung
melalui nadi, menyembur keras dengan debit sekitar 1,5 galon/menit, dibantu oleh tarikan
gaya gravitasi serta kemampuan jantung memompa darah. Namun, perjalanannya kembali
melalui vena lebih berat karena arah alirannya ke atas, yaitu dari kaki kembali ke jantung.
Untuk membantu darah bergerak ke atas, vena dilengkapi katup-katup satu arah. Katup itu
terbuka untuk membiarkan darah mengalir, kemudian katup menutup kembali setelah darah
melaluinya.
B. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena

Pembuluh vena mengalirkan darah dari kaki menuju jantung dengan melawan pengaruh
gravitasi (gaya berat atau gaya tarik bumi). Untuk memperlancar aliran tersebut maka pada
pembuluh vena terdapat banyak katup-katup yang menjaga agar darah yang telah naik tidak
kembali turun, sehingga aliran darah vena dapat mengalir teratur menuju jantung. gaya berat
tubuh manusia bertumpu pada kaki dimana aliran darah vena harus melawan gaya gravitasi
untuk kembali ke jantung. vena dapat terenggang akan melebar akibat meningkatnya tekanan
hidrostatik sehingga kepasitasnya bertambah. Meskipun mendapat efek gravitasi yang sama
namun arteri tidak terlalu mudah terenggang dan mengembang seperti vena. Banyak darah
yang masuk dari kapiler cenderung berkumpul di vena-vena tungkai bawah yang mengembah
dan tidak kembali ke jantung. Karena aliran darah vena berkurang maka curah jantung
menurun dan volume sirkulasi efektif. Kedua, tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek
gravitasi menyebabkan banyak cairan keluar dari anyaman kapiler di ekstermitas bawah,
menimbulkan ederma lokal yaitu kaki dan pergelangan kaki meningkat.

Tekanan yang ditimbulkan oleh kolom darah pada saat keadaan tegak ini adalah 90
mmhg akibat gravitasi. Tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung menurun menjadi
10mmhg di vena-vena tungkai bawah karena pengurangan akibat gaya gesek di pembuluh-
pembuluh sebelumnya. Gabungan tekanan tersebut menghasilkan tekanan vena sebesar
100mmhg di vena-vena pergelangan kaki dan kaki. Demikian juga kapiler di bagian ini
mengalami efek gravitasi yang sama.

C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena

Aliran darah menuju ke jantung dipengaruhi oleh kombinasi antara daya dorong
pompa jantung, elastisitas vena, katup-katup kecil pada vena, dan daya kontraksi otot-otot
kaki yang berfungsi seperti pompa yang mendorong darah untuk kembali ke jantung.Tingkat
pengisisan jantung tidak semata-mata bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi
vena. Jantung juga berperan dalam proses pengisiannya sendiri. Selama kontraksi ventrikel,
katup AV tertarik kebawah , memperbesar rongga atrium. Akiatnya, tekanan atrium secara
transien turun dibawah 0 mmhg sehingga gredien tekanan vena terhadap atrium meningkat
dan aliran balik vena bertambah. Selain itu, ekspansi rongga ventrikel selama relaksasi
ventrikle menciptakan tekanan negatif sesaat diventrikel sehingga darah tersedot dari atrium
dan vena. Jaid tekanan negatif di vetrikel meningkatkan gradien tekanan vena terhadap
atrium dan ventrikle sehingga aliran balik vena semakin meningkat.

D. Pengukuran Tekanan Darah Vena dengan Cara Tak Langsung ( Cara


Gartner)

Vena yang mengembang pada tangan yang menggantung akan kembali ke posisi semula
ketika tangan diangkat perlahan. Ini membuktikan bahwa vena bersifat mudah merenggang
dan aliran darah vena adalah menuju jantung. Volume darah yang dapat ditampung oleh vena
bergantung pada daya regang dinding vena dan pengeruh tekanan eksternal yang memeras
vena. Pada volume darah konstan, seiring dengan meningkatnya kapasitas vena, lebih banyak
darah tetap berada di vena dan tidak di kembalikan ke jantung. Penyimpanan darah di vena
ini mengurangi volume darah efektif dalam sirkulasi , volume darah yang kembali dan
dipompa keluar oleh jantung. Sebaliknya, ketika kapasitas vena berkurang, labih banyak
darah dikembalikan ke jantung dan kemudian di pompa keluar. Karena itu perubahan pada
kapasitas vena secara langsung mempengaruhi jumlah aliran darah balik vena yang
sebaliknya penting sebagai penenentu volume darah sirkulasi efektif. Bayak tekanan
pendorong yang diterima darah karena kontraksi jantung telah hilang pada saat darah
mencapai sistem vena karena gesekan sepanjang perjalanan, terutama waktu melalui arteriol
beressitensi tinggi. Semakin mengikuti gaya gravitasi, vena akan semakin berjuang melawan
gaya gravitasi menuju ke jantung sehingga tekanannya semakin meningkat.

II. Peredaran Darah Kulit

Vasodilatasi merupakan peningkatan lingkaran dan jari-jari pembuluh darah akibat


melemasnya lapisan otot polos. Vasodilatasi menyebabkan penurunan resistensi dan
peningkatan aliran melalui pembuluh tersbut

A. Vasodilatasi Aktif Kapiler

Tangan yang telah dioklusi mencapai 150 mmhg yang kemudian di masukan ke dalam
air maka warna dari tangan akan menjadi sangat merah bahkan kebiruan karena tangannya
juga dioklusi.
B. Vasodilatasi Pasif Kapiler

Pada proses ini, dikuti oleh pembukaan pada pendunkung kapiler yang tidak aktif
yang menaikan suplai darah pada daerah yang terlibat (tangan yng dimasukan dalam air
panas dan di oklusi). Vasodilatasi ini diikuti oleh meningkatnya kecepatan darah melalui
pembuluh-pembuluh, berkurangnya reaktifitas vaskular dan suatu penurunan dalam resistensi
aliran

Kesimpulan

Vena yang bersifat mudah teregang dan mudah mengembang sangat penting karena
berfungsi untuk mengembalikan darah ke jantung. Jika kapasitas vena melemah, lebih banyak
darah yang dikembalikan ke jantung. Aliran balik vena marujuk pada volume darah yang
masuk ke masing-masing atrium permenit dari vena. Katup yang dimiliki vena berfungsi
untuk mengalirkan darah ke jantung dengan satu arah , hanya ke jantung. Gaya gravitasi atau
gaya berat sangat berpengaruh erhadap pengembalian darah ke ajntung. Hasil akan berbeda
ketika OP berdiri dan berbaring. Ketika OP berdiri, vena akan semakin berjuan keras untuk
melawan gravitasi bumi.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC. 2011.
2. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta: EGC. 2002.
3. Sloane, Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC. 2002.

Anda mungkin juga menyukai