2. Kontrol kimia
Kadar oksigen dan karbondioksida membantu proses
pengaturan tekanan darah melalui refleks kemereseptor. Beberapa
kimia darah juga mempengaruhi tekanan darah melalui kerja pada
otot polos dan pusat vasomotor. Hormon yang penting dalam
pengaturan tekanan darah adalah hormon yang dikeluarkan oleh
medula adrenal, natriuretik, hormon antidiuretik, angiostensis.
b. Pengaturan tekanan darah jangka panjang
Organ ginjal memiliki peran penting dalam pengaturan tekanan
darah jangka panjang. Organ ginjal mempertahankan keseimbangan
tekanan darah secara langsung dan secara tidak langsung. Mekanisme
secara langsung dengan meregulasi volume darah rata-rata 5
liter/menit, sementara secara tidak lansung dengan melibatkan
mekanisme renin angiostensin.
c. Pengukuran tekanan darah
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah
sphygmomanometer dan stethoscope yang telah dikalibrasi dengan
tepat. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut ini:
1. Kaji tempat paling baik untuk melakukan pengukuran tekanan
darah
2. Siapkan alat serta alat tulis
3. Anjurkan pasien untuk menghindari kafein dan merokok 30
menit sebelum pengukuran.
4. Bantu pasien mengambil posisi duduk atau berbaring.
5. Posisiskan lengan atas setinggi jantung dan telapak tangan
menghadap keatas.
6. Gulung lengan baju bagian atas lengan.
7. Palpasi arteti brakialis dan letakkan manset 2,5 cm diatas nadi
brakialis, selanjutnya dengan manset masih kempis pasang
manset dengan rata dan pas si sekeliling lengan atas.
8. Pastikan alat diposisikan secara vertikal sejajar mata dan
pengamat tidah boleh lebih jauh dari 1 meter.
9. Letakkan earpiece stetoskop pada telinga dan pastikan bunyi
jelas, tidak redup.
10. Ketahui letak arteri brakialis dan letakkan belt atau diafragma
diatasnya serta jangan menyentuh manset atau baju pasien.
11. Tutup kayub galon tekanan searah jarum jam sampai kencang.
12. Gembungkan manset diatas tekanan sistolik yang dipalpasi
kemudian dengan perlahan lepaskan dan biarkan air raksa
turun dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik.
13. Catat titik pada manometer saat bunyi pertama jelas terdengar.
14. Lanjutkan mengempiskan maset, catat titik pada manometer
sampai 2 mmHg terdekat atau saat bunyi tersebut hilang.
15. Kmpiskan manset dengan cepat dan sempurna. Buka manset
dari lengan kecuali juka ada rencana untuk mengulang.
16. Bantu pasien untuk kembali lengan atas serta beritahu hasil
pengukuran pada pasien.
Pengaturan kerja jantung
d. Jantung bekerja dalam 3 periode, yaitu:
1. Periode kontriksi ( periode sistole )
Periode kontriksi merupakan suatu keadaan dimana jantung
bagian vertrikel dalam keadaan menguncup. Kutub bikus dan
trikuspidalis dalam keadaan tertutup valvula semilinaris aorta dan
valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka, sehingga darah dari
vertrikel dekstra mengalir ke arteri pulmonalis masuk ke paru-paru
kiri dan kanan, sedangkan darah dari ventrikel sinitra mengalir ke
aorta kemudian dialirkan ke seluruh tubuh.
Pusat vasomotor
menstimulasi
ANGIOSTENSINOGEN RENIN
ANGIOTENSIN I
Kerja enzim
ANGIOTENSIN II
menstimulasi
VASOKONTRIKSI ALDOSTERON
Menstimulasi
Tekanan darah
Gambar 5-1 kendali sistem renin-angiostensin dan sistem saraf pusat
terhadap dilatasi dan konstriksi pembuluh darah.
Sistem hemodinamik
Viskositas disebabkan protein plasma dan jumblah sel darah yang berada
didalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan
menugbah tekanan darah. Misalnya pada anemia, jumlah sel dalam darah
berkrang dan dengan sendirinya tekanan menjadi lebih rendah. Di dalam
arteri tekanan lebih besar dari pada yang ada dalam vena sebab otot yang
membngkus arteri lebih elastis dari pada yang ada dalam vena.
Kecepatan darah mengalir tergantung pada ukuran palum yang ada pada
pembuluh atau kelompok pembuluh. Darah ddalam aorta bergerak cepat.
Didalam arteri kecepatanya berkurang dan menjadinsangat lambat didalam
kapiler. Tekanan dapat dilihat ketika darah kembali mencapai pembuluh-
pembuluh (vena) yang lebih besar didekat jantung untuk mempertahankan
sirkulasi, maka darah yang mencapai jantung harus mempunyai volume
yamg sama dengan darah yang meninggalkan jantung. Tekanan darah dalam
vena adalah rendah dan vaktor lain yang membantu aliran darah kembali
kejantung mencakup:
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Kerja otot
4. Bentuk tubuh
5. Emosi
6. Sikap Badan
Sistem saraf otonom dibagi dua yaitu sistem saraf simpatis dan
parasimpatis. Jantung secara langsung dirangsang oleh sistem saraf
autonom, yang selanjutnya akan memperkuat pemompaan jantung. Pada
sistem ini yang banyak berperan adalah sistem saraf simpatis. Sistem
saraf simpatis juga menyebabkan pelepasan hormon norepinefrin dari
ujung saraf simpatis sehingga terjadi peningkatan permeabilitas
membran saraf terhadap natrium dan kalsium, yang pada akhirnya akan
meningkatkan frekuensi denyut jantung. Sistem saraf simpatis juga
memberi pengaruh langsung untuk meningkatkan kekuatan
kontraktilitas otot jantung (Guyton and Hall, 1997).
DAFTAR PUSTAKA