Jika karena suatu hal tekanan arteri meningkat di atas normal, baroreseptor
sinus karotikus dan
lengkung
aorta
meningkatkan
kecepatan
pembentukan
dan
vasokonstriktor
simpatis
sementara
menurunkan
keluaran
yang saling
serat vasomotor, dan otot polos pembuluh darah. Terkadang saja, input dari
kemoreseptor
dan
pusat
otak
yang
lebih
tinggi
ikut
mempengaruhi
cara
mengubah
diameter
pembuluh
darah.
Pusat
vasomotor
kebanyakan
serat
vasomotor
menghasilkan
norepinefrin
yang
vasomotor
bergantung
pada
input
dari
baroreseptor
akan
mentransmisikan
impuls
ke
pusat
cardioacceleratory
jantung,
dan
ke
pusat
vasomotor
yang
menyebabkan
vasokonstriksi.
c. Pengaruh pusat otak yang lebih tinggi
Regulasi tekanan darah diintegrasi di medulla batang otak. Waalaupun
korteks serebral dan hipotalamus tidak terlibat secara rutin dalam
pengontrolan tekanan darah, pusat otak yang lebih tinggi ini dapat
mengubahan tekanan arterial dengan mengirimkan impuls ke medulla.
Hipotalamus
juga
mengatur
redistribusi
aliran
darah
dan
respon
fight-or-flight
simpatis.
Norepinefrin
mempunyai
efek
darah
dan
dehidrasi
merupakan
penyebab
umum
pada
filtrasi
kondisi ini, ginjal tidak dapat memproses filtrat secara cepat, sehingga lebih
banyak air yang akan keluar bersama urin. Akibatnya, volume darah dan
tekanan darah menurun. Sebaliknya, jika volume darah rendah, lebih banyak
air akan diserap dan dikembalikan ke aliran darah.
Mekanisme tidak langsung ginjal ialah mekanisme renin-angiotensin.
Ketika tekanan darah menurun, ginjal melepaskan hormon rennin ke dalam
darah.
hormon
renin
akan
memicu
serangkaian
reaksi
sehingga
aliran darah akan diikuti oleh perpindahan air, sehingga akan meningkatkan
volume darah dan tekanan darah.
SUMBER:
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Marieb, Elaine N. and Katja Hoehn. 2007. Human Anatomy and Physiology, 7 th Edition. San Francisco :
Pearson Education Inc.