MANUSIA
PENYELIDIKAN JANTUNG KATAK
DISUSUN OLEH :
DEWI FAUZIAH 2443016205
I G.A.A.PRYANKA MAGNOLIA C. 2443016243
MELIA SALOMI SIPA 2443016245
MARIO JOSELVIO UFI 2443016246
MONICA A WASO 2443013141
BAB 2
LANDASAN TEORI
Jantung merupakan suatu organ yang berdenyut dengan irama tertentu
(kontraksi ritmik). Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke arah
sirkulasi sistemik maupun pulmoner. Jantung terletak dalam medistinum di
rongga dada, yaitu di antara kedua paru-paru. Lapisan yang mengitari jantung
(pericardium) terdiri dari 2 bagian : lapisan sebelah dalam atau “pericardium
visceral” dan lapisan sebelah luar atau “pericardium parietal”. Kedua lapisan
pericardium ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang berfungsi
mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu sendiri. Bagian
depan dari pericardium itu melekat pada tulang dada (stemum) bagian
bawahnya melekat pada tulang punggung, sedang bagian bawah pada
diafragma. Pericardium visceral mempunyai hubungan langsung dengan
permukaan jantung (Ganong, 2002).
BAB 3
ALAT DAN BAHAN
3.1. Kimograf
3.10. Katak
BAB 4
TATA KERJA
4.1. Katak dibunuh seperti yang telah dijelaskan dalam petunjuk.
4.1.1. Rongga dada katak dibuka:
4.2.1. Larutan Ringer dengan suhu ± 40oC diteteskan, kemudian apa saja
yang terjadi diperhatikan dan dicatat.
4.2.2. Setelah denyut jantung normal kembali (kontrol), selanjutnya
tindakan no.1dilakukan dengan diteteskannya larutan Ringer dari
suhu 5oC.
4.2.3. Catatan : susunan larutan Ringer setiap liternya adalah :
4.4.1 Jepit Gaskell dipasang pada batas antara atrium dan ventrikel.
4.4.2. Beberapa kali denyutan kontrol dari atrium dan ventrikel dicatat.
4.4.3. Kimograf dihentikan, kemudian jepitan Gaskell disempitkan, tunggu
kira-kira 1 menit sambil denyut atrium dan ventrikel diperhatikan.
4.4.4. Bila irama denyut atrium dan ventrikel sudah berlainan (blok
parsill), maka kimograf dijalankan kembali.
4.4.5. Tindakan no.3 dan 4 dilakukan. Dengan jepitan Gaskell dijepitkan
kuat-kuat sehingga denyut atrium tidak lagi diikuti oleh denyut
ventrikel (blok total). Denyut atrium dicatat.
BAB 5
HASIL PRAKTIKUM
Detak jantung dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada 3 faktor utama
yang mempengaruhi laju detak jantung yaitu, pengaruh sistem saraf otonom,
katekolamin, dan suhu tubuh. Pada praktikum ini peyelidikan terdapat pada
perbedaan detak jantung yang dihasilkan berdasarakn pemberian beberapa suhu
melalui larutan ringer , kemudian obat-obatan, dan juga ion-ion seperti ion Ca,
Na, dan K .
5.1 Periode Refrakter Dari Otot Jantung
Gambar 5.1.1 Grafik Periode Refrakter Dari Jantung Dengan Single Stimulus 20
kali Per Detik
Pada gambar 5.1.1 menunjukan periode refrakter pada otot jantung dengan
stimulus 20 kali per detik. Dapat dilihat bahwa awalnya detak jantung normal tapi
ketika stimulus diberikan ada systol ganda disana. Setelah kedutan ganda
dibutuhkan waktu 1-2 detik untuk jantung kembali berdenyut normal. Ini juga
dapat disebut sebagai extrasystole.
Gambar 5.1.2 Grafik Periode Refraktor Dari Jantung Dengan Stimulus Ganda
Pada gambar 5.1.2 menunjukan periode rafrekter pada jantung yang
diberikan stimulus ganda. Pada grafik dapat dilihat bahwa denyut ganda yang tadi
pada single stimulus hanya terjadi 1 kali dalasm kurun waktu 10 detik kini sudah
menjadi 2 kali dalam kurun waktu 1 detik pula. Dapat dikatakan bahwa stimulus
yang diberikan pada jantung juga mempengaruhi detak jantung. Kali ini juga
disebut extrasystole tapi muncul lebih cepat. Setelah detik pertama muncul
extrasystole. Lalu, 1 detik tidak relaksasi dan setelah 2 detik extrasystole muncul
kembali.
5.2 Memeriksa Efek Stimulasi Saraf Vagus
Dari gambar 5.3.1 dapat terlihat jelas bahwa apabila suhu padajantung
rendah maka detak jantung juga akan bergerak lambat atau lama. Suhu rendah
menyebabkan kerja jantung menurun sehingga terjadi penurunan depolarisasi SA
node turun sehingga menurunkan kontraksi jantung. Menurunnya kontraksi otot
jantung ini disebabkan oleh permeabilitas membran sel otot jantung terhadap ion
menurun, sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai nilai ambang
untuk terjadinya potensial aksi pada seluruh otot ventrikel untuk memompa..
Gambar 5.3.2 Grafik Hubungan Suhu 23°C Pada Jantung Dengan Detak Jantung
Pada gambar 5.3.2 jantung diberikan suhu 23°C (dengan larutan ringer).
Dapat dilihat bahwa detak jantung bergerak normal karena suhu yang diberikan
juga normal tidak terlalu dingin (rendah) dan juga tidak terlalu panas (tinggi).
Gambar 5.3.3 Grafik Hubungan Suhu 32°C Pada Jantung Dengan Detak Jantung
Pada percobaan ketiga, jantung katak ditetesi dengan larutan ringer dengan
suhu sekitar 32oC atau suhu hangat, pada saat jantung katak ditetesi larutan ringer
320C detak jantung katak mencapai 73 denyut/menit dan kontraksi yang
ditimbulkan cepat.Suhu tinggi menyebabkan kerja jantung meningkat karena
terjadi peningkatan depolarisasi sehingga menaikkan SA node kemudian
meningkatkan kontraksi jantung.Meningkatnya kontraksi otot jantung ini
disebabkan oleh permeabilitas membran sel otot jantung terhadap ion meningkat
sehingga ion yang keluar masuk meningkat, terjadilah depolarisasi. Saat potensial
membran mencapai nilai ambang maka terjadilah potensial aksi yang
dikonduksian dari SA node menuju ke AV node, lalu ke berkas His, kemudian ke
saraf purkinje dan akhirnya seluruh otot ventrikel berkontraksi cepat.
5.4 Pengaruh Obat-Obatan Pada Detak Jantung
Ga
mbar 5.4.1 Grafik Pengaruh Obat Epinefrin Pada Jantung
Dari gambar 5.4.1 dapat dilihat bahwa obat epinefrin memberikan efek
simpatis pada jantung. Mengakibatkan detak jantung meningkat. Neurotransmiter
yang dilepaskan dari saraf simpatis, berikatan dengan reseptor β-adrenergik di
jantung dan menyebabkan meningkatnya laju discharge nodus SA, meningkatnya
laju konduksi melalui nodus AV, peningkatan laju konduksi melalui bundle HIS
dan serat purkinje .
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa detak jantung semakin menurun.
Gambar diatas menjelaskan bahwa digitalis meningkatkan kekuatan kontraksi dan
menurunkan denyut jantung. Pengubah kimia ini dapat membantu mereka dengan
hati yang lemah yang perlu untuk memungkinkan waktu maksimum untuk aliran
balik vena dan peningkatan volume stroke.
Dapat dilihat dari tabel 5.5.1 menunjukan bahwa ion memiliki efek yang
cukup besar terhadap detak jantung. Ada ion yang menyebabkan peningkatan
detak jantung. Adapula ion yang menyebabkan detak jantung semakin menurun.
Gambar 5.5.1 Grafik Detak Jantung Normal
Pada gambar 5.5.2 dapat dilihat bahwa ketika jantung diberi ion Ca
(kalsium) detak jantung menjadi lebih cepat daripada keadaan jantung yang dalam
keadaan normal.
Dari gambar 5.5.4 dapat dilihat bahwa ion K (kalium) memiliki pengaruh
yang cukup besar pada detak jantung. Karena, pemberian ion K membuat jantung
berdetak sangat lambat dan lama lama frekuensi yang dihasilkan juga menurun
dan lama kelamaan jantung sudah tidak berdetak kembali.
BAB 6
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kita dapat mempelajari bahwa kontraksi otot jantung
dipengaruhi oleh adanya rangsangan stimulus yang diberikan. Seperti pada
percobaan diatas, ketika diberi multiple stimulus, frekuensi otot jantung berhenti
berkontraksi selama beberapa detik lalu kembali seperti semula. Frekuensi denyut
jantung dipengaruhi adanya rangsangan stimulus sehingga jantung dapat
memompa darah, makin banyak darah yang dipompa jantung tersebut akan
berkontraksi makin cepat.
6.1.4.1 Epinefrin
Menstimulasi reseptor alfa-, beta1-, dan beta2-adrenergik yang berefek
relaksasi otot polos bronki, stimulasi jantung, dan dilatasi vaskulatur otot
skelet; ;dosis kecil berefek vasodilatasi melalui reseptor beta2-vaskuler; dosis
besar menyebabkan konstriksi otot polos vaskuler dan skelet.
a. Farmakokinetik: absorbs pada pemberian oral, epinefrin tidak
mencapai dosis terapi karena sebagian besar dirusak oleh enzim
COMT dan MAO yang banyak terjadi di dinding usus dan hati.
Biotransformasi dan ekskresi : epinefrin stabil dalam darah. Pada
orang normal jumlah epinefrin yang utuh dalam urin hanya sedikit
(FT.V, 2007).
b. Farmakodinamik: pada umunya, pemberian epinefrin menimbulkan
efek mirip stimulasi saraf adrenergic. Ada beberapa perbedaan
karena neurotransimitter pada saraf adrenergic adalah NE. Efek
yang paling menonjol adalah efek terhadap jantung, otot polos
pembuluh darah dan otot polos lain (FT. V, 2007).
6.1.4.2. Pilocarpin
1. Jelaskan efek yang diberikan stimulasi vagus nerve yang sangat berlebihan
pada jantung
Detak jantung menjadi lebih lambat dan berhenti untuk beberapa saat.
3. Jelaskan dua cara jantung mengatasi stimulasi vagal yang berlebihan / terlalu
banyak
Reflek sympathethic
Awal irama dari serat Purkinje
4. Apa yang menurut anda akan terjadi pada laju jantung jika vagus nerve
dipotong?
Karena larutan Ringer mengandung ion, pH, ATP, dan glukosa yang
7. Jelaskan efek yang terjadi dari kenaikan temperatur pada jantung katak.
Suhu yang tinggi akan meningkatkan detak jantung.
8. Jelaskan efek yang terjadi dari pilocarpine yang dimiliki jantung dan mengapa
hal tersebut terjadi.
Menaikkan frekuensi SA
10. Jelaskan keuntungan dari pengelolaan digital dan bagaimana hal itu bekerja
dalam meningkatkan kekuatan kontraksi-kontraksi
cells
BAB 7
KESIMPULAN
7.1. Total refraktori dari otot jantung adalah 200-250 milidetik hampir selama
kontraksi otot jantung. Hal ini menunjukkan hal yang berbeda dengan otot
rangka, otot jantung memiliki refrakter lebih lama.
7.2. Jantung berhenti berdenyut setelah diberi stimulasi vagal. Akan tetapi setelah
beberapa saat kembali berdetak dan denyut jantung mulai meningkat menjadi
normal kembali.
7.3. Suhu pada larutan Ringer dinaikkan dan menyebabkan peningkatan denyut
jantung. Begitu pula saat suhu larutan Ringer diturunkan maka denyut jantung
juga mengalami penurunan.
7.4. Pilocarpine adalah agonis dan atropin adalah antagonis terhadap asetilkolin.
Pengubah kimia yang menghambat, meniru, atau meningkatkan kerja asetilkolin
dalam tubuh disebut juga kolinergik. Sementara Adrenalin merupakan agonis
norepinefrin. Pengubah kimia yang menghambat, meniru, atau meningkatkan aksi
norepinefrin dalam tubuh disebut juga adrenergik.
7.5. Kelebihan ion kalium akan menyebabkan jantung menjadi mengembang dan
lemas dan juga membuat frekuensi denyut jantung menjadi lambat. Jumlah ion
kalium yang terlalu besar juga akan menghambat konduksi implant jantung.
Kelebihan ion kalsium akan menimbulkan akibat yang hampir berlawanan dengan
akibat yang ditimbulkan ion kalsium, yaitu menyebabkan jantung mengalami
kontraksi spasis. Sebaliknya, kekurangan ion kalsium akan menyebabkan
kelemahan jantung, yang mirip dengan pengaruh ion kalium.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C. dan J.E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed
ke-11. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.