1 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum adalah untuk memahami pengaruh pemberian obat pada kerja otot polos
lambung
seluruhnya bekerja karena adanya rangsangan saraf dan sangat sedikit oleh faktor
stimulasi dari localtissue.Pada otot ini tidak terjadi kontraksi yang spontan misalnya
otot ciliary mata dan iris mata.(Sherwood, 2001).
Visceral Smooth Muscle yaitu sel sel otot ini terletak berhimpitan satu sama
lain, dimana membran terletak diantara sel-sel berdekatan dan saling berlekatan
seluruhnya atau sebagian. Sel otot ini terdapat pada dinding alat pencernaan makanan,
saluran empedu, ureter dan uterus.Potensial aksi pada visceral smooth muscle dapat
terjadi akibat pengaruh adanya hormon, neurotransmitter dan spontan.(Sherwood,
2001).
Otot polos mengandung filamen aktin dan miosin yang mempunyai sifat kimiawi
mirip dengan otot rangka. Aktin dan meiosin yang berasal dari otot polos akan saling
berinteraksisatu sama lain dengan cara yang hampir sama dengan otot rangka.
Selanjutnya, proses kontraksi diaktifkan oleh ion kalsium dan adenosin trifosfat untuk
memberikan energi bagi kontraksi. (Ethel,2004).
Dalam percobaan ini menggunakan lambung katak untuk mengetahui bagaimana
kerja otot polos dengan menunjukkan gerakan-gerakan peristaltic untuk beberapa
waktu. Dengan penggunaan larutan thyrode, yang mempunya struktur elektrolit
hampir sama dengan elektrolit tubuh, digunakan untuk merendam lambung dan
memenuhi kebutuhan oksigen. (Ganong,2005).
Pada awal percobaan usus kelinci dipotong, kemudian segera dimasukkan ke
dalam tabung perendam yang sebelumnya sudah diisi larutan thyrode yang telah
dialiri oksigen dari udara dengan kecepatan optimal.Larutan tersebut mempunyai
susunan elektrolit yang hampir mendekati susunan elektrolit cairan tubuh kelinci.
(Guyton and Hall, 2006).
Terjadi penambahan zat obat tertentu untuk melihat perubahan sistem
kontraksi otot polos zat-zat yang bekerja terhadap Sistem otot, yakni :
4.1
5. Ujung usus diikat pada kait dalam tabung perendam dan digantung
ujung dasar ususnya.
6. Memulai untuk dicatat gerakan-gerakan lambung pada kimograf.
4.2 PENGARUH OBAT-OBATAN TERHADAP KONTRAKSI OTOT POLOS
1. 0,5 cc dari suatu macam obat yang tersedia dimasukkan setiap kali ke dalam
tabung
2. Setelah cukup mempelajari pengaruh suatu macam obat, cairan di dalam
tabung perendam diganti dengan cairan thyrode yang baru
3. Tindakan no 1 dan 2 dikerjakan dengan macam obat yang lain. Obat yang
d.
ditambahkan adalah:
a. Adrenalin
0,01% / 00
b. Acethycholin
0,5% / 00
c. Asulfas atropine 0,01% / 00
Pilocarpin
0,5% / 00
smooth
muscle untuk
mengetahui
pengaruh
larutan
adrenergic dancholinergicterhadap gambaran kontraksi otot polos visceral secara invitro. Pengamatan ditujukanterhadap variabel : amplitudo, frekuensi dan tonus. Pada
awal percobaan usus kelinci dipotong, kemudian segera dimasukkan ke dalamtabung
perendam yang sebelumnya sudah diisi larutanthyrode yang telah dialiri oksigendari
udara dengan kecepatan optimal.Larutan tersebut mempunyai susunan elektrolityang
hampir mendekati susunan elektrolit cairan tubuh kelinci.
Gambar 1 :Kontraksi otot polos tanpa adanya penambahan zat obat (normal)
Pada keadaan normal dapat terlihat dari grafik yang terjadi tetap stabil baik dalam
keadaan kontraksi maupun relaksasi. Otot polos bekerja secara ritmik berirama
dengan tempo yang tetap sama. Secara keseluruhan sifat-sifat otot polos dalam
keadaan normal sebagai berikut :
o Rhytmicity yaitu terjadinya kontraksi secara ritmis dari otot polostanpa
rangsangan dari luar
o Tonik kontraksi yaitu otot polos mempunyai tonus tertentu, baikdalam
keadaan
relaksasi
maupun
kontraksi.
Tapi
sewaktu-waktu
tonus
o Plasticity, sifat ini terutama pada otot visceral. Pada panjang yangberbeda
tegangan otot polos bisa sama maupun sebaliknya, pada panjang yangsama
bisa mempunytai tonus yang berbeda.
5.2 Penambahan Zat Obat
5.2.1. Penambahan Asetilkolin
7
Gambar 2 :Kontraksi dengan konsentrasi 10
volume 0,1 ml
4
Gambar 3 :Kontraksi dengan konsentrasi 10
volume 0,2 ml
107
konsentrasi yang diberikan, kontraksi otot polos yang terjadi makin meningkat
4
volume 0,2 ml
5
Gambar 4 :Kontraksi dengan konsentrasi 10
volume 0,2 ml
volume 0,4 ml
105
konsentrasi Adrenalin yang diberikan meningkat, otot kontraksi nya semakin di dasar.
4
Hal tersebut terjadi kontraksi minimum pada konsentrasi 10
6
Gambar 6 :Kontraksi dengan konsentrasi 10
volume 0,3 ml
2
Gambar 7 :Kontraksi dengan konsentrasi 10
volume 0,1 ml
10
seiring penambahan konsentrasi yang diberikan, kontraksi otot polos yang terjadi
makin meningkat maksimal. Kontraksi meningkat maksimal ketika konsentrasi
102 volume 0,1 ml.
7
Gambar 8 :Kontraksi dengan konsentrasi 10
volume 0,1 ml
5
Gambar 9 :Kontraksi dengan konsentrasi 10
volume 0,1 ml
10
BAB 6. PEMBAHASAN
6.1.
Pembahasan Hasil Praktikum
6.1.1. Kontraksi Otot polos dalam keadaan normal
Pada keadaan normal otot polos akan bekerja tetap stabil baik dalam keadaan
kontraksi maupun relaksasi. Dia bekerja dibawah kesadaran, pada organ dalam.Otot
polos bekerja secara ritmik berirama dengan tempo yang tetap sama. Secara
keseluruhan sifat-sifat otot polos dalam keadaan normal sebagai berikut :
o Rhytmicity yaitu terjadinya kontraksi secara ritmis dari otot polos tanpa
rangsangan dari luar
o Tonik kontraksi yaitu otot polos mempunyai tonus tertentu, baikdalam
keadaan relaksasi maupun kontraksi. Tapi sewaktu-waktu tonus dapat
meningkat dan beberapa lama menurun lagi tanpa adanya rangsangan
dari luar.
o Plasticity, sifat ini terutama pada otot visceral. Pada panjang yang berbeda
tegangan otot polos bisa sama maupun sebaliknya, pada panjang yang sama
bisa mempunytai tonus yang berbeda.
6.1.2.
potensial
yang
terjadi
kecil.
Adrenalin
jugamenghambat
Penambahan
pilokarpin
bersifat
menurunkan
potensial
membran
mempunyai
yangmenaikkan
potensial
menurun.Atropin
sulfat
fungsi
membran
yang
sehingga
merupakan parasympatolitic
sama
dengan
permeabilitas
agent yang
adrenalin
membrane
menghambat
1. Apa yang dapat saudara ketahui mengenai pengaruh dari macam macam
obat yang diberikan terhadap frekuensi dan tonus gerakan gerakan
lambung?
Penambahan Asetilkolin akan mengalami kenaikan frekuensi (kontraksi
permenit) tonus otot lambung katak. Pada hasil percobaan kami pun grafik
kimograf juga menggambarkan bahwa kontraksi otot mengalami kenaikan
akibat semakin besarnya konsentrasi yang diberikan.
Penambahan Adrenalin akan terjadi penurunan potensial sehingga
frekuensi dan kontraksi ritmis turun. Penambahan konsentrasi terjadi
mengakibatkan kontraksi otot sangatlah minimum.
Penambahan Pilokarpin dapat terjadi peningkatan frekuensi kontraksi
yang diikuti oleh peningkatan tonus otot.Pada hasil percobaan kami, kontraksi
otot mengalami peningkatan terus-menerus.
Penambahan Atropin asulfat mempunyai fungsi yang sama dengan
adrenalin yaitu dapat menurunkan potensial sehingga kontraksi menurun.
DAFTAR PUSTAKA
th
Ganong,W.F, 2005,Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 11 ed , EGC: Jakarta
th
Guyton and Hall, 2006, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 9 ed , EGC: Jakarta
th
Guyton,and Hall, 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 11 ed , EGC: Jakarta
th