Anda di halaman 1dari 3

Perasaan Iringan (After Image)

Hasil Percobaan
Percobaan dilakukan oleh 2 orang OP, OP 1 perempuan dan OP 2 laki-laki. Hasil dari
percobaan ini adalah setelah beberapa saat OP meletakkan sebuah pensil di antara kepala dan
daun telinga, kemudian pensil itu diangkat, OP 1 merasakan pensil itu masih berada di antara
kepala dan daun telinganya. Hal ini terjadi karena adanya

impuls

yang

terus

beredar

dalam lingkaran rantai neuron daerah yang terangsang, walaupun stimulus sudah tidak ada
lagi. Sedangkan OP 2 sadar ketika pensil diangkat karena OP 2 masih menyadari sedang
melakukan percobaan perasaan iringan.
Pembahasan
Dalam praktikum perasaan iringan, praktikan melakukan uji coba dengan perasaaniringan
(after image). Dari hasil praktikum menunjukkan bahwa telinga telah mengalami adaptasi
terhadap beban yang diberikan selama beberapa saat. Namun, setelah beban di angkat akan
terasa lebih ringan diakibatkan bebanyang menjadi stimulus pada reseptor telah hilang. Hal ini,
berkaitan dengan sensasi yang diberikan dalam durasi waktu tertentu, sehingga menjadi memori
yang disimpan dalam otak.
Adanya adaptasi reseptor terhadap rangsangan benda yang dihasilkan melalui tekanan,
getaran dan sifat sifat fisik benda, mengakibatkan kita terbiasa dalam memakai benda tersebut.
Sehingga pada saat mencopot benda, reseptor-reseptor tersebut memperlihatkan suatu off
reseptor dan adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak balik menyebabkan kita menyadari
bahwa benda telah di copot. Mekanisme adaptasi ini dilakukan oleh badan paccini. Perasaan
iringan terjadi karena adanya impuls yang terus beredar dalam lingkaran rantai neuron daerah
yang terangsang, walaupun stimulus sudah tidak ada lagi.
Kesimpulan
Adanya adaptasi reseptor terhadap rangsangan benda yang dihasilkan melalui tekanan,
getaran dan sifat-sifat fisik benda,mengakibatkan kita terbiasa dalam memakai benda tersebut.

Kemampuan Membedakan Berbagai Sifat Benda


Hasil Percobaan
a. Kekasaran Permukaan Benda
Percobaan menggunakan amplas dengan kekasaran amplas yang berbeda-beda,
dari amplas kasar hingga yang halus. Dari beberapa amplas dengan perbedaan tingkat
kekasarannya yang diberikan, OP dapat menyusun letak kebenaran dari kasar sampai ke
yang halus dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan kemampuan membedakan derajat
kekasaran pada OP normal.
b. Bentuk Benda
Percobaan mengunakan 10 benda kecil yang berbeda-beda yaitu; paku, jangka,
jarum, kertas, penggaris, amplas, pulpen, kain, tisu dan penghapus. Dari 10 benda yang
diberikan, OP dapat menyebutkan dan membedakan semua dengan benar. Sehingga dapat
disimpulkan kemampuan membedakan bentuk benda pada OP normal.
Pembahasan
Dalam praktikum membedakan sifat-sifat benda, praktikan melakukan uji coba
untuk membedakan sifat benda, mulai dari bentuk, tekstur dan juga jenis atau sifat benda.
Dari praktikum ini, OP dapat menyebutkan secara tepat semua benda yang di berikan saat
OP menutup matanya. Hal ini, disebabkan karena adanya reseptor taktil. Impuls taktil
kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan impuls taktil halus
dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus. Untuk dapat membedakan
benda benda tanpamelihat bentuknya, adalah reseptor kinaesthesi.
Kita dapat membedakan benda benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang
berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan
reseptor tekanan yang digeserkan. Pada tempat di mana tidak ada rambut, tetapi dengan
kepekaan yang besar terdapat stimulus taktil, ternyata banyak corpuscullum tactus.
Diduga bahwa miniscus tactus juga merupakan reseptor taktil.

Kesimpulan

Kepaekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat


antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua
titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus. Sensasi taktil
yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah,
mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama

Daftar Pustaka
Seksi Laboratorium Psikologi Faal, 2001, Petunjuk Praktikum Psikologi Faal, Yogyakarta:
Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM.
Sherwood, Lauralee.2006.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Jakarta :EGC
Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Alih bahasa oleh Batricia I. Jakarta: EGC
Guyton dan Hall.2006.Text Book of Medical Phisiology.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai