Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala


curahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga percobaan yang berjudul tentang
saraf ini dapat dilaksanakan dan hasilnya telah tertuang alam laporan hasil
percobaan dengan penampilan yang sederhana. Laporan hasil percobaan ini penulis
susun sebagai laporan setelah melaksanakan praktikum mata pelajaran biologi
kelas XI di SMAN 1 Karawang.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis tidak sedikit menerima bantuan dari banyak
pihak, sehingga berbagai bentuk hambatan dan tantangan dapat teratasi dengan
baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
yang teramat dalam kepada semua pihak yang telah memberi bantuan, baik
secara langsung maupun tidak langsung selama penulis menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik sebagai bahan pembelajaran dalam
penyusunan laporan selanjutnya.

PENGUKURAN EksTERORESEPTOR
Landasan Teori
ALAT PANCA INDRA
Indra adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk
perubahan lingkungan. Agar dapat terjadi suatu penginderaan harus dipenuhi
empat syarat mutlak yaitu :
1. Adanya stimulus atau perubahan lingkungan yang mampu unuk membangkitkan
respon sistem saraf.
2. Reseptor atau organ indra harus dapat menerima stimulus dan mengubahnya
menjadi impuls saraf .
3. Impuls saraf harus dihantarkan sepanjang lintasan saraf dari reseptor atau organ
indra ke otak.
4. Pusat indra yang bersangkutan di otak harus menterjemahkan impuls saraf yang
diterimanya menjadi sebuah kesan.
Setiap indra menerima stimulus khusus untuk penginderaan yang sesuai. Impuls
sensoris yang berakhir pada pusat-pusat indera di otak, akan menimbulkan
penginderaan yang disadari. Jika impuls dari organ indera dihantarkan ke medula
spinalis maka akan terjadi juga aktivitas motoris tetapi penginderaan yang
dihasilkan bersifat tidak disadari.
Alat indera pada mamalia dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Menurut distribusinya
Indra umum
Terseba
r luas di seluruh tubuh, contohnya adalah alat indera.
Indra khusus
Indra ini hanya berada di tempat-tempat tertentu, contohnya adalah
fotoreseptor pada retina mata.
2. Menurut lingkungan fisik yang mempengaruhinya
Eksteroreseptor
Eksteroreseptor menerima stimulus dari luar tubuh, terletak di bagian tubuh.
Terletak pada bagian tubuh yang dapat berhubungan langsung dengan
lingkungan luar.

Interoreseptor
Interoreseptor menerima stimulus dari dalam tubuh, terletak di dalam otot,
sendi, tendon, dan organ-organ visera. Tiap otot rangka, tendon dan
persendian memiliki proprioreseptor, yang peka terhadap perubahan
tegangan atau regangan otot. Impuls dari proprioreseptor sangat penting
untuk dapat terjadi kontraksi yang serasi dari beberapa otot yang terlibat
dalam suatu gerakan, dan untuk mempertahankan keseimbangan posisi
tubuh.

INDRA PERABA
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit
mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia
sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
Klasifikasi reseptor antara lain:

1.
2.
3.
4.

Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu

Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).


Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan)
Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

Berdasarkan sumber rangsangan

1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap


rangsangan eksterna atau luar.
2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama
berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.

Berdasarkan morfologi

1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan
dengan tipe sel lainnya.
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf
di samping saraf badan akhir saraf.
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :
Ujung Saraf Bebas
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak
jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir
saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin
berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan membungkusnya sebelum
berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis.

Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke


permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda
mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel
rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel
rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis
berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk
badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini
merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti
mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergeraka nantara keratinosit dan
kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di
bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan
getaran dan juga resepor terhadap dingin.
Korpuskulus Peraba (Meissner)
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung
jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus
permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron.
Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai
setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang
tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf
ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang
tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang
dua titik yang letaknya berdekatan).
Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)
Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak
tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan
genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan
diameter 0,5 1 m m). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata
telanjang, karena bentuknya mirip bawang. Setiap korpuskulus disuplai oleh
sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya
pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria.Akson ini
dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng
ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini
berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
Korpuskulus Gelembung (Krause)
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan
genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini
berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah
kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat
bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel

schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai
akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin
berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini berguna sebagai
mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
Korpuskulus Ruffini
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.
Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf
yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip
dengan organ tendo golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo
(fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak
bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini
terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk
menerima rangsangan panas

TUJUAN
Tujuan dari kami untuk melakukan pekerjaan ini adalah untuk mengetahui seberapa
keakuratan nilai saraf kita dalam hal mengetahui letak rangsangan terhadap objek
yang ditentukan secara benar.

Alat dan bahan


1.Spidol 2 buah
2.Penggaris
3.Penutup mata

Objek Percobaan
1.
2.
3.
4.

Punggung telapak tangan


Ujung jari 3 tangan kiri
Lengan bawah tangan kiri
Tengkuk

Prosedur dan langkah kerja :

Seseorang dijadikan naracoba dan seorang lagi dijadikan pengamat dan


penguji
Mata seorang naracoba di tutup
Lalu penguji mencoba merangsang objek dengan ujung spidol di daerah yang
telah ditetapkan
Lalu naracoba mengulang daerah yang dirangsang dengan spidol
Dan didapat daerah tersebut, lalu di ukur dari jarak si penguji dan naracoba

Hasil dari jarak tersebut dicatat dalam tabel dan semua hasil di kumpulkan
Hasil tersebut dirata-rata

Hasil percobaan
Tabel Hasil Pengukuran Terhadap Naracoba
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata

Punggung telapak
tangan
0,5
1
0,1
1
1
0
1
1
0,5
0
6,1
0,61

Ujung jari
tengah
0,2
0,3
0
0
0,1
0,2
1
0,1
0,2
0,4
2,5
0,25

Lengan
bawah
1,6
0,2
0
1,4
0,6
0,5
2
1
2,5
3
12,8
1,28

Tengkuk
0,5
1
1
1
0,8
2
0,1
0,4
0,4
0,2
7,4
0,74

Pembahasan
Dari hasil percobaan yang kami lakukan, percobaan ini lebih cenderung mengukur
bagaimana saraf tersebut dapat kita gunakan dalam menentukan tempat terhadap
rangsangan yang di terima oleh naracoba. Jika di teliti lebih lanjut, percobaan ini
juga dapat mengetahui tentang saraf seseorang terhadap suatu rangsangan.

Kesimpulan
Jadi pada umumnya percobaan ini bermaksud mengukur seberapa peka kah kita
terhadap suatu rangsangan dengan mata tertutup, dimana tentunya hal ini sangat
menyulitkan bagi kita dalam menentukan posisi rangsangan tersebut. Hal ini di
karenakan kita akan lebih fokus terhadap rangsangan tersebut dan otak kita akan
berfikir sebagai indera peraba bahwa dimana letaknya rangsangan tersebut.Dan ini
beberapa kesimpulan di beberapa objek yang telah ditentukan :
a. Pada Punggung Tangan
Pada Objek ini sel-sel reseptor tidak terlalu peka karena jarang sekali
digunakan terhadap kasar atau halusnya suatu benda. Jadi kadang jauh
kadang dekat dalam pengukuran saraf
b. Pada Ujung Jari
Pada kulit ujung jari tangan terdappat lebih banyak sel-sel reseptor yang peka

terhadap kasar dan halusnya permukaan.pada bagian kulit yang


lain,misalnya pada punggung tangan,banyak terdapat reseptor yang peka
terhadap suhu panas atau dingin. Jadi ini mengapa di ujung tangan lebih
sering sedikit jarak pengukuran saraf
c. Pada Lengan
Hal ini sama dengan punggung tangan dan lebih sulit dalam menentukan
letak di mana suatu rangsangan tersebut
d. Pada Tengkuk
Pada tempat ini kita bisa merasakan merinding, dan katanya pada tengkuk ini
rangsangan terhadap benda atau angin sangat besar. Dan itu benar namun
tidak dalam pengukuran jarak saraf

WAKTU UNTUK MENGUKUR REAKSI SARAF


Landasan Teori
Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu melakukan gerak.
Bahkanseseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap
melakukan gerak. Saat kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas
sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkanoleh kontrasi otot.
Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan
melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen komponen
tubuh yang terlibat dalam grak iniBaik itu disadari maupun tidak disadari.
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam
tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang
sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak koordinasi
dengan perangkat tubuh yang lain.Hal ini menunjukkan suatu kerja sama
yang siergis.
Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap
Semua indera kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar segala
sesuatu sehalus apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu. Dalam keadaan
seperti itu diri kita pasti refleks melompat bahkan akan menjerit.Denyut

jantung akan cepat dan secara refeks kita pun berlari. Begitulah salah satu
contoh gerak refleks yang terjadi pada diri kita.
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan
system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya
terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan
sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel
saraf dan sel neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas
tiga jenis :
1. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup rangsangan dari
reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang).SEl saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf
indera,karena berhubungan dengan alat indra.

2. Sel saraf Motorik


SEl saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari
susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju to atau
kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf
penggerak,karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.

3. Sel saraf penguhubung


Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini
disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik
ke sel saraf motorik.
Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi menjadi du
kelompok besar :
1. Sistem saraf sadar
Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua kegiatan
yang dapat diatur menurut kemauan kita.Contohnya,melempar
bola,berjalan,berfikir,menulis,berbicara dan lain-lain.
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
a.Saraf pusat
terdiri dari :

- Otak
Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
- Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan)
dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruasruas tulang belakang,yakni dari ruas ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas
tulang pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul
simpul gerak refleks.
b. Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar system saraf
pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf tepi
merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani
organ-organ tubh tertentu,sepeti kulit,persendian,otot,kelenjar,saluran darah
dan lain-lain.

2. Susunan saraf tak sadar.


- Susunan saraf simpatis
- Susunan saraf parasimpatis
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang
terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui
jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk
selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa
tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor.Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan
terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari
otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau
tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip,
bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang
dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk
oleh sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan neuron motorik, yang
mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang
paling sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik
dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan
kemauan seseorang.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu
dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf
sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa
diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut
lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf
penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila
set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya
refleks pada lutut

TUJUAN
Untuk mengukur kecepatan saraf dalam waktu yang singkat terhadap penggaris

Alat dan Bahan

2 Buah Penggaris

Objek

Tangan

Prosedur dan Langkah kerja


1. Mata naracoba ditutup
2. Setelah itu penggaris 1 diletakkan di atas antara jempol dan telunjuk secara
vertical
3. Siapkan penggaris yang ke 2 di atas penggaris 1 secara horizontal
4. Dan hitung aba-aba untuk menarik penggaris ke 1 dan secara bersamaan
penggaris 2 di jatuhkan
5.Setelah itu tangan naracoba memegang penggaris tersebut, dan dihitung
jaraknya dari titik 0
6. Jarak tersebut di catat dalam tabel untuk di rata-rata

Hasil percobaan
Hasil pengukuran kecepatan tangan
No

Skala pada Penggaris(cm)

Waktu(detik)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata
rata

7.5
4
3
2
9
7
12
11
6.5
13
6
4.5
2.5
4
2
8
9
2
6
8
6.35 cm

0.12
0.9
0.08
0.06
0.13
0.11
0.16
0.15
0.115
0.16
0.11
0.09
0.07
0.09
0.06
0.13
0.13
0.06
0.11
0.13
0.1 detik

Pembahasan
Jadi dalam pembahasan ini mengukur seberapa cepat saraf kita dalam gerak untuk
menangkap penggaris yang di lepaskan oleh si penguji. Dari hal tersebut dihitung
jarak dan di tentukan nilai waktunnya dengan rumus [W=2p/g , dengan g = 980
cm/detik^2] yang dimana hasil tersebut adalah waktu si naracoba dalam
menangkap penggaris, dan telah ditulis dalam tabel

Kesimpulan
Jadi setiap kali penguji melepaskan penggaris itu berarti saraf si naracoba di ukur
seberapa cepat mereka menangkap penggaris tersebut setelah aba-aba di mulai.
Tentunya hal tersebut tidaklah mudah tergantung dari saraf si naracoba. Dari data
di atas didapat jarak yang setelah itu di masukkan dalam rumus [W=2p/g ,
dengan g = 980 cm/detik^2] . Lalu di dapat hasil ,lalu dirata-ratakan semua dari
data yang di dapat.

Anda mungkin juga menyukai