PENGUKURAN EksTERORESEPTOR
Landasan Teori
ALAT PANCA INDRA
Indra adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk
perubahan lingkungan. Agar dapat terjadi suatu penginderaan harus dipenuhi
empat syarat mutlak yaitu :
1. Adanya stimulus atau perubahan lingkungan yang mampu unuk membangkitkan
respon sistem saraf.
2. Reseptor atau organ indra harus dapat menerima stimulus dan mengubahnya
menjadi impuls saraf .
3. Impuls saraf harus dihantarkan sepanjang lintasan saraf dari reseptor atau organ
indra ke otak.
4. Pusat indra yang bersangkutan di otak harus menterjemahkan impuls saraf yang
diterimanya menjadi sebuah kesan.
Setiap indra menerima stimulus khusus untuk penginderaan yang sesuai. Impuls
sensoris yang berakhir pada pusat-pusat indera di otak, akan menimbulkan
penginderaan yang disadari. Jika impuls dari organ indera dihantarkan ke medula
spinalis maka akan terjadi juga aktivitas motoris tetapi penginderaan yang
dihasilkan bersifat tidak disadari.
Alat indera pada mamalia dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Menurut distribusinya
Indra umum
Terseba
r luas di seluruh tubuh, contohnya adalah alat indera.
Indra khusus
Indra ini hanya berada di tempat-tempat tertentu, contohnya adalah
fotoreseptor pada retina mata.
2. Menurut lingkungan fisik yang mempengaruhinya
Eksteroreseptor
Eksteroreseptor menerima stimulus dari luar tubuh, terletak di bagian tubuh.
Terletak pada bagian tubuh yang dapat berhubungan langsung dengan
lingkungan luar.
Interoreseptor
Interoreseptor menerima stimulus dari dalam tubuh, terletak di dalam otot,
sendi, tendon, dan organ-organ visera. Tiap otot rangka, tendon dan
persendian memiliki proprioreseptor, yang peka terhadap perubahan
tegangan atau regangan otot. Impuls dari proprioreseptor sangat penting
untuk dapat terjadi kontraksi yang serasi dari beberapa otot yang terlibat
dalam suatu gerakan, dan untuk mempertahankan keseimbangan posisi
tubuh.
INDRA PERABA
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit
mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia
sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
Klasifikasi reseptor antara lain:
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan morfologi
1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan
dengan tipe sel lainnya.
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf
di samping saraf badan akhir saraf.
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :
Ujung Saraf Bebas
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak
jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir
saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin
berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan membungkusnya sebelum
berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis.
schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai
akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin
berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini berguna sebagai
mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
Korpuskulus Ruffini
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.
Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf
yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip
dengan organ tendo golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo
(fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak
bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini
terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk
menerima rangsangan panas
TUJUAN
Tujuan dari kami untuk melakukan pekerjaan ini adalah untuk mengetahui seberapa
keakuratan nilai saraf kita dalam hal mengetahui letak rangsangan terhadap objek
yang ditentukan secara benar.
Objek Percobaan
1.
2.
3.
4.
Hasil dari jarak tersebut dicatat dalam tabel dan semua hasil di kumpulkan
Hasil tersebut dirata-rata
Hasil percobaan
Tabel Hasil Pengukuran Terhadap Naracoba
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata
Punggung telapak
tangan
0,5
1
0,1
1
1
0
1
1
0,5
0
6,1
0,61
Ujung jari
tengah
0,2
0,3
0
0
0,1
0,2
1
0,1
0,2
0,4
2,5
0,25
Lengan
bawah
1,6
0,2
0
1,4
0,6
0,5
2
1
2,5
3
12,8
1,28
Tengkuk
0,5
1
1
1
0,8
2
0,1
0,4
0,4
0,2
7,4
0,74
Pembahasan
Dari hasil percobaan yang kami lakukan, percobaan ini lebih cenderung mengukur
bagaimana saraf tersebut dapat kita gunakan dalam menentukan tempat terhadap
rangsangan yang di terima oleh naracoba. Jika di teliti lebih lanjut, percobaan ini
juga dapat mengetahui tentang saraf seseorang terhadap suatu rangsangan.
Kesimpulan
Jadi pada umumnya percobaan ini bermaksud mengukur seberapa peka kah kita
terhadap suatu rangsangan dengan mata tertutup, dimana tentunya hal ini sangat
menyulitkan bagi kita dalam menentukan posisi rangsangan tersebut. Hal ini di
karenakan kita akan lebih fokus terhadap rangsangan tersebut dan otak kita akan
berfikir sebagai indera peraba bahwa dimana letaknya rangsangan tersebut.Dan ini
beberapa kesimpulan di beberapa objek yang telah ditentukan :
a. Pada Punggung Tangan
Pada Objek ini sel-sel reseptor tidak terlalu peka karena jarang sekali
digunakan terhadap kasar atau halusnya suatu benda. Jadi kadang jauh
kadang dekat dalam pengukuran saraf
b. Pada Ujung Jari
Pada kulit ujung jari tangan terdappat lebih banyak sel-sel reseptor yang peka
jantung akan cepat dan secara refeks kita pun berlari. Begitulah salah satu
contoh gerak refleks yang terjadi pada diri kita.
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan
system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya
terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan
sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel
saraf dan sel neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas
tiga jenis :
1. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup rangsangan dari
reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang).SEl saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf
indera,karena berhubungan dengan alat indra.
- Otak
Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
- Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan)
dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruasruas tulang belakang,yakni dari ruas ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas
tulang pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul
simpul gerak refleks.
b. Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar system saraf
pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf tepi
merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani
organ-organ tubh tertentu,sepeti kulit,persendian,otot,kelenjar,saluran darah
dan lain-lain.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu
dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf
sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa
diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut
lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf
penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila
set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya
refleks pada lutut
TUJUAN
Untuk mengukur kecepatan saraf dalam waktu yang singkat terhadap penggaris
2 Buah Penggaris
Objek
Tangan
Hasil percobaan
Hasil pengukuran kecepatan tangan
No
Waktu(detik)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata
rata
7.5
4
3
2
9
7
12
11
6.5
13
6
4.5
2.5
4
2
8
9
2
6
8
6.35 cm
0.12
0.9
0.08
0.06
0.13
0.11
0.16
0.15
0.115
0.16
0.11
0.09
0.07
0.09
0.06
0.13
0.13
0.06
0.11
0.13
0.1 detik
Pembahasan
Jadi dalam pembahasan ini mengukur seberapa cepat saraf kita dalam gerak untuk
menangkap penggaris yang di lepaskan oleh si penguji. Dari hal tersebut dihitung
jarak dan di tentukan nilai waktunnya dengan rumus [W=2p/g , dengan g = 980
cm/detik^2] yang dimana hasil tersebut adalah waktu si naracoba dalam
menangkap penggaris, dan telah ditulis dalam tabel
Kesimpulan
Jadi setiap kali penguji melepaskan penggaris itu berarti saraf si naracoba di ukur
seberapa cepat mereka menangkap penggaris tersebut setelah aba-aba di mulai.
Tentunya hal tersebut tidaklah mudah tergantung dari saraf si naracoba. Dari data
di atas didapat jarak yang setelah itu di masukkan dalam rumus [W=2p/g ,
dengan g = 980 cm/detik^2] . Lalu di dapat hasil ,lalu dirata-ratakan semua dari
data yang di dapat.