Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATA KULIAH BIOPSIKOLOGI

“SISTEM SARAF”

DOSEN PENGAMPU: WINA DIANA SARI, S. Psi., MBA

DISUSUN OLEH:

ASTY WULANDARI
228110037

KELAS 2G

PROGRAM STUDI ILMU PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Biopsikologi yang berjudul
“Sistem Saraf” ini tepat pada waktunya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 05 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Pengertian Sistem Saraf.....................................................................................................5
B. Fungsi Sistem Saraf............................................................................................................5
C. Struktur Sistem Saraf.........................................................................................................6
BAB III PENUTUP......................................................................................................................10
A. Simpulan............................................................................................................................10
B. Saran..................................................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adapun yang melatarbelakangi penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Biopsikologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi saya sebagai penyusun.
Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata
lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung,
pernafasan, pencernaan, dan urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem saraf juga
mengatur aliran darah,dan konsentrasi osmotik darah.
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah
untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf
adalah sel saraf atau neuron.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu sistem saraf?
2. Apa fungsi sistem saraf?
3. Bagaimana struktur sistem saraf?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, dapat disampaikan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan apa itu sistem saraf.
2. Untuk menjelaskan fungsi dari sistem saraf.
3. Untuk menjelaskan struktur dari sistem saraf.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan
berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat
adanya suatu stimulus (rangsang). Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi
yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu:
1) Reseptor adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
ber tindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas
serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus
yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
3) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan
oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot
dan kelenjar.

B. Fungsi Sistem Saraf


Sistem saraf berfungsi untuk mengatur setiap tindakan yang dilakukan tubuh dengan cara
saling mengirimkan sinyal dari berbagai bagian tubuh. Saraf sebagai sistem koordinasi
atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia mempunyai tiga fungsi utama, yaitu
sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur kerja, dan pusat pengendali tanggapan.
1) Saraf sebagai alat komunikasi 
Antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal ini dilakukan oleh alat indera yang
meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Karena ada indera, dengan mudah
kita dapat mengetahui perubahan yangterjadi di luar tubuh kita.
2) Saraf sebagai pengendali atau pengatur

5
Kerja organ tubuh sehingga dapat bekerjaserasi sesuai dengan fungsi masing-
masing.
3) Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi 
Tubuh terhadap perubahankeadaan di sekitarnya. Karena saraf sebagai pengendali
kerja alat tubuh maka jaringan saraf terdapat pada seluruh alat tubuh.

C. Struktur Sistem Saraf


Sistem saraf terdiri atas dua jenis sel, yaitu neuron dan glia. Neuron menerima informasi
dan mengirimkannya ke sel-sel yang lain. Sementara glia melayani banyak fungsi. Otak
manusia dewasa rata-rata mengandung sekitar 86 miliar neuron, jumlah pastinya
bervariasi pada tiap-tiap orang.

1. Neuron
Fitur neuron yang paling khas adalah bentuknya, yang sangat bervariasi dari satu
neuron ke neuron lainnya. Tidak seperti kebanyakan sel tubuh lainnya, neuron
memiliki ekstensi bercabang yang panjang. Semua neuron termasuk soma (sel
tubuh), dan sebagian besar juga memiliki dendrit, akson, dan terminal presinaptik.
Neuron terkecil tidak memiliki akson dan beberapa tidak memiliki dendrit yang
terbentuk dengan baik.

Neuron motorik, dengan soma di sumsum tulang belakang, menerima eksitasi


melalui dendrit dan mengarahkan impuls sepanjang akson ke otot.

Neuron sensorik adalah neuron dengan bagian khusus di satu ujung yang menjadi
sangat sensitif terhadap jenis stimulasi tertentu seperti cahaya, suara, atau
sentuhan.

Dendrit adalah serat bercabang yang semakin sempit ujungnya. (istilah dendrit
berasal dari kata dasar dalam bahasa Yunani yang berarti "pohon". Sebuah dendrit
bercabang seperti pohon). Permukaan dendrit dilapisi dengan reseptor sinaptik
khusus, tempat dendrit menerima informasi dari neuron lain. Semakin besar luas
permukaan dendrit maka semakin banyak informasi yang dapat diterimanya.

6
Secara umum, dendrit mengandung duri dendritik, yaitu bagian pendek yang
tumbuh keluar, yang meningkatkan luas permukaan sinapsis.

Badan sel atau soma (bahasa Yunani untuk "badan"; jamak: Perhatikan d dendrit.
[Sumber: Foto n somata) mengandung nukleus, ribosom, dan mitokondria.
Sebagian besar pekerjaan metabolisme neuron terjadi di sini. Kisaran badan sel
neuron dalam diameter adalah dari 0,005 milimeter (mm) sampai 0,1 mm pada
mamalia dan hingga satu milimeter pada invertebrata tertentu. Dalam neuron,
badan sel seperti dendrit-ditutupi dengan sinapsis di permukaannya.

Akson adalah serat tipis dengan diameter konstan (istilah "akson" ["axon"] berasal
dari kata dalam bahasa Yunani yang berarti "aksis/sumbu [axis].") Akson
menyampaikan impuls terhadap neuron lain, organ, atau otot. Panjang akson bisa
lebih dari satu meter seperti akson dari sumsum tulang belakang ke kaki Anda.
Panjang akson sangat besar dibandingkan dengan lebarnya, dibandingkan dengan
panjang dendrit. Giorgio Ascoli (2015) menganalogikan bahwa jika Anda bisa
memperluas dendrit dari neuron yang cukup khas menjadi setinggi pohon, sel-sel
akson dan cabangnya akan meluas sampai lebih dari 25 blok kota.

Banyak akson vertebrata ditutupi dengan bahan isolasi yang disebut selubuh
mielin (dengan beberapa perhentian yang dikenal sebagai simpul Ranvier).

Akson invertebrata tidak memiliki selubung mielin. Meski neuron dapat memiliki
banyak dendrit, neuron hanya dapat memiliki satu akson, tetapi akson tersebut
dapat memiliki banyak cabang. Pada ujung setiap cabang terdapat pembengkakan,
yang disebut terminal prasinaps, juga dikenal sebagai bola lampu (bulb) atau
bouton (bahasa Prancis untuk "button [tombol]"). Di titik ini, akson melepaskan
bahan kimia yang melintasi persimpangan antara neuron tersebut dan sel lain.

Istilah lain yang terkait dengan neuron adalah aferen, eferen, dan intrinsik. Akson
aferen membawa informasi ke dalam sebuah struktur; akson eferen membawa

7
informasi dari struktur. Setiap neuron sensorik adalah aferen ke seluruh neuron
sistem saraf dan setiap neuron motorik adalah eferen dari sistem saraf. Dalam
sistem saraf, sebuah neuron diberikan adalah eferen dari satu struktur dan aferen ke
yang lain. Anda dapat mengingat bahwa eferen dimulai dengan huruf e seperti
"exit"; aferen dimulai dengan huruf a seperti kata "admit". Jika dendrit sel dan
akson sepenuhnya terkandung dalam satu struktur tunggal, maka selnya adalah
interneuron atau neuron intrinsik dari struktur itu. Contohnya, neuron intrinsik
talamus memiliki akson dan semua dendritnya di dalam talamus.

2. Glia
Glia (atau neuroglia) adalah komponen lain dari sistem saraf dan melakukan
banyak fungsi. Istilah glia berasal dari kata dalam bahasa Yunani yang berarti
"glue (lem)". Hal ini mencerminkan gagasan awal dari peneliti bahwa glia adalah
seperti lem yang menahan neuron bersama. Meski konsep ini sudah usang, tetapi
istilah tersebut masih ada. Jumlah glia melebihi jumlah neuron pada korteks otak,
tetapi jumlah neuron melebihi jumlah glia pada beberapa bagian, terutama otak
kecil. Secara keseluruhan, jumlahnya hampir sama.

Otak memiliki beberapa jenis glia. Atrosit bentuk-bintang membungkus sinapsis


akson yang terkait secara fungsional. Dengan mengelilingi koneksi di antara
neuron, astrosit melindunginya dari sirkulasi bahan kimia di sekitarnya. Dengan
mengambil ion dan pemancar yang dilepaskan oleh akson dan kemudian
melepaskannya kembali, astrosit juga membantu menyinkronkan neuron-neuron
yang terhubung dengan erat, ini memungkinkan akson untuk mengirim pesan
dalam gelombang. Astrosit penting untuk menghasilkan ritme seperti ritme
pernapasan Anda.

Astrosit melebarkan pembuluh darah untuk membawa lebih banyak nutrisi ke area
otak yang memiliki aktivitas tinggi. Ini biasanya terkait dengan pemrosesan
informasi, tetapi belum dapat dipastikan. Menurut sebuah hipotesis yang populer
dikenal sebagai sinaps tripartit, ujung akson melepaskan bahan kimia yang
menyebabkan astrosit di dekatnya melepaskan bahan kimianya sendiri, sehingga

8
memperbesar atau memodifikasi pesan ke neuron berikutnya. Proses inilah yang
menjadi latar belakang dalam pembelajaran dan memori. Pada beberapa area otak,
astrosit juga merespons hormon, sehingga memengaruhi neuron. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa astrosit adalah mitra aktif neuron dalam banyak hal.

Sel-sel kecil yang disebut mikroglia bertindak sebagai bagian dari sistem
kekebalan, yaitu menghilangkan virus dan jamur dari otak. Mikroglia berkembang
biak setelah adanya kerusakan otak dengan memindahkan neuron yang mati atau
rusak. Mikroglia juga berkontribusi dalam belajar dengan menghilangkan sinapsis
terlemah. Oligodendrocytes atau oligodendrosit di otak dan sumsum tulang
belakang dan sel Schwann di pinggiran tubuh membangun selubung mielin yang
mengelilingi dan melindungi akson vertebrata tertentu. Oligodendrosit juga
memasok akson dengan nutrisi yang diperlukan untuk fungsi yang tepat. Glia
radial memandu migrasi neuron dan akson dengan dendritnya selama
perkembangan embrio. Ketika perkembangan embriologis selesai maka sebagian
besar radial glia berdiferensiasi ke dalam neuron dan jumlah yang lebih kecil
berdiferensiasi menjadi astrosit dan oligodendrosit.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Sistem saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan
berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat
adanya suatu stimulus (rangsang). Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi
yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, Penulis berharap kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah yang akan datang.

10

Anda mungkin juga menyukai