1) Ibu Aswiana karena atas arahannya dan kemudahan waktunya, saya dapat
mengerjakan dan menyelesaikan tugas kelompok ini.
2) Kerja sama antar kelompok yang padu, karena atas kerjasamanya bisa
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi orang yang
membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan.
Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain,
sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,
pencernaan, dan urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem saraf juga mengatur aliran
darah, dan konsentrasi osmotik darah.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-
juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah organ indera.
b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur kerja,
dan pusat pengendali tanggapan.
a) Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal ini dilakukan
oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Karena ada indera,
dengan mudah kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi di luar tubuh kita.
b) Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja serasi
sesuai dengan fungsi masing-masing.
c) Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi tubuh terhadap perubahan
keadaan di sekitarnya. Karena saraf sebagai pengendali kerja alat tubuh maka jaringan
saraf terdapat pada seluruh alat tubuh.
Sistem saraf pusat meliputi otak ( ensefalon) dan sumsum tulang belakang ( medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting,
sehingga perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga
dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi, maka akan terjadi
radang yang disebut meningitis.
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem saraf
pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat
dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan
menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
1) Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang
belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata,
hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang
belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain
kaki, tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara
kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot
rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk
menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.
Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.
Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak.
Otak menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan
mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.
Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi
tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan
kipas angin.
Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut ke
otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan
kaki untuk bergerak membersihkan kamar.
MACAM-MACAM NEURON
Berdasarkan jumlah uluran, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu neuron unipolar, bipolar, dan
multipolar.
1) Neuron unipolar
Neuron unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel. Misalnya
neuron sensorik unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.
2) neuron bipolar
neuron bipolar memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya berbentuk
lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini terdapat pada retina
(mata), koklea (telinga), dan epitel olfaktori (hidung).
3) neuron multipolar
neuron multipolar memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Penyebaran neuron
multipolar ini paling banyak terdapat di dalam tubuh dibandingkan dengan neuron
unipolar atau bipolar. Contoh neuron multipolar adalah neuron motorik yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
2) Gerak refleks
Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disadari. Hantaran impuls pada gerak refleks mirip
seperti pada gerak biasa. Bedanya, impuls pada gerak refleks tidak melalui pengolahan oleh
pusat saraf. Neuron di otak hanya berperan sebagai konektor saja.
Ada dua macam neuron konektor, yaitu neuron konektor di otak dan di sumsum tulang
belakang. Contoh gerak refleks yang melalui neuron konektor otak, yaitu pupil mata mengecil
saat terkena cahaya yang terang. Contoh gerak refleks melalui neuron konektor sumsum tulang
belakang, yaitu kaki terangkat saat lutut dipukul. Urutan perjalanan impuls pada gerak refleks
secara skematis sebagai berikut.
Rangsang → reseptor → neuron sensorik → konektor (otak/sumsum tulang belakang) →
neuron motorik → efektor
PSIKORTOPIKA
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
1. Mulut ( misalnya seorang perokok, taukah dalam rokok terdapat nikotin, nikotin itu akan ada
dalam darah seorang perokok , ).
2. Hidung ( menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misalnya orang pemakai kokain).
1. Stimulan
Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatetik melalui pusat hipotalamus sehingga
meningkatkan kerja ( kegiatan ), misalnya menyebabkan penggunanya tetap terjaga ( kafein ),
memberikan rasa percaya diri yang semu, meningkatkan kewaspadaan ( amfetamin ),
mengurangi rasa lelah, rasa ngantuk, rasa lapar, serta memberikan perasaan gembira ( ekstasi
dan kokain ). Tetapi semua itu hanya bersifat semu, sementara, dan efeknya yang berbahaya.
2. Halusinogen
Dalam dosis sedang, halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi penglihatan dan
pendengaran subjek serta peningkatan respons emosional. Dengan dosis yang tinggi, dapat
terjadi halusinasi yang sebenarnya, yakni si subjek ” melihat ” atau ” mendengar ” benda-benda
yang tidak ada sama sekali atau melihat benda-benda tampak seperti bergerak hidup.
Halusinogen meliputi LSD , STP ( mirip amfetamin ), DMT, mesakolin ( dari pohon pinus
peyote ), psilosobin ( dari jenis jamur ), dan PCP ( fenseklidin ) suatu obat bius hewan.
3. Depresan
Pada umumnya depresan membuat susunan saraf menjadi pasip. Depresan berfungsi untuk
mengurangi kegiatan sistem saraf sehingga menurunkan aktivitas pemakainya. Dalam bidang
kedokteran obat tersebut berguna untuk meredakan ketegangan jiwa, membantu mengurangi
rasa cemas dan gelisah, pengobatan darah tinggi dan epilepsi. Contoh, depresan misalnya
sedatif ( barbiturat , alkohol, dan obat-obat penenang ).
Orang yang menggunakan zat psikotropika dapat dikenali dengan memperhatikan ciri-ciri
fisiknya, yaitu:
a) Badannya lemas dan tidak bertenaga.
b) Mukanya pucat dan tubuhnya kurus.
c) Tubuh menggigil disertai dengan teriakan histeris.
d) Rambut dan giginya rontok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf terdiri dari
jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan
remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
B. Saran
i. Pentingnya memberikan pendidikan tentang bahaya narkoba sejak dini kepada
anak sangat diperlukan guna untuk mencegah terjadinya pebyalahgunaan napza
ii. Peran orang tua untuk memantau anak dan memberikan pendidikan agama
untuk memberikan kekuatan iman juga sangat diperlukan guna membangun
karakter anak.
iii. Pemantauan dari pihak sekolah dan pihak yang berwajib perlu lebih tegas lagi
agar anak tidak ingin mencoba dan takut untuk melakukan hal ini dan diberikan
sanksi yang tegas terhadap pada pengedar dan pengguna narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tapike.com/2014/12/makalah-tentang-napza-dan-narkoba.html
http://www.zonabiokita.web.id/2014/05/gerak-biasa-dan-gerak-refleks.html#ixzz47Cg8Vzl1
D
OLEH
INTAN EVIANA
SURIATI
SUARISTYO SALIHIN
M. ALIEF
M. ZAIDIL ATHARIQ