Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PERSARAFAN PADA MANUSIA

Di Susun Oleh :

Try Gina Budiarti

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan
dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat
indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar
dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap
rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf
1.2.2. Apa saja penyusun sistem saraf
1.2.3. Apa saja fungsi sistem saraf
1.2.4. Apa saja penggolongan sistem saraf
1.2.5. Bagaimana mekanisme penghantar impuls
1.2.6. Apa saja kelainan pada sistem saraf

1.3.Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf
1.3.2. Untuk mengetahui penyusun sistem saraf
1.3.3. Untuk mengetahui fungsi sistem saraf
1.3.4. Untuk mengetahui penggolongan sistem saraf
1.3.5. Untuk mengetahui mekanisme penghantar implus
1.3.6. Untuk mengetahui kelainan pada sistem saraf
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Sistem Saraf 


Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul
saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan
rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf ialah sel saraf atau neuron. Sistem
saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup bisa
menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Jadi, iritabilitas yaitu kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini terdiri
dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf
otonom. Sistem saraf memiliki tiga fungsi utama, yakni menerima informasi dalam bentuk
rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan
(respon) terhadap rangsangan. 

2.2.Penyusun Sel Saraf


Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat
diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu
impuls (rangsangan).
2.2.1.Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel. 
2.2.2.Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma. 
2.2.3.Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron).
2.2.4.Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada
dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke
neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron. 
2.2.5.Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang
berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen.
Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier. 
2.2.6.Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit
(akson) dan membantu regenerasi neurit (akson). 
2.2.7.Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus
ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain,
sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. 
2.2.8.Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung
dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian
ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat
kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan
kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis. 

Gambar 2.1 Penyusun sel saraf


Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang
datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan
meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson
pendek, dan dendritnya panjang. 
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf
dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai
dendrit yang pendek dan akson yang panjang. 
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum
tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau
meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.  

2.3.Penggolongan Sistem Saraf


Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf tepi
(sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan juga
bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem
saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.
Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling utama, yakni meliputi
menerima semua informasi yang ada di sekitarnya dalam bentuk suatu rangsangan atau pun
stimulus, kemudian digunakan untuk memproses semua informasi yang diterima, serta
digunakan untuk memberikan suatu tanggapan atau pun respon terhadap semua rangsangan
yang diberikan.
2.3.1.Sistem Saraf Pusat 
Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua kendali dan juga
pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf sampai ke bagian sel
saraf. Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian
sumsum lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang belakang. 
2.3.1.1.Otak Besar (cerebrum)
Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga
lebih berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama cairan
serebrospinal yang mempunyai fungsi dalam membantu memberi makanan
kepada otak dan juga memberikan perlindungan terhadap otak dari dampak
yang terjadi saat ada guncangan. Di bagian dalam otak besar ditemukan banyak
pembuluh darah yang mempunyai fungsi dalam membantu menyuplai oksigen
ke bagian otak besar. Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
a. bagian depan: pusat gerakan otot
b. bagian tengah: pusat perkembangan ingatan dan
c. kecerdasan
d. bagian samping: pusat pendengaran
e. bagian belakang: pusat penglihatan
2.3.1.2.Otak Kecil (cerebelum)
Otak Kecil bisa ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga dekat dengan
leher. Fungsi utama dari otak kecil ialah digunakan sebagai pusat terjadinya
suatu koordinasi terhadap gerakan otot yang biasanya terjadi secara sadar,
berpengaruh pada keseimbangan, dan juga posisi tubuh.
Apabila terjadi suatu rangsangan yang ternyata membahayakan, maka gerakan
yang bersifat sadar dan normal tidak akan mungkin bisa dilakukan. Bagian otak
kecil merupakan suatu tempat yang menjadi pusat dari keseimbangan. Jika
ditemukan terjadi suatu kerusakan pada bagian otak kecil, maka hal yang akan
terjadi ialah semua gerakan otot yang sedang berlangsung tidak bisa
dikoordinasikan dengan baik.
2.3.1.3.Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan
merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi
neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih
karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai
pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.
Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran khusus dalam
mengantarkan semua impuls yang datang kemudian dibawa menuju bagian
otak. Sumsum lanjutan pun sangat berpengaruh terhadap gerak refleks fisiologi,
meliputi tekanan darah, jantung, respirasi, volume, sekresi kelenjar pencernaan
dan juga pencernaan.
2.3.1.4.Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari
sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi
oleh tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh
ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal
leher, hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami
cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya,
bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti
anggota gerak bawah (kaki). 
Sumsum tulang belakang adalah kumpulan saraf berbentuk silinder yang
dimulai dari otak bagian bawah kemudian memanjang menyusuri kanal tulang
belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi beberapa segmen, masing-
masing segmen memiliki sepasang akar saraf di kanan dan kiri. Akar saraf
depan (ventral) atau saraf eferen bertindak sebagai motorik, sedangkan akar
saraf belakang (dorsal) atau saraf aferen bertindak sebagai sensorik. Secara
anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf yang
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa
disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak.
Secara rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang
belakang ini adalah sebagai berikut:
1. Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan
membentuk daerah tengkuk.
2. Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan
membentuk bagian belakang torax atau dada.
3. Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk daerah lumbal atau pinggang.
4. Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk os sakrum (tulang kelangkang).
5. Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan
membentuk tulang koksigeus (tulang tungging)

2.3.2.Sistem Saraf Tepi


saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otakadalah saraf yang keluar dari
otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau menuju otot-otot dan
kelenjar tertentu. Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf sumsum tulang belakang
adalah saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang menuju alat-alat gerak tubuh,
seperti lengan dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada dan leher. Saraf ini terdiri
atas 31 pasang.
Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak sadar (saraf
otonom) yang berfungsi mengatur kegitan organ tubuh yang bekerja diluar kesadaran.
Saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem
kerja keduanya saling berlawanan.

2.3.2.1.Sistem Saraf Sadar 


Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda
makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini
mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri
atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal
yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada
Gambar 2.2 Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan
motorik. 
Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut. 
a. Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf
sensori. 
b. Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf
tersebut merupakan saraf motorik. 
c. Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih
memahami tentang jenis-jenis saraf kranial. 
2.3.3.Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom) 
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak
saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata,
gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata
sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali fungsi
hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus dirangsang, maka
akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti contoh yang telah diambil, antara lain
mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran
pencernaan. Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
2.3.3.1.Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk
memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat
kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung,
memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang
menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat
ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni. 
2.3.3.2.Sistem Saraf Parasimpatik 
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf
simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak
jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat
pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena
cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang
normal.

2.4.Mekanisme Penghantar Implus


Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan sinapsis.
Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut:
2.4.1.Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar
dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian
luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa
rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan
potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan
sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial
bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan
ada atau tidaknya selubung myelin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara
serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali
seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu
1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang
(threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik.
Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung
akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada
periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2.4.2.Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di
dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil
berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir
pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari
sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai
pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-
sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa
asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan
impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada
bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh,
noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang
terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan
menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan
asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila
asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim
asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis. 

2.5.Kelainan  yang disebabkan oleh Gangguan Sistem Saraf


Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori seseorang.
Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau kerusakan akibat
kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf adalah:
2.5.1.Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh
kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Alzheimer
disebabkan oleh artrofi korteks serebral. Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow
viruses, sejenis virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi
waktu muda, dan akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.
2.5.2.Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori
diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya bervariasi
dimulai dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin
B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada alasan
psikologikal.
2.5.3.Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi
gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya
adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf
yang menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat disebabkan oleh kerusakan
otak, korda spinalis atau saraf spinalis.  
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
3.1.1.Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran
impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk
memberi tanggapan rangsangan.
3.1.2.Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat.
3.1.3.Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu Menerima berbagai
sensasi dari dalam dan luar tubuh.
3.1.4.Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf
tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian
otak dan juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi
bagian atas sistem saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.
3.1.5.Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan   
sinapsis.
3.1.6.Kelainan yang disebabkan karena gangguan sistem syaraf antara lain yaitu alzheimer,
amnesia dan ataksia.

3.2.Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami menyadari banyak
kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai bahan makalah ini. Sekian
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.

Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Jakarta : EGC.

https://www.updateinfoo.com/2020/09/makalah-sistem-saraf.html

Anda mungkin juga menyukai