Anda di halaman 1dari 28

Sistem Saraf Pada Manusia (Artikel Lengkap)

Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa


penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul
saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil
pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf
sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan
makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahanperubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah
kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem
saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan
sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu
menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses
informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap
rangsangan.

1. Struktur Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut
dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk
menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan
kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan
sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.

1.1. Sel Saraf (Neuron)


Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut
neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan
impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian
utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah
gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta
penjelasannya:

1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.


Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi
untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan
sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan
sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur
kegiatan sel saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih
panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls
saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya.
Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung
lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen
disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan
makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit
(akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls
saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat
dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat
sampai pada tujuan.

8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf


satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis
terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong
yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang
disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin
dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf
pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit
dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf
lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi
menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra,
dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke
otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson
pendek, dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk
membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang
belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek
dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di
dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf)
tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls
(rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

1.2. Sel Glial


Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf.
Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit,
mikroglia, dan makroglia.

2. Sistem Saraf Pusat


Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap kerja
jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas otak
besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata), dan sumsum
tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang
tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruasruas tulang belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta
otak antara lain, yaitu:
1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari
badan sel.

2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut
saraf.
3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf
pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang
tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang
belakang. Jembatan varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua
bagian serebelum.

2.1. Otak Besar


Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta berminyak.
Otak besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang berfungsi memberi
makan otak dan melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak besar
terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi memasok oksigen ke
otak besar.
Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi
perempuan berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi
otak laki-laki yang lebih berat dikarenakan ukurannya yang juga lebih
besar di bandingkan dengan otak wanita. Namun kecerdasan yang dimiliki
masing-masing orang baik laki-laki maupun perempuan tidak tergantung
dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur dan
menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah
hubungan antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.

2.2. Otak Kecil


Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher. Fungsi
utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi
rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak
mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan.
Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua
gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.

2.3. Sumsum Lanjutan


Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak di
persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum
lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur
beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat
pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk mengantarkan
impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi
refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi,
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

2.4. Sumsum Tulang Belakang


Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang
belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu
lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam yang berwarna
kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang atau
tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi
utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik, dan
saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar
impuls dari otak dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi
tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak
dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik;
memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > otak >
saraf motorik > otot > gerakan
Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik >
sumsum tulang belakang > saraf motorik > otot > gerak refleks

5. Penyakit Pada Sistem Saraf


Penyakit dan kelainan sistem saraf adalah penyakit atau kelainan yang
mempengaruhi fungsi sistem saraf pada manusia. Penyakit dan kelainan
dapat terjadi dan menyerang pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang
belakang, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf. Karena otak adalah pusat
kendali dari semua aktivitas sadar kita berpikir, berkemauan,
mengingat, dan sebagainya maka penyakit dan kelainan pada otak
dapat menyebabkan perubahan dan gangguan yang dirasakan seluruh
tubuh.
Penyakit dan kelainan otak dapat menyebabkan kekacauan pikir dan
emosi, gangguan fungsi organ tubuh, kelainan psikologis, dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang khususnya menyerang otak.
Baik batang otak maupun kulit otak dan otak kecil.

5.1. Encephalitis
Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah
peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur
terkait lainnya. encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum
tulang belakang, dan meningoencephalitis adalah peradangan otak dan
meninges (membran yang menutupi otak). Penyebab encephalitis paling
sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia seperti
timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.

5.2. Stroke

Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran


darah ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak. Keadaan
ini berdampak antara lain kelumpuhan sementara atau menetap pada
satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau makan, dan
lenyapnya koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi, diabetes, penuaan,
dan kelainan turunan adalah faktor utama penyebab stroke.

5.3. Alzheimer
Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan
saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala
khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan
ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir,
dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita
cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombangambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut,
penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap
fungsi tubuh.

5.4. Gegar Otak


Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif ringan
pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang
kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau
setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel berbicara, kebingunan
berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.

5.5. Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak
dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf
dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa
saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan
gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2
menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau
kekurangtanggapan.

5.6. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur
tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam
hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja
bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau
menit dan bahkan lebih dari sejam.

5.7. Afasia

Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa


yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia
bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.

5.8. Dementia
Kemunduran kapasitas intelektual yang kronis dan biasanya kian
memburuk yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas
dan penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di kalangan
lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia. Kondisi
dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak
sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk,
lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan
keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun.

Artikel bermanfaat lainnya:


1. Sistem Ekskresi Pada Manusia
2. Sistem Pencernaan Pada Manusia
3. Sistem Pernapasan Pada Manusia
Sumber:
1. Surtiretna, Nina. 2006. Mengenal Sistem Saraf. Bandung: PT Kiblat
Buku Utama
2. Pack, Phillip E. 2007. Anatomy and Physiology. Bandung: Pakar Raya
3. Sloane, Ethel. 1994. Anatomy and Physiology: An Easy Learner.
Sudbury: Jones and Bartlett Publishers, Inc
4. Sistem Saraf Manusia (alvyanto.blogspot.com)
5. Sistem Saraf (mengerjakantugas.blogspot.com)
6. Apa itu sistem saraf? (news-medical.net)
7. Sistem saraf (id.wikipedia.org)
8. Nervous system (en.wikipedia.org)
9. Sistem Saraf (Koordinasi) pada Manusia
(mediabelajaronline.blogspot.com)
10. Sistem saraf (my.opera.com)
11. Mengenal Sistem Saraf Manusia (anneahira.com)
12. Perikaryon (en.wikipedia.org)
13. Neuroglia (en.wikipedia.org)

A. Sistem Saraf pada Manusia


1. Sel Saraf (Neuron)

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel yang mempunyai bentuk khusus. Sel-sel tersebut
dinamakan neuron dan neuroglia. Kedua sel tersebut ibarat pasangan tak terpisahkan yang
menyusun jaringan saraf. Jika ada sel neuron, pasti sel neuroglia akan menyertai. Adapun sel
neuroglia berfungsi memberikan nutrisi dan bahan-bahan lain yang digunakan untuk
kehidupan neuron. Dengan kata lain, neuroglia berfungsi untuk menjamin kehidupan neuron
agar tetap dapat melaksanakan kegiatan. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional
dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan
eksistabilitas (dapat dirangsang, serta memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan
sangat baik. Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu sebagai
berikut.
a. Badan Sel (Perikarion)
Bagian sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah satu
atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma badan sel juga
terdapat badan Nissl yang merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar.
Badan Nissl mengandung protein yang digunakan untuk mengganti protein yang
habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat untuk pertumbuhan
neuron. Jika badan sel rusak, maka serabut-serabut neuron akan mati.
b. Dendrit
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dendrit merupakan tonjolan sitoplasma
dari bagian badan sel. Dibandingkan akson, dendrit ini lebih halus, lebih pendek,
dan memiliki percabangan yang lebih banyak. Fungsi dendrit ini adalah untuk
meneruskan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) menuju ke badan
sel.
c. Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang
panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita
dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik, yaitu sebagai berikut.
1) Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabutserabut
halus. Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untuk meneruskan
implus.
2) Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung
mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk
melindungi akson. Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.
3) Nodus Ranvier

Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi
selubung mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan adanya bagian
ini, terlihat bagian akson tampak berbuku-buku. Agar lebih dapat memahami
tentang struktur dan bentuk neuron, perhatikan Gambar berikut :

Gambar 1.2 Sel Saraf


Bagaimana hubungan antara sel saraf satu dengan yang lain? Sel-sel saraf tersebut
membentuk jaringan saraf. Antara sel satu dengan yang lain terjalin saraf dan saling
berhubungan. Ujung dendrit berhubungan langsung dengan penerima rangsang (reseptor).
Selain itu, ujung dendrit ada pula yang berhubungan dengan ujung akson dari neuron lain.
Ujung akson pada sel-sel lain ada juga yang berhubungan dengan efektor, yaitu struktur yang
memberikan jawaban terhadap impuls yang diterima reseptor, misalnya otot dan kelenjar.
Pertemuan antara akson dengan dendrit atau efektor disebut sinapsis. Berdasarkan hal ini
Anda dapat membayangkan bahwa jaringan saraf ibarat jaringan komunikasi seperti sudah
dijelaskan di depan. Antara sel saraf satu dengan yang lain terjalin hubungan sangat erat
dalam meneruskan impuls.
2. Macam-Macam Neuron
Dilihat dari struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) dapat dibedakan menjadi tiga.
a. Neuron Sensorik
Sel saraf ini sangat berhubungan erat dengan alat indra, sehingga disebut juga saraf
indra. Fungsi saraf ini adalah untuk menerima rangsang dari alat indra kemudian
meneruskan impuls sarat ke pusat saraf, yaitu otak atau sumsum tulang belakang.
Badan sel dari neuron sensori ini bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit
berhubungan langsung dengan alat indera (reseptor) dan bagian aksonnya
berhubungan dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron.
b. Neuron Motorik
Struktur neuron motor ini, yaitu pada bagian ujung dendritnya dihubungkan dengan
ujung akson yang berhubungan langsung dengan bagian efektor, yaitu otot maupun
kelenjar. Neuron motor ini berfungsi untuk meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Impuls secara
langsung berjalan dari neuron sensori ke neuron motor.
c. Interneuron (Neuron Asosiasi)
Interneuron ini merupakan sel saraf penyusun sistem saraf pusat, fungsinya untuk
meneruskan impuls saraf dari neuron sensori ke neuron motor. Struktur interneuron
ini, yaitu bagian ujung dendritnya dihubungkan langsung dengan ujung akson dari
sel saraf yang lain.
3. Mekanisme Jalannya Impuls

Secara umum, fungsi sel saraf adalah menerima rangsang dan dapat menanggapi
rangsang tersebut. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem saraf merupakan
jaringan komunikasi yang kompleks.
Sebagai jaringan komunikasi, tentunya saraf memiliki mekanisme khusus tentang cara
meneruskan impuls. Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf, yaitu sebagai berikut :

Gambar 1.3 Mekanisme Jalannya Impuls


a. Impuls Dihantarkan Melalui Sel Saraf
Impuls dapat diteruskan dan mengalir melalui sel saraf yang disebabkan adanya
perbedaan potensial listrik yang disebut dengan polarisasi. Muatan listrik di luar
membran sel saraf adalah positif sedang muatan yang di luar adalah negatif.
Apabila sel saraf diberi rangsangan akan mengakibatkan polarisasi
membran berubah, sehingga polarisasi akan mengalami pembalikan. Proses
pembalikan akan diulang yang menyebabkan rantai reaksi.
b. Impuls Dihantarkan Lewat Sinaps. Struktur sinaps dapat Anda lihat pada Gambar
berikut.

Gambar 1.4 Sturktur Sinaps


Apabila impuls mengenai tombol sinaps, maka permeabilitas membran prasinapsis
terhadap ion kalsium menjadi meningkat. Ion kalsium kemudian akan masuk, sedangkan
gelembung sinaps akan melepaskan neutransmitter ke celah sinaps. Gelembung sinaps
melebur dengan membran prasinaps. Impuls sampai ke membran postsinaps karena dibawa
oleh neurotransmitter, kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dihasilkan
oleh membran postsinaps.
4. Susunan Saraf Manusia
Struktur dari sel saraf (neuron) akan membentuk jaringan saraf dan kemudian
menyusun sistem saraf. Antara sel saraf satu dengan yang lain saling berhubungan dan
bekerja sama dalam menerima dan menanggapi rangsang sehingga dapat menghasilkan suatu
respon tubuh. Berdasarkan macamnya, sistem saraf itu meliputi sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Apakah yang dimaksud sistem saraf pusat dan tepi? Materi tersebut akan kita bahas
pada materi selanjutnya.
a. Sistem Saraf Pusat
Dari macamnya, sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang,
sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas saraf sadar dan tidak sadar (otonom). Jika
dilihat dari namanya, sistem saraf pusat berarti sebagai pusat koordinasi dari segala
aksi yang harus dilaksanakan. Adapun sistem saraf tepi berfungsi untuk

memberikan informasi kepada sistem saraf pusat tentang adanya rangsangan dan
menyebabkan otot dan kelenjar melakukan respons. Dari pengertian ini, dapat
diketahui antara sistem saraf pusat dan tepi ada kerja sama yang sinergis, dan tidak
dapat bekerja sendirisendiri. Sistem saraf pusat meliputi:
1) Otak
Manusia di dunia mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Ada orang yang
sangat pandai atau sering disebut jenius, ada orang yang kecerdasannya sedang
atau biasa, dan adapula orang yang bodoh atau kurang cerdas. Mengapa terdapat
perbedaan kecerdasan pada setiap orang? Pusat kecerdasan tersebut terletak di
dalam otak.

Gambar 1.5 Otak


Otak manusia dewasa memiliki berat 1,5 kg dan wujudnya dalam keadaan lembek
seperti alpukat yang matang. Berkat adanya tulang tengkorak itulah, maka otak dapat
terlindung dari benturan yang datang dari luar. Otak manusia itu ibarat komputer, dapat terisi
data atau program tertentu dan banyak file yang dapat tersimpan di sana. Apabila Anda ingin
mengingat peristiwa yang telah terjadi, maka otak akan menampilkan kembali semacam
rekaman atas peristiwa itu. Otak manusia terdiri atas bagian kiri dan kanan. Masing-masing
bagian mempunyai tugas tersendiri. Otak kiri mengatur kegiatan bagian kanan tubuh,
sebaliknya otak kanan mengatur kegiatan bagian kiri tubuh. Otak dibungkus oleh tiga
membran pelindung yang disebut meninges.
Di antara dua membran sebelah dalam ada cairan serebrospinal yang berfungsi
sebagai bantalan bagi otak terhadap goncangan atau benturan. Pada tengkorak lapisan terluar
dari meninges disebut duramater, lapisan tengah disebut dengan arachnoid dan lapisan
terdalam, yaitu piamater. Otak memiliki empat kamar berupa ventrikel yang terisi juga oleh
cairan serebrospinal. Sel-sel yang melapisi ventikel dilengkapi dengan silia yang berfungsi
untuk menjaga agar cairan serebrospinal tetap beredar.
Antara dua ventrikel terdapat alas kapiler yang luas sehingga dapat memungkinkan
pertukaran bahan antara darah dan cairan serebrospinal. Di dalam otak terdapat 12 pasang
saraf kranial. Adapun otak sendiri dapat dibedakan menjadi otak depan, otak tengah, dan otak
belakang untuk mengetahui lebih mendetail dapat Anda simak penjelasan di bawah ini!
a) Otak Besar
Otak besar terletak di bagian paling depan dengan struktur yang menonjol yang disebut
dengan serebrum. Bagian ini memiliki dua belahan, yaitu kiri dan kanan. Bagian kiri
mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kanan, sedangkan otak bagian kanan mengatur
dan mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kiri. Otak besar berfungsi sebagai pusat
berpikir (kepandaian), kecerdasan, dan kehendak. Otak besar juga mengendalikan semua
kegiatan yang didasari seperti bergerak, mendengar, melihat, berbicara, berpikir, dan lainlain. Otak besar ini terdiri atas dua lapisan berikut.
(1) Korteks

Korteks merupakan bagian luar dari serebrum. Bagian ini terbuat dari bahan abu-abu,
yaitu massa badan sel. Keadaan korteks memiliki permukaan yang berlipat-lipat
sehingga dapat memperluas permukaannya.
(2) Lapisan Dalam
Pada lapisan ini terdapat serabut saraf bermielin yang disusun dari bahan putih.
Di bagian otak besar ini terdapat talamus, hipotalamus, bagian dari kelenjar pituitari,
dan kelenjar pineal. Talamus merupakan penjaga pintu gerbang pada korteks serebrum.
Semua pesan sensori yang sampai ke otak harus melalui talamus terlebih dahulu agar dapat
dirasakan secara sadar, kecuali bau semua rangsangan dari reseptor diterima talamus dan
kemudian diteruskan ke area sensorik serebrum.
Hipotalamus berfungsi sebagai pusat koordinasi bagi banyak kegiatan organ-organ
dalam. Selain itu, hipotalamus juga berfungsi untuk mengatur suhu dan kandungan air dalam
darah. Hipotalamus juga merupakan penghasil hormon. Hormon yang dihasilkan, antara lain
oksitosin dan ADH (antideuretik hormon) yang tersimpan di lobus posterior pada pituitari,
serta TSH (hormon perangsang tiroid) dan LH (Luteinizing hormon) yang tersimpan di lobus
anterior pada pituitari. Otak besar dibagi menjadi beberapa bagian penting sebagai berikut.
(1) Lobus Osksipitalis
Daerah ini berperan penting terhadap penglihatan. Seseorang yang mengalami
kecelakaan dan mengalami kerusakan pada bagian ini, maka akan mengalami
kebutaan. Apabila kita membuka mata dan melihat suatu pemandangan, jumlah
radioaktifnya sangat meningkat di daerah penglihatan pada lobus oksipitalis. Coba
Anda perhatikan daerahdaerah otak yang mempengaruhi fungsi organ tubuh manusia
pada Gambar berikut :

Gambar Fungsi bagian serebrum pada manusia


(2) Lobus Temporalis
Bagian ini berperan sebagai pusat pendengaran. Adanya bunyi dapat meningkatkan
metabolisme daerah pembicaraan pada lobus temporalis.
(3) Lobus Frontalis
Daerah ini berperan dalam koordinasi dan pengendalian gerak otot dan berpikir,
belajar, memori, pandangan ke depan, analisis logis, kreativitas, dan beberapa emosi
bergantung kepada kegiatan saraf di lobus frontalis. Berdasarkan sebuah penelitian
(tahun 1848 oleh Phineas P. Gage) ternyata kerusakan pada lobus frontalis dapat
mengakibatkan perubahan pada perilaku manusia. Pada penelitian yang sudah
dilakukan pada manusia ditemukan ternyata kerusakan ini mengakibatkan karakter
seseorang yang sebelumnya tenang dan bersungguh-sungguh bisa berubah menjadi
sembrono, tidak bertanggung jawab, resah, kepala batu, dan tidak sopan.

(4) Lobus Parientalis


Daerah ini terletak di bagian belakang. Antara lobus frontalis dengan lobus parientalis
terdapat lekukan atau parit yang disebut dengan sulkus sentralis atau celah Rolando.
Lobus parientalis ini berfungsi untuk menerima rangsang panas, dingin, tekanan, dan
sentuhan.
b) Otak Tengah
Otak tengah disebut juga disensefalon dan terletak di depan otak kecil dan jembatan
varol. Otak tengah ini berukuran kecil dan tidak mencolok. Fungsi utamanya adalah untuk
memberikan impuls antara otak depan dengan otak belakang dan otak dengan mata. Di
samping itu juga berfungsi menjaga keseimbangan.
Melalui pusat medula oblongata dan otak tengah menuju ke atas merupakan jaringan serabut
saraf yang disebut dengan formasi retikuler yang berfungsi dalam mengaktifkan atau
membangunkan otak depan. Aksi formasi retikular sangat selektif, artinya formasi retikular
ini dapat mengakibatkan kematian.
c) Otak Belakang
Otak belakang terbagi menjadi dua bagian, yaitu medula oblongata (sumsum lanjutan)
dan serebelum (otak kecil). Masing-masing bagian tersebut memiliki koordinasi dan fungsi
sendiri-sendiri.
(1) Medula Oblongata
Bagian ini tampak seperti ujung bengkak pada tali spinal. Sebenarnya ukurannya kecil
tetapi fungsinya sangat besar, karena jika terjadi kerusakan pada bagian medula
oblongata ini dapat mengakibatkan kematian. Fungsi medula oblongata, antara lain
menstimulasi otot-otot antartulang rusuk dan diafragma sehingga dapat
memungkinkan untuk pernapasan; mengkoordinir saraf yang mengatur detak jatung
diameter arteriola, tekanan darah, suhu tubuh, gerakan alat-alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan; mengkoordinir gerak refleks, misalnya kedipan mata,
bersin, bersendawa, dan muntah. Medula oblongata ini akan diteruskan ke bawah
yang disebut sumsum tulang belakang. Bagian sumsum lanjutan yang
menghubungkan antara sumsum lanjutan dengan otak disebut vons varolii (jembatan
varoli).
(2) Serebelum (otak kecil)
Serebelum terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Fungsinya adalah
untuk mengkoordinasikan kegiatan lokomotor tubuh, antara lain pengaturan otot,
posisi, dan keseimbangan tubuh. Rusaknya bagian serebelum ini dapat mengakibatkan
seseorang kehilangan koordinasi gerakan otot tubuh. Pada gambar di depan gerakan
halus dan lemah gemulai yang dihasilkan penari dikoordinir oleh serebelum.
Tugas Individu :

Untuk lebih memahami lagi tentang struktur tubuh otak, Anda dapat melakukan
kegiatan mengamati model otak di laboratorium sekolah Anda! Tunjukkanlah bagianbagian otak dan jelaskan fungsinya!
2) Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sumsum tulang belakang (medula spinalis)
merupakan lanjutan ke bawah dari medula oblongata. Sumsum tulang belakang ini terletak
memanjang dari ruas tulang leher sampai dengan antara tulang pertama dan kedua. Fungsi
sumsum tulang belakang adalah sebagai berikut.
a) Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak. Informasi melalui neuron sensori
ditransmisikan dengan bantuan interneuron.
b) Sebagai pusat dari gerak refleks, misalnya refleks menarik diri. Irisan melintang
menunjukkan bagian luar berwarna putih yang banyak mengandung dendrit dam
akson, sedangkan bagian dalam berwana abuabu. Pada bagian yang berwarna abuabu inilah terdapat cairan serebrospinal, seperti yang terdapat pada otak. Cairan ini
tepatnya terletak di saluran tengah yang berhubungan dengan rongga ventrikel
dalam otak. Bagian tengah yang berwarna abu-abu ini jika dilihat seperti huruf H.
bagian ini mengandung badan saraf motorik yang mempunyai akson menuju ke
efektor dan juga mengandung saraf sensorik.
c. Susunan Saraf Tepi
Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang
belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan
serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang.
Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke
hidung, mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf
sensorik dan motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf
pusat. Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu sebagai
berikut.
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda
makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini
mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri
atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal
yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada
Gambar 8.8. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan
motorik. Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf
sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.

c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut


merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih
memahami tentang jenis-jenis saraf kranial, perhatikan Tabel 1.1 di bawah
ini!
Tabel 1.1 Jenis-Jenis Saraf Beserta Asalnya
Nomor

Asal Saraf
Sensorik

Asal Saraf
Motorik

Sensori

Selaput lendir
hidung

Tidak ada

Optik

Sensori

Retina mata

Tidak ada

Okulomotor

Motor

Otot penggerak
bola

Otot pengerak
bola

mata

mata, lensa mata,

Nama Saraf

Jenis Saraf

Olfaktori

II
III

saraf

pupil mata
IV

Troklear

Motor

Otot penggerak
bola

Otot lain
penggerak

mata

bola mata

Trigeminal

Gabungan

Gigi dan kulit


muka

Otot pengunyah

VI

Abdusen

Motor mata

Otot penggerak
bola

Otot lain
penggerak

mata

bola mata

Lidah bagian
ujung

Otot muka,

VII

Fasial

Gabungan

kelenjar ludah

VIII

Auditori

Sensori

Koklea dan
saluran

Tidak ada

setengah
lingkaran
IX

Glossofaringeal

Gabungan

Lidah bagian
belakang

Kelenjar ludah,
otot penelan di

tonsil
taring
X

Vagus

Gabungan

Laring, paruparu,

Saraf simpatetik
ke

jantung,
lambung,

laring, esofagus,

pankreas, hati

paru-paru,
jantung,
lambung,
pankreas.

XI

Spinal

Motor

Otot belikat,
laring,

Otot laring,
taring,

taring, langitlangit

dan langit-langit
halus

halus
XII

Hipoglosal

Motor

Otot-otot lidah

Otot lidah

2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)


Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah
kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil
mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom
ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali
fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus dirangsang,
maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti contoh yang telah diambil, antara
lain mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran
pencernaan.
Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua.
a) Sistem Saraf Simpatik

Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk
memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja
organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung, memperbesar
pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain
memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi
kantung seni.
b) Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik.
Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil
pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi,
dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan, maka
mengakibatkan keadaan yang normal.
B. Gerak Refleks
Pernahkah kaki Anda tanpa sengaja menginjak duri atau benda tajam lainnya? Apa
yang terjadi seketika itu? Pasti Anda akan dengan cepat menarik kaki, mungkin dibantu
dengan gerakan tangan, dan sambil berteriak secara spontan. Gerakan yang Anda lakukan
tersebut merupakan contoh gerak refleks. Gerak refleks merupakan gerakan yang tidak
kita sadari. Proses gerak ini lebih cepat daripada gerak sadar. Gerak refleks ini sebenarnya
merupakan mekanisme dalam rangka mengelak dari suatu rangsang yang berbahaya,
seperti contoh di atas. Refleks di atas merupakan refleks penarikan. Aksiaksi yang terjadi
pada peristiwa itu, antara lain:
1. Rangsang dari luar diterima oleh reseptor;
2. Impuls-impuls saraf neuron sensorik pada reseptor tersebut dilanjutkan ke sistem saraf
pusat, yaitu sumsum tulang belakang;
3. Di sumsum tulang belakang ini impuls dilanjutkan oleh interneuron dari neuron sensorik
ke neuron motorik;
4. Dari neuron, motorik impuls dilanjutkan ke efektor kemudian efektor dirangsang untuk
berkontraksi, akibatnya terjadi gerakan secara spontan dengan menarik kaki sambil
berteriak.
Setelah mengamati video di atas bahwa mekanisme gerak refleks adalah dari rangsangan
melalui saraf sensorik tidak menuju ke otak tetapi melalui lengkung refleks. Proses lengkung
refleks tersebut dapat dijelaskan dengan video di atas. Jika memperhatikan proses tersebut,
dapat kita ketahui bahwa gerak refleks berbeda dengan gerak biasa yang kita sadari, terutama
adanya perbedaan impuls dari saraf sensorik yang dikirim ke otak terlebih dahulu dan diolah
di sana, baru kemudian impuls tersebut ditanggapi oleh otak dan hasilnya akan dibawa oleh
saraf motor menuju ke efektor.
C. Fungsi Sistem Saraf
Sistem saraf dapat mengalami kelainan-kelainan berikut.
1. Penyakit Parkinson
Penyakit parkinson biasanya menyerang orang yang berusia 40 tahun ke atas.
Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya neurotransmitter dopanmin pada basal
ganglia. Gejala penyakit ini, yaitu gemetar pada tangan, kaku otot, sehingga sulit
bergerak.
2. Epilepsi

Epilepsi disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena terdapatnya


jaringan parut pada otak, tumor, gangguan metabolisme, dan lain-lain. Epilepsi ditandai
dengan kejang-kejang dan hilang kesadaran.
3. Stroke
Stroke dapat dipicu oleh tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi dapat
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga akan mengganggu fungsi
otak. Gejala stroke, antara lain pusing-pusing, apabila sudah parah diikuti dengan gejala
lain, yaitu sulit berbicara, tidak dapat melihat, lumpuh, bahkan mati separuh.
4. Neuritis
Neuritis merupakan penyakit radang saraf yang disebabkan karena benturan
fisik misalnya pukulan, patah tulang. Ada juga yang disebabkan oleh defisiensi vitamin,
antara lain vitamin B1, B6, dan B12. Gejala neuritis, antara lain kesemutan dan terasa
sakit pada daerah yang disarafi.

Pernahkah Anda berjalan dengan kaki telanjang di atas hamparan batu kecil berbentuk bulat
lonjong? Ingatkah bagaimana rasanya?
Jika melakukan itu, setiap orang mungkin akan merasakan hal yang sama, yaitu rasa segar
ketika bebatuan menekan-nekan telapak kaki. Perasaan rileks dan segar pun langsung
menyeruak ke sekujur tubuh. Bagaimana ini bisa terjadi?
Seperti dikatakan pakar pengobatan tradisional Prof Hembing Wijayakusuma, tekanan batu
pada telapak kaki memberikan rangsangan bioelektrik pada organ tubuh yang berhubungan
dengan titik syaraf telapak kaki.
Rangsangan bioelektrik memperlancar aliran darah sehingga tubuh menjadi segar.
Walau berkhasiat, namun bertelanjang kaki di atas hamparan bebatuan berkarakter tumpul tak
selalu mudah dilakukan. Ini karena hamparan bebatuan seperti itu kadangkala sulit ditemui.
Jika pun ada hamparan bebatuan, seringkali terselip satu dua buah batu berbentuk runcing
yang dapat melukai kaki.
Terapi pijat refleksi kaki dapat memberikan efek relaksasi yang serupa dengan ketika berjalan
di atas bebatuan. Pemijatan pada telapak kaki akan memberikan rangsangan yang mampu
memperlancar aliran darah dan cairan tubuh. Hasilnya, sirkulasi penyaluran nutrisi dan
oksigen ke sel-sel tubuh menjadi lancar tanpa ada hambatan sedikit pun.
Lebih lanjut, sirkulasi aliran darah yang lancar itu akan memberikan efek relaksasi dan
kesegaran pada seluruh anggota tubuh. Tubuh mengalami kondisi keseimbangan, jelas guru
besar yang telah menulis sekitar 70 buku ini.
Inti terapi pijat refleksi kaki, menurut Hembing, terletak pada pengaktifan refleks pada kaki
yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Untuk diketahui, telapak kaki
manusia memiliki titik-titik syaraf yang berhubungan dengan organ-organ tubuh lainnya.
Nah, cara kerja terapi pijat refleksi kaki adalah memberikan rangsangan relaksasi pada
bagian tubuh yang berhubungan dengan titik syaraf kaki yang dipijat.
Karena itu, pemahaman tentang simpul-simpul syaraf pada telapak kaki sangatlah penting.
Letak titik-titik syaraf pada kaki harus diketahui dengan baik dan benar. Misalnya, posisi

syaraf kaki yang menghubungkan dahi kanan terletak pada ujung jari kaki kiri. Sementara
titik syaraf kaki yang menghubungkan organ kandung kemih berada pada kedua telapak kaki
bagian sisi dalam.
Masih menurut Hembing, setiap organ tubuh memiliki keterhubungan dengan titik-titik
syaraf yang terdapat pada telapak kaki. Organ jantung, paru-paru, lambung, dan hati memiliki
titik-titik syaraf tersendiri pada telapak kaki. Begitu pula dengan bagian-bagian tubuh
lainnya. Terdapat 36 titik syaraf telapak kaki yang masing-masing menghubungkan anggotaanggota tubuh tertentu.
Selain pemahaman terhadap simpul-simpul syaraf pada telapak kaki, keberhasilan terapi pijat
refleksi kaki juga ditentukan oleh teknik pemijatan. Ada berbagai macam cara memijat titiktitik syaraf telapak kaki. Penekanan bisa dilakukan dengan membengkokkan jari tengah dan
telunjuk, sementara jari lainnya mengepal keras. Pada teknik ini, titik penekanan terdapat
pada jari tengah dan sendi tengah jari telunjuk.
Pengetahuan tentang titik syaraf telapak kaki dan teknik pemijatan yang benar ternyata belum
cukup dijadikan jaminan keberhasilan dalam melakukan terapi ini. Ada beberapa hal lain
yang juga perlu diperhatikan. Kondisi ruang terapi harus diperhatikan, ujar pria yang duduk
dalam senat guru besar Universitas Bung Karno (UBK) ini.
Terapi ini sebaiknya dilakukan di ruang yang bersih, nyaman, tenang, dan memiliki sirkulasi
udara yang baik. Kondisi tersebut dapat membantu pasien menjadi lebih tenang dan nyaman.
Selain itu, waktu pemberian terapi juga harus diperhatikan yaitu sekitar 30 menit, dengan
frekuensi 3-6 hari sekali untuk mencegah penyakit, dan 2-3 hari sekali untuk mengatasi
gangguan penyakit. Kondisi telapak kaki pasien pun tidak dalam keadaan luka.
Harus pula diingat, terapi pijat refleksi kaki mesti dilakukan secara menyeluruh. Artinya,
pemijatan tidak hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu saja. Proses penanganan
kasus telinga berdenging misalnya, tidak hanya menekan titik syaraf kaki yang berhubungan
dengan telinga. Pemijatan titik syaraf telapak kaki yang berhubungan dengan organ kepala,
ginjal, dan kelenjar getah bening juga mesti dilakukan. Semua organ itu berkaitan dengan
organ telinga, kata Hembing.
Apakah terapi ini memiliki efek samping? Ditegaskan Hembing, terapi ini tidak memiliki
efek samping selama dilakukan secara baik dan sesuai petunjuk
Memang benar walau tidak langsung mengobati penyebab langsung suatu penyakit, terapi
pijat refleksi dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala,
depresi, sindrom pra-haid, asma, gangguan pencernaan, penyakit kulit, dan arthritis.Titik-titik
tertentu di daerah telapak kaki yang berjumlah 70 itu menurut teori refleksologi berhubungan
erat dengan seluruh organ tubuh, seperti usus, lambung, hati, ginjal, limpa, pankreas, dan
jantung.Pijatan di kaki kanan berhubungan dengan tubuh bagian kanan, sedangkan kaki kiri
berhubungan dengan tubuh bagian kiri.
Ujung-ujung jari kaki, misalnya berkaitan dengan kepala dan leher. Telapak kaki bagian atas
dengan dada dan paru-paru. Telapak kaki bagian tengah dengan kepala, leher dan organ-organ
dalam. Dan tumit dengan saraf dan panggul. Jadi, jika ada gangguan di organ-organ tertentu,
pijatan ( massage) di titik-titik yang berhubungan dengan organ-organ tersebut akan
menimbulkan rasa sakit.

Pijat refleksi bisa dilakukan dengan menekan titik-titik refleksi di daerah kaki dengan
menggunakan tangan ataupun alat bantu. Caranya dengan menekan buku jari telunjuk yang
ditekuk di titik-titik tersebut. Alat bantu yang digunakan semacam tongkat kecil untuk
menekan. Untuk mempermudah biasanya bagian kaki yang akan dipijat dilumuri dulu dengan
lotion atau minyak. Mula-mula kaki akan dipijat biasanya seperti gerakan pijat ( massage)
lain. Sesuadah kaki dipijat, barulah terapis refleksologi mulai menekan titik-titik refleks yang
berhubungan dengan masalah kesehatan yang dirasakan. Mula-mula kaki kiri dulu yang
dipijat, baru kemudian kaki yang kanan, dengan arah ke atas menuju jantung, mengikuti
aliran darah. Semua itu membutuhkan waktu sekitar 30 hingga 60 menit lamanya, dengan
frekuensi seminggu sekali di awal-awal terapi.
Sesudah beberapa minggu barulah frekuensinya bisa dikurangi. Terapi ini sendiri bisa
dilakukan untuk semua orang. Biasanya, sesudah pertemuan pertama atau kedua, tubuh akan
terasa rileks atau merasa lelah atau mual. Yang perlu diingat, pilihlah terapis yang
berpengalaman, sebisa mungkin seorang dokter. Karena, dokter tentu lebih mengetahui
daerah-daerah yang dilalui pembuluh darah yang perlu dihindari. Selain itu, agar efektif,
terapi ini juga perlu dibarengi dengan gaya hidup yang sehat serta olahraga untuk
mempertahankan kondisi tubuh.
Terapi pijat refleksi dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti sakit
kepala, depresi, sindrom pra-haid, asma, gangguan pencernaan, penyakit kulit, dan
arthritis.Titik-titik tertentu di daerah telapak kaki yang berjumlah 70 itu menurut teori
refleksologi berhubungan erat dengan seluruh organ tubuh, seperti usus, lambung, hati, ginjal,
limpa, pankreas, dan jantung.Pijatan di kaki kanan berhubungan dengan tubuh bagian kanan,
sedangkan kaki kiri berhubungan dengan tubuh bagian kiri.
Ujung-ujung jari kaki, misalnya berkaitan dengan kepala dan leher. Telapak kaki bagian atas
dengan dada dan paru-paru. Telapak kaki bagian tengah dengan kepala, leher dan organ-organ
dalam. Dan tumit dengan saraf dan panggul. Jadi, jika ada gangguan di organ-organ tertentu,
pijatan di titik-titik yang berhubungan dengan organ-organ tersebut akan menimbulkan rasa
sakit.
Pijat refleksi bisa dilakukan dengan menekan titik-titik refleksi di daerah kaki dengan
menggunakan tangan ataupun alat bantu. Caranya dengan menekan buku jari telunjuk yang
ditekuk di titik-titik tersebut. Alat bantu yang digunakan semacam tongkat kecil untuk
menekan. Untuk mempermudah biasanya bagian kaki yang akan dipijat dilumuri dulu dengan
lotion atau minyak. Mula-mula kaki akan dipijat biasanya seperti gerakan pijat lain. Sesuadah
kaki dipijat, barulah terapis refleksologi mulai menekan titik-titik refleks yang berhubungan
dengan masalah kesehatan yang dirasakan. Mula-mula kaki kiri dulu yang dipijat, baru
kemudian kaki yang kanan, dengan arah ke atas menuju jantung, mengikuti aliran darah.
Semua itu membutuhkan waktu sekitar 30 hingga 60 menit lamanya, dengan frekuensi
seminggu sekali di awal-awal terapi.
Sesudah beberapa minggu barulah frekuensinya bisa dikurangi. Terapi ini sendiri bisa
dilakukan untuk semua orang. Biasanya, sesudah pertemuan pertama atau kedua, tubuh akan
terasa rileks atau merasa lelah atau mual. Yang perlu diingat, pilihlah terapis yang
berpengalaman, sebisa mungkin seorang dokter. Karena, dokter tentu lebih mengetahui
daerah-daerah yang dilalui pembuluh darah yang perlu dihindari. Selain itu, agar efektif,
terapi ini juga perlu dibarengi dengan gaya hidup yang sehat serta olahraga untuk
mempertahankan kondisi tubuh.

TITIK-TITIK REFLEKSI PADA TELAPAK KAKI KIRI

1. KEPALA ( OTAK ) KANAN

2. a. SINUS, b. DAHI KANAN


3. OTAK KECIL
4. KELENJAR DI BAWAH OTAK
5. SARAF TRIGEMINUS ( DI PELIPIS )
6. HIDUNG
7. LEHER
8. MATA KANAN
9. TELINGA KANAN
10. BAHU KIRI
11. OTOT TRAPESZIUS (DILEHER DAN PINDAK KIRI )
12. KELENJAR TIROID
13. KELENJAR PARATIROID
14. PARU-PARU & BRONKHUS KIRI
15. LAMBUNG
16. DUODENUM ( USUS 12 JARI )
17. PANKREAS
18. LEVER
19. .
20. SERABUT SARAF LAMBUNG
21. KELENJAR ADRENAL KIRI
22. GINJAL KIRI
23. URETER ( SALURAN KENCING )
24. KANDUNG KENCING
25. USUS KECIL
26. .

27. .
28. .
29. USUS BESAR TRANSVERSUS
30. USUS BESAR DESENDENS
31. REKTUM
32. ANUS
33. JANTUNG
34. LIMPA
35. LUTUT KIRI
36. KELENJAR REPRODUKSI KIRI
*INDUNG TELUR ( OVARIUM ) UNTUK WANITA
*TESTIS UNTUK PRIA
TITIK-TITIK REFLEKSI PADA KAKI KANAN

1. KEPALA ( OTAK ) KIRI


2. a. SINUS, b. DAHI KIRI
3. OTAK KECIL
4. KELENJAR DI BAWAH OTAK
5. SARAF TRIGEMINUS ( DIPELIPIS )
6. HIDUNG

7. LEHER
8. MATA KIRI
9. TELINGA KANAN
10. BAHU KANAN
11. OTOT TRAPEZIUS
12. KELENJAR TEROID
13. KELENJAR PARATEROID
14. PARU-PARU & BRONKHUS KANAN
15. LAMBUNG
16. DUODENUM ( USUS 12 JARI )
17. PANKREAS ( KELENJAR LUDAH PERUT)
18. .
19. .
20. SERABUT SARAF LAMBUNG
21. KELENJAR ADRENAL KANAN
22. GINJAL KANAN
23. URETER ( SALURAN KENCING )
24. KANDUNG KENCING
25. USUS KECIL
26. USUS BUNTU
27. KATUP ILEOSEKAL ( AKHIR USUS KECIL )
28. USUS BESAR ASENDENS
29. USUS BESAR TRANSVERSUS
30. .
31. ..
32. .
33. .
34. .
35. LUTUT KANAN
36. KELENJAR REFRODUKSI KANAN
*INDUNG TELUR ( OVARIUM ) UNTUK WANITA
*TESTIS UNTUK PRIA
Sumber
----Manfaat Pijat Refleksi Kaki
Pernahkah Anda berjalan dengan kaki telanjang di atas hamparan batu kecil berbentuk bulat
lonjong? Ingatkah bagaimana rasanya?
Jika melakukan itu, setiap orang mungkin akan merasakan hal yang sama, yaitu rasa segar
ketika bebatuan menekan-nekan telapak kaki. Perasaan rileks dan segar pun langsung
menyeruak ke sekujur tubuh.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Seperti dikatakan pakar pengobatan tradisional Prof Hembing Wijayakusuma, tekanan batu
pada telapak kaki memberikan rangsangan bioelektrik pada organ tubuh yang berhubungan

dengan titik syaraf telapak kaki.


Rangsangan bioelektrik memperlancar aliran darah sehingga tubuh menjadi segar.
Walau berkhasiat, namun bertelanjang kaki di atas hamparan bebatuan berkarakter tumpul tak
selalu mudah dilakukan. Ini karena hamparan bebatuan seperti itu kadangkala sulit ditemui.
Jika pun ada hamparan bebatuan, seringkali terselip satu dua buah batu berbentuk runcing
yang dapat melukai kaki.
Tapi Anda tak perlu khawatir. Mendapatkan rangsangan bioelektrik yang bermanfaat itu tak
selalu harus dilakukan dengan bertelanjang kaki di atas hamparan bebatuan. Anda bisa
memperoleh manfaat itu melalui terapi pijat refleksi kaki dengan menggunakan tangan.
Terlebih, terapi refleksi kaki ini bisa dilakukan sendiri, kata Hembing.
Terapi pijat refleksi kaki dapat memberikan efek relaksasi yang serupa dengan ketika berjalan
di atas bebatuan. Pemijatan pada telapak kaki akan memberikan rangsangan yang mampu
memperlancar aliran darah dan cairan tubuh. Hasilnya, sirkulasi penyaluran nutrisi dan
oksigen ke sel-sel tubuh menjadi lancar tanpa ada hambatan sedikit pun.
Lebih lanjut, sirkulasi aliran darah yang lancar itu akan memberikan efek relaksasi dan
kesegaran pada seluruh anggota tubuh. Tubuh mengalami kondisi keseimbangan, jelas guru
besar yang telah menulis sekitar 70 buku ini.
Inti terapi pijat refleksi kaki, menurut Hembing, terletak pada pengaktifan refleks pada kaki
yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Untuk diketahui, telapak kaki
manusia memiliki titik-titik syaraf yang berhubungan dengan organ-organ tubuh lainnya.
Nah, cara kerja terapi pijat refleksi kaki adalah memberikan rangsangan relaksasi pada
bagian tubuh yang berhubungan dengan titik syaraf kaki yang dipijat.
Karena itu, pemahaman tentang simpul-simpul syaraf pada telapak kaki sangatlah penting.
Letak titik-titik syaraf pada kaki harus diketahui dengan baik dan benar. Misalnya, posisi
syaraf kaki yang menghubungkan dahi kanan terletak pada ujung jari kaki kiri. Sementara
titik syaraf kaki yang menghubungkan organ kandung kemih berada pada kedua telapak kaki
bagian sisi dalam.
Masih menurut Hembing, setiap organ tubuh memiliki keterhubungan dengan titik-titik
syaraf yang terdapat pada telapak kaki. Organ jantung, paru-paru, lambung, dan hati memiliki
titik-titik syaraf tersendiri pada telapak kaki. Begitu pula dengan bagian-bagian tubuh
lainnya. Terdapat 36 titik syaraf telapak kaki yang masing-masing menghubungkan anggotaanggota tubuh tertentu.
Selain pemahaman terhadap simpul-simpul syaraf pada telapak kaki, keberhasilan terapi pijat
refleksi kaki juga ditentukan oleh teknik pemijatan. Ada berbagai macam cara memijat titiktitik syaraf telapak kaki.
Penekanan bisa dilakukan dengan membengkokkan jari tengah dan telunjuk, sementara jari
lainnya mengepal keras. Pada teknik ini, titik penekanan terdapat pada jari tengah dan sendi
tengah jari telunjuk.
Pemijatan juga bisa dilakukan dengan memusatkan titik tekan pada ibu jari. Caranya,
penekanan titik syaraf telapak kaki dilakukan dengan menggunakan perut ibu jari, sementara

keempat jari lainnya membentuk posisi 60 derajat. Dalam bukunya berjudul Terapi Pijat
Refleksi Kaki, Hembing mengutarakan 12 teknik pemijatan syaraf telapak kaki yang bisa
dipraktekkan oleh pembaca buku ini di rumah.
Pengetahuan tentang titik syaraf telapak kaki dan teknik pemijatan yang benar ternyata belum
cukup dijadikan jaminan keberhasilan dalam melakukan terapi ini. Ada beberapa hal lain
yang juga perlu diperhatikan. Kondisi ruang terapi harus diperhatikan, ujar pria yang duduk
dalam senat guru besar Universitas Bung Karno (UBK) ini.
Terapi ini sebaiknya dilakukan di ruang yang bersih, nyaman, tenang, dan memiliki sirkulasi
udara yang baik. Kondisi tersebut dapat membantu pasien menjadi lebih tenang dan nyaman.
Selain itu, waktu pemberian terapi juga harus diperhatikan yaitu sekitar 30 menit, dengan
frekuensi 3-6 hari sekali untuk mencegah penyakit, dan 2-3 hari sekali untuk mengatasi
gangguan penyakit. Kondisi telapak kaki pasien pun tidak dalam keadaan luka.
Harus pula diingat, terapi pijat refleksi kaki mesti dilakukan secara menyeluruh. Artinya,
pemijatan tidak hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu saja. Proses penanganan
kasus telinga berdenging misalnya, tidak hanya menekan titik syaraf kaki yang berhubungan
dengan telinga. Pemijatan titik syaraf telapak kaki yang berhubungan dengan organ kepala,
ginjal, dan kelenjar getah bening juga mesti dilakukan. Semua organ itu berkaitan dengan
organ telinga, kata Hembing.
Apakah terapi ini memiliki efek samping? Ditegaskan Hembing, terapi ini tidak memiliki
efek samping selama dilakukan secara baik dan sesuai petunjuk. n c16
Dikutip dari : www.republika.co.id
----Titik Refleksi Kaki
Pijat refleksi termasuk salah satu metode penyembuhan atau terapi kesehatan yang tidak
menimbulkan efek samping. Metode pijat refleksi adalah memijat atau menekan titik refleksi
pada kaki atau tangan. Pemijatan atau penekanan titik refleksi ini bertujuan untuk
merangsang saraf-saraf yang berhubungan dengan organ tubuh yang sakit atau mengalami
gangguan.
Titik-titik refleksi sebenarnya terdapat di seluruh tubuh. Peredaran darah ke seluruh tubuh
melalui jalur saraf berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Jalur saraf tersebut ada yang
melewati kaki dan tangan. Pada daerah kaki dan tangan, terdapat serabut-serabut saraf yang
menjadi titik-titik refleks.
Titik-titik refleksi pada kaki atau tangan akan memberikan rangsangan secara refleks
(spontan) pada saat dipijat atau ditekan. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam
gelombang kejut atau listrik menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan diproses
dengan cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan.
Salah satu penyebab organ tubuh mengalami gangguan atau sakit adalah adanya
penyumbatan aliran darah menuju organ tersebut. Saat titik refleks dipijat atau ditekan,
gelombang yang merambat akan menghancurkan atau memecah penyumbatan tesebut
sehingga aliran darah akan kembali lancar.

Titik-Titik Refleksi pada Kaki


Titik-titik refleksi pada kaki tersebar di seluruh bagian kaki. Ada yang dibagian bawah
(telapak kaki), punggung kaki, dan bagian samping kaki. Titik refleksi pada kaki kanan dan
kaki kiri semua berhubungan dengan sistem peredaran darah yang mengalir pada organ-organ
tubuh.
Untuk orang yang berpengalaman (ahli pijat refleksi) dapat mengetahui keluhan atau
gangguan pada orang dilihat dari telapak kaki atau tangan. Pada bagian telapak kaki atau
tangan, terlihat gejala seperti bengkak, kulit kuku berwarna gelap, dan pada saat dipijat atau
ditekan akan terasa sakit luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai