Anda di halaman 1dari 2

Proses pencampuran amalgam alloy dengan merkuri disebut sebagai proses triturasi,

yang memiliki dual fungsi untuk mencampur semua bahan-bahan dan menghilangkan
lapisan oksigen yang terdapat pada permukaan partikel alloy. Selama proses ini, merkuri
diserap oleh partikel alloy dan bereaksi dengan silver dan tin membentuk campuran
silver merkuri, Ag2Hg3 (fase 1) dan tin-merkuri, Sn7-8Hg (fase 2). (Sakaguchi 2012, 204)
Skema reaksi yang terjadi dalam amalgam alloy konvensional yaitu:
Ag3Sn + Hg
atau + Hg

Ag2Hg3 + SnxHg + Ag3Sn


1

Saat kristal dari fase 1 dan 2 sedang dibentuk, amalgam relative lunak dan dapat
dengan mudah dikondensasi dan dilakukan carving. Setelah banyak kristal 1dan 2 yang
terbentuk, amalgam menjadi lebih keras dan lebih kuat serta lebih susah untuk dilakukan
kondensasi dan carving. (Sakaguchi 2012, 204)
Triturasi adalah salah satu dari variabel yang sangat penting. Namun, sebelum
melakukan triturasi, baik triturasi manual maupun mekanik, halyang perlu dilakukan terlebih
dahulu adalah menakar bubuk amalgam dan cairan merkuri. Perbandingan takaran cairan
merkuri dan bubuk amalgam yang dipakai adalah 1:1. Cairan merkuri ditimbang terlebih
dahulu sesuai takaran yang telah ditentukan, baru kemudian bubuk amalgam ditakar. Hal ini
dilakukan karena pengukuran merkuri lebih susah bila dibandingkan dengan pengukuran
takaran bubuk amalgam. Waktu triturasi yang dibutuhkan tergantung dari jenis logam
campuran yang digunakan, serta teknik pencampuran dan kelarutannya. Logam jenis
spherical alloy cenderung membutuhkan waktu triturasi yang pendek. Ini dikarenakan
partikelnya lebih mudah terbasahi daripada lathe-cut alloy. Waktu triturasi yang tepat
tergantung pada teknik pencampuran pada sistem yang berjalan dengan kecepatan 4000 rpm
dan pergerakan sekitar 50 mm, waktu amalgamasi dapat berlangsung sekitar 5 detik. Untuk
sistem yang lebih lambat, dengan kecepatan 2600 rpm waktu triturasi bisa mejadi 20 detik
atau lebih. Jika ditemukan bahwa amalgam setting terlalu cepat,maka waktu triturasi harus
ditingkatkan dan bukan diturunkan sepperti yang kebanyakan dilakukan, triturasi tambahan
akan menyediakan lebih banyak campuran yang plastis dengan waktu kerja yang lebih lama.
(VanNoort, 2007, p.89-90).
Triturasi dapat dilakukan dengan tangan atau juga dapat menggunakan mesin elektrik
yang dapat menggetarkan kapsul berisi merkuri dan alloy(amalgamator). Untuk triturasi
manual menggunakan tangan, alat yang umum digunakan adalah mortar dari kaca dan pestle
berupa pengaduk dengan permukaan kasar. Rasio alloy dan merkuri yang rendah sangat dianjurkan untuk

menghasilkan hasil campuran yang efektif dan harus diperhatikan bahwa tekanan yang
diberikan tidak boleh terlalu besar untuk menghindari terbentuknya pecahan partikel alloy
yang dapat mengubah sifat dari hasil pencampuran. Beberapa produk disarankan setidaknya
selama 40 detik dilakukan triturasi untuk mencapai partikel alloy basah secara menyeluruh.
Triturasi menggunakan tangan tidak dipakai secara umum di negara-negara berkembang.
Triturasi secara mekanik jauh lebih umum digunakan disini.
Pada teknik triturasi secara mekanik , merkuri dan alloy dimasukkan dalam sebuah
kapsul yang akan digetarkan pada mesin yang disebutam algamator. Waktu triturasi yang normal
adalah sekitar 5-20 detik,tergantung kecepatan yang dimiliki amalgamator. (Mc Cabe and
Walls,2008, p.191-192).
Keuntungan triturasi secara mekanik antara lain; didapatkan hasil pencampuran yang
seragam (homogen), waktu untuk proses triturasi lebih pendek daripada triturasi secara
manual, dan rasio alloy dan merkuri yang lebih besar dapat digunakan dalam teknik triturasi
mekanik . (Mc Cabe andWalls, 2008, p.192). Selain itu, triturasi secara mekanik dapat
mengurangi adanya kontaminasi antara merkuri dengan pekerja.

Anda mungkin juga menyukai