SKRIPSI
Oleh :
BENNY PERABUWIJAYA
020600085
DEPARTEMEN ORTODONTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH
Pembimbing I
Pembimbing II
Trimurni Abidin,drg,Sp.KG(K),M.Kes
NIP : 130 702 230
Mengetahui
Ketua Departemen Ortodonti
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara
Erna Sulistyawati,drg,Sp.Ort
NIP : 130 900 678
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi berjudul
BENNY PERABUWIJAYA
020600085
Telah dipertahankan di depan tim penguji
Pada tanggal 20 Februari 2007
dan telah memenuhi syarat untuk diterima
Susunan Tim Penguji Skripsi
Ketua Penguji
Tjut Rostina,drg,M.Si
NIP : 130 517 482
Anggota Tim penguji lain
Trimurni Abidin,drg,M.Kes,Sp.KG(K)
NIP : 130 702 230
Erna Sulistyawati,drg,Sp.Ort
NIP : 130 900 678
Erna Sulistyawati,drg,Sp.Ort
NIP : 130 900 678
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Allah Yang
Maha Kasih atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran
Gigi.
Rasa terima kasih yang tak terhingga secara khusus penulis tujukan kepada
kedua orang tua tersayang yaitu Papa (Lim Lai Hoa) dan Mama (Painiwati Lona)
yang selalu mendoakan penulis dan senantiasa memberikan bimbingannya, dukungan
penuh baik moril maupun materil, semangat, dorongan serta motivasi yang tak hentihentinya kepada penulis sehingga penulis dapat mengecap masa pendidikan hingga
selesai di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan dan juga
dapat menyelesaikan seluruh proses penelitian serta penulisan skripsi ini dengan baik.
Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat
bantuan, bimbingan, saran / ide dan masukan serta pengarahan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Prof. Ismet Danial Nasution,drg,Sp.Pros,Ph.D, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
penulis
sebutkan
satu-persatu,
terima
kasih
atas
segala
dukungannya.
15. Kakak dan abang senior serta adik-adik yang telah bersedia menjadi
subjek di dalam penelitian ini.
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
(Benny Perabuwijaya)
NIM: 020600085
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xiii
BAB 1
1.1
1.2
1.3
PENDAHULUAN............................................................................. 1
Latar Belakang................................................................................... 1
Rumusan Masalah ............................................................................. 2
Tujuan Penelitian............................................................................... 3
Manfaat Penelitian............................................................................. 3
BAB 2
2.1
2.2
2.3
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
Ras Deutro-Melayu...........................................................................
Radiografi Sefalometri......................................................................
Analisa Jaringan Lunak......................................................................
BAB 3
BAB 4
4.1
4.2
METODE PENELITIAN.................................................................. 13
Jenis Penelitian .................................................................................. 13
Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................ 13
4
4
5
7
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
14
15
15
17
17
18
BAB 5
BAB 6
BAB 7
DAFTAR PUSTAKA...... 30
LAMPIRAN........
32
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
22
3. Nilai rerata dan standar deviasi jaringan lunak laki-laki dan perempuan...........
22
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
2.
3.
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawatan ortodonti bertujuan untuk mencapai fungsional, keseimbangan
struktural dan keselarasan estetik yang efisien.1,2 Saat ini perawatan ortodonti tidak
hanya ditujukan untuk perbaikan gigi dan rahang saja tetapi juga jaringan lunak
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
terhadap 27 variabel pada 52 orang anak Proto-Melayu usia 12-19 tahun10, Yusra et
al. (2005) terhadap 13 variabel pada 25 finalis abang-none Jakarta 2002.11
Pada saat ini belum diketahui bagaimana konveksitas jaringan lunak wajah
pada ras Deutro-Melayu usia dewasa muda yang ideal, karena itu penelitian ini
sangat diperlukan. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa FKG USU ras DeutroMelayu dewasa muda usia 20-25 tahun karena pertumbuhan wajah telah berhenti
pada usia 20 tahun baik pada laki-laki maupun perempuan.12-14 Nilai konveksitas
wajah jaringan lunak yang diperoleh pada penelitian ini akan diperbandingkan
dengan ras Kaukasoid yang pernah diteliti Zylinski et. al. (1992) untuk melihat
apakah ada perbedaan antara ke dua ras tersebut.15
2. Apakah ada perbedaan besar konveksitas wajah jaringan lunak pada lakilaki dan perempuan?
3. Apakah ada perbedaan nilai konveksitas wajah jaringan lunak ras DeutroMelayu dengan Kaukasoid?
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
bahwa nenek moyang bangsa Indonesia sebagian besar adalah ras Melayu yang
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
berasal dari daerah Utara yakni Yunnan di Cina Selatan dan Dongson di Vietnam
Utara.16 Penggunaan radiografi sefalometri perlu diperhatikan dalam perawatan
ortodonti untuk memberikan gambaran radiografis jaringan keras dan lunak wajah.
Beberapa jenis analisa sefalometri jaringan lunak wajah yang dikemukakan beberapa
ahli ortodonti pada dasarnya merupakan analisa terhadap profil wajah.17
mengukur berbagai bagian serta mencatat posisi dan bentuk dari struktur kranial dan
wajah maka diperlukan suatu ukuran standar deskriptif kepala manusia. Metode
pengukuran deskripstif itu dikenal dengan istilah kraniometri atau sefalometri. Rakosi
menyatakan bahwa sefalometri merupakan pengukuran ilmiah terhadap dimensi
kepala.17
Penemuan sinar-X oleh William Conrad Roentgen pada tahun 1895
merupakan revolusi di bidang radiografi kedokteran. Keunggulan radiografi
sefalometri dijumpai dalam akurasi, teknik pengambilan pengukuran kraniofasial.
Metode standar radiografi sefalometri dikembangkan oleh Hofrath dan Broadbent
yakni dengan penggunaan alat khusus yaitu sefalostat yang dapat meletakkan posisi
kepala pasien secara akurat dan stabil dalam pemaparan radiografi. Radiografi
sefalometri baru dapat diterima dalam penggunaannya di klinik pada era 1960an.
Radiografi
sefalometri
merupakan
pilar
dalam
penetapan
diagnosa
yang
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
A. Sefalogram frontal
B. Sefalogram lateral.19
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Dari sefalogram lateral dapat dilakukan analisa jaringan keras dan lunak.
Titik-titik yang digunakan dalam analisa jaringan lunak: 20
a. Glabella (G) : titik paling anterior dari dahi pada dataran midsagital.
b. Nasion kulit (N) : titik paling cekung pada pertengahan dahi dan hidung.
c. Pronasale (P / Pr): titik paling anterior dari hidung.
d. Subnasale (Sn) : titik dimana septum nasal berbatasan dengan bibir atas.
e. Labrale superius (Ls): titik perbatasan mukokutaneus dari bibir atas.
f. Superior labial sulcus (SLS) : titik tercekung di antara Sn dan Ls.
g. Stomion superius (Stms) : titik paling bawah dari vermillion bibir atas.
h. Stomion inferius (Stmi) : titik paling atas dari vermillion bibir bawah.
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Nasion disebut Average Face, apabila di belakang bidang Nasion disebut Retro Face
dan apabila di depan bidang Nasion disebut Ante Face.17
Subtelny cit. Rakosi (1982) membagi analisa konveksitas profil wajah tiga
jenis yaitu analisa konveksitas skeletal, konveksitas jaringan lunak dan konveksitas
jaringan lunak penuh.17
2.3.1.1 Analisa skeletal
Analisa konveksitas skeletal ditentukan oleh sudut N-A-Pg yang terbentuk
antara nasion (N), subspinale (A) dan pogonion (Pg). (Gambar 3A)
2.3.1.2 Analisa konveksitas jaringan lunak
Analisa konveksitas jaringan lunak ditentukan oleh sudut N-Sn-Pg yang
terbentuk antara nasion kulit (N), subnasale (Sn) dan pogonion kulit (Pg). Pada
penelitian yang dilakukan oleh Zylinski et.al. (1992) terhadap 30 pria ras Kaukasoid,
sudut N-Sn-Pg yang diperoleh adalah sebesar 14 dengan standar deviasi 4,9.15 Pada
penelitian Hashim et.al. (2003) terhadap 56 orang usia 22-23 tahun dari populasi
Saudi Arabia diperoleh sudut N-Sn-Pg sebesar 18,65 dengan standar deviasi 6,5
pada laki-laki dan 20,1 dengan standar deviasi 4,3 pada perempuan.21 Pada
penelitian ini, metode pengukuran akan didasarkan pada kedua penelitian di atas.
(Gambar 3B)
2.3.1.3 Analisa konveksitas jaringan lunak penuh
Analisa konveksitas jaringan lunak ditentukan oleh sudut N-Pr-Pog yang
terbentuk antara nasion kulit (N), ujung hidung (Pr) dan pogonion kulit (Pg).
(Gambar 3C)
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Penelitian terhadap berbagai ras dan usia telah dipelopori oleh para ahli
ortodonti untuk memperoleh norma baku analisa radiografi sefalometri sebagai salah
faktor kriteria ideal wajah. Saat ini belum banyak penelitian yang dilakukan pada ras
Deutro-Melayu yang merupakan salah satu ras besar di Indonesia. Analisa
konveksitas wajah jaringan lunak merupakan salah satu unsur yang penting di dalam
berbagai analisa radiografi sefalometri terutama yang menyangkut jaringan lunak
wajah.
Penelitian Zylinski et.al (1992) dilakukan terhadap konveksitas wajah
jaringan lunak pada ras Kaukaoid. Penelitian Hashim et. al. (2003) dilakukan
terhadap konveksitas wajah jaringan lunak penduduk Saudi Arabia. Peneliti
berkeinginan untuk melakukannya pada ras Deutro-Melayu dengan metode yang
sama.
Mahasiswa Deutro-Melayu FKG USU usia 20-25 tahun dipilih sebagai
populasi penelitian dengan dengan pertimbangan kemudahan memperoleh sampel
penelitian dari subjek dan adanya literatur yang menyatakan berhentinya
pertumbuhan wajah pada usia di atas 20 tahun. Seleksi terhadap subjek sampel
penelitian dilakukan untuk meminimalkan faktor-faktor kelainan ortodonti yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian ini akan menghasilkan nilai rerata
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
konveksitas wajah jaringan lunak pada analisa sefalometri lateral yang dapat
digunakan pada perawatan ortodonti pasien Deutro-Melayu.
Skema Kerangka Konsep
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Kaukasoid
(Zylinski et .al, 1992)
Saudi Arabia
(Hashim et. al, 2003)
Deutro-Melayu (?)
Mahasiswa Deutro-Melayu
Pertumbuhan wajah berhenti pada
Ras Deutro-Melayu hingga dua generasi di atas yaitu ayah dan ibu
serta kakek dan nenek
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
dan overbite normal (2-4 mm). Tidak diikutkan apabila profil otot
wajah menunjukkan klas II atau III
- Kesehatan umum baik
- Unit radiografi sefalometri yang sama
o Variabel tak terkendali
- Ketebalan profil jaringan lunak
- Ketrampilan operator dalam pengambilan data
SE =
pq
Np n
n
Np 1
SE = 0,029970318
p = 0,05 : proporsi murid yang mempunyai hubungan kraniodentofasial yang
normal.
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
pxq Np n
x
Np 1
n
0,029970318
0,05 0,95
n
0,029970318
0,0475
x
n
SE
0,00089821996 =
196 n
196 1
196 n
195
0,0475 196 n
x
n
195
Jumlah populasi diperoleh dari data Bagian Pendidikan FKG USU dan
kuesioner. Dari perhitungan, diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 41,814
orang. Jumlah tersebutkan dibulatkan menjadi 42 orang.
Data mahasiswa FKG USU yang digunakan sebagai subjek penelitian
diperoleh dengan wawancara dan pemeriksaan klinis sehingga memenuhi kriteria
sebagai berikut (42 orang):
- Ras Deutro-Melayu sampai dua generasi di atas yaitu ayah dan ibu serta
kakek dan nenek
- Usia 20-25 tahun
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
BAB 5
HASIL PENELITIAN
No. Sampel
1
Konveksitas Skeletal /
N-A-Pg ( )
2
12
14
9,5
20
14
12
23
7,5
28,5
22
21
11
19
10
17
9,5
11
13
6,5
12
10,5
3,5
13
15
5,5
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
14
19,5
4,5
15
7,5
0,5
16
21
17
21,5
10
18
14
19
17
20
14
21
13,5
10
22
21
23
19
24
11
10
25
14,5
7,5
26
21
10
27
13
28
15,5
8,5
29
11
30
28
17,5
31
18
32
6,5
33
20
11
34
13
35
18
9,5
36
18
37
17
38
28
8,5
39
14
40
12,5
41
20
42
19
6,5
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Nilai rerata
S.D.
Terendah
Tertinggi
N Sn Pg
16,67
42
5,16988
6,5
28,5
7,19
42
4,43648
22
(Jaringan Lunak)
N A Pg
(Skeletal)
Hasil pengukuran sudut N-Sn-Pg diperoleh nilai tertinggi yakni 28,5 pada
sampel ke 7, dan nilai terendah yakni 6,5 pada sampel ke 32. Nilai rerata konveksitas
wajah jaringan lunak pada 42 sampel sefalogram adalah 16,67.
Nilai rerata
S.D.
Terendah
Tertinggi
Laki-laki
17
12
5,23537
6,5
28
Perempuan
16,53
30
5,22747
7,5
28,5
Std.
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval of the
Mean
Difference
Sig.
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Pria-Wanita
.41667
7.40324
2.13718
Lower
Upper
4.28724
5.12057
df
(2-tailed)
.195
11
.849
Ket : Sig. (2-tailed) = 0,849; artinya tidak ada perbedaan yang signifikan
Nilai rerata konveksitas wajah jaringan lunak pada 12 sefalogram laki-laki
adalah 17 dan 30 sefaloogram perempuan adalah
NSnPg-NAPg
9.47619
Std.
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval of the
Mean
Difference
3.96009
.61106
Lower
Upper
8.24214
10.71024
Sig.
df
t
15.508
41
(2-tailed)
.000
BAB 6
PEMBAHASAN
Penelitian ini untuk memperoleh nilai konveksitas wajah jaringan lunak (NSn-Pg) dan melihat perbedaannya antara laki-laki dengan perempuan serta
perbedaannya dengan ras Kaukasoid. Selain itu juga akan diukur sudut konveksitas
wajah skeletal (N-A-Pg) untuk dibandingkan dengan konveksitas wajah jaringan
lunak (N-Sn-Pg) sehingga diketahui korelasi antar kedua variabel tersebut.
Proses seleksi relasi rahang dari subjek dalam penelitian ini hanya dilakukan
terhadap kedudukan dental dan tidak dilakukan terhadap skeletal rahang. Dalam hal
penentuan umur subjek penelitian, selain dengan umur kalender dapat dilakukan
analisa foto roentgen pergelangan tangan atau vertebra servikal.
Hasil analisa statistik terhadap nilai rata-rata konveksitas wajah jaringan lunak
pada laki-laki (mean=17) dan perempuan (mean=16,5333) menunjukkan tidak ada
perbedaan yang bermakna antara kedua jenis kelamin tersebut (p=0,849). Hal ini
membuktikan bahwa jenis kelamin tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap
nilai konveksitas jaringan lunak. (Lampiran 6)
Kusnoto (1988) dalam penelitiannya terhadap anak-anak usia 6-18 tahun
menyatakan bahwa norma ukuran sefalometri suatu kelompok etnik dipengaruhi oleh
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
umur dan jenis kelamin.8 Dalam penelitian ini tidak ditemukan perbedaan yang
bermakna antara hasil yang diperoleh antar jenis kelamin. Bisa disimpulkan bahwa
tidak semua parameter sefalometri dipengaruhi oleh jenis kelamin. Meskipun di
dalam penelitian ini uji statistik perbandingan antar jenis kelamin tidak dilakukan
dengan sistem random comparement dan hanya sebanyak 12 buah sefalogram yang
diperbandingkan untuk tiap jenis kelamin.
Riedel cit. Soehardono (1983) berpendapat bahwa ada hubungan erat antara
profil wajah jaringan lunak dengan susunan tulang dan gigi yang membentuk profil
wajah skeletal.7 Koesoemahardja (1993) menilai tidak semua jaringan lunak fasial
pertumbuhannya berkorelasi dengan jaringan kerasnya, tetapi ada yang tumbuh
mandiri.10 Soehardono (1983) menyatakan bahwa beberapa bagian dari profil wajah
jaringan lunak menyimpang dari struktur skeletal dibawahnya. Keadaan ini
disebabkan oleh adanya perbedaan ketebalan jaringan lunak di atas titik Subspinale
(A), Nasion (N) dan Pogonion (Pg). Ketebalan jaringan lunak di atas titik Subspinale
lebih tebal dibandingkan dengan di atas Pogonion dan jauh lebih tebal bila
dibandingkan dengan di atas Nasion.7
Hasil analisa konveksitas jaringan lunak adalah sebesar 17 untuk sampel lakilaki dan 16,5333 untuk sampel perempuan. Penelitian Soehardono (1983) terhadap
96 mahasiswa Deutro-Melayu FKG Unair memperoleh sudut N-A-Pg wajah
sebesar 15,531 pada sampel laki-laki dan 14,156 pada perempuan.7 Hasil penelitian
tersebut tidak bisa diperbandingkan dengan hasil penelitian ini karena parameter
pengukuran yang digunakan adalah titik Subspinale jaringan lunak (metode analisa
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Down) sedangkan pada penelitian ini digunakan titik Subnasale (metode analisa
Hashim et.al).
Gambar 6 adalah gambar dari sampel ke 6 dengan nilai konveksitas jaringan
lunak sebesar 23 dan nilai konveksitas skeletal sebesar 7,5. Selisih dari kedua hasil
tersebut adalah sebesar 15,5 dan merupakan selisih yang cukup besar. Analisa
statistik t-test terhadap nilai rata-rata konveksitas wajah jaringan lunak menunjukkan
ada perbedaan yang bermakna dengan dengan nilai konveksitas wajah skeletal
(p=0,000). (Lampiran 7)
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Hasil analisa statistik dan salah satu sefalogram dari sampel penelitian bisa
membantu menunjukkan bahwa nilai konveksitas wajah jaringan lunak berbeda
dengan konveksitas wajah skeletal secara signifikan. Hasil ini sesuai dengan pendapat
para
peneliti
terdahulu
yakni
Subtelny
(1959),
Soehardono
(1983)
dan
Koesoemahardja (1993).
Penelitian Zylinski et. al. (1992) terhadap 29 pria dewasa Kaukasoid
memperoleh nilai mean sudut N-Sn-Pg sebesar 14 dengan standar deviasi 4,9.15
Bila dibandingkan dengan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa konveksitas
jaringan lunak pria Deutro-Melayu (mean=17) tidak berbeda secara signifikan
dengan Kaukasoid.
Di akhir penelitian dilakukan analisa untuk melihat kesalahan pada metode
pengukuran (error of the method). Sebanyak 9 sefalogram dipilih secara acak dari 42
sampel penelitian. Sefalogram tersebut ditrasing dan diukur kedua kalinya oleh
pembimbing di Departemen Ortodonti FKG USU. Hasil analisa statistik t-test dan
korelasi Pearson membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna dari hasil
pengukuran peneliti dan tersebut. (p>0,05 dan korelasi Pearson signifikan.)
(Lampiran 8)
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisa wajah konveksitas jaringan lunak secara
sefalometri lateral pada mahasiswa Deutro-Melayu FKG USU usia 20-25
tahun dapat disimpulkan bahwa :
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
7.2
Saran
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
I.
Tumbuh
Kembang
15. Zylinski, C.G; Nanda, R.S; Kapila, S. Analysis Of Soft Tissue Facial Profile
In White Males. Am J Orthod Dentofac Orthop. 1992; 101(6): 514-518.
16. Daldjoeni, N. Ras-Ras Umat Manusia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1991.
17. Rakosi, T. An Atlas and Manual of Cephalometric Radiography. Ahli Bahasa
: Meuss REK. Worcester : Wolfe Medical Publishing Ltd., 1982
18. Susanto, F.A.; Sulistyawati, E; Sitepu, A.N. Diagnosis Ortodonti. Bagian
Ortodonsia FKG USU. Medan, 2000.
19. http://www.cda-adc.ca/jcda/vol-67/issue-10/graphics/Fig9_4459.jpg <6 Juli
2006>
20. Jacobson, A. Radiographic Cephalometry. Quintessence Publishing Co, Inc.,
1995.
21. Hashim, H.A; AlBarakati, S.F. Cephalometric Soft Tissue Profile Analysis
Between Two Different Ethnic Groups : A Comparative Study. Journal of
Contemporary Dental Practice. 2003; 4(2).
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 1
Skema Alur Pikir
Analisa Jaringan Lunak Sefalometri Lateral Wajah
Lidah
Proporsi
Skeletal
Bibir
Profil
Konveksitas profil
Jaringan lunak
Analisa Schwarz
Mahasiswa
Dari uraian di atas penelitian untuk mencari norma proporsi ideal wajah masih terus
dilakukan, tetapi belum banyak penelitian terhadap ras Deutro-Melayu, maka dapat
dirumuskan permasalahan :
1) Apakah norma konveksitas jaringan lunak wajah ras Deutro-Melayu dapat
ditegakkan pada usia 20-25 tahun dengan mengukur sudut yang terbentuk
antara Nasion jaringan lunak, Subnasale dan Pogonion jaringan lunak
2) Apakah ada perbedaan unsur konveksitas jaringan lunak pada laki-laki dan
perempuan
3) Apakah ada perbedaan nilai konveksitas jaringan lunak ras Deutro-Melayu
dengan ras Kaukasoid
Tujuan penelitian:
1) Untuk memperoleh nilai konveksitas jaringan lunak wajah mahasiswa FKG
USU ras Deutro-Melayu usia 20-25 tahun yang diukur dari sudut yang
terbentuk antara Nasion jaringan lunak, Subnasale, Pogonion jaringan lunak.
2) Untuk mengetahui perbedaan konveksitas jaringan lunak wajah antara lakilaki dan perempuan
3) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai konveksitas jaringan lunak ras
Deutro-Melayu dengan Kaukasoid.
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 2
Alur Penelitian
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
METODE PENELITIAN
DESKRIPTIK
POPULASI
MAHASISWA DEUTRO-MELAYU
FKG USU MEDAN
SELEKSI
RAS DEUTRO-MELAYU (2 KETURUNAN DI ATAS)
USIA 20-25 TAHUN
GIGI LENGKAP (KECUALI MOLAR 3)
PENUTUPAN BIBIR KOMPETEN
BELUM PERNAH DIRAWAT ORTODONTI
MOLAR KLAS I ANGLE DENGAN ROTASI,
DIASTEMA, OVERJET, OVERBITE RINGAN (2-4 mm)
KESEHATAN UMUM BAIK
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
SEFALOGRAM LATERAL
ANALISA KONVEKSITAS
WAJAH JARINGAN LUNAK
(N Sn Pg)
ANALISA KONVEKSITAS
WAJAH SKELETAL
(N A Pg)
KUESIONER PENELITIAN
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
DEPARTEMEN ORTODONTI
FKG USU
NAMA
NIM
UMUR
SUKU - AYAH
- IBU
KAKEK
NENEK
:
:
KAKEK
NENEK
:
:
Lampiran 4
Umur
Jenis Kelamin :
Alamat
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 5
Data Penelitian
No
Nama
Jenis Kelamin
N Sn Pg ()
N A - Pg ()
12
DN
14
9,5
20
14
DR
12
23
7,5
EM
28,5
22
EMD
21
11
FI
19
10
17
9,5
11
HI
13
6,5
12
IP
10,5
3,5
13
15
5,5
14
19,5
4,5
15
LAP
7,5
0,5
16
LS
21
17
21,5
10
18
14
19
17
20
14
21
13,5
10
22
21
23
RR
19
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
24
S R 01
11
10
25
S R 04
14,5
7,5
26
SS
21
10
27
TU
13
28
II
15,5
8,5
29
DS
11
30
NAM
28
17,5
31
18
32
AS
6,5
33
GNB
20
11
34
13
35
BH
18
9,5
36
DP
18
37
17
38
PS
28
8,5
39
RP
14
40
ZM
12,5
41
20
42
UP
19
6,5
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 6
Hasil uji statistik t-test perbedaan konveksitas jaringan lunak wajah laki-laki
dan perempuan
T-Test
Paired Samples Statistics
Pair
1
Mean
17.0000
16.5833
Pria
Wanita
N
12
12
Std. Deviation
5.23537
5.84976
Std. Error
Mean
1.51132
1.68868
12
Correlation
.111
Sig.
.731
Pair 1
Pria - W anita
Mean
.41667
Std. Deviation
7.40342
Std. Error
Mean
2.13718
95% Confidenc e
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-4.28724
5.12057
df
.195
11
Sig. (2-tailed)
.849
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 7
Hasil uji statistik t-test perbedaan konveksitas jaringan lunak dan skeletal
wajah
T-Test
Paired Samples Statistics
Pair
1
Mean
16.6667
7.1905
NSnPog
NAPog
N
42
42
Std. Error
Mean
.79773
.68456
Std. Deviation
5.16988
4.43648
Correlation
.670
42
Sig.
.000
Pair 1
NSnPog - NAPog
Mean
9.47619
Std. Deviation
3.96009
Std. Error
Mean
.61106
95% Confidence
Interval of the
Difference
Upper
Lower
8.24214 10.71024
t
15.508
df
41
Sig. (2-tailed)
.000
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 8
Pengukuran peneliti
Jar. Lunak
Skeletal
Jar. Lunak
Skeletal
14
9,5
14
11,5
28,5
22
28,5
22
12
10,5
3,5
10,5
17
21,5
10
21
10
22
21
21
25
14,5
7,5
14,5
7,5
28
15,5
8,5
16
8,5
33
20
11
20
12
41
20
20
Pair
1
Pair
2
LunakA
LunakB
Sk elet A
Sk elet B
Mean
18.3889
18.3889
9.6667
9.9444
N
9
9
9
9
St d. Deviat ion
5.34894
5.28428
5.14782
5.30003
St d. E rror
Mean
1.78298
1.76143
1.71594
1.76668
9
9
Correlation
.999
.990
Sig.
.000
.000
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009
Pair 1
Pair 2
LunakA - LunakB
SkeletA - SkeletB
Mean
.00000
-.27778
Std. Deviation
.25000
.75462
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-.19217
.19217
-.85783
.30227
Std. Error
Mean
.08333
.25154
t
.000
-1.104
df
8
8
Sig. (2-tailed)
1.000
.302
Correlations
Correlations
LunakA
LunakA
LunakB
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1
9
.999**
.000
9
LunakB
.999**
.000
9
1
9
Correlations
Correlations
SkeletA
SkeletA
SkeletB
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1
9
.990**
.000
9
SkeletB
.990**
.000
9
1
9
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa
Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun (Tahun 1999-2005), 2007.
USU Repository 2009