LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DOSEN INTERNAL
TIM PENGUSUL
Ketua : drg. Yustisia Puspitasari Sp.Ort
NIDN : 0923058106
Anggota 1 : Aulia Aita
Stambuk : 161 2013 0047
Menyetujui
Ketua LP2S
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penggunan alat
ortodonti cekat berdasarkan jenis kelamin, usia dan lama penggunaan pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia Tahun 2017. Perawatan ortodonti
adalah salah satu jenis perawatan yang dilakukan di bidang kedokteran gigi yang bertujuan
menghilangkan sususnan gigi yang berjejal mengoreksi penyimpangan rotasional dan apikal
dari gigi geligi mengoreksi hubungan antar insisal serta menciptakan hubungan oklusi yang
Penggunaan alat ortodonti cekat saat ini sudah banyak digunakan di masyarakat luas.
Orang dewasa maupun anak-anak menggunakan alat ortodonti cekat bukan hanya untuk
kepentingan perawatan gigi dan mulut saja tapi juga sebagai bagian dari gaya hidup (Stany dkk,
susunan gigi berjejal (2) mengkoreksi penyimpangan rotasional dan apikal dari gigi-gigi (3)
mengkoreksi hubungan antarinsisal (4) menciptakan hubungan antar tonjol bukal yang baik
(5) penampilan wajah yang menyenangkan (6) hasil akhir yang stabil. Keuntungan
membutuhkan keterampilan dari pihak pasien dalam mengendalikan alat ortodonti cekat, dan
(3) dengan alat ortodonti cekat bisa dilakukan gerakan gigi yang tidak mungkin diperoleh
dengan alat ortodonti lepasan misalnya mengoreksi gigi rotasi dan pergerakan gigi secara
bodily.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran lama
penggunaan alat ortodonti cekat di Fakultas Kedokteran Gigi UMI 2017 dan dapat dijadikan
data untuk penelitian lanjutan khususnya di bidang ortodonti.
BAB I
PENDAHULUAN
Perawatan ortodonti adalah salah satu jenis perawatan yang dilakukan di bidang
secara estetika yaitu dengan menghilangkan sususnan gigi yang berjejal mengoreksi
penyimpangan rotasional dan apikal dari gigi geligi mengoreksi hubungan antar insisal
Penggunaan alat ortodonti cekat saat ini sudah banyak digunakan di masyarakat
luas. Orang dewasa maupun anak-anak menggunakan alat ortodonti cekat bukan hanya
untuk kepentingan perawatan gigi dan mulut saja tapi juga sebagai bagian dari gaya hidup
(Stany dkk,2013)
.
Masyarakat sering tidak menyadari risiko dari penggunaan alat ortodonti cekat,
berdampak pada kesehatan mulut, sebaliknya kebersihan mulut yang kurang terjaga dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit pada rongga mulut sebagai akibat akumulasi
cekat dapat memberikan dampak berupa perubahan lingkungan rongga mulut dan
komposisi flora rongga mulut, peningkatan jumlah plak dapat menyebabkan karies gigi,
sebagai akibat sulitnya prosedur kebersihan mulut pada pasien (Stany dkk,2013) .
penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut. Data hasil Riset Kesehatan Dasar
Hasil tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan prevalensi masalah gigi dan mulut
sebesar 2,7 bila dibandingkan dengan hasil RISKESDAS tahun 2007 (Ravenske dkk, 2014) .
tahun 2017?
usia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2017?
Untuk mengetahui gambaran lama penggunaan alat ortodonti cekat pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2017
tahun 2017.
2. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi pengguna alat ortodonti cekat berdasarkan
usia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2017.
3. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi pengguna alat ortodonti cekat berdasarkan
tahun 2017.
ortodonti cekat berdasarkan jenis kelamin, usia dan lama penggunaan alat ortodonti
cekat pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia 2017.
Selain itu, hasil yang diperoleh dapat dijadikan data untuk dilakukan penelitian lebih
lanjut misalnya pada dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan ortodonti cekat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ortodonti
(Greek) yaitu orthos dan dons yang berarti orthos (baik, betul) dan dons (gigi).
memperbaiki atau membetulkan letak gigi yang tidak teratur atau tidak rata (Sulandjari, 2008).
Perawatan ortodontii adalah salah satu jenis perawatan yang dilakukan di bidang
berjejal mengoreksi penyimpangan rotasional dan apokal dari gigi geligi mengoreksi
hubungan antar insisal serta menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika dkk, 2011)
. Alat
Alat ortodonti lepasan adalah alat yang dilepas oleh pasien untuk dibersihkan dan
diaktivasi, tetapi ketika didalam mulut harus dilekatkan erat pada gigi pejangkar
sehingga tekanan dapat disalurkan untuk menanggung gerakan gigi yang akan
Alat ortodonti fungsional adalah alat yang memanfaatkan kekuatan alami yang
diberikan oleh media otot yang diteruskan ke gigi dan tulang alveolar dalam arah yang
Alat ortodonti cekat adalah alat ortodonti yang melekat pada gigi pasien sehingga
tidak bisa dilepas oleh pasien. Alat ini mempunyai tiga komponen utama yaitu lekatan
(attachment) yang berupa breket (bracket) atau cincin (band), kawat busur (archwire)
dan penunjang (accessories atau auxiliaries) misalnya rantai elastomeric dan modul
(Rahardjo, 2009)
.
Mencegah terjadinya keadaan abnormal dari bentuk muka yang disebabkan oleh
kelainan rahang dan gigi. Adanya cacat muka yang disebabkan oleh kelainan rahang
dan susunan gigi yang tidak teratur dapat menyebabkan bentuk muka yang kurang
pertumbuhan mental kurang sehat, seperti rasa rendah diri, rasa malu dan tidak bebas
Meningkatkan daya tahan gigi terhadap terjadinya karies. Gigi-gigi yang tidak
teratur akan menyebabkan sisa-sisa makanan mudah melekat pada permukaan gigi dan
self cleansing dari giginya menjadi tidak ada. Salah satu etiologi dari karies ialah
karbohidrat, contohnya seperti sukrosa dan glukosa dapat difermentasikan oleh bakteri
dan bakteri yang akan membentuk asam. Karena pengaruh Lactobacillus, karbohidrat
dalam sisa makanan akan diubah menjadi asam laktat yang dapat melarutkan kalsium
dari email dan dentin dan terjadilah karies gigi. Dengan membetulkan letak gigi
(Sulandjari, 2008 ;
menjadi teratur berarti akan mempertinggi daya tahan gigi terhadap karies
Abu, 2014)
.
tidak baik dan tidak teratur akan menyulitkan dalam menjaga kebersihannya. Dengan
demikian selain dapat terjadi karies pada gigi-giginya, keadaan demikian juga dapat
menimbulkan penyakit periodontal. Gigi yang tidak teratur juga dapat menyebabkan
Mencegah perawatan ortodonti yang berat pada usia lebih lanjut. Pencegahan
terhadap timbulnya maloklusi akan lebih efektif dan bermanfaat daripada perawatan
terhadap maloklusi yang sudah terjadi. Menimbulkan rasa percaya diri yang besar,
Secara ringkas tujuan ortodonti adalah (Williams dkk, 2013) : (1) menghilangkan susunan
gigi berjejal (2) mengkoreksi penyimpangan rotasional dan apikal dari gig-gigi (3)
mengkoreksi hubungan antarinsisal (4) menciptakan hubungan antar tonjol bukal yang
baik (5) penampilan wajah yang menyenangkan (6) hasil akhir yang stabil.
1. Retensi tidak menjadi masalah karena alat ortodonti cekat ini dicetakkan pada gigi-
gigi. Ini berarti bahwa tidak akan terjadi pengungkitan alat karena komponen
terjadinya gerak gigi multiple, dan pada beberapa keadaan mengurangi waktu
ortodonti cekat, sekali lagi alat ini memungkinkan dilakukannya gerak beberapa
gigi secara bersamaan, yang tentunya sulit dilakukan pada alat ortodonti lepasan
3. Alat ortodonti cekat bisa dilakukan gerakan gigi yang tidak mungkin diperoleh
dengan alat ortodonti lepasan. Ini dikarenakan oleh karena alat ortodonti lepasan
mengaplikasikan komponen tekanan hanya pada daerah yang kecil di mahkota gigi
dan oleh karena itu hanya menghasilkan gerak tipping dan rotasi sederhana.
2.1.6 Kekurangan Alat Ortodonti
1. Kekurangan utama dari alat ortodonti cekat terpusat pada masalah kesehatan rongga
mulut. Alat ini dicetakkan pada gigi-gigi sehingga lebih sulit dibersihkan daripada
alat ortodonti lepasan, dan kesehatan rongga mulut lebih sulit dipertahankan selama
perawatan dengan alat ini. Namun, denagn kehati-hatian keterampilan dan motivasi
2. Kekurangan lain dari alat ortodonti cekat ini adalah bisa menghasilkan gerakan gigi
yang merugikan. Karena alat dicetakkan pada gigi-gigi, tekanan yang terlalu besar
tidak akan menyebabkan alat ortodonti cekat terungkit tetapi malahan bisa merusak
2.1.7.1 Bracket
teknik etsa asam, atau disolder ke band yang kemudian disemen dengan menggunakan
semen ionomer kaca. Beberapa klinisi memasangkan band pada gigi molar untuk
pengaplikasian headgear atau karena resiko kegagalan bondingnya lebih kecil, dan
kemudian membonding semua gigi yang lain (Ardhana, 2011 ; Gill, 2015).
2.1.7.2 Separator
Separator adalah alat yang sering dipasang 5-7 hari sebelum pemasangan band
dimasukkan pada tube bukal. Menerapkan gaya aktif untuk menggerakkan gigi-gigi
ke posisi yang diinginkan. Archwire dibuat dari berbagai macam bahan (misalnya,
bervariasi (bulat atau segiempat), dan mempunyai kisaran diameter yang besar. Oleh
karena archwire dibuat menjadi busur yang sudah ditentukan sebelumnya, archwire
akan cenderung menggerakkan gigi-gigi ke posisi ini kecuali jika melebihi batas
2.1.7.4 Auxillaries
seperti pir-pir atau karet elastic, auxillaries digunakan untuk mengaplikasikan gaya
aktif guna membuka ruang atau menutup ruang. Bahan elastik dapat digunakan untuk
penutupan ruang intra-lengkung (intra-maksillaris) dan pegas yang dibuat dari baja
antikarat atau nikel-titanium dapat digunakan untuk membawa ruang (Ardhana, 2011 ; Gill, 2015).
BAB III
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 dan
Makassar.
- Alat ortodonti cekat adalah alat ortodonti yang dicekatkan langsung ke gigi-gigi
(bukan alat ortodonti lepasan maupun alat ortodonti fungsional) yang dipasang pada
gigi rahang atas dan rahang bawah, dengan kriteria objektif pemakaian ortodonti lebih
dari 1 bulan. Alat ortodonti cekat adalah alat ortodonti yang melekat pada gigi pasien
sehingga tidak bisa dilepas oleh pasien. Alat ini mempunyai tiga komponen utama
yaitu berupa breket (bracket) atau cincin (band) kawat busur (archwire) dan
durasi pemakaian alat ortodonti cekat di rahang atas dan bawah dimulai dari awal
insersi/pemasangan.
4.5.1. Sampel
Sampel untuk penelitian ini mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
a. Kriteria Inklusi
1. Mahasiswa FKG UMI pengguna alat ortodonti cekat pada rahang atas dan
rahang bawah
2. Penggunaan bracket lengkap pada gigi rahang atas dan rahang bawah mulai
persetujuan
b. Kriteria Eksklusi
1. Sampel yang memakai alat ortodonti cekat hanya pada salah satu rahang
pengambilan seluruh sampel yang memenuhi kriteria dari sampel yang akan diambil
1. Diagnostic set
2. Nierbecken
3. Masker
4. Hanscoen
5. Alat tulis
6. Lap meja
7. Form penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia, seluruh sampel terdiri dari 39 yang
memenuhi syarat inklusi. Penelitian ini membahas tentang hubungan penggunaan piranti
Tabel 4.1 Distribusi dan frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin di FKG UMI
Jenis Kelamin Frekuensi (f) %
Pada tabel 5.1 distribusi dan frekuensi berdasarkan jenis kelamin di Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Indonesia menunjukkan bahwa jumlah responden yang terbanyak yaitu
Muslim Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.2 dengan hasil jumlah responden yang
terbanyak yaitu berumur 19 tahun sebanyak 13 orang (33,3%), yang selanjutnya berumur
21 tahun sebanyak 8 orang (20,5%), dan yang berumur 22 tahun sebanyak 8 orang
(20,5%), yang berumur 20 tahun sebanyak 6 orang (15,4%), yang berumur 18 tahun
sebanyak (7,7%), sedangkan responden yang paling sedikit berumur 17 tahun sebesar 1
orang (2,6%).
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Lama Penggunaan Alat Ortodonti Cekat di FKG
UMI
<12 bulan 16 41
12 bulan 23 59
Total 39 100
Pada tabel 5.3 distribusi dan frekuensi berdasarkan lama penggunaan alat
bahwa jumlah responden yang terbanyak berdasarkan lama penggunaan alat ortodonti
yaitu pada penggunaan 12 bulan sebesar 23 orang (59%), sedangkan responden yang
4.2.1. Pembahasan
Telah dilakukan penelitian mengenai hubungan lama penggunaan alat ortodonti
cekat dengan status kebersihan mulut. Pengambilan data ini dilakukan selama 4 hari pada
tanggal 11,12,17,18 bulan Januari tahun 2017 dan dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi
Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak
39 sampel yang dibagi dalam 2 kelompok menurut lama penggunaan alat ortodonti cekat,
yakni <12 bulan terdiri dari 16 orang dan penggunaan alat ortodonti cekat 12 bulan
perempuan lebih dominan daripada responden laki-laki. Hal ini juga diperkuat oleh
responden berjenis kelamin perempuan sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-
laki berjumlah (7,7%). Seiring Hal ini sesuai dengan teori ortodonti bahwa perawatan
ortodonti lebih banyak dilakukan oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki oleh
Mengatakan bahwa perempuan lebih tidak percaya diri ketika terdapat malposisi pada
gigi yang mengurangi nilai estetika pada dirinya. Pada laki-laki hal ini tidak terlalu
menjadi perhatian sehingga banyak pengguna alat ortodonti cekat itu ialah perempuan.
Estetik merupakan salah satu indikasi dari perawatan ortodonsi pada orang dewasa. Pada
umumnya alasan pasien untuk mencari perawatan ortodonsi adalah ketidakpuasan pada
penampilan giginya(Hamsiah., 2003). Letak gigi yang tidak teratur dapat menimbulkan bentuk
wajah yang tidak harmonis dan kurang estetis. Hal ini dapat mengakibatkan
perkembangan mental yang kurang sehat seperti rendah diri, tidak bebas mengeluarkan
menarik. Maloklusi atau gigi yang tidak teratur dapat mempengaruhi harga diri dan
interaksi sosial, dan dapat menjadi fokus olok-olok. Dan individu dengan derajat
maloklusi yang sama dapat mengalami efek psikologi yang berbeda, bergantung pada
harga dirinya. Oleh karena itu, tidak selalu dapat diasumsikan bahwa setiap
harga diri dan kesehatan psikologis pada mereka yang maloklusinya berpengaruh
Universitas Muslim Indonesia menunjukkan bahwa jumlah sampel terbanyak itu berusia
>18 tahun. Menurut teori seseorang yang berusia 18 tahun termasuk dalam kategori
dewasa, yang dimaksud dengan orang dewasa adalah orang yang pertumbuhannya telah
berhenti, tergantung ras, dan jenis kelamin. Namun penelitian akhir-akhir ini
menunjukkan bahwa masih terjadi perubahan sampai umur 30 tahun. Tapi perubahan ini
tidak mempunyai arti yang signifikan terhadap pemakaian alat ortodonti cekat (Rahardjo, P., 2009).
Studi yang dilakukan Breece dan Nieberg menyatakan bahwa sebagian besar responden
pasien ortodonsi dewasa yang ditelitinya memilih penampilan sebagai motivasi utama
bagi perawatan ortodonti . Hal ini ditunjang dengan penelitian yang dilakukan
(Yovela, 2009)
oleh Nurul Waqiah Mas’ud di Makassar yang menunjukkan hasil bahwa mayoritas
pengguna alat ortodonti didominasi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa, dan sampel
penelitian ini juga didominasi oleh orang yang berusia 19-40 tahun (Waqiah, 2014).
perawatan alat ortodonti bervariasi sesuai dengan kesulitan kasusnya. Rata-rata perkiraan
waktu perawatan adalah 2 tahun tetapi pada kenyataannya waktu perawatan seringkali
50% lebih lama dari waktu yang diperkirakan, biasanya ini terjadi pada remaja dan
bahkan penggunaan alat ortodonti ini bisa lebih lama lagi pada orang dewasa karena
kasus yang lebih sulit . Hal ini ditunjang dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Steven, 2012)
tahun 2009 yang menunjukkan hasil bahwa pasien dewasa memiliki gigi geligi dengan
masa penggunaan alat ortodonti yang cukup lama (Yovela, 2009). Menurut Ravenske, dkk., pada
tahun 2014, waktu ideal yang dibutuhkan dalam perawatan ortodonti yaitu 1 tahun 6
bulan sampai 3 tahun disesuaikan tingkat keparahan maloklusi dari pasien itu sendiri,
apabila keadaan gigi geliginya masih membutuhkan perawatan maka pemakaian alat
DAFTAR PUSTAKA
Bahirrah, Sitti., 2004, Pergerakan Gigi dalam Bidang Ortodonsia dengan Alat Cekat.
Universitas Sumatra Utara.
Mantiri, Stany Cecilia., Et all. 2013. Status Kebersihan Mulut Dan Status Karies Gigi
Mahasiswa Pengguna Alat Ortodontik Cekat. Jurnal e-Gigi Vol.1 No 1.
Williams, JK., 2013, Alat-alat Ortodonsi Cekat Prinsip dan Praktik., EGC, Jakarta, P. 2.
Foster,T.D., 2012, Buku Ajar Ortodonsi ed.3., EGC, Jakarta, P. 240-241.
Tuhuteru, Daul, R., Et all. 2014, Status kebersihan gigi dan mulut pasien poloklinik gigi
puskesmas Paniki Bawah Manado. Jurnal e-Gigi Vol.2 No 2.
Momongan, Ravenske E.C., Et all. 2014. Status kebersihan gigi dan mulut siswa SMA Negeri
9 Manado pengguna alat ortodontik cekat. Universitas Sam Ratulangi.
Bakar, Abu,. 2014, Kedokteran Gigi Klinis, ed.2., CV.Quantum sinergis media, Yogyakarta,
P. 51
Oktaviani, Vika., Oedijani. 2016. Perbedaan Indeks Hygiene Oral dan pH Plak Kelompok
Pemakai dan Bukan Pemakai Pesawat Ortodonti Cekat. Jurnal Kedokteran
Diponegoro Volume 5, no.1.
Hamsiah, Sitti., 2003. Perawatan Ortodonsi pada Orang Dewasa dengan Alat Cekat.
Universitas Hasanuddin.
Yovela, Krisnawati. 2009. Penatalaksanaan Khusus Protrusive Gigi Anterior Atas dengan
Kelainan Periodontal pada Pasien Dewasa. Universitas Indonesia.
Waqiah, Nurul. 2014. Persepsi Masyarakat terhadap Perawatan Ortodontik yang Dilakukan
oleh Pihak Non Professional. Universitas Hasanuddin.
Guttenberg, Steven A. 2012. Cosmesis of The Mouth Face and Jaws. First edition. Wiley
Blackwell.
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap drg. Yustisia Puspitasari, Sp.Ort
2. Jenis Kelamin Wanita
3. Jabatan Fungsional -
4. NIPS 111 14 1281
5. NIDN 09230581
6. Tempat dan Tanggal lahir Jayapura, 23 Mei 1981
7. E-mail yustisia.puspitasari@gmail.com
8. Nomor Telepon/Hp 0811270594
9. Alamat Kantor Jl. Kakatua No. 27, Makassar
10. Nomor Telepon/faks -
11. Lulusan yang telah dihasilkan -
12. Mata kuliah yang diampu 1. Tumbuh Kembang Dentokraniofasial
2. Sistem Stomatognati I
B. Riwayat Pendidikan
S-1
Nama Perguruan Tinggi Universitas Airlangga Surabaya
Bidang Ilmu Kedokteran Gigi
Tahun masuk-lulus 2000-2006
Judul Skripsi Peran Antioksidan dalam Mengurangi Mukositis sebagai Efek
Samping Terapi Radiasi Ionisasi Kanker Kepala dan Leher
(Studi Pustaka)
Nama pembimbing 1. drg. Yunita Safitri, M.Kes,
2. drg. Kemas A.Doong, MS., Sp.RKG(K)
Sp 1
Nama Perguruan Tinggi Universitas Airlangga Surabaya
Bidang Ilmu Kedokteran Gigi – Spesialis Ortodonti
Tahun masuk-lulus 2009-2013
Judul Tugas Akhir Pengaruh Saliva Buatan terhadap Morfologi, Komposisi Kimia
dan Pelepasan Ion Ni pada Wire NiTi SE dan NiTi Everwhite
(Penelitian Eksperimental Laboratoris – In Vitro)
Nama pembimbing 1. drg. Ahmad Sjafei, MS., Sp.Ort (K)
2. Prof. Dr. drg. Mieke Sylvia, MS., Sp.Ort (K)
3. Yuli Setyorini
C. Riwayat Penelitian
Penelitian Dosen Pemula LP2S UMI
Tahun penelitian 2014
Judul Penelitian Perbedaan Morfologi dan Komposisi Unsur Kimia Busur
NiTi Superelastic Sebelum dan Sesudah direndam Saliva
Buatan dengan pH yang Berbeda (Pengamatan
SEM/EDS)
Dana Penelitan Rp. 8.000.000,-
D. Riwayat Publikasi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertangguangjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Penelitian Dosen Pemula.
Makassar, 27 Juni 2017
Ketua Peneliti
B. Riwayat Pendidikan
Tingkat SD SMP SMU
yang diusulkan dalam proposal Penelitian Dosen Pemula untuk tahun anggaran 2017, bersifat original
dan belum pernah dibiayai oleh lembaga / sumber dana lain. Apabila di kemudian hari ditemukan
ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima.
Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH, MH. drg. Yustisia Puspitasari, Sp.Ort
NIP. 19550313981111001 NIDN. 0923058106