Anda di halaman 1dari 30

Bidang Ilmu : Kedokteran Gigi

LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DOSEN INTERNAL

Gambaran Lama Penggunaan Alat Ortodonti Mahasiswa


FKG UMI Tahun 2017

TIM PENGUSUL
Ketua : drg. Yustisia Puspitasari Sp.Ort
NIDN : 0923058106
Anggota 1 : Aulia Aita
Stambuk : 161 2013 0047

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2017
PENELITIAN DOSEN INTERNAL
1. Judul Penelitian : Gambaran Lama Penggunaan Alat Ortodonti Mahasiswa
FKG UMI Tahun 2017

2. Bidang Ilmu : Kedokteran Gigi


3. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : drg.Yustisia Puspitasari, Sp.Ort
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIDN : 09238106
d. Bidang keahlian : Kedokteran gigi, Spesialis Ortodonti
e. Pangkat/golongan : -
f. Jabatan : -
g. Fakultas : Kedokteran Gigi
h. Alamat : Jl. Padjonga Daeng Ngale No. 27 Makassar
i. Telepon/E-mail : -
j. Alamat Rumah : Orchard Lane 55, Grand Orchard, Tanjung Bunga, Makassar
k. Telepon/E-mail : 0811270594
4. Jumlah Anggota Peneliti : 1 Orang
5. Nama Anggota : Aulia Aita Aswar
6. Lokasi Penelitian : FKG UMI Makassar
7. Jumlah Biaya yang : Rp. 15.000.000
disetujui
Makassar, 11 April 2017
Mengetahui
Dekan FKG UMI Ketua Peneliti

Dr. drg. H. Syamsu Khaldun, M.Kes drg. Yustisia Puspitasari, Sp.Ort


NIDN. 0910105401 NIDN. 0923058106

Menyetujui
Ketua LP2S

Prof. Dr. H. Hambali Thalib, S.H


NIP. 19550313981111001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penggunan alat

ortodonti cekat berdasarkan jenis kelamin, usia dan lama penggunaan pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia Tahun 2017. Perawatan ortodonti

adalah salah satu jenis perawatan yang dilakukan di bidang kedokteran gigi yang bertujuan

mendapatkan penampilan dentofasial yang menyenangkan secara estetika yaitu dengan

menghilangkan sususnan gigi yang berjejal mengoreksi penyimpangan rotasional dan apikal

dari gigi geligi mengoreksi hubungan antar insisal serta menciptakan hubungan oklusi yang

baik (Siti, 2004)


.

Penggunaan alat ortodonti cekat saat ini sudah banyak digunakan di masyarakat luas.

Orang dewasa maupun anak-anak menggunakan alat ortodonti cekat bukan hanya untuk

kepentingan perawatan gigi dan mulut saja tapi juga sebagai bagian dari gaya hidup (Stany dkk,

. Penggunaan alat ortodonti cekat bertujuan untuk


2013) (Williams dkk, 2013)
: (1) menghilangkan

susunan gigi berjejal (2) mengkoreksi penyimpangan rotasional dan apikal dari gigi-gigi (3)

mengkoreksi hubungan antarinsisal (4) menciptakan hubungan antar tonjol bukal yang baik

(5) penampilan wajah yang menyenangkan (6) hasil akhir yang stabil. Keuntungan

penggunaan alat ortodonti cekat yaitu (Foster, 2012)


: (1) Retensi yang kuat sehingga

memungkinkan pergerakan multiple sehingga mengurangi waktu perawatan, (2) kurang

membutuhkan keterampilan dari pihak pasien dalam mengendalikan alat ortodonti cekat, dan

(3) dengan alat ortodonti cekat bisa dilakukan gerakan gigi yang tidak mungkin diperoleh

dengan alat ortodonti lepasan misalnya mengoreksi gigi rotasi dan pergerakan gigi secara

bodily.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran lama

penggunaan alat ortodonti cekat di Fakultas Kedokteran Gigi UMI 2017 dan dapat dijadikan
data untuk penelitian lanjutan khususnya di bidang ortodonti.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perawatan ortodonti adalah salah satu jenis perawatan yang dilakukan di bidang

kedokteran gigi yang bertujuan mendapatkan penampilan dentofasial yang menyenangkan

secara estetika yaitu dengan menghilangkan sususnan gigi yang berjejal mengoreksi

penyimpangan rotasional dan apikal dari gigi geligi mengoreksi hubungan antar insisal

serta menciptakan hubungan oklusi yang baik (Siti,2004)


.

Penggunaan alat ortodonti cekat saat ini sudah banyak digunakan di masyarakat

luas. Orang dewasa maupun anak-anak menggunakan alat ortodonti cekat bukan hanya

untuk kepentingan perawatan gigi dan mulut saja tapi juga sebagai bagian dari gaya hidup
(Stany dkk,2013)
.

Masyarakat sering tidak menyadari risiko dari penggunaan alat ortodonti cekat,

seperti masalah kebersihan mulut (Stany dkk,2013)


. Kebersihan gigi dan mulut yang baik

berdampak pada kesehatan mulut, sebaliknya kebersihan mulut yang kurang terjaga dapat

menyebabkan berbagai macam penyakit pada rongga mulut sebagai akibat akumulasi

debris dan kalkulus (Daul, 2014)


. Perawatan ortodonti khususnya penggunaan alat ortodonti

cekat dapat memberikan dampak berupa perubahan lingkungan rongga mulut dan

komposisi flora rongga mulut, peningkatan jumlah plak dapat menyebabkan karies gigi,

sebagai akibat sulitnya prosedur kebersihan mulut pada pasien (Stany dkk,2013) .

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen

Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2010 menunjukkan, bahwa 63

penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut. Data hasil Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) tahun 2013 yang dikeluarkan Departemen Kesehatan RI melaporkan,


bahwa prevalensi masalah penyakit gigi dan mulut penduduk Indonesia mencapai 25.9%.

Hasil tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan prevalensi masalah gigi dan mulut

sebesar 2,7 bila dibandingkan dengan hasil RISKESDAS tahun 2007 (Ravenske dkk, 2014) .

1.2 Rumusan Permasalahan

1. Bagaimana distribusi dan frekuensi pengguna alat ortodonti cekat berdasarkan

jenis kelamin pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

tahun 2017?

2. Bagaimana distribusi dan frekuensi pengguna alat ortodonti cekat berdasarkan

usia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2017?

3. Bagaimana distribusi dan frekuensi pengguna alat ortodonti cekat berdasarkan

lama penggunaan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Indonesia tahun 2017?

4. Bagaimana gambaran lama penggunaan alat ortodonti cekat pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2017?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran lama penggunaan alat ortodonti cekat pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2017

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi pengguna alat ortodonti cekat berdasarkan

jenis kelamin pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

tahun 2017.

2. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi pengguna alat ortodonti cekat berdasarkan

usia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2017.
3. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi pengguna alat ortodonti cekat berdasarkan

lama penggunaan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

tahun 2017.

1.3 Manfaat Penelitian


Dengan mengetahui gambaran lama penggunaan alat ortodonti cekat pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2017 diharapkan

dapat menambah informasi mengenai distribusi dan frekuensi penggunaan alat

ortodonti cekat berdasarkan jenis kelamin, usia dan lama penggunaan alat ortodonti

cekat pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia 2017.

Selain itu, hasil yang diperoleh dapat dijadikan data untuk dilakukan penelitian lebih

lanjut misalnya pada dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan ortodonti cekat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ortodonti

Ortodonsia (Orthodontia, Bld., Orthodontic, Ingg.) berasal dari bahasa Yunani

(Greek) yaitu orthos dan dons yang berarti orthos (baik, betul) dan dons (gigi).

Ortodonsia dapat diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan

memperbaiki atau membetulkan letak gigi yang tidak teratur atau tidak rata (Sulandjari, 2008).

Perawatan ortodontii adalah salah satu jenis perawatan yang dilakukan di bidang

kedokteran gigi yang bertujuan mendapatkan penampilan dentofasial yang

menyenangkan secara estetika yaitu dengan menghilangkan sususnan gigi yang

berjejal mengoreksi penyimpangan rotasional dan apokal dari gigi geligi mengoreksi

hubungan antar insisal serta menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika dkk, 2011)
. Alat

ortodonti di klasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu :

2.1.1 Alat Ortodonti Lepasan

Alat ortodonti lepasan adalah alat yang dilepas oleh pasien untuk dibersihkan dan

diaktivasi, tetapi ketika didalam mulut harus dilekatkan erat pada gigi pejangkar

sehingga tekanan dapat disalurkan untuk menanggung gerakan gigi yang akan

digerakkan (Lohakare . S.S.,2008).

2.1.2 Alat Ortodonti Fungsional

Alat ortodonti fungsional adalah alat yang memanfaatkan kekuatan alami yang

diberikan oleh media otot yang diteruskan ke gigi dan tulang alveolar dalam arah yang

telah ditentukan (Lohakare . S.S.,2008).

2.1.3 Alat Ortodonti Cekat

Alat ortodonti cekat adalah alat ortodonti yang melekat pada gigi pasien sehingga
tidak bisa dilepas oleh pasien. Alat ini mempunyai tiga komponen utama yaitu lekatan

(attachment) yang berupa breket (bracket) atau cincin (band), kawat busur (archwire)

dan penunjang (accessories atau auxiliaries) misalnya rantai elastomeric dan modul
(Rahardjo, 2009)
.

2.1.4 Tujuan Utama Ortodonti

Mencegah terjadinya keadaan abnormal dari bentuk muka yang disebabkan oleh

kelainan rahang dan gigi. Adanya cacat muka yang disebabkan oleh kelainan rahang

dan susunan gigi yang tidak teratur dapat menyebabkan bentuk muka yang kurang

harmonis dan faktor estetis kurang. Dengan demikian dapat mengakibatkan

pertumbuhan mental kurang sehat, seperti rasa rendah diri, rasa malu dan tidak bebas

mengemukakan pendapat (Sulandjari, 2008).

Meningkatkan daya tahan gigi terhadap terjadinya karies. Gigi-gigi yang tidak

teratur akan menyebabkan sisa-sisa makanan mudah melekat pada permukaan gigi dan

self cleansing dari giginya menjadi tidak ada. Salah satu etiologi dari karies ialah

karbohidrat, contohnya seperti sukrosa dan glukosa dapat difermentasikan oleh bakteri

dan bakteri yang akan membentuk asam. Karena pengaruh Lactobacillus, karbohidrat

dalam sisa makanan akan diubah menjadi asam laktat yang dapat melarutkan kalsium

dari email dan dentin dan terjadilah karies gigi. Dengan membetulkan letak gigi
(Sulandjari, 2008 ;
menjadi teratur berarti akan mempertinggi daya tahan gigi terhadap karies
Abu, 2014)
.

Mencegah kerusakan gigi terhadap penyakit periodontal. Gigi yang posisinya

tidak baik dan tidak teratur akan menyulitkan dalam menjaga kebersihannya. Dengan

demikian selain dapat terjadi karies pada gigi-giginya, keadaan demikian juga dapat

menimbulkan penyakit periodontal. Gigi yang tidak teratur juga dapat menyebabkan

terjadinya oklusi traumatik, sehingga dapat memperparah penyakit periodontal yang


terjadi (Sulandjari, 2008).

Mencegah perawatan ortodonti yang berat pada usia lebih lanjut. Pencegahan

terhadap timbulnya maloklusi akan lebih efektif dan bermanfaat daripada perawatan

terhadap maloklusi yang sudah terjadi. Menimbulkan rasa percaya diri yang besar,

dengan meningkatkan penampilan akibat perawatan ortodonti, seorang akan memiliki

rasa percaya diri yang besar (Sulandjari, 2008) .

Secara ringkas tujuan ortodonti adalah (Williams dkk, 2013) : (1) menghilangkan susunan

gigi berjejal (2) mengkoreksi penyimpangan rotasional dan apikal dari gig-gigi (3)

mengkoreksi hubungan antarinsisal (4) menciptakan hubungan antar tonjol bukal yang

baik (5) penampilan wajah yang menyenangkan (6) hasil akhir yang stabil.

2.1.5 Keuntungan Alat Ortodonti

Adapun keuntungan dari alat ortodonti yaitu (Foster, 2012) :

1. Retensi tidak menjadi masalah karena alat ortodonti cekat ini dicetakkan pada gigi-

gigi. Ini berarti bahwa tidak akan terjadi pengungkitan alat karena komponen

tekanan bisa di aplikasikan pada gigi secara bersamaan jadi memungkinkan

terjadinya gerak gigi multiple, dan pada beberapa keadaan mengurangi waktu

perawatan yang dibutuhkan.

2. Kurang membutuhkan keterampilan dari pihak pasien dalam mengendalikan alat

ortodonti cekat, sekali lagi alat ini memungkinkan dilakukannya gerak beberapa

gigi secara bersamaan, yang tentunya sulit dilakukan pada alat ortodonti lepasan

tanpa membuat perawatan lebih rumit dan diluar kemampuan pasien.

3. Alat ortodonti cekat bisa dilakukan gerakan gigi yang tidak mungkin diperoleh

dengan alat ortodonti lepasan. Ini dikarenakan oleh karena alat ortodonti lepasan

mengaplikasikan komponen tekanan hanya pada daerah yang kecil di mahkota gigi

dan oleh karena itu hanya menghasilkan gerak tipping dan rotasi sederhana.
2.1.6 Kekurangan Alat Ortodonti

Adapun kekurangan dari alat ortodonti yaitu (Foster, 2012):

1. Kekurangan utama dari alat ortodonti cekat terpusat pada masalah kesehatan rongga

mulut. Alat ini dicetakkan pada gigi-gigi sehingga lebih sulit dibersihkan daripada

alat ortodonti lepasan, dan kesehatan rongga mulut lebih sulit dipertahankan selama

perawatan dengan alat ini. Namun, denagn kehati-hatian keterampilan dan motivasi

yang tinggi, masalah ini bisa ditanggulangi.

2. Kekurangan lain dari alat ortodonti cekat ini adalah bisa menghasilkan gerakan gigi

yang merugikan. Karena alat dicetakkan pada gigi-gigi, tekanan yang terlalu besar

tidak akan menyebabkan alat ortodonti cekat terungkit tetapi malahan bisa merusak

struktur pendukung dari gigi (Foster, 2012) .

2.1.7 Komponen-Komponen Alat Ortodonti

2.1.7.1 Bracket

Berupa tempat perlekatan komponen aktif yang sekarang pemasangannya pada

gigi dilakukan secara bonding. Bracket dibonding ke gigi-gigi dengan menggunakan

teknik etsa asam, atau disolder ke band yang kemudian disemen dengan menggunakan

semen ionomer kaca. Beberapa klinisi memasangkan band pada gigi molar untuk

pengaplikasian headgear atau karena resiko kegagalan bondingnya lebih kecil, dan

kemudian membonding semua gigi yang lain (Ardhana, 2011 ; Gill, 2015).

2.1.7.2 Separator

Separator adalah alat yang sering dipasang 5-7 hari sebelum pemasangan band

untuk menghasilkan ruang diantara kontak interproksimal agar dapat dilakukan

pemasangan band (Gill, 2015) .

2.1.7.3 Archwire / kawat busur


Kawat busur adalah lengkung kawat yang dipasang pada slot bracket dan

dimasukkan pada tube bukal. Menerapkan gaya aktif untuk menggerakkan gigi-gigi

ke posisi yang diinginkan. Archwire dibuat dari berbagai macam bahan (misalnya,

baja antikarat, nikel-titanium), mempunyai bentuk penampang melintang yang

bervariasi (bulat atau segiempat), dan mempunyai kisaran diameter yang besar. Oleh

karena archwire dibuat menjadi busur yang sudah ditentukan sebelumnya, archwire

akan cenderung menggerakkan gigi-gigi ke posisi ini kecuali jika melebihi batas

proporsional dari kawat (Ardhana, 2011 ; Gill, 2015).

2.1.7.4 Auxillaries

Auxillaries merupakan perlengkapan tambahan untuk menggerakkan gigi-gigi,

seperti pir-pir atau karet elastic, auxillaries digunakan untuk mengaplikasikan gaya

aktif guna membuka ruang atau menutup ruang. Bahan elastik dapat digunakan untuk

penutupan ruang intra-lengkung (intra-maksillaris) dan pegas yang dibuat dari baja

antikarat atau nikel-titanium dapat digunakan untuk membawa ruang (Ardhana, 2011 ; Gill, 2015).

BAB III
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan menggunakan desain

penelitian cross-sectional study.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 dan

dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia, Kota

Makassar.

4.3. Variabel Penelitian

a. Variabel independent : alat ortodonti cekat

b. Variabel kontrol : lama penggunaan < 12 bulan dan > 12 bulan

4.4. Definisi Operasional Variabel dan Kriteria Objektif

- Alat ortodonti cekat adalah alat ortodonti yang dicekatkan langsung ke gigi-gigi

(bukan alat ortodonti lepasan maupun alat ortodonti fungsional) yang dipasang pada

gigi rahang atas dan rahang bawah, dengan kriteria objektif pemakaian ortodonti lebih

dari 1 bulan. Alat ortodonti cekat adalah alat ortodonti yang melekat pada gigi pasien

sehingga tidak bisa dilepas oleh pasien. Alat ini mempunyai tiga komponen utama

yaitu berupa breket (bracket) atau cincin (band) kawat busur (archwire) dan

penunjang (accessories atau auxiliaries).

- lama penggunaan < 12 bulan dan > 12 bulan

durasi pemakaian alat ortodonti cekat di rahang atas dan bawah dimulai dari awal

insersi/pemasangan.

4.5. Sampel Penelitian

4.5.1. Sampel
Sampel untuk penelitian ini mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Muslim Indonesia yang menggunakan alat ortodonti cekat.

4.5.2. Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa FKG UMI pengguna alat ortodonti cekat pada rahang atas dan

rahang bawah

2. Penggunaan bracket lengkap pada gigi rahang atas dan rahang bawah mulai

dari premolar kedua kiri sampai kanan

3. Pemakaian alat ortodonti lebih dari 1 bulan

4. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan bersedia mengisi lembar

persetujuan

b. Kriteria Eksklusi

1. Sampel yang memakai alat ortodonti cekat hanya pada salah satu rahang

(rahang atas atau rahang bawah)

2. Sampel yang memakai alat ortodonti lepasan atau fungsional

3. Tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian

4.5.3. Jumlah Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling, yaitu

pengambilan seluruh sampel yang memenuhi kriteria dari sampel yang akan diambil

untuk penelitian sehingga didapatkan sampel penelitian sebanyak 39 orang.

4.6. Alat Penelitian

1. Diagnostic set

2. Nierbecken

3. Masker

4. Hanscoen
5. Alat tulis

6. Lap meja

7. Form penelitian

8. Lembar informed consent

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari 2017 di Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia, seluruh sampel terdiri dari 39 yang

memenuhi syarat inklusi. Penelitian ini membahas tentang hubungan penggunaan piranti

ortodonti cekat dengan status kebersihan mulut.

4.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi dan frekuensi berdasarkan jenis kelamin di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Muslim Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 4.1 Distribusi dan frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin di FKG UMI
Jenis Kelamin Frekuensi (f) %

Laki – laki 5 12,8


Perempuan 34 87,2
Total 39 100

Sumber : Data Primer, 2017

Pada tabel 5.1 distribusi dan frekuensi berdasarkan jenis kelamin di Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Indonesia menunjukkan bahwa jumlah responden yang terbanyak yaitu

berjenis kelamin perempuan sebesar 34 orang (87,2%), sedangkan responden berjenis

kelamin laki – laki hanya 5 orang (12,8%).

4.1.2 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan usia


Distribusi dan frekuensi berdasarkan usia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Muslim Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.2 dengan hasil jumlah responden yang

terbanyak yaitu berumur 19 tahun sebanyak 13 orang (33,3%), yang selanjutnya berumur

21 tahun sebanyak 8 orang (20,5%), dan yang berumur 22 tahun sebanyak 8 orang

(20,5%), yang berumur 20 tahun sebanyak 6 orang (15,4%), yang berumur 18 tahun

sebanyak (7,7%), sedangkan responden yang paling sedikit berumur 17 tahun sebesar 1

orang (2,6%).

Tabel 5.2 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Usia di FKG UMI


Usia Frekuensi (f) %
17 Tahun 1 2,6
18 Tahun 3 7,7
19 Tahun 13 33,3
20 Tahun 6 15,4
21 Tahun 8 20,5
22 Tahun 8 20,5
Total 39 100
Sumber : Data Primer, 2017

5.1.3 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Lama Penggunaan Alat Ortodonti


Cekat

Distribusi dan frekuensi berdasarkan lama penggunaan alat ortodonti cekat di

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Lama Penggunaan Alat Ortodonti Cekat di FKG
UMI

Lama Penggunaan Alat Ortodonti Frekuensi (f) %

<12 bulan 16 41

12 bulan 23 59

Total 39 100

Sumber : Data Primer, 2017

Pada tabel 5.3 distribusi dan frekuensi berdasarkan lama penggunaan alat

ortodonti cekat di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia menunjukkan

bahwa jumlah responden yang terbanyak berdasarkan lama penggunaan alat ortodonti

yaitu pada penggunaan 12 bulan sebesar 23 orang (59%), sedangkan responden yang

menggunakan alat ortodonti <12 bulan sebesar 16 orang (41%).

4.2.1. Pembahasan
Telah dilakukan penelitian mengenai hubungan lama penggunaan alat ortodonti

cekat dengan status kebersihan mulut. Pengambilan data ini dilakukan selama 4 hari pada

tanggal 11,12,17,18 bulan Januari tahun 2017 dan dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi

(FKG) Universitas Muslim Indonesia Makassar. Sampel penelitian merupakan

mahasiswa(i) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pengguna alat ortodonti


cekat yang memenuhi kriteria seleksi sampel yang telah ditentukan sebelumnya.

Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak

39 sampel yang dibagi dalam 2 kelompok menurut lama penggunaan alat ortodonti cekat,

yakni <12 bulan terdiri dari 16 orang dan penggunaan alat ortodonti cekat 12 bulan

terdiri dari 23 orang.

Berdasarkan dari seluruh responden pengguna alat ortodonti cekat di Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia diketahui bahwa dari 39 responden,

jumlah responden berjenis kelamin perempuan (87,2%) sedangkan responden yang

berjenis kelamin laki-laki (12,8%) penelitian ini menjelaskan bahwa responden

perempuan lebih dominan daripada responden laki-laki. Hal ini juga diperkuat oleh

penelitian Momongan.dkk.(2014). Menunjukkan dari 39 responden, (92,3%) adalah

responden berjenis kelamin perempuan sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-

laki berjumlah (7,7%). Seiring Hal ini sesuai dengan teori ortodonti bahwa perawatan

ortodonti lebih banyak dilakukan oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki oleh

karena kecenderungan perempuan yang lebih mengutamakan estetik sehingga sangat

memperhatikan kesehatan dan keteraturan giginya (Oktaviani.,2016)


. Momongan dkk.(2014).

Mengatakan bahwa perempuan lebih tidak percaya diri ketika terdapat malposisi pada

gigi yang mengurangi nilai estetika pada dirinya. Pada laki-laki hal ini tidak terlalu

menjadi perhatian sehingga banyak pengguna alat ortodonti cekat itu ialah perempuan.

Estetik merupakan salah satu indikasi dari perawatan ortodonsi pada orang dewasa. Pada

umumnya alasan pasien untuk mencari perawatan ortodonsi adalah ketidakpuasan pada

penampilan giginya(Hamsiah., 2003). Letak gigi yang tidak teratur dapat menimbulkan bentuk

wajah yang tidak harmonis dan kurang estetis. Hal ini dapat mengakibatkan

perkembangan mental yang kurang sehat seperti rendah diri, tidak bebas mengeluarkan

pendapat, malu-malu dan sebagainya (Mokhtar, M., 2002).


Menurut teori senyum adalah komponen penting dari penampilan wajah yang

menarik. Maloklusi atau gigi yang tidak teratur dapat mempengaruhi harga diri dan

interaksi sosial, dan dapat menjadi fokus olok-olok. Dan individu dengan derajat

maloklusi yang sama dapat mengalami efek psikologi yang berbeda, bergantung pada

harga dirinya. Oleh karena itu, tidak selalu dapat diasumsikan bahwa setiap

ketidakteraturan gigi akan membutuhkan perawatan ditinjau dari sudut manfaat

psikologis. Namun, bukti menunjukkan bahwa perawatan ortodonti dapat meningkatkan

harga diri dan kesehatan psikologis pada mereka yang maloklusinya berpengaruh

terhadap psikologis dirinya (Gill, 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Muslim Indonesia menunjukkan bahwa jumlah sampel terbanyak itu berusia

>18 tahun. Menurut teori seseorang yang berusia 18 tahun termasuk dalam kategori

dewasa, yang dimaksud dengan orang dewasa adalah orang yang pertumbuhannya telah

berhenti, tergantung ras, dan jenis kelamin. Namun penelitian akhir-akhir ini

menunjukkan bahwa masih terjadi perubahan sampai umur 30 tahun. Tapi perubahan ini

tidak mempunyai arti yang signifikan terhadap pemakaian alat ortodonti cekat (Rahardjo, P., 2009).

Terdapat berbagai alasan mengapa orang dewasa menginginkan perawatan ortodonti.

Studi yang dilakukan Breece dan Nieberg menyatakan bahwa sebagian besar responden

pasien ortodonsi dewasa yang ditelitinya memilih penampilan sebagai motivasi utama

bagi perawatan ortodonti . Hal ini ditunjang dengan penelitian yang dilakukan
(Yovela, 2009)

oleh Nurul Waqiah Mas’ud di Makassar yang menunjukkan hasil bahwa mayoritas

pengguna alat ortodonti didominasi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa, dan sampel

penelitian ini juga didominasi oleh orang yang berusia 19-40 tahun (Waqiah, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Muslim Indonesia ditemukan bahwa rata-rata mahasiswa menggunakan alat


ortodonti cekat selama 12 bulan yaitu sebesar 23 orang (59%). Menurut teori, waktu

perawatan alat ortodonti bervariasi sesuai dengan kesulitan kasusnya. Rata-rata perkiraan

waktu perawatan adalah 2 tahun tetapi pada kenyataannya waktu perawatan seringkali

50% lebih lama dari waktu yang diperkirakan, biasanya ini terjadi pada remaja dan

bahkan penggunaan alat ortodonti ini bisa lebih lama lagi pada orang dewasa karena

kasus yang lebih sulit . Hal ini ditunjang dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Steven, 2012)

Yovela dan Krisnawati(2009) di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada

tahun 2009 yang menunjukkan hasil bahwa pasien dewasa memiliki gigi geligi dengan

masa penggunaan alat ortodonti yang cukup lama (Yovela, 2009). Menurut Ravenske, dkk., pada

tahun 2014, waktu ideal yang dibutuhkan dalam perawatan ortodonti yaitu 1 tahun 6

bulan sampai 3 tahun disesuaikan tingkat keparahan maloklusi dari pasien itu sendiri,

apabila keadaan gigi geliginya masih membutuhkan perawatan maka pemakaian alat

ortodonti cekat masih tetap dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Bahirrah, Sitti., 2004, Pergerakan Gigi dalam Bidang Ortodonsia dengan Alat Cekat.
Universitas Sumatra Utara.

Mantiri, Stany Cecilia., Et all. 2013. Status Kebersihan Mulut Dan Status Karies Gigi
Mahasiswa Pengguna Alat Ortodontik Cekat. Jurnal e-Gigi Vol.1 No 1.

Williams, JK., 2013, Alat-alat Ortodonsi Cekat Prinsip dan Praktik., EGC, Jakarta, P. 2.
Foster,T.D., 2012, Buku Ajar Ortodonsi ed.3., EGC, Jakarta, P. 240-241.

Tuhuteru, Daul, R., Et all. 2014, Status kebersihan gigi dan mulut pasien poloklinik gigi
puskesmas Paniki Bawah Manado. Jurnal e-Gigi Vol.2 No 2.
Momongan, Ravenske E.C., Et all. 2014. Status kebersihan gigi dan mulut siswa SMA Negeri
9 Manado pengguna alat ortodontik cekat. Universitas Sam Ratulangi.

Sulandjari, Heryumani, 2008, Buku Ajar Ortodonsia I. Universitas Gadjah Mada,


Yogyakarta.
Dika, Deddy D., Et all. 2011, Penggunaan Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN)
sebagai Evaluasi Hasil Perawatan dengan Peranti Lepasan. Orthodontic dental journal
Vol.2 No 1.

Rahardjo, Pambudi, 2009. Ortodonti Dasar, ed.2., Airlangga University Press,Surabaya.

Bakar, Abu,. 2014, Kedokteran Gigi Klinis, ed.2., CV.Quantum sinergis media, Yogyakarta,
P. 51

Gill, Daljit S., 2015, Ortodonsia at A Glance., EGC, Jakarta, P.121.

Oktaviani, Vika., Oedijani. 2016. Perbedaan Indeks Hygiene Oral dan pH Plak Kelompok
Pemakai dan Bukan Pemakai Pesawat Ortodonti Cekat. Jurnal Kedokteran
Diponegoro Volume 5, no.1.

Hamsiah, Sitti., 2003. Perawatan Ortodonsi pada Orang Dewasa dengan Alat Cekat.
Universitas Hasanuddin.

Mokhtar, Mundiyah,. 2002. Dasar-dasar Ortodonti Pertumbuhan dan Perkembangan


Kraniodentofasial. Medan: Bina insani pustaka.

Yovela, Krisnawati. 2009. Penatalaksanaan Khusus Protrusive Gigi Anterior Atas dengan
Kelainan Periodontal pada Pasien Dewasa. Universitas Indonesia.

Waqiah, Nurul. 2014. Persepsi Masyarakat terhadap Perawatan Ortodontik yang Dilakukan
oleh Pihak Non Professional. Universitas Hasanuddin.

Guttenberg, Steven A. 2012. Cosmesis of The Mouth Face and Jaws. First edition. Wiley
Blackwell.

JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN


Honor
Honor Honor / Jam Waktu Minggu Honor Per
(Rp) (jam/minggu) Tahun
(Rp)
Ketua 2.500.000
Anggota 1 1.500.000
Sub Total (Rp) 4.000.000
Bahan Habis Pakai dan Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Harga
Pemakaian (Rp) Peralatan
Penunjang
Nierbecken 39 buah 35.000 1.950.000
Medical pack 1 pack 250.000 250.000
Diagnostic set 39 210.000 8.190.000
Handscoen 2 box 65.000 130.000
Masker 1 box 70.000 70.000
Alat tulis menulis 1 Set 150.000 150.000
Sub Total (Rp) 10.740.000
Pelaporan dan Publikasi
Kuantitas Harga Satuan Keterangan Biaya per
(Rp) Tahun (Rp)
Pelaporan 1 250.000 60.000
Publikasi 1 500.000 200.000
Sub Total (Rp) 260.000

Total Anggaran yang diperlukan (Rp) 15.000.000


FORMAT SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI / PELAKSANA
DAN PEMBAGIAN TUGAS

No Nama/NIPS Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas


Waktu
1. drg. Yustisia FKG UMI Kedokteran Gigi 10 Menyiapkan
Puspitasari, Sp.Ort / jam/minggu bahan,
111 14 1281 Menyusun
proposal,
melakukan
pendataan,
pengolahan
data,
menyusun
laporan
2. Aulia Aita / 161 2013 Mahasiswi - 10 Menyiapkan
0047 FKG UMI jam/minggu bahan,
Menyusun
proposal,
melakukan
pendataan,
pengolahan
data,
menyusun
laporan
BIODATA KETUA PENELITI

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap drg. Yustisia Puspitasari, Sp.Ort
2. Jenis Kelamin Wanita
3. Jabatan Fungsional -
4. NIPS 111 14 1281
5. NIDN 09230581
6. Tempat dan Tanggal lahir Jayapura, 23 Mei 1981
7. E-mail yustisia.puspitasari@gmail.com
8. Nomor Telepon/Hp 0811270594
9. Alamat Kantor Jl. Kakatua No. 27, Makassar
10. Nomor Telepon/faks -
11. Lulusan yang telah dihasilkan -
12. Mata kuliah yang diampu 1. Tumbuh Kembang Dentokraniofasial
2. Sistem Stomatognati I

B. Riwayat Pendidikan
S-1
Nama Perguruan Tinggi Universitas Airlangga Surabaya
Bidang Ilmu Kedokteran Gigi
Tahun masuk-lulus 2000-2006
Judul Skripsi Peran Antioksidan dalam Mengurangi Mukositis sebagai Efek
Samping Terapi Radiasi Ionisasi Kanker Kepala dan Leher
(Studi Pustaka)
Nama pembimbing 1. drg. Yunita Safitri, M.Kes,
2. drg. Kemas A.Doong, MS., Sp.RKG(K)
Sp 1
Nama Perguruan Tinggi Universitas Airlangga Surabaya
Bidang Ilmu Kedokteran Gigi – Spesialis Ortodonti
Tahun masuk-lulus 2009-2013
Judul Tugas Akhir Pengaruh Saliva Buatan terhadap Morfologi, Komposisi Kimia
dan Pelepasan Ion Ni pada Wire NiTi SE dan NiTi Everwhite
(Penelitian Eksperimental Laboratoris – In Vitro)
Nama pembimbing 1. drg. Ahmad Sjafei, MS., Sp.Ort (K)
2. Prof. Dr. drg. Mieke Sylvia, MS., Sp.Ort (K)
3. Yuli Setyorini
C. Riwayat Penelitian
Penelitian Dosen Pemula LP2S UMI
Tahun penelitian 2014
Judul Penelitian Perbedaan Morfologi dan Komposisi Unsur Kimia Busur
NiTi Superelastic Sebelum dan Sesudah direndam Saliva
Buatan dengan pH yang Berbeda (Pengamatan
SEM/EDS)
Dana Penelitan Rp. 8.000.000,-

Tim pengusul dtg. Yustisia Puspitasari, Sp.Ort (Ketua Peneliti)


drg. Andy Fairuz Z. Eva (Anggota 1)5t433eerrrrrewwqZ
drg. Emy Ardana, Sp.KG (Anggota 2)

Penelitian Dosen Pemula LP2S UMI


Tahun penelitian 2015
Judul Penelitian Hubungan Maloklusi Dengan Tingkat Keparahan
Karies Pada Siswa SMP LPP Wakaf UMI Makassar

Dana Penelitan Rp. 8.000.000,-

Tim pengusul dtg. Yustisia Puspitasari, Sp.Ort (Ketua Peneliti)


drg. Nurasisa Lestari (Anggota 1)

Penelitian Dosen Pemula LP2S UMI


Tahun penelitian 2016
Judul Penelitian Studi Aktifitas Bakteri Streptococcus mutans
terhadap Pembentukan Lapisan Biofilm Wire Nickel
Titanium Superelastic secara In Vitro (Penelitian
Eksperimental Laboratoris)
Dana Penelitan Rp. 10.000.000,-

Tim pengusul dtg. Yustisia Puspitasari, Sp.Ort (Ketua Peneliti)


drg. Yuli Setiyorini, S.T., M. Phil (Anggota 1)

D. Riwayat Publikasi

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Volume/Nomor/Tahun


Jurnal
1. The Influence of Artificial Saliva to Prosiding Volume 10/Nomor
Morphology, Chemical Composition and Majalah 3/2013
Ion Ni Release of NiTi SE and NiTi Ortodonti
Everwhite Wire (Research)
2. Orthodontic Treatment In Impacted Prosiding Volume 11/Nomor 2/
Maxillary Left Central Incisors and Canine Majalah 2013
with Root Dilaceration (Case Report) Ortodonti
3. The Difference of Surface Morphology and Dentino Volume 2/Nomor
Chemical Composition of Super-Elastic Jurnal 2/2017
Nickel Titanium Orthodontic Wires Before Kedokteran
and After in Artificial Saliva Submersion Gigi

4. The Relationship Between Duration of Dentino Volume 3/Nomor


Fixed Orthodontic Treatment with Jurnal 1/2018
Periodontal Status and Treatment Needs Kedokteran
among Students in the Faculty of Dentistry Gigi
Universitas Muslim Indonesia Makassar in
2017
5. The Relation Between Duration Of Fixed Dentino Volume 3/Nomor
Orthodontic Treatment And Oral Hygiene Jurnal 2/2018
Status Among Students Of Faculty Of Kedokteran
Dentistry Universitas Muslim Indonesia Gigi
2017

6. Perbedaan Daya Hambat Antibakteri antara Jurnal As- Vol.10/No. 01/2018


Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Croatum) Syifa
dan Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Betle Farmasi
L.) terhadap Bakteri Streptococcus mutans
(Study Eksperimental Lab di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Farmasi UMI 2016)
7. Hubungan Lama Penggunaan Alat Jurnal As- Vol.10/No. 01/2018
Ortodontik Cekat terhadap Akumulasi Plak Syifa
dan pH Saliva Mahasiswa FKG UMI tahun Farmasi
2017

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertangguangjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Penelitian Dosen Pemula.
Makassar, 27 Juni 2017
Ketua Peneliti

drg. Yustisia Puspitasari, Sp.Ort


BIODATA ANGGOTA 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Aulia Aita Aswar
2. Jenis Kelamin Wanita
3. Stambuk 161 2013 0047
4. Tempat dan Tanggal lahir Palopo, 8 Desember 1994
7. E-mail aitaaula@yahoo.com
8. Nomor Telepon/Hp 0852-9899-0282

B. Riwayat Pendidikan
Tingkat SD SMP SMU

Nama Sekolah SD Lalebata Palopo SMPN 3 Palopo SMAN 1 Palopo

Tahun Masuk- 2000 – 2006 2007-2009 2010-2012


Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertangguangjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Penelitian Dosen Pemula.

Makassar, 27 Juni 2017


Anggota 1

Aulia Aita Aswar


SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI / PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : drg. Yustisia Puspitasari, Sp.Ort
NIDN : 0923058106
Pangkat golongan : III/b
Jabatan fungsional :-

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian dengan judul:


“Gambaran Lama Penggunaan Alat Ortodonti Mahasiswa
FKG UMI Tahun 2017”

yang diusulkan dalam proposal Penelitian Dosen Pemula untuk tahun anggaran 2017, bersifat original
dan belum pernah dibiayai oleh lembaga / sumber dana lain. Apabila di kemudian hari ditemukan
ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Makassar, 27 Juni 2017


Mengetahui Yang menyatakan
Ketua Lembaga Penelitian UMI

Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH, MH. drg. Yustisia Puspitasari, Sp.Ort
NIP. 19550313981111001 NIDN. 0923058106

Anda mungkin juga menyukai