EXODONTIA
(Dasar-dasar Ilmu Pencabutan Gigi)
Oleh
Nurul Muthiah Salahuddin
Pasal 1
hak
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Buku Ajar : BUKU AJAR EXODONTIA (Dasar-dasar Ilm Pencabutan Gigi)
Mata Kuliah : Exodontia
Jurusan :
Menyetujui
Menyadari sepenuhnya bahwa suatu ilmu perlu dikembangkan dan diamalkan demi
kemaslahatan masyarakat luas, kami Mahasasiswa jurusan Terapis Gigi Poltekkes Kemenkes
Makassarbertekad menerbitkan sebuah buku Exodontia yang juga melibatkan Pengajar dari
bidang yang terkait dan dari bidang ilmu lain yang terkait. Hal ini kami didasari keyakinan
bahwa setiap ilmu memiliki interrelasi dan interdependensi.
Buku ini kami buat selain untuk mendedikasikan ilmu yang kami miliki juga segai
tugas yang diberikan dalam hal ini sebagai syarat untuk lulus pada mata kuliah Exodontia.
Meskipun sebelum ini sudah diterbitkan bebrapa buku Exodonti dalam bahasa
Indonesia, kami yakin buku ini mampu jadi pelengkap serta melingkupi bagian-bagian yang
mungkin belum tercakup pada penerbitan sebelumnya. Selain itu, buku ini diharapkan
menjadi sumbangsih dalam meningkatkan jumlah penerbitan buku ilmiah berbahasa
indonesia, khususnya dalam bidang Kesehatan Gigi dan Mulut, yag masih belum banyak
jumlah maupun ragamnya.
Dalam kaitan ini, izinkanlah kami mengajak sejawat sekalian untuk berlomba-lomba
memperkaya khasanah kepustakaan kita, karena kami yakin bangsa yang besar adalah bangsa
yang mampumenggali serta mengembangkan potensinya sendiri.
Ilmu Exodontia dengan seni perawatannya terus berkembang, baik yang merupakan
hasil riset maupun perkembangan dalam bidang klinis yang makin canggih dan dilakukan
operator yang kompetensi serta keterampilannya memadai, akan meningkatkan mutu dan hasil
pengerjaan selain kepuasan pasien termasuk orang tua/keluarganya.
Betapa pentingnya ilmu exodontia diketahui oleh para tenaga medis yang
bersangkutan karena dalam melalukan tindakan kepada seorang pasien para tenaga medis
tersebut terlebih dahulu mengetahui teksik dan dasar-dasar ilmu pencabutan gigi atau
exodontia.
Buku yang dimaksudkan untuk menjadi acuan baik bagi mahasiswa tingkat sarjana,
mahasiswa tingkat diploma maupun Profesi tenaga kesehatan gigi dan mulut.
Semoga buku ini dapat memenuhi kebutuhan para pembaca, meski iami sadar akan
adanya kekurangan di sana-sini. Dengan pemahaman pada ungkpan bahwa “tak ada gading
yang tak retak”, sebagai penutup dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan adanya
masukan, pendapat, termasuk kritik yang membangun.
“there are books to be enjoyed, there are not to be swallowed and some must be chewed and
dissloved:- N.N
Penulis
KATA PENGANTAR
Buku ajar Buku Ajar Exodontia (dasar-dasar Ilmu pencabutan Gigi) terbit karena
tersinspirasi oleh banyaknya masyarakat yang mengalami masalah pada kesehatan gigi dan
mulut mereka. Maka akan membutuhkan seorang tenaga kesehatan gigi apabila sudah
mengalami masalah dengan gigi mereka. Mereka mencoba mengobatinya dengan membeli
obat diwarung atau membiarkan gigi mereka sedemikian rupa, sehingga parah dan kemudian
datang ke tukang gigi yang minim ilmu tentang exodontia.
Sesungguhnya tidaklah demikian . mereka perlu mendatangi dokter atau terapis gigi
yang ahli dibidangnya . gigi yang dicabut salah satu penyebabnya karena seseorang
mengalami sakit gigi dimana ada kaitannya dengan kebersihan gigi.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Exodontia merupakan ilmu yang mempelajari tentang pencabutan gigi yang baik dan
benar, yakni aman, higenis, dan tanpa rasa sakit disertai penanggulangan komplikasi yang
baik sebelum, saat dan setelah tindakan.
Exodontia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang bagaimana
mengeluarkan (ekstraksi )gigi secara efektif dan segala perawatan yang meenyertainya
Ekstrasi gigi sering dikategorikan menjadi uda macam yakni ekstraksi simple dan
ekstraksi bedah/surgical. Ekstraksi simpel adalah ekstraksi yang dilakukan pada gigi yang
terlihat dalam rongga mulut, menggunakan anastesi lokal dan menggunakan alat-alat
untuk elevasi bagian gigi yang terlihat. Sementara ekstraksi bedah yaitu ekstraksi yang
dilakukan pada gigi yang tidak dapat dijangkau dengan mudah.
Ilmu pencabutan gigi Ilmu pencabutan gigi ditunjang pula oleh ilmu-ilmu lain yang
merupakan dasar atau berhubungan erat/langsung dengan tindakan pencabutan gigi,
antara lain: ilmu farmakologi, ilmu penyakit dalam, dental anatomi, rontgenologi dan
ilmu alat-alat kedokteran gigi. Ilmu-ilmu tersebut harus dipahami sehingga bisa bekerja
efisien mungkin, aman, higienis, dan terhindar dari komplikasi.
Hilangnya atau dicabutnya gigi terutama pada usia muda akan membuat gigi-gigi
yang lainnya bergerak kearah gigi yang hilang tersebut sehingga membuat gigi tidak
teratur lagi. Oleh karenanya tindakan pencabutan gigi sebaiknya merupakan tindakan
terakhir yang dilakukan apabila tidak ada cara lain untuk mempertahankan gigi tersebut
di dalam rahang.
Tindakan ekstraksi gigi merupakan suatu tindakan yang sehari-hari kita lakukan
sebagaii terapi. Walaupun demikian tidak jarang kita temukan komplikasi dari tindakan
ekstraksi gigi yang kita lakukan. Karenanya kita perlu waspada dan diharapkan mampu
mengatasi kemungkinan-kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.
Pencabutan gigi, merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan
tulang dan jaringan lunak dari rongga mulut, tindakan tersebut dibatasi oleh bibir dan pipi
dan terdapat faktor yang dapat mempersulit dengan adanya gerakan dari lidah dan rahang
bawah.
Terdapat pula hal yang dapat membahayakan tindakan tersebut yaitu adanya
hubungan antara rongga mulut dengan faring, laring dan oeshophagus. Lebih lanjut
daerah mulut selalu dibasahi oleh saliva dimana terdapat berbagai macam jenis
mikroorganisme yang terdapat pada tubuh manusia.
Tindakan pencabutan gigi merupakan tindakan yang dapat menimbulkan bahaya bagi
penderita, dasar pembedahan harus dipahami, walaupun sebagian besar tindakan
pencabutan gigi dapat dilakukan ditempat praktek. Beberapa kasus perlu penanganan di
rumah sakit oleh karena ada pertimbangan kondisi sistemetik penderita. Tindakan dengan
teknik yang cermat dengan didasari pengetahuan serta ketrampilan merupakan faktor
yang utama dalam melakukan tindakan pencabutan gigi. Jaringan hidup harus dita
ngani dengan hati-hati, tindakan yang kasar dalam penanganan akan mengakibatkan
kerusakan atau bahkan kematian jaringan.
Pencabutan gigi dapat dilakukan bilamana keadaan lokal maupun keadaan umum
penderita (physical status) dalam keadaan yang sehat. Kemungkinan terjadi suatu
komplikasi yang serius setelah pencabutan, mungkin saja dapat terjadi walaupun hanya
dilakukan pencabutan pada satu gigi.
Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar gigi yang utuh
tanpa menimbulakan rasa sakit dengan trauma sekecil mungkin pada jaringan
penyangganya sehingga bekas pencabutan akan sembuh secara normal dan tidak
menimbulkan trauma pada saat setelah dibedah. Pencabutan gigi pertama kali dilakukan
hanya dengan menggunakan tang. Oleh karena timbulnya berbagai macam masalah
dalam prosedur pencabutan gigi yang menyebabkan gigi tersebut sulit untuk
dicabut/dikeluarkan bila hanya menggunakan tang saja maka kemudian dilakukan
pembedahan. Pencabutan gigi dengan pembedahan harus dilakukan apabila pencabutan
dengan tang tidak mungkin dilakukan, gagal atau apabila gigi impaksi (terpendam). Baik
untuk pencabutan gigi erupsi yang menimbulkan masalah, atau impaksi molar ketiga,
prinsip-prinsip pembedahan biasanya relatif serupa.
Pembedahan tidak boleh dilakukan secara sembarangan oleh karena dapat
menimbulkan efek samping/komplikasi yang tidak diinginkan, misalkan perdarahan,
edema, trismus, dry soket dan masih banyak lagi. Tenaga kesehatan gigi harus
mengusahakan agar setiap pencabutan gigi yang ia lakukan merupakan suatu tindakan
yang ideal, dan dalam rangka untuk mencapai tujuan itu ia harus menyesuaikan tekniknya
untuk menghadapi kesulitan-kesulitan dan komplikasi yang mungkin timbul akibat
pencabutan dari tiap-tiap gigi.
Untuk itulah pengetahuan yang mendalam tentang teknik-teknik pencabutan mutlak
diperlukan dalam melakukan tindakan pencabutan khususnya dengan jalan pembedahan,
agar dapat mencegah atau mengurangi terjadinya efek samping/komplikasi yang tidak
kita inginkan. Di samping itu, perawatan pasca-pembedahan juga merupakan suatu hal
yang penting agar prosedur pencabutan gigi yang dilakukan berhasil dengan baik dan
sempurna.
BAB 1
Sejarah dan Definisi Exodontia
1. Sejarah Exodontia
Exodontia atau Ekstraksi gigi telah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit,
serta metode untuk menapatkan pengakuan. Seebeleum penemuan antibiotik, infeksi gigi
kronis sering dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, dan karena penghapusan gigi
yang sakit dalah pemgobatan umum untuk berbagai kondisi medis. Instrumen yang
digunakan untuk ekstraksi gigi tanggal kembali beberapa abad. Pada abad ke 14, Guy de
Chauliac menemukan pelicinan gigi, yang dignakan pada akhir abad 18. Pelician
digantikan oleh gigi kunci yang pada gilirannya digantikan oleh modern forsep pada abad
ke 20. Sebagai ekstraksi dapat bervariasi p pada ingkat kesulitan, tergantung pada pasien
dan gigi, berbagai instrumen yang ada untuk mengatasi situasi tertentu.
2. Definisi Exodontia
Exodontia merupakan ilmu yang mempelajari tentang pencabutan gigi yang baik dan
benar yakni aman, higienistanpa rasa sakit disertai penanggulangan komplikasi yang baik
sebelum, saat dan setelah tindakan. Exodontia adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang bagaimana mengeluarkan (ekstraksi )gigi secara efektif dan segala
perawatan yang meenyertainya
Ekstrasi gigi sering dikategorikan menjadi uda macam yakni ekstraksi simple dan
ekstraksi bedah/surgical. Ekstraksi simpel adalah ekstraksi yang dilakukan pada gigi yang
terlihat dalam rongga mulut, menggunakan anastesi lokal dan menggunakan alat-alat
untuk elevasi bagian gigi yang terlihat. Sementara ekstraksi bedah yaitu ekstraksi yang
dilakukan pada gigi yang tidak dapat dijangkau dengan mudah.
Ilmu pencabutan gigi Ilmu pencabutan gigi ditunjang pula oleh ilmu-ilmu lain yang
merupakan dasar atau berhubungan erat/langsung dengan tindakan pencabutan gigi,
antara lain: ilmu farmakologi, ilmu penyakit dalam, dental anatomi, rontgenologi dan
ilmu alat-alat kedokteran gigi. Ilmu-ilmu tersebut harus dipahami sehingga bisa bekerja
efisien mungkin, aman, higienis, dan terhindar dari komplikasi.
Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana
pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan gigi juga
merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan bergerak dan jaringan
lunak dari rongga mulut, akses yang dibatasi oleh bibir dan pipi, dan selanjutnya
dihubungkan atau disatukan oleh gerakan lidah dan rahang. Defenisi pencabutan gigi
yang ideal adalah pencabutan gigi dengan satu gigi utuh atau akar gigi dengan trauma
minimal terhadap jaringan pendukung gigi sehingga bekas pencabutan dapat sembuh
dengan sempurna dan tidak menimbulkan masalah prostetik paska operasi di masa yang
akan datang.
Perencanaan dalam setiap tahap dari metode trans alveolar harus dibuat secermat
mungkin untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan. Masing-masing
kasus membutuhkan perencanaan yang berbeda yang disesuaikan dengan keadaan
dari setiap kasus.
Secara garis besarnya, komponen penting dalam perencanaan adalah bentuk flap
mukoperiostal, cara yang digunakan untuk mengeluarkan gigi atau akar gigi dari
socketnya, seberapa banyak pengambilan tulang yang diperlukan.
BAB 2
Anatomi Kepala dan Mulut
Pada dasarnya hanya ada dua cara pencabutan gigi, cara pertama yang sering dilakukan pada
kebanyakan kasus biasanya disebut pencabutan dengan tang, yang terdiri atas pencabutan gigi
atau akar gigi dengan menggunakan tang atau elevator (bein) atau keduanya. Metode ini disebut
juga pencabutan intra-alveolar.
Metode yang lain adalah dengan pembelahan gigi atau akar gigi dari perlekatan tulangnya.
Pemisahan ini dilakukan dengan membuang sebagian tulang yang menutupi akar gigi, kemudian
pencabutan dilakukan dengan menggukan bein dan tang, metode ini disebut pencabutan trans-
alveolar.
Perencanaan dalam setiap tahap dari metode trans alveolar harus dibuat secermat
mungkin untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan. Masing-masing kasus
membutuhkan perencanaan yang berbeda yang disesuaikan dengan keadaan dari setiap
kasus. Secara garis besarnya, komponen penting dalam perencanaan adalah bentuk flap
mukoperiostal, cara yang digunakan untuk mengeluarkan gigi atau akar gigi dari
socketnya, seberapa banyak pengambilan tulang yang diperlukan.
1. Tang Gigi
a. Tang Gigi Decidui
Tang gigi sulung anterior RA
Ciri – ciri :
Handle sampai dengan beeknya
bengkok/membentuk sudut eperti
bayonet
Kedua beek tidak bertemu
Kegunaan : untuk mencabut gigi posterior atas sulung
Ciri – ciri :
Handle sampai beeknya membentuk
sudut 90°
Kedua paruh bila ditutup tidak bertemu
Tang untuk mahkota gigi kiri dan kanan
sama
Bentuknya kecil
Kegunaan :
Untuk mencabut mahkota gigi anterior
bawah sulung
Tang gigi sulung posterior RB
Ciri – ciri :
Handle sampai beeknya membentuk
sudut 90°
Kedua paruhnya bila ditutup tidak
bertemu
Kedua paruhnya berlekuk-lekuk
Tang anak untuk mahkota gigi posterior
kiri dan kanan sama
Bentuknya kecil
Kegunaan :
Untuk mencabut mahkota gigi posterior
bawah sulung
Tang akar gigi sulung anterior RB
Ciri-cirinya :
Antara handel sampai dengan beaknya
lurus
Kedua paruh beak bila ditutup akan
bertemu
Tang untuk akar gigi kiri dan kanan
sama
Bentuknya kecil
Kegunaan :
untuk mencabut akar gigi anterior
rahang atas.
Tang akar gigi sulung Posterior RB
Ciri – ciri :
Handle dan sampai dengan beeknya
berbentuk bayonet, ada yang berbentuk
S
Kedua paruh bila ditutup akan bertemu
Tang untuk akar gigi kiri dan kanan
sama
Bentuknya kecil
Kegunaan :
untuk mencabut akar gigi posterior atas
sulung
Ciri – ciri :
Antara handle sampai dengan beaknya
90°
Kedua paruh/beaknya bila ditutup akan
bertemu
Tang untuk akar gigi kiri dan kanan
sama
Bentuknya kecil
Kegunaan : untuk mencabut akar gigi bawah
b. Tang Gigi Permanen
Tang gigi anterior RA Permanen
Ciri – ciri :
Handle sampai beeknya lurus
Kedua paruh/ beek tidak bertemu
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Kegunaan :Untuk mencabut gigi depan atas permanent
Ciri – ciri :
Antara handle dengan beaknya seperti S
Kedua paruh beak bila ditutup tidak
bertemu
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Kegunaan :
Untuk mencabut gigi premolar atas
permanent
Ciri – ciri :
Handle sampai beeknya seperti huruf
“S”
Kedua paruh beek tidak bertemu
Bagian bucal berlekuk dan yang tidak
berlekuk bagian palatal
Kiri dan kanan berbeda
Kegunaan :
Untuk mencabut gigi molar atas
permanent
Tang gigi molar 3 RA permanen
Ciri-cirinya:
Antara handle sampai dengan beaknya
seperti bayonet
Kedua paruh beak bila ditutup tidak
bertemu
Kedua paruh beak tidak berlekuk
Untuk kiri/kanan sama
Kegunaan :
untuk mencabut gigi molar tiga RA
permanent
Ciri-cirinya:
Antara handle sampai dengan beaknya
90°
Kedua paruh beak bila ditutup tidak
bertemu
Tang untuk anterior RB kiri dan kanan
sama
Kegunaan :
untuk mencabut gigi anterior RB
permanen
Ciri-cirinya:
Antara handle sampai dengan beaknya
90°
Kedua paruh beak bila ditutup tidak
bertemu
Tang untuk posterior RB kiri dan kanan
sama
Kegunaan :
untuk mencabut gigi premolar RB
permanent
Tang gigi Molar 3 RB Permanen
Ciri-cirinya:
Antara handle sampai dengan beaknya
berbentuk L
Kedua paruh beak bila ditutup tidak
bertemu
Kedua paruh beak runcing
Tang untuk molar bawah kiri dan kanan
sama
Kegunaan :
untuk mencabut gigi molar tiga RB
permanen
Ciri – ciri :
Handle sampai beeknya seperti bayonet
Kedua paruh beek bertemu
Tang gigi posterior kiri dan kanan sama
Kegunaan :
Untuk mencabut gigi posterior atas
permanent
Ciri – ciri :
Handle sampai dengan beeknya
membentuk sudut 90°
Kedua paruh beek bila ditutup akan
bertemu
Tang untuk akar gigi rahang bawah
permanent
Kegunaan :
Untuk mencabut akar gigi rahang bawah
permanent
2. Bein
a. Bein Bengkok
Ciri ciri :
Alat dari bahan stenless steel yg bagian
ujungnya tajam dan rapih
Bentuknya bengkok : mesial dan distal
Kegunaan :
untuk melepaskan gigi dari jaringan
periodontium
Untuk mengambil akar gigi
b. Bein Lurus
Ciri-ciri :
Alat terbuat dari stenles steel bagian
ujungnya tajam dan pipih
Bentuknya lurus
Kegunaan :
Untuk melepaskan gigi dari jaringan
periodontium
Mengambil sisa akar gigi
3. Crayer T
Ciri – ciri :
Alat dari bahan stenles steel yg
berbentuk “T”
Bentuk ujungnya berbeda – beda untuk
kiri dan kanan
Kegunaannya :
Untuk mengambil sisa akar
Apabila mencabut gigi dengan dua akar,
baru satu akar yg tercabut
Memisahkan akar gigi yg fraktur diatas
bifurkasi
4. Crayer Lurus
ciri :
Alat dari bahan stenless steel yg
berbentuk “lurus”
Bentuk ujungnya berbeda –beda untuk
kiri dan kanan
Kegunaannya :
Untuk mengambil sisa akar
Apabila mencabut gigi dengan dua akar,
baru satu akar yg tercabut Memisahkan
akar gigi yg fraktur diatas bifurkasi
5. Alat Suntik
a. Cito Jet
Ciri – ciri :
Berbeda dengan spuit biasa harus
menggunakan obat injeksi yang khusus
dengan jarum yg lebih kecil
Cara memasukan/menekan pada waktu
mengeluarkan obat ada yang dari
samping dan dari belakang tanpa
aspirasi
Kegunaan : sebagai alat suntik
6. Carpule
Ciri-cirinya:
berbeda dengan spuit biasa,carpule ini
harus memakai obat injeksi khusus,
yaitu yang ditempatkan di dalam carpul,
jadi obatnya tidak dipindahkan.
Setelah dipakai carpule dikeluarkan dari
spuit carpule, jarumnya dapat diganti-
ganti sesuai dengan kebutuhan
Kegunaan : sebagai alat suntik
7. Disposable
Ciri – cirinya :
Kecuali jarumnya, seharusnya terbuat
dari plastik, alat ini dibuat dengan
maksud untuk sekali pakai kemudian
dibuang
Kegunaanya :
sebagai alat suntik