Anda di halaman 1dari 87

PERBEDAAN PENURUNAN INDEKS PLAK MENGUNYAH

BUAH NANAS (Ananas comosus) DAN BUAH TOMAT


(Lycopersicon esculentum) PADA PENGGUNA PIRANTI
ORTODONTI CEKAT

(Penelitian dengan metode Literature Review)

SKRIPSI

Oleh:
RISZA ESKA APRILA
NIM. 10616075

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020

i
PERBEDAAN PENURUNAN INDEKS PLAK MENGUNYAH BUAH
NANAS (Ananas comosus) DAN BUAH TOMAT (Lycopersicon esculentum)
PADA PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI CEKAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan


Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Oleh :

RISZA ESKA APRILA


NIM. 10616075

Skripsi telah disetujui


20 Juni 2020

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Benny Saputra drg., Sp. Ort Asa Karina, drg

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020

ii
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI BERJUDUL :

PERBEDAAN PENURUNAN INDEKS PLAK MENGUNYAH BUAH


NANAS (Ananas comosus) DAN BUAH TOMAT (Lycopersicon esculentum)
PADA PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI CEKAT
(Penelitian dengan metode Literature Review)

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan


Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Oleh :

RISZA ESKA APRILA


NIM. 10616075

Telah Diuji

Pada 20 Juni 2020

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Oleh Tim Penguji:

Ketua :Puspa Dila Rohmaniar, drg., M.Kes. (.........................)

Anggota :Aditya Wisnu, drg., M.H.Kes. (.........................)

Benny Saputra drg., Sp.Ort (.........................)

Asa Karina, drg (.........................)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Risza Eska Aprila

NIM : 10616075

Program Studi Fakultas : Fakultas Kedokteran Gigi

Judul Skripsi : Perbedaan Penurunan Indeks Plak Mengunyah

Buah Nanas (Ananas comosus) dan Buah Tomat

(Lycopersicon esculentum) pada Pengguna Piranti

Ortodonti Cekat

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi, yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.Apabila

dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kediri, 20 Juni 2020


Yang Membuat Pernyataan,

Risza Eska Aprila


NIM. 1061607

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunia-Nya, telah terselesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Perbedaan

Penurunan Indeks Plak Mengunyah Buah Nanas (Ananas comosus) dan Buah

Tomat (Lycopersicon esculentum) pada Pengguna Piranti Ortodonti Cekat” untuk

memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana Kedokteran Gigi di

Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.

Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, dorongan dan kerjasama dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Muhamad Zainuddin, Apt. selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan

Bhakti Wiyata Kediri.

2. Multia Ranum Sari drg., M.Med.Ed, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.

3. Benny Saputra drg., Sp. Ort, sebagai pembimbing I, yang telah banyak

memberikan bimbingan, ilmu dan arahan selama penyusunan proposal skripsi

ini.

4. Asa Karina, drg., sebagai pembimbing II, atas bimbingan, ilmu dan arahan

selama penyusunan proposal skripsi ini.

5. Puspa Dila R, drg., M.Kes dan Aditya Wisnu, drg. M.H.Kes, selaku Penguji

skripsi yang telah memberikan masukan dan arahan dalam pembuatan skripsi

ini.

v
6. Seluruh dosen dan staf bagian Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu

Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah banyak membantu, membimbing

dan memberi masukan kepada penulis.

7. Teristimewa kedua orang tua saya tercinta, Bapak Sosro Kartono dan Ibu

Turini serta saudari saya Fia Eska Pratiwi dan saudara saya Davansyah Eska

Pradana yang selalu memberikan dorongan dan doa.

8. Widaad Rizqullah yang telah banyak membantu, membimbing, memberi

masukan dan dorongan serta doa kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat saya, Wintya, Wulan Karuni dan Mahditha yang selalu

memberi dukungan dan doa.

10. Teman-teman FKG angkatan 2016 yang selalu memberi dukungan dan

motivasi.

11. Titis Ningsanya Lintanggautami dan Intan Nia Rismayanti yang selalu

memberikan bantuan serta arahan maupun semangat kepada penulis.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dan doa

yang diberikan.

Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Kediri, 27 Februari 2020

Penulis

vi
ABSTRAK

PERBEDAAN PENURUNAN INDEKS PLAK GIGI SETELAH


MENGUNYAH BUAH NANAS (Ananas comosus) DAN BUAH TOMAT
(Lycopersicon esculentum) PADA PENGUNA ORTODONTI CEKAT

Risza Eska Aprila, Benny Saputra1, Asa Karina2

Program Studi S1 Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi


Institut IlmuKesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Latar Belakang: Penggunaan piranti ortodonti cekat saat ini cukup populer
dikalangan masyarakat namun penggunanya sering tidak mengetahui resiko
penggunaan piranti ortodonti cekat. Piranti ortodonti cekat memiliki komponen
seperti bracket dan archwire yang menyebabkan plak sulit dijangkau saat
menyikat gigi sehingga oral hygiene buruk dan akumulasi plak semakin
meningkat. Akumulasi plak pada gigi dapat dikontrol dengan beberapa cara yaitu
mekanis, kimiawi, dan alamiah. Pengontrolan plak secara alamiah dapat dengan
konsumsi makanan yang mengandung serat dan air seperti buah nanas dan buah
tomat dapat memberikan efek pembersihan gigi (self cleansing effect), karena
pada waktu mengunyah terjadi pergeseran serat serat sehingga dapat melepaskan
sisa sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi. Tujuan Penelitian:
Mengetahui perbedaan penurunan indeks plak setelah mengunyah buah nanas
(Ananas comosus) dan buah tomat (Lycopersicon esculentum) pada pengguna
orthodonti cekat. Hasil: Hasil penurunan indeks plak setelah mengunyah buah
nanas dan buah tomat pada pengguna ortodonti cekat terdapat perbedaan yang
signifikan. Rata-rata sebelum mengunyah buah nanas sebesar 57,6 dan rata-rata
sesudah mengunyah buah nanas sebesar 29,4, rata-rata selisih antara nilai sebelum
dan sesudah mengunyah buah nanas sebesar 28,2. Rata-rata sebelum mengunyah
buah tomat sebesar 52,56 dan rata-rata skor sesudah mengunyah buah tomat
sebesar 43,51, rata-rata selisih antara sebelum dan sesudah megunyah buah tomat
sebesar 9,05. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mengunyah
buah nanas lebih menurunkan indeks plak dibandingkan dengan mengunyah buah
tomat.
Kata kunci : Buah Nanas, Buah Tomat, Indeks plak gigi pada pengguna
ortodonti cekat

vii
ABSTRACT

DIFFERENCES IN REDUCTION OF THE DENTAL PLAQUE INDEX


AFTER CHEWING PINEAPPLE (Ananas comosus) AND TOMATO
(Lycopersicon Esculentum) IN FIXED ORTODONTIC USERS

Risza Eska Aprila, Benny Saputra1, Asa Karina2

Bachelor Study Program Of Dental Medicine


Institute of Health Sciences Bhakti Wiyata Kediri
Background: The usage of fixed ortodontic devices is currently quite popular
among the public but users often do not know the risks of using fixed ortodontic
devices. Fixed ortodontic devices have components like as brackets and archwares
which make plaque difficult to reach when brushing teeth so oral hygiene is low
and plaque accumulation is increasing. The teeth plaque accumulation can be
controlled in several ways, such as mechanical, chemical, and natural. Controlling
plaque naturally can be done by consuming foods that contain fiber and water
such as pineapple and tomatoes can induce a tooth cleaning effect (self-cleansing
effect), because by chewing there will be shifting the fibers so it can release food
scrap which is attached to the tooth surface. Objective: To find out the
differences in plaque index reduction after chewing pineapple (Ananas Comosus)
and tomato (Lycopersicon Esculentum) in fixed ortodontic users. Results: The
results of the plaque index reduction after chewing pineapple and tomatoes in
fixed ortodontic users had significant differences. The plaque index average
before chewing pineapple is 57.6 and after chewing is 29.4, the average difference
between the value before and after chewing pineapple about 28.2. The average
before chewing tomatoes is 52.56 and after chewing tomatoes is 43.51, the
average difference between before and after chewing tomatoes about 9.05.
Conclusion: Based on the results of the study found that chewing pineapple can
low plaque index more than chewing tomatoes.
Keywords: Pineapple, Tomato, Dental plaque index in fixed ortodontic users

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
1. Tujuan Umum ................................................................... 6
2. Tujuan Khusus .................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
1. Manfaat Keilmuan ............................................................. 6
2. Manfaat Intitusional .......................................................... 6
3. Manfaat Bagi Masyarakat .................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Maloklusi............................................................................... 8
1. Definisi Maloklusi ............................................................. 8
2. Etiologi Maloklusi ............................................................. 8
3. Klasifikasi Maloklusi........................................................ 12
B. Piranti Ortodonti .................................................................... 15
1. Pirati Ortodonti Lepasan .................................................... 15
2. Piranti Ortodonti Fungsional ............................................. 16
3. Piranti Ortodonti Cekat ...................................................... 16
C. Plak Gigi ............................................................................... 20
1. Definisi Plak Gigi .............................................................. 20
2. Pembentukan Plak Gigi ..................................................... 21
3. Pengendalian Plak Gigi ..................................................... 21
4. Pengukuran Plak Gigi ........................................................ 22
D. Buah Tomat ........................................................................... 25
1. Definisi Buah Tomat ......................................................... 25
2. Komposisi Buah Tomat ..................................................... 27
3. Manfaat Buah Tomat ......................................................... 28

ix
E. Buah Nanas............................................................................ 29
1. Definisi Buah Nanas .......................................................... 29
2. Komposisi Buah Nanas ..................................................... 30
3. Manfaat Buah Nanas ......................................................... 31
F. Pengaruh Mengunyah Buah Nanas dan Buah Tomat
Terhadap Penurunan Indeks Plak ........................................... 33
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep................................................................... 36
B. Keterangan Kerangka Konsep ................................................ 37
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................... 42
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................. 43
1. Populasi ............................................................................ 43
2. Sampel .............................................................................. 43
3. Teknik Sampling ............................................................... 44
C. Unit Analisis .......................................................................... 45
1. Piranti Ortodonti Cekat ...................................................... 45
2. Mengunyah Buah Nanas .................................................... 46
3. Mengunyah Buah Tomat ................................................... 46
4. Akumulasi Plak ................................................................. 47
D. Prosedur Pengumpulan Data .................................................. 47
E. Pengolahan Data .................................................................... 51
F. Analisa Data .......................................................................... 52
G. Alur Penelitian ....................................................................... 53
BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................. 54
BAB VI PEMBAHASAN ....................................................................... 56
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................ 60
B. Saran ..................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69
LAMPIRAN 1 ............................................................................................... 74

x
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Tabel perhitungan skor Ortho-Plaque Index.................................... 25


Tabel II.2 Derajat kebersihan oral dari plak ..................................................... 25
Tabel II.3 Kandungan gizi buah tomat per 180 gram ...................................... 27
Tabel II.4 Kandungan gizi buah nanas per 100 gram ....................................... 31
Tabel V.1 Karekteristik sumber data .............................................................. 53
Tabel V.2 Karekteristik masing-masing sumber data ...................................... 53
Tabel V.3 Hasil rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah mengunyah buah
nanas dan buah tomat ...................................................................................... 54

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Maloklusi Klas I Angle ............................................................ 12


Gambar II.2 Maloklusi Klas II Angle ........................................................... 13
Gambar II.3 Maloklusi Klas II Angle divisi 1 .............................................. 13
Gambar II.4 Maloklusi Klas II Angle divisi 2 .............................................. 14
Gambar II.5 Maloklusi Klas III Angle .......................................................... 14
Gambar II.6 Bracket ortodonti cekat ............................................................ 17
Gambar II.7 Archwire ortodonti cekat .......................................................... 18
Gambar II.8 Benang elastic .......................................................................... 19
Gambar II.9 Power O ................................................................................... 19
Gambar II.10 Power chain ............................................................................. 19
Gambar II.11 Kawat pengikat / ligature wire ................................................. 19
Gambar II.12 Evaluasi Ortho-plaque Index .................................................... 24
Gambar II.13 Buah tomat ............................................................................... 26
Gambar II.14 Buah nanas ............................................................................... 30
Gambar III.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 35
Gambar IV.1 Desain Penelitian...................................................................... 42
Gambar IV.2 Alur Penelitian ......................................................................... 53

xii
DAFTAR GRAFIK

Grafik V.1 Hasil rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah mengunyah
Buah nanas dan buah tomat ...................................................... 53

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maloklusi adalah bentuk hubungan gigi-geligi yang menyimpang dari

normal. Dampak maloklusi dapat menganggu sistem pengunyahan, artikulasi

dan dapat menyebabkan masalah pada rongga mulut serta TMJ

(Temporomandibular joint). Upaya penanganan maloklusi telah dilakukan oleh

para dokter gigi melalui perawatan ortodonti. Perawatan ortodonti bertujuan

untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, estetika, mencegah kerusakan

jaringan dan mengembalikan fungsi rongga mulut yang baik. Tipe-tipe

perawatan ortodonti adalah piranti fungsional, piranti ortodonti cekat dan

piranti ortodonti lepasan. Pengguna piranti ortodonti cekat sangat rentan

mengalami penurunan kebersihan rongga mulut karena terjadi perubahan

mikroflora mulut dan sulitnya membersihkan komponen ortodonti (Galag,

2015).

Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi kebutuhan

perawatan piranti ortodonti di 10 negara industri berkisar 21-64%. Berdasarkan

laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2018,

prevalensi kebutuhan perawatan piranti ortodonti di Indonesia masih sangat

tinggi sekitar 95% dari jumlah penduduk dan salah satu masalah kesehatan gigi

dan mulut yang cukup besar. Piranti ortodonti cekat lebih banyak digunakan,

namun penggunanya sering tidak mengetahui resiko penggunaan piranti

1
2

ortodonti cekat. Salah satunya yaitu masalah kebersihan rongga mulut.

Menjaga kebersihan rongga mulut pada pengguna piranti ortodonti cekat

merupakan hal yang sulit dilakukan, dikarenakan bentuk alat ortodontik cekat

yang rumit. Komponen pada piranti ortodonti cekat seperti bracket, band dan

archwire merupakan tempat yang sangat baik untuk daerah retensi baru bagi

plak dan pertumbuhan bakteri (Diah dkk., 2019)

Penggunaan piranti ortodonti cekat saat ini cukup populer dikalangan

masyarakat. Piranti ortodonti cekat terbagi menjadi dua yaitu komponen aktif

yang terdiri dari band, tube dan bracket dan komponen pasif yang terdiri dari

arch wire, sectional wire dan auxillaries yang menyebabkan plak sulit

dijangkau saat menyikat gigi sehingga oral hygiene buruk dan akumulasi plak

semakin meningkat. Lingkungan rongga mulut yang asam akibat penumpukan

plak berlebih dapat menyebabkan pH saliva menurun sehingga berdampak

pada kesehatan gigi dan mulut (Alawiyah, 2017).

Piranti ortodonti cekat akan menyebabkan plak sulit dijangkau saat

menyikat gigi sehingga oral hygiene buruk dan meningkatkan akumulasi plak,

sehingga dapat meningkatkan jumlah dan komposisi mikroba dan proses

bakterial pada karies secara progesif dapat menyebabkan kerusakan pada

struktur jaringan keras pada gigi. Dalam waktu yang sama dengan retensi alat

akan menyebabkan peningkatan akumulasi plak sehingga pH plaknya

pengguna piranti ortodonti cekat lebih rendah dibandingkan kelompok yang

tidak memakai alat ortodonti cekat (Oktaviani, 2015).


3

Pembersihan gigi yang kurang baik dapat menyebabkan plak semakin melekat

dan tidak dapat dihilangkan hanya berkumur-kumur dengan air. Untuk

menghilangkan plak perlu dilakukan tindakan pengontrolan plak. Pengontrolan

plak yang digunakan terdiri dari beberapa cara yaitu: mekanis, kimiawi dan

alamiah. Pengontrolan plak yang dilakukan secara mekanis seperti menggosok

gigi dan penggunaan benang gigi, sedangkan secara kimiawi seperti

penggunaan obat kumur dan secara alamiah seperti konsumsi makanan yang

mengandung serat dan air (Embisa dkk., 2016).

Buah tomat (Lycopersicon esculentum) merupakan buah yang berasal

dari Amerika, terutama Amerika tengah dan Amerika selatan, tetapi dapat

tumbuh subur di Indonesia terutama didaerah dataran tinggi. Buah tomat sudah

dikenal sebagi buah yang paling tinggi tingkat penggunaanya dan menyandang

julukan sebagai komoditas multi manfaat yang komersial. Buah tomat banyak

digemari karena rasanya yang segar saat dikonsumsi dan sedikit asam serta

banyak mengandung Vitamin C, A dan B. Pengontrolan plak secara kimiawi

dapat dilakukan oleh salah satu kandungan yang terdapat pada tomat adalah

tanin. Tanin dapat mencegah pembentukan plak pada tahapan pelikel

dikolonisasi bakteri sehingga bakteri tidak mudah menempel pada pelikel

karena tanin memiliki sifat antibakteri dalam pembentukan biofilm dan

aktivitas antibiofilm dalam suatu kolonisasi. Telah terbukti tanin mencegah

perlekatan Streptoccocus mutans ke permukaan gigi dengan cara mengurangi

hidrofobisitas dari badan sel bakteri. Kandungan lain yang terdapat pada tomat

adalah flavonoid. Flavonoid telah diketahui memiliki efek antibakteri


4

bakteriostatik bahkan pada konsentrasi yang rendah. Flavonoid dapat

menghambat enzim glukosiltransferase (GTF) sehingga mengurangi perlekatan

dan pembentukan koloni Streptococcus mutans yang mengatalisis sintesis

glukan dari sukrosa. Menurut penelitian, ditemukan bahwa flavonoid

menghambat pembentukan plak dengan menunjukan penurunan yang

signifikan pada Streptococcus gram positif (Egi dkk., 2018).

Buah nanas (Ananas comosus L.) memiliki kandungan vitamin C, B dan

A yang dapat menyembuhkan peradangan pada gusi dan merupakan

antioksidan yang ampuh melawan radikal bebas dan meningkatkan daya tahan

tubuh. Kandungan enzim bromelin yang banyak pada buah nanas terdapat pada

batang dan dibagian tengah buah nanas yang berfungsi sebagai antibakteri.

Pengontrolan plak secara kimiawi dapat dilakukan oleh salah satu kandungan

yang terdapat pada buah nanas (Ananas comosus L.) yaitu enzim bromelin

yang berperan sebagai antibakteri karena mampu menghambat enzim reverse

transkriptase dan DNA opoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat

terbentuk. Enzim bromelin juga mempunyai target pada polipeptida dinding sel

sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna. Hal ini

menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik maupun fisik

sehingga sel bakteri akan mati. Enzim bromelin juga mampu menurunkan

tegangan permukaan bakteri dengan cara menghidrolisis protein saliva dan

glikoprotein yang merupakan mediator bakteri untuk melekat pada permukaan

gigi hal ini terjadi pada tahapan pembentukan pelikel pada plak gigi. Enzim

bromelin juga ikut berperan dalam metabolisme asam sehingga mampu


5

menekan pertumbuhan bakteri dan akumulasi plak menurun (Lewapadang,

2015; Embisa, 2016).

Buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat (Lycopersicon

esculentum) dapat mengontrol plak secara mekanis. Pengontrolan plak secara

mekanis dengan mengunyah buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat

(Lycopersicon esculentum) dapat menimbulkan gerakan mekanis terhadap gigi.

Mengunyah makanan idealnya sebanyak 32 kali, namun jika makanan

memiliki tekstur yang lunak dan berair hanya membutuhkan 10 – 15 kali atau

sampai makanan kehilangan teksturnya. Proses pengunyahan buah nanas

(Ananas comosus L.) dan buah tomat (Lycopersicon esculentum) memang

dapat mengurangi akumulasi plak karena dengan pengunyahan akan

merangsang dan meningkatkan produksi saliva. Saliva akan membantu

membilas gigi dari dari sisa-sisa makanan yang masih menempel pada gigi dan

melarutkannya. Pengontrolan plak dapat ditimbulkan oleh karena rasa asam

yang dimiliki oleh buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat

(Lycopersicon esculentum) yang dapat meningkatkan aliran saliva dengan

menstimulasi pusat saliva secara kimiawi untuk mensekresikan saliva lebih

banyak dibandingkan kondisi yang tidak distimulasi sehingga dapat

membersihkan plak dan sisa-sisa makanan (Embisa, 2016).

Menurut penelitian yang dilakukan Rismayanti pada tahun 2020,

mengunyah buah tomat lebih efektif menurunkan indeks plak dibanding

megunyah buah papaya dengan nilai perbedaan rerata selisih Indeks plak

menurun lebih banyak pada kelompok yang mengunyah buah tomat, yaitu
6

sebesar 9,05, sedangkan pada kelompok yang mengunyah pepaya hanya turun

sebesar 3,00. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Litanggautami pada tahun

2019, mengunyah buah nanas dapat menurunkan indeks plak dengan rerata

selisih antara nilai pretest dan posttest sebesar 28,2.

Terkait situasi saat ini, physical distancing dan social distancing menjadi

hal utama dalam mencegah penularan Covid-19, maka penelitian ini

menggunakan metode Literature Review (LR) yang merupakan penelitian yang

dilakukan berdasarkan dengan mereview penelitian-penelitian terdahulu yang

pernah diteliti yang berkaitan dengan topik yang dipilih peneliti. Berdasarkan

penelitian terdahulu serta latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

meneliti perbedaan mengunyah buah nanas (Ananas comosus L) dengan buah

tomat (Lycopersicon esculentum) terhadap penurunan akumulasi plak pada

pengguna piranti ortodonti cekat.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan penurunan akumulasi plak setelah mengunyah

buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat (Lycopersicon esculentum)

pada pengguna piranti ortodonti cekat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan penurunan akumulasi plak setelah

mengunyah buah nanas (Ananas comosus L.) dengan buah tomat (Lycopersicon

esculentum) pada pengguna piranti ortodonti cekat.


7

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui penurunan akumulasi plak setelah mengunyah buah

tomat (Lycopersicon esculentum) pada pengguna piranti ortodonti cekat.

b. Untuk mengetahui penurunan akumulasi plak sestelah mengunyah buah

nanas (Ananas comosus L.) pada pengguna piranti ortodonti cekat.

c. Membedakan penurunan akumulasi plak mengunyah buah nanas (Ananas

comosus L.) dengan buah tomat (Lycopersicon esculentum) pada pengguna

piranti ortodonti cekat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Keilmuan

Penulisan ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan, khususnya

mengenai perbedaan sebelum dan sesudah mengunyah buah nanas (Ananas

comosus L.) dan buah tomat (Lycopersicon esculentum) terhadap penurunan

plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti

Wiyata Kediri pengguna piranti ortodonti cekat.

2. Manfaat Institusional

a. Penulisan ini dapat digunakan untuk pengembangan pustaka ilmiah, dan

pengembangan pengetahuan bagi kajian pendidikan kesehatan gigi yang

berhubungan dengan perbedaan sesudah mengunyah buah nanas (Ananas

comosus L.) dan buah tomat (Lycopersicon esculentum) terhadap

penurunan plak pengguna piranti ortodonti cekat.

b. Memberikan masukan bagi institusi dalam meningkatkan pelayanan

kesehatan gigi dan mulut, khususnya dibidang ortodonti, yang berhubungan


8

dengan perbedaan sesudah mengunyah buah nanas (Ananas comosus L.)

dan buah tomat (Lycopersicon esculentum) terhadap penurunan plak

pengguna piranti ortodonti cekat.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi kepada masyarakat pengguna piranti ortodonti

cekat tentang perbedaan sesudah mengunyah buah nanas (Ananas comosus

L.) dan buah tomat (Lycopersicon esculentum) terhadap penurunan plak.

b. Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya pengguna piranti

ortodonti cekat bahwa mengunyah buah nanas (Ananas comosus L.) dan

buah tomat (Lycopersicon esculentum) dapat mempengaruhi penurunan

plak sehingga dapat mencegah karies.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Maloklusi

1. Definisi Maloklusi

Maloklusi adalah kelainan hubungan antara satu gigi dengan gigi lain pada

satu rahang dengan antagonisnya dan merupakan penyimpangan oklusi ideal

yang dapat mempengaruhi estetik. Maloklusi secara tidak langsung

mempengaruhi ketidakseimbangan hubungan ukuran gigi, posisi gigi, tulang

wajah dan jaringan lunak seperti bibir, pipi dan lidah. World Health

Organization (WHO) menyatakan maloklusi memiliki prevalensi ketiga

terbesar diantara penyakit gigi dan mulut setelah karies dental dan penyakit

periodontal (Sighn and Sharma, 2014).

2. Etiologi Maloklusi

Maloklusi merupakan kelainan perkembangan dimana kebanyakan

disebabkan oleh proses patologis yang penyebab utamanya yaitu faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Secara umum maloklusi

disebabkan karena dua faktor yaitu faktor keadaan diluar gigi itu sendiri

(faktor ekstrinsik) dan faktor-faktor pada gigi (faktor intrinsik).

a. Faktor Ekstrinsik

1) Faktor keturunan (Herediter)

Faktor keturunan adalah sifat genetik yang diturunkan dari orang

tuanya atau generasi sebelumnya, contohnya seperti ciri-ciri khusus

9
10

suatu ras atau bangsa misalnya bentuk kepala atau profil muka sangat

dipengaruhi oleh ras atau suku induk dari individu tersebut yang

diturunkan dari kedua orang tuanya. Bangsa yang merupakan

percampuran dari bermacam-macam ras atau suku akan dijumpai

banyak maloklusi.

2) Kelainan bawaan

Kelainan bawaan kebanyakan sangat erat hubungannya dengan

faktor keturunan, seperti:

a) Tortikolis adalah adanya kelainan dari otot-otot daerah leher

sehingga tidak dapat tegak mengakibatkan asimetri muka.

b) Kleidokranial disostosis adalah tidak adanya tulang klavikula baik

sebagian atau seluruhnya, unilateral atau bilateral, keadaan ini diikuti

dengan terlambatnya penutupan sutura kepala, rahang atas retrusi

dan rahang bawah protrusi.

c) Serebral palsi adalah adanya kelumpuhan atau gangguan koordinasi

otot yang disebabkan karena luka di dalam kepala yang pada

umumnya sebagai akibat kecelakaan pada waktu kelahiran. Adanya

gangguan fungsi pada otot-otot pengunyahan, penelanan, pernafasan

dan bicara akan mengakibatkan oklusi gigi tidak normal.

d) Sifilis, akibat penyakit sifilis yang diderita orang tua akan

menyebabkan terjadinya kelainan bentuk dan malposisi gigi dari

bayi yang dilahirkan.


11

3) Gangguan keseimbangan endokrin

Gangguan keseimbangan endokrin, misalnya seperti gangguan

paratiroid, adanya hipotiroid akan menyebabkan kritinisme dan resorpsi

yang tidak normal sehingga menyebabkan erupsi lambat dari gigi

permanen.

4) Kekurangan nutrisi dan penyakit

Kekurangan nutrisi misalnya seperti Rickets (kekurangan vitamin

D), skorbut (kekurangan vitamin C) dan beri-beri (kekurangan vitamin

B1) (Richa et.al., 2014).

b. Faktor intrinsik atau lokal

1) Kelainan jumlah gigi

a) Supernumerary teeth (gigi berlebih)

Supernumerary teeth adalah gigi yang berkembang melebihi

jumlah normal dan gigi yang berkembang tersebut dapat normal

secara morfologis atau abnormal. Supernumerary teeth lebih banyak

terjadi pada rahang atas. Supernumerary teeth yang terletak diantara

insisivus sentral maksila disebut mesiodens. Supernumerary teeth

yang terletak pada area premolar disebut peridens dan yang terletak

pada area molar disebut distodens.

b) Agenesis

Agenesis dapat terjadi bilateral atau unilateral atau kadang-kadang

unilateral dengan parsial agenesis pada sisi yang lain. Agenesis dapat

terjadi pada rahang atas maupun rahang bawah tetapi lebih sering
12

pada rahang bawah. Urutan kemungkinan terjadi kekurangan gigi

adalah sebagai berikut, gigi insisivus II rahang atas ( I2 ), gigi

premolar II rahang bawah ( P2 ), gigi molar III ( M3) rahang atas dan

rahang bawah, gigi premolar II ( P2 ) rahang bawah.

2) Kelainan ukuran gigi

Salah satu penyebab utama terjadinya malposisi adalah gigi itu

sendiri yaitu ukuran gigi tidak sesuai dengan ukuran rahang. Ukuran

gigi lebih lebar (makrodonsia) dari lengkung rahang akan menyebabkan

gigi berdesakan, sebaliknya jika ukuran gigi lebih kecil (mikrodonsia)

dibandingkan dengan lebar lengkung rahang dapat menyebabkan

diastema.

3) Kelainan bentuk gigi

Kelainan bentuk gigi yang banyak dijumpai adalah adanya peg shape

teeth (bentuk pasak) atau gigi bersatu (fusi). Perubahan bentuk gigi

akibat proses atrisi besar berpengaruh terhadap terjadinya maloklusi,

terutama pada gigi sulung.

4) Premature loss (Kehilangan gigi sulung secara prematur)

Premature loss merupakan sebuah kondisi dimana gigi sulung

hilang sebelum gigi permanen penggantinya siap untuk erupsi.

Premature loss yang disebabkan oleh sisa akar gigi sulung,

hilangnya kontak proksimal karena karies dan tindakan ekstraksi

prematur gigi sulung dapat menyebabkan migrasi gigi tetangganya

ke daerah ruang yang kosong (mesial drifting) dan kehilangan


13

dimensi vertikal oklusal sehingga terjadi adanya malposisi dan

maloklusi.

5) Karies gigi

Adanya karies terutama pada bagian proksimal dapat

mengakibatkan terjadinya pemendekan lengkung gigi, sedangkan

karies oklusal mempengaruhi dimensi vertikal. Karies gigi pada gigi

sulung mengakibatkan berkurangnya tekanan pengunyahan yang

dilanjutkan ke tulang rahang, dapat mengakibatkan rangsangan

pertumbuhan rahang berkurang sehingga pertumbuhan rahang

kurang sempurna. (Saravanakumar et.al., 2013).

3. Klasifikasi Maloklusi

a. Maloklusi Klas I Angle

Maloklusi klas I Angle menunjukkan relasi molar yang normal. Rahang

bawah terletak pada relasi mesiodistal yang normal terhadap rahang atas,

dimana tonjol mesiobukal molar pertama permanen rahang atas beroklusi

pada groove bukal molar pertama permanen rahang bawah dan tonjol

mesiolingual molar pertama permanen atas kontak dengan fosssa oklusal

molar pertama permanen rahang bawah (Sandeep and Sonia G, 2012).

Gambar II.1 Maloklusi Klas I Angle (Proffit et.al., 2013)


14

b. Maloklusi Klas II Angle

Maloklusi Klas II Angle merupakan hubungan mesiodistal pada

lengkung gigi tidak normal dengan seluruh gigi rahang bawah lebih

posterior menciptakan ketidakharmonisan dengan gigi insisivus atas dan

garis wajah. Tonjol mesiobukal molar pertama rahang atas beroklusi dengan

ruang diantara tonjol mesiobukal molar pertama rahang bawah dan dengan

bagian distal premolar dua rahang bawah. Selain itu, tonjol mesiolingual

molar pertama permanen rahang atas beroklusi lebih ke mesial dari tonjol

mesiolingual premolar pertama permanen rahang bawah.

Gambar II.2 Maloklusi Klas II Angle (Proffit et.al., 2013)

1) Klas II divisi 1 Angle Maloklusi Klas II divisi 1 memiliki karakteristik

dengan adanya proklinasi atau labioversi gigi insisivus rahang atas,

sehingga overjet meningkat. Pada maloklusi ini juga menunjukkan

adanya aktivitas otot yang abnormal, fungsi bibir abnormal, obstruksi

nasal dan pernafasan melalui mulut.

Gambar II.3 Maloklusi Klas II Angle divisi 1 Angle (Al-Sayagh, 2011)


15

2) Klas II divisi 2 Angle Maloklusi Klas II divisi 2 dikarakteristikkan

dengan gigi insisivus setralis atas berinklinasi ke arah lingual dan

insisivus lateral rahang atas yang lebih ke labial atau mesial sehingga

overlap pada insisivus sentralis. Pasien dengan maloklusi Klas II divisi 2

biasanya memiliki fungsi bibir dan pernafasan yang normal (Sandeep and

Sonia G, 2012).

Gambar II.4 Maloklusi Klas II Angle divisi 2 Angle (Al-Sayagh, 2011)

c. Maloklusi Klas III Angle

Hubungan mesiodistal rahang abnormal dengan semua gigi rahang

bawah ke arah mesial. Rahang bawah protrusif terhadap rahang atas.

Pada Klas III, tonjol mesiobukal molar pertama rahang atas beroklusi

dengan ruang interdental diantara molar pertama dan molar dua

permanen rahang bawah. Susunan gigi bervariasi dengan berdesakan dan

overlapping pada gigi rahang atas. Insisivus sentral dan kaninus

berinklinasi ke lingual dikarenakan tekanan dari bibir bawah. Beberapa

kasus menyebabkan terjadinya deformitas pengucapan (Sandeep and

Sonia G, 2012).
16

Gambar II.5 Maloklusi Klas III Angle (Proffit et.al.,2013).

B. Piranti Ortodonti

Perawatan ortodonti adalah salah satu jenis perawatan yang dilakukan di

bidang kedokteran gigi yang bertujuan mendapatkan penampilan dentofasial

yang baik secara estetika yaitu dengan memperbaiki susunan gigi berdesakan,

mengoreksi penyimpangan rotasional dan apikal dari gigi-geligi, mengoreksi

hubungan antar insisal serta menciptakan hubungan oklusi yang baik. Secara

garis besar, piranti ortodonti dibagi atas piranti ortodonti lepasan (removable

appliance), piranti fungsional (functional appliance) dan piranti ortodonti cekat

(fixed appliance).

1. Piranti ortodonti lepasan (removable appliance)

Piranti ortodonti lepasan adalah piranti ortodonti yang dapat dipasang

dan dilepas oleh pasien. Piranti ortodonti lepasan biasanya digunakan pada

pasien yang sedang berada pada fase geligi pergantian. Kelebihan piranti

ortodonti lepasan yaitu pengontrolan piranti lebih mudah karena hanya

beberapa gigi yang digerakkan setiap saat, relatif murah dan tidak

diperlukaan persediaan bahan yang banyak dan mahal, pemeliharaan

kebersihan mulut tidak sukar karena dapat dilepas pasang oleh pasien.

Kekurangan piranti ortodonti lepasan yaitu tidak cocok untuk pasien yang

tidak kooperatif karena akan memperlambat perawatan dan pergerakan


17

gigi yang tidak terkontrol dapat terjadi dan hanya beberapa gigi saja yang

digerakkan setiap tahap perawatannya (Rahardjo, 2009).

2. Piranti ortodonti fungsional (functional appliance)

Piranti ortodonti fungsional digunakan untuk mengoreksi maloklusi

dengan memanfaatkan, menghalangi atau memodifikasi kekuatan yang

dihasilkan oleh otot orofasial, erupsi gigi dan pertumbuhkembangan

dentomaksilofasial. Piranti ini hanya efektif pada anak yang sedang

bertumbuh kembang. Piranti ortodonti fungsional tidak menggunakan

pegas sehingg tidak dapat menggerakan gigi secara individual (Rahardjo,

2012).

3. Piranti ortodonti cekat (fixed appliance)

Piranti ortodonti cekat adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk

menempel cekat ke permukaan gigi. Piranti ortodonti cekat biasanya

digunakan pada pasien yang membutuhkan pergerakan beberapa gigi

dalam satu rahang maupun antar rahang. Piranti ortodonti cekat memiliki

kelebihan dibandingkan dengan piranti ortodonti lepasan dalam hal

mendapatkan pergerakan gigi yang kompleks pada beberapa gigi seperti

pergerakan bodily dan rotasi gigi. sekarang menjadi perawatan yang lebih

mudah, efisien, dan dapat dipercaya, dan hal ini memberikan nilai tambah

yang sangat luar biasa dalam meningkatkan kualitas hidup jutaan pasien.

Piranti ini tidak dapat dilepas oleh pasien (Rahardjo, 2009).

Piranti ortodonti cekat memiliki beberapa komponen, yaitu:


18

a. Bracket

Bracket berfungsi untuk menyalurkan kekuatan yang dihasilkan

oleh archwire dan atau auxiliaries pada gigi. Bracket mempunyai

slot dengan ukuran lebar bermacam-macam, biasanya 0,018 inci,

atau 0,022 inci untuk tempat archwire. Bracket juga mempunyai

sayap (wing), untuk mengikat archwire dengan pengikat. Pada

awalnya peranti cekat terdiri atas cincin metal, yang tidak hanya

dipasang di molar, tetapi pada seluruh gigi (full banded), sehingga

sangat mengganggu estetika. Bracket dilas pada cincin untuk gigi-

gigi selain molar, sedangkan tabung (tube) dilas dibagian bukal

cincin molar. Dengan berkembangnya bahan adhesive, yang cukup

kuat untuk melekatkan bracket pada enamel gigi, pemakaian cincin

mulai ditinggalkan dan lebih banyak dipakai bracket yang

dilekatkan langsung pada enamel, sehingga mengurangi gangguan

estetika (Rahardjo, 2009).

Bracket
Gambar II.6 Bracket ortodonti cekat (Alif et.al., 2013)
19

b. Archwire (kawat busur)

Archwire bentuk penampangnya dapat bulat atau segi empat.

Bahan untuk archwire dapat berupa baja nirkarat yang kuat, tetapi

kurang elastis atau dapat juga dari nikel titanium (NiTi) yang

sangat lentur, demikian juga yang terbuat dari kobalt khromium

dan beta titanium. Kawat nikel titanium mempunyai beberapa

kebaikan, yaitu mampu kembali ke bentuk semula (shape memory

effect) dan elastisitas tinggi. Meskipun diberi defleksi yang besar

kekuatan yang dihasilkan relatif kecil, sehingga cocok untuk

dipakai pada tahap awal perawatan ortodonti dengan peranti cekat

(Rahardjo, 2009).

Gambar II.7 Archwire ortodonti cekat (Alif et.al., 2013)

c. Auxiliaries atau accessories

Terdapat beberapa jenis auxiliaries atau accessories yang

dapat digunakan, misalnya power O (modul elastomerik), benang

elastik dan power chain (cincin elastomerik). Power O digunakan

untuk mengikat archwire pada bracket, sedangkan cincin

elastomerik dan benang elastik biasanya digunakan untuk menarik

gigi mengikuti archwire. Untuk mengikat archwire pada bracket,


20

dapat juga digunakan kawat pengikat (ligature wire) dari baja

nirkarat, dengan diameter 0,008 sampai 0,010 inci (Rahardjo,

2009).

Benang
Elastik

Gambar II.8 Benang elastik (Alif et.al., 2013)

Power O

Gambar II.9 Power O (Maky, 2012)

Power chain

Gambar II.10 Power chain (Alif et.al., 2013)


21

Kawat
pengikat/
ligature wire

Gambar II.11 Kawat pengikat/ ligature wire (Alif et.al., 2013)

C. Plak gigi

1. Definisi Plak

Plak gigi adalah biofilm atau massa bakteri yang tumbuh pada

permukaan di dalam rongga mulut. Plak gigi tampak berwarna putih atau

kuning pucat “smear layer” yang umumnya ditemukan diantara gigi dan

sepanjang margin servikal. Plak gigi dibagi dalam dua kategori, yaitu supra-

gingival dan sub-gingival. Plak supra-gingival terletak pada atau diatas

dentogingival junction yang umumnya ditemukan di sepertiga gingiva pada

mahkota gigi, daerah interproksimal, pit dan fisura dan juga pada

permukaan tidak beraturan lainnya. Plak sub-gingival berada dibawah

dentogingival junction dan biasanya terbagi dalam zona perlekatan gigi,

zona perlekatan epitel, zona tidak melekat. Bakteri utama dalam plak gigi

adalah Streptococcus mutans, Actinomyces viscosus, Streptococcus mitis,

Streptococcus sanguis dan Streptococcus salivarius. Mengidentifikasi plak

dapat dilakukan dengan memeriksa plak secara langsung pada permukaan

gigi, merubah warna plak dengan penggunaan disclosing agent atau dengan

kemampuan gigi alami terhadap floresensi dibawah sinar biru (Rabbani

dkk., 2018).
22

2. Pembentukan Plak Gigi

Mekanisme terjadinya plak adalah terbentuknya acquired pelicle pada

pemukaan gigi yang berwarna transparan, kemudian bakteri akan menempel

dan berproliferasi sehingga warna akan berubah menjadi kekuningan.

Pelikel terdiri atas glikoprotein yang diendapkan oleh saliva yang terbentuk

segera setelah penyikatan gigi. Perkembangbiakan bakteri membuat lapisan

plak bertambah tebal karena adanya hasil metabolism dan adhesi dari

bakteri-bakteri pada permukaan luar plak, lingkungan bagian dalam plak

berubah menjadi anaerob (Ladytama dkk., 2014).

3. Pengendalian Plak

Upaya dalam pencegahan penyakit gigi dan mulut dapat dilakukan

dengan cara mencegah terjadinya akumulasi plak pada gigi. Upaya

pencegahan plak biasa dikenal dengan istilah kontrol plak. Terdapat

beberapa upaya dalam kontrol plak yaitu secara mekanik, kimiawi dan

alamiah. Upaya kontrol plak secara mekanik adalah dengan cara menggosok

gigi. Kemampuan dalam menggosok gigi secara baik dan benar merupakan

faktor penting untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan

dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh faktor

penggunaan alat seperti pemilihan sikat gigi yang baik, metode penyikatan

gigi yang benar dan waktu penyikatan gigi yang tepat (Penda dkk., 2015).

Upaya pengendalian plak secara kimiawi dapat dilakukan dengan obat

kumur. Penggunaan obat kumur sudah terbukti dapat menghambat

pembentukan plak pada gigi. Substansi kimia yang ada dalam kandungan
23

obat kumur memiliki sifat antiseptik atau antibakteri yang berguna dalam

menghambat proses pembentukan plak pada gigi (Ladytama dkk., 2014).

Upaya pengendalian plak secara alamiah dapat dilakukan dengan cara

mengunyah makanan yang berserat. Kebiasaan dalam mengunyah makanan

berserat adalah sebagai upaya pencegahan plak secara alamiah. Makanan

padat dan berserat dapat meningkatkan intensitas pengunyahan dalam

rongga mulut. Proses pengunyahan makanan berserat ini akan merangsang

dan meningkatkan produktivitas dari saliva. Saliva akan membantu

membilas gigi dari sisa-sisa makanan yang masih menempel pada gigi dan

melarutkannya Beberapa jenis buah yang segar, berserat dan berair dapat

menurunkan indeks plak gigi seperti buah nanas dan buah tomat (Michael

dkk., 2015; Penda dkk., 2015).

4. Pengukuran Plak

Terdapat beberapa jenis indeks yang dapat digunakan untuk mengukur

plak, diantaranya yaitu, indeks plak Personal Hygiene Performance dan

Ortho Plaque Index.

a. Patient Hygiene Performance Index (Indeks PHP)

Indeks PHP adalah indeks plak yang diciptakan oleh Podshadley dan

Haley pada tahun 1968 dan diindikasikan untuk pengguna piranti

ortodonti cekat. Indeks PHP digunakan untuk pengukuran plak.

Pemeriksaan plak dibantu dengan mengoleskan disclosing agent. Gigi

yang dilakukan pemeriksaan adalah labial gigi insisivus sentral kanan

atas, bukal gigi molar satu kanan atas, bukal gigi molar satu kiri atas,
24

lingual gigi molar satu kiri bawah, labial gigi insisivus sentral kiri bawah

dan lingual gigi molar satu kanan bawah. Permukaan gigi yang diperiksa

dibagi menjadi 5 bagian yaitu secara vertikal dibagi menjadi sisi mesial,

tengah dan distal, dan secara horizontal yaitu bagian tengah gigi dibagi

menjadi 3 yang terdiri dari sisi lingual, tengah dan oklusal atau 1/3

insisal. Setiap area yang terdapat plak diberi poin maka jumlah poin pada

setiap gigi berkisar antara 1 sampai 5.

Jumlah rata-rata Indeks PHP diperoleh dengan cara memeriksa gigi-

gigi individual tersebut, kemudian dijumlahkan dengan rumus sebagai

berikut:

Indeks PHP = Jumlah plak semua gigi yang di periksa


6

Kategori Indeks PHP berdasarkan jumlah rata-rata plak yang

nampak pada permukaan gigi untuk menentukan kebersihan mulut

dengan kategori:

- sangat baik (0)

- baik (0,1-1,7)

- sedang (1,8-3,4)

- buruk (3,5-5,0) (Stany, 2013).

b. Ortho-Plaque Index (OPI)

Ortho-Plaque Index adalah indeks khusus untuk pasien pemakai

piranti ortodonti cekat yang fokus pada area gigi di sekitar bracket karena

pada pasien pengguna peranti ortodonti cekat plak mudah berakumulasi


25

dan sulit untuk dibersihkan pada daerah tersebut. Ortho-Plaque Index

menggunakan penjumlahan skor plak lalu dikalikan dengan tingkat

kesulitan pembersihan gigi tersebut. Ortho-Plaque Index menggunakan

disclosing agent untuk mendeteksi adanya plak. Cairan tersebut

diaplikasikan pada permukaan gigi dengan bracket ortodonti dan adanya

plak yang berwarna dievaluasi pada 3 daerah permukaan gigi yaitu pada

servikal, sentral dan oklusal.

Setiap area memiliki tingkat kesulitan tergantung pada jangkauan untuk

dibersihkan seperti berikut :

a. Area oklusal = skor plak = 1 (mudah dijangkau)

b. Area servikal = skor plak = 2 (sedikit sulit dijangkau)

c. Area sentral = skor plak = 3 (sulit dijangkau) (Ticha, 2005).

Gambar II.12 Evaluasi Ortho-plaque Index Daerah I = Area oklusal,


II = Area sentral, III = Area servikal (Ticha, 2005)

Nilai pemeriksaan pada pasien dimasukkan kedalam tabel dengan tanda ( √ )

jika terdapat plak. Nilai-nilai tersebut di masukkan kedalam sebuah tabel yang

telah tersedia sebagai berikut :


26

Tabel II.1 Tabel perhitungan skor Ortho-Plaque Index (Ticha, 2005)


Servikal 2 Total
Sentral 3 Total
Oklusal 1 Total
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
Oklusal 1 Total
Sentral 3 Total
Servikal 2 Total

Kemudian hasil indeks skor dihitung dengan menggunakan rumus:

OPI (%) =

Skor indek plak individu dihitung dengan menjumlahkan skor plak per gigi lalu

dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa dikalikan 6 kemudian dihasilkan nilai

dalam bentuk persen. Setelah itu diperoleh level kebersihan oral dari plak yang

dievaluasi berdasarkan kategori sebagai berikut :

Tabel II.2 Derajat kebersihan oral dari plak (Ticha, 2005)


Level kebersihan oral plak Skor indeks plak
Baik 0-30%
Sedang 31-50%
Buruk >50%

D. Buah Tomat

1. Definisi Buah Tomat

Buah tomat (Lycopersicon esculentum) merupakan buah yang berasal

dari Amerika, terutama Amerika tengah dan Amerika selatan, tetapi dapat

tumbuh subur di Indonesia terutama didaerah dataran tinggi. Buah tomat yang

sebenarnya merupakan buah dan bukan sayuran, mengandung berbagai

manfaat kesehatan bagi tubuh. Konsumsi buah tomat telah dikaitkan dengan
27

penurunan risiko proses inflamasi, kanker dan penyakit kronis termasuk

penyakit kardiovaskular (CVD) seperti penyakit jantung koroner, hipertensi,

diabetes dan obesitas. Buah tomat mengandung beberapa kandungan bioaktif

seperti lycopene, tannin, lutein, beta carotene dan vitamin yang bersifat anti-

inflamasi, antibakteri, antioksidan dan zat antikanker (Egi dkk., 2018).

Secara taksonomi, tanaman tomat digolongkan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Trachebionta

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Species : Solanum Lycopersicum

Nama binomial : Lycopersicon esculentum

Gambar II.13 Buah tomat (Jones, 2008)


28

2. Komposisi Buah Tomat

Buah tomat (Lycopersicon esculentum) mengandung vitamin A, C, E

juga kalium, serat dan air. Buah tomat mengandung fitokimia sekunder

seperti karotenoid, antosianin, flavonoid, tanin, asam fenol dan kuomarin.

Kandungan senyawa dalam buah tomat lainnya yaitu solanin, saponin, asam

folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk likopen, α dan ß-karoten),

protein, lemak, mineral dan histamin (Maulida dan Zulkarnaen, 2010; Rabbani

dkk., 2018).

Tabel II.3 Kandungan gizi buah tomat segar per 180 gram (Whfoods.org,
2007)
Kebutuhan per Kepadatan
Nutrien Jumlah
hari (%) nutrisi
Vitamin C 34,38 mg 57,3 27,3
Vitamin A 1121,40 IU 22,4 10,7
Vitamin K 14,22 mcg 18,8 8,5
Molybdenum 9,00 mcg 12,0 5,7
Kalium 399,6 mg 11,4 5,4
Mangan 0,19 mg 9,5 4,5
Serat 1,98 g 7,9 3,8
Kromium 9,00 mcg 7,5 3,6
Vitamin B1 (thiamine) 0,11 mg 7,3 3,5
Vitamin B6 (pyridoxine) 0,14 mg 7,0 3,3
Folat 27,00 mcg 6,8 3,2
Tembaga 0,13 mg 6,5 3,1
Vitamin B3 (niacin) 1,13 mg 5,6 2,7
Vitamin B2 (riboflavin) 0,09 mg 5,3 2,5
Magnesium 19,80 mg 5,0 2,4
Besi 0,81 mg 4,5 2,1
Vitamin B5 (as.pantotenat) 0,44 mg 4,4 2,1
Phosphor 43,20 mg 4,3 2,1
Vitamin E 0,68 mg 3,4 1,6
Tryptophan 0,01 g 3,1 1,5
Protein 1,53 g 3,1 1,5
29

3. Manfaat Buah Tomat

Likopen merupakan kandungan utama dalam buah tomat (Lycopersicon

esculentum), baik dalam bentuk buah ataupun dalam bentuk tomat olahan.

Kandungan likopen juga yang memberikan warna merah pada buah tomat.

Kandungan likopen paling banyak ditemukan dalam buah tomat, yang meliputi

50% senyawa karotenoid yang terdapat dalam satu butir tomat. Dalam industri

kosmetik digunakan sebagai pencegah kerusakan kulit. Asupan makanan dari

produk buah tomat yang mengandung likopen terbukti mampu mengurangi

risiko penyakit kronis seperti mencegah penyakit kardiovaskular, kencing

manis, osteoporosis, infertility dan kanker. Beberapa penelitian juga

menyebutkan kandungan likopen pada buah tomat mampu menghambat

pertumbuhan kanker endometrial, kanker payudara dan kanker paru-paru pada

kultur sel. Likopen ditemukan mampu menginaktifkan hidrogen peroksida dan

nitrogen peroksida, dengan penghambatan senyawa radikal bebas tersebut

maka kemungkinan terjadinya kanker dapat diturunkan. (Febriansah dkk.,

2008).

Salah satu kandungan yang terdapat pada tomat (Lycopersicon esculentum)

adalah tanin. Tanin telah lama diketahui memiliki sifat antibakteri dalam

pembentukan biofilm dan aktifitas antibiofilm dalam suatu kolonisasi. Telah

terbukti juga tannin mencegah perlekatan Streptococcus mutans ke permukaan

gigi dengan cara mengurangi hidrofobisitas dari badan sel bakteri. Tanin

memiliki manfaat dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans,

yang merupakan faktor utama dalam pembentukan plak gigi (Egi dkk., 2018).
30

Kandungan lain yang terdapat pada tomat (Lycopersicon esculentum) adalah

flavonoid. Flavonoid telah diketahui memiliki efek antibakteri bakteriostatik

bahkan pada konsentrasi yang rendah. Flavonoid dapat menghambat enzim

glukosiltransferase (GTF) sehingga mengurangi perlekatan dan pembentukan

koloni Streptococcus mutans yang mengatalisis sintesis glukan dari sukrosa.

Menurut penelitian, ditemukan bahwa flavonoid menghambat pembentukan

plak dengan menunjukan penurunan yang signifikan pada Streptococcus gram

positif (Egi dkk., 2018).

E. Buah Nanas

1. Definisi Buah Nanas

Buah nanas merupakan Buah yang berupa semak yang memiliki nama

ilmiah (Ananas comosus. L.) memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh

(Sumatera). Dalam bahasa Inggis disebut Pineapple dan orang-orang Spanyol

menyebutnya Pina. Kata Ananas asalnya dari bahasa Tupi (Anana) yang ada

didaerah Rio de Janeiro, Brasil. Kata anana bermakna “buah yang sangat

baik”. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa buah nanas ini ke Filipina

dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15. Di

Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan dan meluas

dikebunkan di lahan kering di seluruh wilayah nusantara. Daerah pengahasil

nanas yang terkenal di antaranya Subang, Bogor, Riau, Palembang, Blitar dan

Kediri. Menentukan buah nanas yang sudah layak panen memiliki ciri seperti,

mata buah nanas lebih membulat, mahkota buah nanas sudah membuka, warna
31

kulit buah berubah kekuningan-kuningan hingga kedasar buah, timbul aroma

buah nanas yang khas serta harum (Agromedia, 2009).

Menurut Lawal (2013), klasifikasi ilmiah atau taksonomi buah nanas

(Ananas comosus L.) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub – Division : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Farinosae

Family : Bromiliaceae

Genus : Ananas

Species : Ananas comusus L.

Gambar II.14 Buah Nanas (Suniltg, 2011)

2. Komposisi Buah Nanas

Buah nanas (Ananas comosus L.) merupakan buah yang mempunyai

kandungan sangat kompleks karena kaya akan mineral baik makro maupun

mikro, zat organik, air dan juga vitamin C dan A sebagai antioksidan. Buah

nanas juga mengandung kalsium, fosfor, magnesium, potasium, manganese


32

dan sukrosa. Kandungan klor, iodium, fenol dan enzim bromelin pada buah

nanas mempunyai efek menekan pertumbuhan bakteri, sehingga nanas

diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai antiseptik mulut. Buah nanas

merupakan salah satu buah yang banyak mengandung serat dan air. Dalam

nanas terdapat kandungan serat sebesar 1,4 gram dan air sebesar 86,37 gram

tiap 100 gram daging buah nanas (Rakhmanda, 2008; Embisa dkk., 2016).

Tabel berikut ini merupakan kandungan buah nanas dalam 100 gram

menurut Suprianto (2016) sebagai berikut :

Tabel II.4 Kandungan gizi buah nanas dalam 100 gram (Supriamto, 2016)
Kandungan Gizi Banyaknya
Kalori 52 kal
Protein 0,40 gram
Lemak 0,20 gram
Karbohidrat 16 gram
Fosfor 11 mg
Zat besi 0,30 mg
Vitamin A 130 S.I
Vitamin B1 0,08 mg
Vitamin C 24 mg
Air 85,30 gram
Bagian dapat dimakan (Bdd) 53 %

3. Manfaat Buah Nanas

Buah nanas (Ananas comosus L.) adalah salah satu buah yang memiliki

kandungan antibakteri. Kandungan klor, iodium, fenol pada buah nanas

mempunyai efek membunuh bakteri. Klor bereaksi dengan air membentuk

hipoklorit yang bersifat bakterisidal. Iodium merupakan salah satu zat

bakterisidal terkuat, bekerja dengan cepat dan hampir semua kuman patogen

dibunuh. Fenol juga merupakan salah satu antiseptik dengan khasiat bakteri,
33

yaitu bekerja dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri (Marsela dkk.,

2015).

Buah nanas memiliki kandungan asam sitrat yang mampu menimbulkan

rangsangan secara kimiawi pada lidah yang dapat mengaktifkan sistem saraf

autonom secara tidak langsung melalui sistem saraf sentral, sehingga

kelenjar saliva seperti kelenjar parotis, submandibularis, sublingualis dan

kelenjar minor terstimulasi untuk mensekresi saliva. Rangsangan ini

terutama menghasilkan sekresi saliva seperti air, yang menunjukkan suatu

rangsangan kolinergik. Kecepatan sekresi kelenjar parotis 5 kali lebih tinggi

oleh asam sitrat 1% (Lewapadang, 2015).

Enzim bromelin yang terdapat pada buah nanas mampu membersihkan

jaringan kulit mati, dapat bekerja sebagai pengganti kulit yang sudah mati

menjadi jaringan kulit baru. Buah nanas berkhasiat juga sebagai antipiretik

(penurun panas), pencahar, antiradang dan menormalkan siklus haid. Buah

Nanas memiliki kandungan karbohidrat termasuk didalamnya terdapat gula

yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Buah nanas memiliki kandungan

air dan serat yang tinggi, yang dapat membersihkan permukaan mulut dan

dapat bekerja sebagai sistem pencernaan (Nugraheni, 2016; Nuraini, 2014).

Enzim bromelin yang terkandung dalam buah nanas dapat berperan

sebagai antibakteri karena mampu menghambat enzim reverse

transkriptase dan DNA opoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat

terbentuk. Enzim bromelin menginaktifkan adesin sel mikroba,

menginaktifkan enzim dan mengganggu transport protein pada lapisan


34

dalam sel. Enzim bromelin juga mempunyai target pada polipeptida

dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna.

Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik

maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati (Rakhmanda, 2008; Ali,

2015).

F. Pengaruh Mengunyah Buah Nanas dan Buah Tomat Terhadap

Penurunan Indeks Plak

Berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa Buah nanas dapat

menurunkan indeks plak. Menurut penelitian yang dilakukan Lintanggautami

pada tahun 2019 dengan judul “Pengaruh mengunyah buah nanas terhadap

akumulasi plak pada pengguna piranti ortodonti cekat” menunjukkan hasil

rerata skor Ortho-Plaque Index sebelum mengunyah buah nanas sebesar 57,6

dan rerata skor Ortho-Plaque Index sesudah mengunyah buah nanas sebesar

29,4, sehingga didapatkan rerata selisih antara nilai sebelum dan sesudah

mengunyah buah nanas sebesar 28,2.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sutha dkk., pada tahun 2015

dengan judul “Pengaruh mengunyah buah nanas dan belimbing terhadap skor

plak pada pasien perawatan orthodonsi cekat di klinik gigi alamanda

Yogyakarta” menunjukkan hasil rerata skor Indeks Plak PHP (Personal

Hygiene Performance) sebelum mengunyah buah nanas sebesar 2,625 dan

rerata Indeks Plak PHP sesudah mengunyah buah nanas sebesar 1,260,

sehingga didapatkan rerata selisih antara nilai sebelum dan sesudah mengunyah

buah nanas sebesar 1,365.


35

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sembiring tahun 2019 dengan

judul “Perbedaan efektivitas mengunyah buah papaya dan buah nanas pada

siswa/i kelas VII-1 SMP Negeri 4 kecamatan Datuk Bandar Timur kota

Tanjung Balai” rerata Indeks plak PHP sebelum mengunyah buah nanas 2,7759

dan sesudah mengunyah buah nanas 1,6880 dan nilai selisih rerata Indeks plak

PHP sebelum dan sesudah mengunyah buah nanas adalah 1,0959.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Faisal dan Sukanti pada tahun

2015 dengan judul “Penurunan indeks plak pada murid sekolah dasar yang

mengunyah buah semangka dan buah nanas di kabupaten Agam”rerata indeks

plak sebelum mengunyah buah nanas sebesar 3,09 dan rerata indeks plak

sesudah mengunyah buah nanas sebesar 2,28 dan rerata selisih indeks plak

sebelum dan sesudah mengunyah buah nanas sebesar 0,81.

Berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa Buah tomat dapat

menurunkan indeks plak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rismayanti

tahun 2020 dengan judul “Perbedaan indeks plak gigi setelah mengunyah buah

papaya dan buah tomat pada pengguna ortodonti cekat” menunjukkan hasil

rerata skor Ortho-Plaque Index sebelum mengunyah buah tomat sebesar 52,56

dan rerata skor Ortho-Plaque Index sesudah mengunyah buah tomat sebesar

43,51, sehingga mendapatkan rerata selisih antara sebelum dan sesudah

megunyah buah tomat sebesar 9,05.

Menurut Penelitian Rabbani pada tahun 2018 dengan judul “Pengaruh

Mengonsumsi Tomat Ceri (Solanum lycopersicum L. var. cerasiforme)

Terhadap Indeks Plak Gigi” terdapat penurunan indeks plak dengan


36

menggunakan metode O’leary. Rerata skor sebelum mengunyah buah tomat

ceri sebesar dan rerata skor sesudah mengunyah buah ceri sebesar 41,471

selisih indeks plak mengunyah buah tomat ceri sebesar 29,226 dan rerata

selisih sebelum dan sesudah mengunyah buah tomat ceri sebesar 14,128.
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Piranti Ortodonti Cekat

Komponen Aktif Komponen Pasif

Sulit untuk dibersihkan

Oral Hygiene buruk dan


akumulasi plak meningkat

Kontrol Plak

Kimiawi Alamiah Mekanis

Konsumsi buah kaya serat dan air


Pengunyahan (mastikasi)

Buah Tomat Buah Nanas

Flavonoid Tanin Vit C, Serat dan Air Asam sitrat Enzim Laju aliran
Bromelin saliva ↑
Antibakteri Antibakteri dibantu otot-
otot
Produksi saliva ↑ Antibakteri
pengunyahan
menghambat enzim Mencegah perlekatan
glukosiltransferase (GTF) Streptococcus mutans menurunkan tegangan
Membantu menetralisir
sehingga perlekatan dan dengan cara permukaan bakteri Self cleansing
pembentukan koloni S.mutans hidrofobositas dari badan zat asam dan
melarutkan komponen effect
↓ sel bakteri
gula dari sisa makanan
menghidrolisis protein
yang terperangkap
akumulasi plak ↓ saliva dan glikoprotein
akumulasi plak ↓ pada permukaan gigi

akumulasi plak ↓
Self cleansing effect

Indeks plak ↓

Gambar III.1 Kerangka Konsep

37
38

Keterangan:

: diteliti : tidak diteliti ↓ : Penurunan ↑ : Peningkatan

B. Keterangan Kerangka Konsep

Piranti ortodonti cekat lebih banyak digunakan, namun penggunanya

sering tidak mengetahui resiko penggunaan piranti ortodonti cekat. Salah

satunya yaitu masalah kebersihan rongga mulut. Menjaga kebersihan rongga

mulut pada pengguna piranti ortodonti cekat merupakan hal yang sulit

dilakukan, dikarenakan bentuk alat ortodontik cekat yang rumit. Komponen

aktif pada piranti ortodonti cekat seperti archwire, sectional wire dan

auxillaries dan komponen pasif seperti bracket, band dan tube merupakan

tempat yang sangat baik untuk daerah retensi baru bagi plak dan pertumbuhan

bakteri (Diah dkk., 2019).

Piranti ortodonti cekat akan mengakibatkan akumulasi plak yang dapat

meningkatkan jumlah dari mikroba dan perubahan komposisi dari mikrobial

dan proses bakterial pada karies secara progesif dapat menyebabkan

kerusakan pada struktur jaringan keras pada gigi. Pada kelompok pengguna

piranti ortodonti cekat dalam waktu yang sama dengan retensi alat akan

menyebabkan peningkatan akumulasi plak sehingga pH plaknya lebih rendah

dibandingkan kelompok yang tidak memakai alat ortodonti cekat (Oktaviani,

2015).

Pembersihan gigi yang kurang baik dapat menyebabkan plak semakin

melekat dan tidak dapat dihilangkan hanya berkumur-kumur dengan air.


39

Untuk menghilangkan plak perlu dilakukan tindakan pengontrolan plak.

Pengontrolan plak yang digunakan terdiri dari beberapa cara yaitu: mekanis,

kimiawi dan alamiah. Pengontrolan plak yang dilakukan secara mekanis

seperti menggosok gigi dan penggunaan benang gigi, sedangkan secara

kimiawi seperti penggunaan obat kumur. Konsumsi makanan yang

mengandung serat dan air bersifat tidak merangsang pembentukan plak,

melainkan dapat berperan sebagai pengendali plak secara alamiah contohnya

seperti buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat (Lycopersicon

esculentum) (Embisa dkk., 2016).

Buah nanas (Ananas comosus L.) memiliki kandungan enzim bromelin,

vitamin c, serat, air dan asam sitrat yang memiliki pengaruh dalam rongga

mulut. Enzim bromelin yang terkandung dalam buah nanas dapat berperan

sebagai antibakteri karena mampu menghambat enzim reverse transkriptase

dan DNA opoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk

(Rakhmanda, 2008).

Enzim bromelin menginaktifkan adesin sel mikroba, menginaktifkan

enzim dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel. Enzim

bromelin juga mempunyai target pada polipeptida dinding sel sehingga

pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel

bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel

bakteri akan mati. Enzim bromelin juga mampu menurunkan tegangan

permukaan bakteri dengan cara menghidrolisis protein saliva dan glikoprotein

yang merupakan mediator bakteri untuk melekat pada permukaan gigi. Enzim
40

bromelin juga ikut berperan dalam metabolisme asam sehingga mampu

menekan pertumbuhan bakteri dan akumulasi plak menurun (Ali, 2015;

Lewapadang, 2015; Embisa, 2016).

Buah nanas memiliki kandungan asam sitrat yang mampu merangsang

kelenjar-kelenjar saliva yang ada, yaitu kelenjar parotis, submandibularis,

sublingualis dan kelenjar-kelenjar tambahan. Rangsangan kimiawi pada lidah

dapat mengaktifkan sistem saraf autonom secara tidak langsung melalui

sistem saraf sentral, sehingga kelenjar saliva dirangsang untuk sekresi.

Rangsangan ini terutama menghasilkan sekresi saliva seperti air, yang

menunjukkan suatu rangsangan kolinergik. Kecepatan sekresi kelenjar parotis

5 kali lebih tinggi oleh asam sitrat (Lewapadang dkk., 2015).

Salah satu kandungan yang terdapat pada tomat (Lycopersicon

esculentum) selain serat dan air adalah tanin. Tanin telah lama diketahui

memiliki sifat antibakteri dalam pembentukan biofilm dan aktifitas

antibiofilm dalam suatu kolonisasi. Telah terbukti juga tanin mencegah

perlekatan Streptococcus mutans ke permukaan gigi dengan cara mengurangi

hidrofobisitas dari badan sel bakteri. tanin memiliki manfaat dalam

menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans, yang merupakan faktor

utama dalam pembentukan plak gigi (Egi dkk., 2018).

Kandungan lain yang terdapat pada tomat (Lycopersicon esculentum)

adalah flavonoid. Flavonoid telah diketahui memiliki efek antibakteri

bakteriostatik bahkan pada konsentrasi yang rendah. Flavonoid dapat

menghambat enzim glukosiltransferase (GTF) sehingga mengurangi


41

perlekatan dan pembentukan koloni Streptococcus mutans yang mengatalisis

sintesis glukan dari sukrosa, sehingga mempengaruhi terjadinya penurunan

akumulasi plak. Menurut penelitian, ditemukan bahwa flavonoid

menghambat pembentukan plak dengan menunjukkan penurunan yang

signifikan pada streptococcus mutans yang merupakan bakteri utama dalam

plak (Egi dkk., 2018).

Serat dan air dalam buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat

(Lycopersicon esculentum) cukup tinggi sehingga dapat membantu saliva

dalam membersihkan rongga mulut. Makanan yang padat, berserat dan berair

dalam buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat (Lycopersicon

esculentum) dapat membantu meningkatkan intensitas dan lama

pengunyahan, sehingga kandungan serat dalam buah nanas (Ananas comosus

L.) dan buah tomat (Lycopersicon esculentum) dapat membantu peningkatan

produksi dari saliva. Buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat

(Lycopersicon esculentum) yang dikonsumsi dengan mekanisme mastikasi

akan dibantu oleh otot-otot pengunyahan. Otot-otot pengunyahan utama

adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, muskulus pterigoideus

lateralis dan muskulus pterigoideus medialis. Reseptor tekanan didalam

rongga mulut saat mengunyah merespon terhadap adanya makanan

menstimulasi saraf parasimpatik pada nukleus salivarius superior dan inferior

di batang otak, kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik

ke kelenjar saliva sehingga terjadi sekresi dari saliva. Peningkatan sekresi dan

laju aliran saliva akan membantu rongga mulut dalam menghilangkan atau
42

membilas sisa makanan pada gigi. Sekresi saliva yang meningkat juga

mampu menetralisir zat asam dan melarutkan komponen gula dari sisa

makanan yang terperangkap pada permukaan gigi dan dapat membantu

melancarkan pembersihan sendiri pada gigi (self cleansing effect) sehingga

mempengaruhi terjadinya penurunan akumulasi plak (Chemiawan, 2015;

Sembiring, 2019).
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Nazir pada tahun 2013 desain penelitian adalah semua proses

yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam

pengertian yang lebih sempit desain penelitian hanya mengenai pengumpulan

dan analisa data saja. Desain penelitian dalam penelitian ini digambarkan

sebagai berikut:
Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan penurunan akumulasi plak setelah mengunyah
buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat (Lycopersicon esculentum)
pada pengguna piranti ortodonti cekat ?

Landasan Teori

Pengumpulan data dari internet

Populasi 17 jurnal

Sampel 2 jurnal yang sesuai kriteria inklusi

Analisa data

Hasil analisa data dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar IV.1 Desain penelitian

43
44

B. Populasi, sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan oleh peneliti (Nursalam, 2015). Adapun yang menjadi populasi

di penelitian ini adalah 17 buku dan artikel ilmiah yang berkaitan dengan

pengaruh mengunyah buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat

(Lycopersicon esculentum) terhadap akumulasi plak pengguna piranti

ortodonti cekat.

2. Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi yang dapat dipergunakan sebagai

subjek penelitian melalui sampling. Terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi dalam menetapkan sampel yaitu, pertama representatif dimana

sample dapat mewakili populasi yang ada dan yang kedua sampel harus

cukup banyak (Nursalam, 2015). Menurut Notoatmodjo pada tahun 2010,

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk menjadi subjek

dalam sebuah penelitian atau sebagai jumlah dari karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 2 artikel ilmiah

yang berkaitan dengan mengunyah buah nanas (Ananas comosus L.) dan

buah tomat (Lycopersicon esculentum) terhadap akumulasi plak pengguna

piranti ortodonti cekat.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang


45

digunakan dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang

sesuai dari keseluruhan subjek penelitian . Pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu suatu teknik

penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai

dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan dan masalah dalam penelitian),

sehingga sampel dapat mewakili karakteristik populasi yang telah

diketahui sebelumnya (Nursalam, 2015).

Berdasarkan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya

yaitu telah disebutkan dalam kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian

ini:

a. Kriteria inklusi

Menurut Notoatmodjo pada tahun 2010 kriteria inklusi adalah

kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi

yang dapat diambil sebagai sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini

adalah:

1. Artikel penelitian yang berkaitan dengan mengunyah buah nanas

(Ananas comosus L.) terhadap akumulasi plak pengguna piranti

ortodonti cekat.

2. Artikel penelitian yang berkaitan dengan mengunyah buah tomat

(Lycopersicon esculentum) terhadap akumulasi plak pegguna piranti

ortodonti cekat.

3. Artikel penelitian yang digunakan menggunakan data penelitian

berupa data primer dengan tahun terbitan 2015-2020.


46

4. Artikel penelitian dengan jumlah sampel yang sama.

5. Sampel menggunakan piranti ortodonti cekat pada rahang atas dan

rahang bawah dalam kurun waktu 3 bulan atau lebih.

6. Pengukuran plak menggunakan indeks OPI (Orthodonti Plaque

Index).

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab

(Nursalam, 2015). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Artikel penelitian yang tidak berkaitan dengan mengunyah buah

nanas (Ananas comosus L.) terhadap akumulasi plak pengguna

piranti ortodonti cekat.

2. Artikel penelitian yang tidak berkaitan dengan mengunyah buah

tomat (Lycopersicon esculentum) terhadap akumulasi plak pegguna

piranti ortodonti cekat.

3. Artikel penelitian yang digunakan bukan menggunakan data

penelitian berupa data primer dengan tahun terbitan 2015-2020.

4. Artikel penelitian dengan jumlah sampel yang sama.

5. Sampel menggunakan piranti ortodonti cekat pada rahang atas dan

rahang bawah dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan.

6. Pengukuran plak tidak menggunakan indeks OPI (Orthodonti Plaque

Index).
47

A. Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan yng diteliti yang biasanya berupa individu,

kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas

individu atau kelompok sebagai subjek penelitian (Hamidi, 2005).

1. Piranti Orotodonti Cekat

Piranti ortodonti cekat adalah alat yang mempunyai kemampuan

untuk menempel cekat ke permukaan gigi. Piranti orotodonti cekat terbagi

menjadi 2 komponen yaitu komponen aktif dan komponen pasif.

Komponen aktif pada piranti ortodonti cekat seperti archwire, sectional

wire dan auxillaries dan komponen pasif seperti bracket, band dan tube.

Piranti ortodonti cekat biasanya digunakan pada pasien yang

membutuhkan pergerakan beberapa gigi dalam satu rahang maupun antar

rahang. Piranti ortodonti cekat menjadi perawatan yang lebih mudah,

efisien, dapat dipercaya dan hal ini memberikan nilai tambah yang sangat

luar biasa dalam meningkatkan kualitas hidup jutaan pasien. Piranti ini

tidak dapat dilepas oleh pasien (Rahardjo, 2009).

2. Mengunyah Buah Nanas

Buah nanas (Ananas comosus L.) merupakan buah yang

mempunyai kandungan yang sangat kompleks dengan khasiat yang

beraneka ragam. Buah nanas juga mengandung enzim bromelin yang

dapat menekan pertumbuhan bakteri pembentuk plak. Pada penelitian

yang dilakukan oleh Rakhmanda tahun 2008 menunjukkan bahwa nanas

mempunyai efek antibakteri baik menghambat (bakteriostatik) maupun


48

membunuh (bakterisidal) bakteri penyebab karies terutama Streptococcus

mutans yang terdapat pada plak. Buah nanas yang dipilih adalah buah

jenis Queen yang panen 5 bulan setelah pembungaan di perkebunan buah

nanas di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri dengan kriteria memiliki

tingkat kematangan berdasarkan persentase warna berada kulit pada

indeks 5 yaitu dengan ciri kulit berwarna kuning 65-90%. Buah nanas

seberat 50 gram dibagi menjadi 4 potongan dan setiap potongan

dikunyah sebanyak 24 kali dengan durasi mengunyah 30 detik jadi total

durasi waktu mengunyah adalah 2 menit untuk 4 potongan nanas

(Embisa dkk., 2016).

3. Mengunyah Buah Tomat

Buah tomat (Lycopersicon esculentum) mengandung serat, air dan

vitamin C yang apabila dimakan dan dikunyah dapat membantu

membersihkan gigi dan mulut karena dapat merangsang sekresi saliva.

Buah berserat berair dapat mengurangi perlekatan bakteri dan plak,

karena pada waktu menguyah akan terjadi pergeseran serat-serat

sehingga dapat melepaskan sisa-sisa makanan yang melekat pada

permukaan gigi sehingga akumulasi plak menurun. Buah tomat yang

digunakan adalah buah tomat jenis ceri yang matang dan berwarna merah

dari Material Medica Batu Malang dengan ukuran 25 gram untuk

dikunyah selama 1 menit (Haryani dkk., 2016).


49

4. Akumulasi Plak

Plak gigi adalah biofilm atau massa bakteri yang tumbuh pada

permukaan di dalam rongga mulut. Plak gigi tampak berwarna putih atau

kuning pucat (smear layer) yang umumnya ditemukan diantara gigi dan

sepanjang margin servikal. Mengidentifikasi plak dapat dilakukan

dengan memeriksa plak secara langsung pada permukaan gigi, merubah

warna plak dengan penggunaan disclosing agent atau dengan

kemampuan gigi alami terhadap flouresensi dibawah sinar biru. Indeks

plak yang digunakan yaitu Indeks OPI (Ortho-Plaque Index) (Rabbani,

2018).

B. Prosedur Pengumpulan Data

Sumber data yang diperoleh peneliti dari data-data penelitian

terdahulu melalui perpustakaan digital dengan metode pencarian jurnal

kesehatan yaitu PICO (Population, Intervention, Comparison, Output).

Prosedur ini membantu pencarian dengan menggunakan kata kunci

database elektronik yaitu goggle scholar.

Sebagai penelitian kepustakaan, maka sumber data ada dua macam

yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Sumber data primer adalah suatu referensi yang dijadikan sumber

utama acuan penelitian. Dalam penelitian ini, sumber primer yang

digunakan adalah:

a. Buku dengan judul Ortodonti Dasar karya Pambudi Rahardjo

edisi 2 tahun 2012.


50

b. Buku dengan judul Diagnosis Ortodontik karya Pambudi

Rahardjo tahun 2012.

c. Buku dengan judul Sehat Tanpa Obat dengan Nanas Seri

Apotek Dapur karya Nugraheni tahun 2016.

d. Buku dengan judul Grow Your Own Fruits- Panduan Praktis

Menanam 28 Tanaman Buah Popular di Pekarangan karya

Cahyo Suprianto tahun 2016.

2. Sumber data sekunder adalah referensi-referensi pendukung dan

pelengkap bagi sumber primer. Dalam penelitian ini sumber

sekunder berupa jurnal-jurnal dan skripsi-skripsi sebagai berikut:

a. Jurnal dengan judul Pengaruh Mengonsumsi Buah Nanas

(Ananas comosus) terhadap Laju Aliran Saliva karya Wanda

Lewapadang, Lydia E.N Tendean dan P.S Anindita pada tahun

2015.

b. Jurnal dengan judul Medicinal, Pharmacological and

Phytochemical Potentials of Annona Comsus Linn karya Lawal

D pada tahun 2013.

c. Jurnal dengan judul Ekstraksi Antioksidan (Likopen) Dari

Buah Tomat Dengan Menggunakan Solven Campuran n-

Heksana, Aseton dan Etanol karya Dewi Maulida dan Naufal

Zulkarnaen pada tahun 2010.


51

d. Jurnal dengan judul Efek Berkumur Sari Buah Tomat (Solanum

lycopersicum L.) Terhadap Indeks Plak Gigi karya Egi M,

Soegiharto GS dan Evacuasiany E pada tahun 2018.

e. Jurnal dengan judul Perbedaan indeks plak gigi setelah

mengunyah buah papaya dan buah tomat pada pengguna

ortodonti cekat karya Intan Nia Rismayanti, Ernita Sari dan

Annisa Putri pada tahun 2020.

f. Jurnal dengan judul Tomat (Solanum lycopersicum L.) sebagai

Agen Kemopreventif Potensial karya Rifki Febriansah, Luthfia

Indriyani, Kartika Dyah Palupi dan Muthi Ikawati pada tahun

2008.

g. Jurnal dengan judul Pengaruh Buah Nanas dan Buah

Belimbing terhadap Skor Plak pada Pasien Perawatan

Ortodonti Cekat di Klinik Alamanda Yogyakarta karya Diah

Wijayanti Sutha , drg. Susilarti dan Ta’adi pada tahun 2015.

h. Jurnal dengan judul Pengaruh Mengonsumsi Buah Nanas

(Ananas comosus l .merr) dan Buah Pir (Pyrus bretschneideri)

terhadap Jumlah Koloni Streptococcus sp. dalam Saliva Anak

Usia 10 – 12 Tahun karya Sendi Marsela, Niken Probosari dan

Dyah Setyorini pada tahun 2015.

i. Jurnal dengan judul Pengaruh konsumsi nanas (Ananas

comosus L. Merr) terhadap penurunan indeks plak pada anak


52

usia 10-12 tahun di SD Inpres 4/82 Pandu karya Yurnila A.

Embisa, Lydia Tendean dan Kustina Zuliari pada tahun 2016.

j. Jurnal dengan judul Pengaruh Mengonsumsi Tomat Ceri

(Solanum lycopersicum L. var. cerasiforme) Terhadap Indeks

Plak Gigi karya Rabbani AN, Soegiharto GS, Evacuasiany E

pada tahun 2018.

k. Skripsi dengan judul Pengaruh Mengunyah Buah Nanas

Terhadap Akumulasi Plak Pada Pengguna Piranti Ortodonti

cekat karya Titis Ningsanya Lintanggautami pada tahun 2019.

l. Karya tulis ilmiah dengan judul Perbedaan Efektivitas

Mengunyah Buah Papaya Dan Buah Nanas Pada Siswa/i

Kelas VII-1 SMP Negeri 4 Kecamatan Datuk Bandar Timur

Kota Tanjung Balai karya Imanta BR Sembiring pada tahun

2019.

m. Skripsi dengan judul Perbedaan Indeks Plak Gigi Setelah

Mengunyah Buah Papaya Dan Buah Tomat Pada Pengguna

Ortodonti Cekat karya Intan Nia Rismayanti pada tahun 2020.

C. Pengolahan Data

Pengolahan data penelitian pendahuluan yang meneliti tentang

pengaruh mengunyah buah nanas terhadap akumulasi plak pada

pengguna piranti ortodonti cekat oleh Lintanggautami pada tahun 2019

dianalisis dan diinterpretasikan menggunakan SPSS v.21.0 for windows

(Statistical Product and Service Solutions) dengan uji normalitas dan uji
53

hipotesis. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk dan uji hipotesis

dengan uji Wilcoxon. Shapiro Wilk adalah uji yang digunakan apabila

sampel yang dipakai berjumlah kurang dari 50 dan Apabila didapatkan

hasil uji normalitas terdistribusi yang normal dilanjutkan dengan

melakukan uji hipotesis parametrik dengan uji Paired T test namun data

terdistribusi tidak normal maka mengunakan uji non parametrik yaitu

Wilcoxon. Data pretest dan posttest yang didapat berasal dari varian

kelompok responden yang sama sehingga uji homogenitas tidak perlu

dilakukan.

Pengolahan data penelitian pendahuluan yang meneliti tentang

penurunan indeks plak gigi setelah mengunyah buah tomat (Lycopersicon

esculentum) dan buah papaya (Carica papaya L) pada pengguna piranti

ortodonti cekat yang dilakukan oleh Rismayanti pada tahun 2020

dianalisis dan diinterpretasikan menggunakan SPSS v.21.0 for windows

(Statistical Product and Service Solutions) dengan uji normalitas dan uji

hipotesis. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk dan uji hipotesis

menggunakan uji t berpasangan (paired t test) dan uji independent t.

Shapiro Wilk adalah uji yang digunakan apabila sampel yang dipakai

berjumlah kurang dari 50. Syarat uji t berpasangan (paired t test) adalah

distribusi data harus normal. Dilakukan uji t berpasangan (paired t test)

untuk mengetahui perbandingan rata-rata sebelum dan sesudah

mengunyah buah pepaya dan buah tomat. Uji independent t dilakukan

untuk mengetahui apakah selisih penurunan indeks plak kelompok yang


54

mengunyah buah papaya (Carica papaya L) dan mengunyah buah tomat

(Lycopersicon esculentum) memiliki perbedaan yang bermakna.

F. Analisa Data

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat LR (literature

review) yang menggunakan buku-buku dan literatur-literatur lainnya

sebagai objek yang utama. Jenis penelitian yang digunakan adalah

kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan informasi berupa catatan

dan data deskriptif yang terdapat di dalam teks yang teliti (Mantra, 2008).

Dengan penelitian kualitatif, perlu dilakukan analisis deskriptif.

Metode analisis deskriptif memberikan gambaran dan keterangan secara

jelas, objektif, sistematis, analisis dan kritis mengenai perbedaan

mengunyah buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat (Solanum

lycopersicum L.) berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak pada

pengguna piranti ortodonti cekat. Analisis dsskriptif tersebut mensintesis

fakta-fakta yang ditemukan pada sumber referensi sebelumnya, kemudian

data disajikan secara rinci dan detail sehingga dapat menyajikan narasi

yang baik dan memuat data serta penjelasan yang akurat.


55

G. Alur Penelitian

Pencarian di Google Scholar


(kata kunci)

Jurnal-jurnal yang telah diseleksi


(judul yang sama)

Screening
(kriteria inklusi dan eksklusi)

Jurnal diakses penuh

Dianalisa sesuai rumusan


masalah

Gambar IV.2 Alur penelitian


BAB V

HASIL PENELITIAN

Karakteristik sumber data yang digunakan hasil penelitian dengan pendekatan

Literature Review (LR) diuraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel V.1 Karekteristik sumber data


Sumber Data Dokumentasi

Skripsi oleh Intan Repository IIK BW / Dipublikasikan pada tahun 2020 / Perbedaan
Nia Rismayanti indeks plak gigi setelah mengunyah buah papaya dan buah tomat
pada pengguna ortodonti cekat / Diakses pada tahun 2020

Skripsi oleh Titis Repository IIK BW / Dipublikasikan pada tahun 2019 / Pengaruh
Ningsanya mengunyah buah nanas terhadap akumulasi plak pada pengguna
Lintanggautami piranti ortodonti cekat / Diakses pada tahun 2020

Tabel V.1I Karekteristik masing-masing sumber data


Author Judul Tujuan Metode Penelitian Kesimpulan
Penelitian Penelitian
Intan Nia Perbedaan Mengetahui Desain penelitian yang Berdasarkan
Rismayanti indeks plak perbedaan digunakan Eksperimental hasil
gigi setelah penurunan klinis dengan rancangan penelitian
mengunyah indeks plak one grup pretest post test didapatkan
buah papaya setelah only design. Jumlah mengunyah
dan buah mengunyah responden yang buah tomat
tomat pada buah digunakan 30 orang, lebih
pengguna pepaya dan dilakukan 2 kali menurunkan
ortodonti buah tomat pemeriksaan yaitu indeks plak
cekat pada sebelum dan sesudah
pengguna mengunyah buah papaya
ortodonti dan buah tomat pada

56
57

cekat pengguna ortodonti cekat


Titis Pengaruh Mengetahui Desain penelitian ini Terdapat
Ningsanya mengunyah pengaruh adalah pre-eksperimental pengaruh
Lintanggaut buah nanas mengunyah dengan rancangan mengunyah
ami terhadap buah nanas penelitian one group buah nanas
akumulasi (Ananas pretest posttest. Subjek (Ananas
plak pada comosus penelitian sebanyak 30 comosus
pengguna (L.) sampel. Akumulasi plak (L.) Merr)
piranti Merr) diukur menggunakan terhadap
ortodonti terhadap Ortho-Plaque Index akumulasi
cekat akumulasi dengan disclosing agent plak pada
plak pada gel untuk mendeteksi pengguna
pengguna adanya plak dilakukan peranti
peranti sebelum dan sesudah ortodonti
ortodonti perlakuan. cekat.
cekat

Grafik V.1 Hasil rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah mengunyah buah
58

Tabel V.3 Hasil rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah mengunyah buah
Jenis Buah Sebelum Sesudah Selisih
Mengunyah Mengunyah
Buah Nanas 57,6 29,4 28,2
Buah Tomat 52,56 43,51 9,05

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Intan Nia Rismayanti tahun

2020 menunjukkan hasil rata-rata skor Ortho-Plaque Index sebelum

mengunyah buah tomat sebesar 52,56 dan rata-rata skor Ortho-Plaque Index

sesudah mengunyah buah tomat sebesar 43,51, sehingga didapatkan rata-rata

selisih antara sebelum dan sesudah megunyah buah tomat sebesar 9,05.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Titis Ningsanya Lintanggautami

pada tahun 2019 menunjukkan hasil rata-rata skor Ortho-Plaque Index sebelum

mengunyah buah nanas sebesar 57,6 dan rata-rata skor Ortho-Plaque Index

sesudah mengunyah buah nanas sebesar 29,4, sehingga didapatkan rata-rata

selisih antara nilai sebelum dan sesudah mengunyah buah nanas sebesar 28,2.

Berdasarkan tabel V.2 menunjukkan bahwa terjadi penurunan indeks plak,

baik pada kelompok yang mengunyah buah nanas maupun buah tomat. Indeks

plak menurun lebih banyak pada kelompok yang mengunyah buah nanas, yaitu

sebesar 28,2 sedangkan pada kelompok yang mengunyah buah tomat hanya

9,05.
59

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian mengenai perbedaan penurunan indeks plak setelah mengunyah

buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat pada pengguna ortodonti cekat

ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan penurunan indeks plak setelah

perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan data yang

didapatkan dari tabel V.3 bahwa penurunan indeks plak pada pengguna ortodonti

cekat lebih besar pada perlakuan sebelum dan sesudah mengunyah buah nanas

(Ananas comosus L.) dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang mengunyah

buah tomat (Solanum lycopersicum L.) dalam artian penurunan indeks plak pada

responden yang mengunyah buah nanas (Ananas comosus L.) lebih efektif. Hasil

analisa ini sesuai dengan uji fitokimia di Balai Penelitian dan Konsultasi Industri

Surabaya pada buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat (Solanum

lycopersicum L.) yang dilakukan oleh peneliti yaitu Lintanggautami dan

Rismayanti, didapatkan hasil kandungan serat dan air pada buah nanas lebih tinggi

dibandingkan buah tomat. Kandungan Serat 3,11 % dan air 94,92 % untuk buah

nanas (Ananas comosus L.), sedangkan kandungan serat 0,34 % dan air 93,60 %

untuk buah tomat (Solanum lycopersicum L.).

Perbedaan hasil penurunan indeks plak yang cukup signifikan antara buah

nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat (Solanum lycopersicum L.) dapat

dipengaruhi oleh faktor lain, seperti perbedaan intensitas waktu pengunyahan dan

berat buah yang dikunyah oleh responden buah nanas (Ananas comosus L.) dan

buah tomat (Solanum lycopersicum L.) yang berbeda. Pada buah nanas (Ananas
60

comosus L.) diberi perlakuan mengunyah buah sebanyak 50 gram yang dibagi

menjadi 4 potongan yang dikunyah sebanyak 24 kali dengan durasi 30 detik

sehingga didapatkan total durasi waktu pengunyah adalah 2 menit untuk 4

potongan nanas, sedangkan untuk buah tomat (Solanum lycopersicum L.) buah

yang digunakan sebanyak 25 gram dengan durasi pengunyahan selama 1 menit.

Kandungan serat dan air pada buah maupun intensitas dan lama pengunyahan

dapat membantu peningkatan produksi dari saliva. Buah nanas (Ananas comosus

L.) dan buah tomat (Lycopersicon esculentum) yang dikonsumsi dengan

mekanisme mastikasi akan dibantu oleh otot-otot pengunyahan. Otot-otot

pengunyahan utama adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, muskulus

pterigoideus lateralis dan muskulus pterigoideus medialis. Reseptor tekanan

didalam rongga mulut saat mengunyah merespon terhadap adanya makanan

menstimulasi saraf parasimpatik pada nukleus salivarius superior dan inferior di

batang otak, kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke

kelenjar saliva sehingga terjadi sekresi dari saliva. Peningkatan sekresi dan laju

aliran saliva akan membantu rongga mulut dalam menghilangkan sisa makanan

pada gigi. Sekresi saliva yang meningkat juga mampu menetralisir zat asam dan

melarutkan komponen gula dari sisa makanan yang terperangkap pada permukaan

gigi dan dapat membantu melancarkan pembersihan sendiri pada gigi (self

cleansing effect) karena menimbulkan efek seperti sikat dan tidak melekatkan sisa

makanan pada permukaan gigi sehingga mempengaruhi terjadinya penurunan

akumulasi plak (Sembiring, 2019).


61

Kandungan lain pada buah nanas (Ananas comosus L.) adalah enzim

bromelin. Enzim bromelin berperan untuk memecah protein saliva dan

glikoprotein yang merupakan mediator bakteri untuk melekat pada permukaan

gigi. Cara kerja enzim bromelin yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan

bakteri dengan cara menghidrolisis protein saliva dan glikoprotein, selain itu

enzim bromelin merupakan salah satu enzim protease yang mampu

menghidrolisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul yang

lebih kecil yaitu asam amino. Kandungan asam amino yang tinggi dapat

menurunkan pertumbuhan bakteri sehingga terjadi penurunan plak karena

terbentuknya asam amino lain yang menyebabkan putusnya rantai media

perlekatan bakteri (Handayani, 2018).

Asam sitrat merupakan salah satu kandungan dari buah nanas (Ananas

comosus L.). Adanya kandungan asam sitrat akan menyebabkan protein

mengalami denaturasi yang dimulai dengan perubahan struktur molekulnya, di

mana akan menyebabkan protein tidak dapat melakukan fungsinya sehingga sel

bakteri akan mengalami kematian. Kandungan asam sitrat selain itu mampu

merangsang kelenjar-kelenjar saliva yang ada, yaitu kelenjar parotis,

submandibularis, sublingualis dan kelenjar-kelenjar saliva minor. Rangsangan

kimiawi pada lidah dapat mengaktifkan sistem saraf autonom secara tidak

langsung melalui sistem saraf sentral, sehingga kelenjar saliva dirangsang untuk

sekresi. Rangsangan ini terutama menghasilkan sekresi saliva seperti air, yang

menunjukkan suatu rangsangan kolinergik. Kecepatan sekresi kelenjar parotis 5


62

kali lebih tinggi oleh asam sitrat. Peningkatan sekresi saliva membantu rongga

mulut untuk membilas sisa makanan pada gigi (Asmawati dkk, 2017).

Buah tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki kandungan flavonoid yang

mampu menghambat sintesis sel bakteri dan intergitas membran bakteri sehingga

kemudian merusak dinding bakteri Streptococcus mutans yang berada didalam di

rongga mulut dan kandungan ini juga dapat menghambat enzim

glukosiltransferase (GTF) sehingga mengurangi perlekatan dan pembentukan

koloni bakteri Steptococcus mutans yang mengatalisis sintesis glukan dari

sukrosa, glukan merupakan sumber energi utama bagi bakteri (Egi dkk., 2018).

Kandungan lain pada buah tomat (Solanum lycopersicum L.) yaitu tanin.

tanin telah lama diketahui memiliki sifat antibakteri dalam pembentukan biofilm,

aktifitas antibiofilm dalam suatu kolonisasi dan memiliki aksi koagulasi protein

yang kuat, tanin membantu mengurangi supresi pembentukan biofilm yang

diturunkan dari saliva yaitu bentuk hidrofobisitasnya yang berperan dalam

perlekatan badan sel bakteri ke permukaan gigi, telah dipercaya bahwa

hidrofobisitas dari Streptococcus mutans secara umum dimediasi oleh permukaan

protein sel bakteri. Telah terbukti bahwa tanin mencegah perlekatan Streptococcus

mutans ke permukaan gigi dengan cara mengurangi hidrofobisitas dari badan sel

bakteri. Senyawa tanin bersifat bakteriosidal atau memiliki kemampuan merusak

membran sel bakteri dengan mengkerutkan dinding sel bakteri atau membran sel

sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri dan sel tidak dapat melakukan

aktivitas hidup, sehingga terjadi koagulasi protoplasma bakteri kemudian

pertumbuhannya terhambat bahkan mati (Rabbani, 2018).


63

Sebagai upaya pengontrolan plak, pada dasarnya plak dapat dikontrol

dengan secara mekanik, kimiawi dan alamiah. Upaya kontrol plak secara mekanik

adalah dengan cara menggosok gigi, pengendalian plak secara kimiawi dapat

dilakukan dengan obat kumur dan pengendalian plak secara alamiah dapat

dilakukan dengan cara mengunyah makanan yang berserat begitu pula dengan

buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat (Solanum lycopersicum L.) yang

memiliki serat-serat kasar dan mengandung banyak air yang mampu

mengendalikan plak dengan cara mekanik dan kimiawi secara alamiah. Efek

mekanis buah didapat dari gesekan antara serat terhadap permukaan gigi yang

diakibatkan oleh gerakan pengunyahan, sedangkan efek kimiawi didapat dari

kandungan asam yang mampu menstimulasi aliran saliva sehingga turut

membersihkan bakteri dan sisa makanan yang ada dipermukaan gigi (Handayani,

2018)
BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan penurunan indeks plak setelah mengunyah buah nanas

(Ananas comosus L.) dan buah tomat (Lycopersicon esculentum) pada

pengguna ortodonti cekat.

2. Mengunyah buah nanas (Ananas comosus L.) terdapat penurunan indeks

plak lebih besar dari mengunyah buah tomat (Lycopersicon esculentum)

pada pengguna piranti ortodonti cekat.

B. Saran

1. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan metode eksperimen

laboratorium mengenai penurunan indeks plak mengunyah buah nanas

(Ananas comosus L.) dan buah tomat (Lycopersicon esculentum) pada

pengguna piranti ortodonti cekat.

2. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan metode eksperimen

laboratorium dengan ekstrak buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah

tomat (Lycopersicon esculentum) terhadap berbagai bakteri penyebab

kerusakan gigi

3. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan

mengunyah buah nanas (Ananas comosus L.) dan buah tomat

(Lycopersicon esculentum) terhadap penurunan indeks plak gigi pada

64
65

pengguna ortodonti cekat dengan sampel bukan mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi.
DAFTAR PUSTAKA

Agromedia. 2009. Buku Pintar Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia.

Jakarta: Agromedia Pustaka.

Alawiyah, Tuti. 2017. “Komplikasi Dan Resiko yang Berhubungan dengan

Perawatan Ortodonti”. Jurnal Ilmiah Widya.

Ali, A., Milala, MA., Gulani, IA. 2015. “Antimicrobial effects of crude bromelin

extracted from pineapple fruit (Ananas comosus (Linn.) Merr.)”. Adv. Inorg.

Biochem.

Alif, R., Nawawi, S., Hayeeteeh. 2013. “Pengaruh Sikat Gigi Triple Headed

Terhadap Pembersihan Plak pada Pemakai Alat Ortodonti Cekat”. Jurnal e-

GiGi.

Al-Sayagh, NM. 2011. “The Relationship Of Palatal Dimension For Adolescent

With Different Dental Angle Classification”. Al-Rafidain Dent J.

Asmawati., Ramadhan, ES., Hamsar, A, Asnita, R. 2017. “Efektifitas berkumur

dengan larutan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap indeks

plak pada siswa/I MTS negeri Stabat Kec. Wampu Kab. Langkat Sumatera

Utara”. Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.2.

Carrillo, EL., Bastida, NMM., Pérez, LS., Tavira, JA. 2010. “Effect of orthodontic

treatment on saliva, plaque and the levels of streptococcus mutans and

lactobacillus”. Med Oral Patol Oral Cir Bucal Vol.15 (6): 924-9.

66
Chemiawan, E., Riyanti, E., Fransisca F. 2015. “Perbedaan Tingkat Kebersihan

Gigi dan Mulut antara Anak Vegetarian dan Non Vegetarian di Vihara

Maitreya Pusat Jakarta”. Pediatric Dentistry Faculty of Dentistry

Padjadjaran University.

Diah, NYMS., Anggaraeni, PI., Hutomo, LC. 2019. “Status kesehatan ginggiva

pengguna alat ortodonti cekat pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana, Denpasar, Bali”. Intisari Sains Medis.

Egi, M., Soegiharto. GS., Evacuasiany. 2018. “Efek Berkumur Sari Buah Tomat

(Solanum lycopersicum L.) Terhadap Indeks Plak Gigi”. SONDE (Sound of

Dentistry) Vol.3 No 2.

Embisa, YA., Lydia, T., Kustina, Z. 2016. “Pengaruh Konsumsi Nanas (Ananas

comosus L. Merr) terhadap Penurunan Indeks Plak pada Anak Usia 10-12

Tahun di SD Inpres 4/82 Pandu”. Jurnal e-GiGi, Vol.4(2): 171-176.

Galag., Charlito, J. R.., Anadita, PS., Waworuntu, O. 2015. “ Status Kebersihan

Mulut Pada Pengguna Alat Ortodonti Cekat Berdasarkan Oral Hygiene

Index Simplified di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Manado”. Jurnal e-

GiGi (eG).

Handayani, R. 2018. “Efektifitas Mengkonsumsi Buah Nanas Dalam

Menghambat Pembentukan Plak”. Karya Tulis Ilmiah Poltekkes Kemenkes

Palembang.

Haryani, W., Irma, S., Laras. 2016. “Buah Timun dan Tomat Meningkatkan

Derajat (pH) Saliva dalam Rongga Mulut”. Jurnal Teknologi Kesehatan

Poltekkes Kemenkes Semarang.

67
68

Hariyanti, SRJ., Triwardhani, A., Rusdiana, E. 2011. “Gambaran tingkat

keparahan maloklusi dan keberhasilan perawatan menggunakan index of

complexity, outcome and need (ICON) di RSGM-P FKG Unair”.

Orthodontic Dental Journal.

Hidayati, Siti., Dwi, Suyatmi. 2016. “Pengaruh Mengunyah Buah Apel dan Jambu

Biji Merah Terhadap Debris Indeks”. Jurnal Kesehatan Gigi Volume 3 No.

2.

Jones, B Jr. 2008. Tomato Plant CultureIn the field, Greenhouse and Home

Garden. New York: CRC Press.

Ladytama, R. S., Nurhapsari, A., Baehaqi, M. 2014. “Efektivitas Larutan Ekstrak

Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Sebagai Obat Kumur Terhadap Penurunan

Indeks Plak Pada Remaja Usia 12 – 15 Tahun Studi Di SMP Nurul Islami

Mijen Semarang”. Odonto Dental Journal,Vol.1(1), hal. 39–43.

Laguhi, Vigni Astria., Anindita, PS., Gunawan, Paulina N. 2014. “Gambaran

maloklusi dengan menggunakan HMAR pada pasien di Rumah Sakit Gigi

dan Mulut Universitas Sam Ratulangi Manado”. Journal e-GiGi.

Lara-Carrillo, E., Montiiel, Bastida NM., Sanches, PL., Alanis, TJ. 2010. “Effect

of Orthodontic Treatment on Saliva, Plaque and The Levels of

Streptococcus mutans and Lactobacillus”. Medicina Oral, Patologia Oral y

Cirugia Bucal.

Lawal. 2013. “Medicinal, Pharmacological and Phytochemical Potentials of

Annona Comsus Linn”. Journal of Pure and Applied Sciences, Vol. 6(1):

101 -104.
69

Lewapadang, Wanda., Tendean, Lydia E.N., Anindita, P. S. 2015. “Pengaruh

Mengonsumsi Buah Nanas (Ananas comosus) terhadap Laju Aliran Saliva”.

Journal e-GiGi, Vol. 3(2)

Lintanggautami, T. 2019. “Pengaruh Mengunyah Buah Nanas terhadap

Akumulasi Plak pada Pengguna Piranti Ortodonti Cekat”. Repository IIK.

Maky, Orel. 2012. Dental Braces On Lower and Upper Jaw. Available from

http://www.commons.m.wikipedia.org. (diakses tanggal 20 Januari 2020)

Marsela, S., Probosari N., Setyorini, D. 2015. “Pengaruh Mengonsumsi Buah

Nanas (Ananas comosus l .merr) dan Buah Pir (Pyrus bretschneideri)

terhadap Jumlah Koloni Streptococcus sp. dalam Saliva Anak Usia 10 – 12

Tahun”. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Jember.

Maulida, D., Zulkarnaen, N. 2010. “Ekstraksi Antioksidan (Likopen) Dari Buah

Tomat Dengan Menggunakan Solven Campuran n-Heksana, Aseton dan

Etanol”. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Michael, W., Ticoalu, SHR., Juliatri. 2015. “Gambaran Kebersihan Mulut dan

Karies Gigi Pada vegetarian Lacto-Ovo di Jurusan Keperawatan Universitas

Klabat Airmadidi”. Jurnal e-GiGi, hal. 116.

Namal., N, Vehit, HE., Koksal, S. 2007. “Do autistic children have higher level of

caries? A crosssectional study in Turkish children”. Journal Indian Soc

Pedod Prev Dent.

Navazesh., M., Kumar, SK. 2008. “Measuring salivary flow :challenges and

opportunities”. J Am Dent Assoc.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


70

Nugraheni. 2016. Sehat Tanpa Obat dengan Nanas Seri Apotek Dapur.

Yogyakarta: Rapha Publishing.

Nuraini, D. 2014. Aneka daun berkhasiat untuk obat. Yogyakarta: Gava Media.

Nursalam. 2015. Metodologi ilmu keperawatan, edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Oktaviani, V. 2015. “Perbedaan Indeks Higiene Oral dan Ph Plak Kelompok

Pemakai dan Bukan Pemakai Pesawat Ortodonti Cekat”. Jurnal Kedokteran

Diponegoro.

Penda, PAC., Kaligis, SHM., Juliatri. 2015. “Perbedaan Indeks Plak Sebelum Dan

Sesudah Pengunyahan Buah Apel”. Jurnal e-Gigi.

Permnana, HJ., Indahyani, DE., Yustisia, Y. 2014. “Kelarutan kalsium email pada

saliva penderita tunanetra”. Dentofas.

Profit, William R., Fields, Henry W., Sarver, David M. 2013. Contemporary

Orthodontics 5th ed. Philadelphia: Elsevier.

Rabbani, AN., Soegiharto, GS., Evacuasiany, E. 2019.” Pengaruh Mengonsumsi

Tomat Ceri (Solanum lycopersicum L. var. cerasiforme) Terhadap Indeks

Plak Gigi.Falkutas Kedokteran Gigi, Universitas Kristen Maranatha”.

SONDE (Sound of Dentistry) Vol. 3 No. 2.

Rahardjo Pambudi. 2009. Peranti Orthodonti Lepasan. Surabaya: Airlangga

University Press.

Rahardjo Pambudi. 2012. Ortodonti Dasar Edisi 2. Surabaya: Airlangga

University Press.

Rakhmanda, AP. 2008. “Perbandingan Efek Antibakteri Jus Nanas (Ananas

Comosus L.Merr) pada Berbagai Konsentrasi Terhadap Streptococcus


71

mutans”. Artikel Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro.

Richa., Yashoda, Y., Punarik, MP. 2014. “Oral health status and parental

perception of child oral health related quality-of-life of children with autis in

Bangalore”. India J of Indian Soc of Pedod and Preventive Dentistry.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2

0 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf. (Diakses pada tanggal 20 Januari

2020).

Rismayanti, IN. 2020. “Perbedaan indeks plak gigi setelah mengunyah buah

papaya dan buah tomat pada pengguna ortodonti cekat”. Repository IIK

BW.

Sandeep, G., Sonia, G. 2012.”Pattern of dental malocclusion in orthodontic

patients in Rwanda: a retrospective hospital based study”: Rwanda Medical

Journal.

Saravanakumar, S., Chandra, J.H. 2013. “Screening of Antimicrobial Activity and

Phythochemical Analysis of Caesalpinia sappan L”. Journal of Chemical

and Pharmaceutical Research.

Sarapur, S., Shilpashree, HS. 2012. “Salivary pacemakers: a review”. Dent Res J.

Sembiring, I. 2019. “Perbedaan Efektivitas Mengunyah Buah Pepaya Dan Buah

Nanas Terhadap Penurunan Indeks Plak Pada Siswa/i Kelas VII-1SMP


72

Negeri Kecamatan Datuk Bandar Timur Kota Tanjung Balai”. Karya Tulis

Ilmiah Poltekkes Kemenkes RI Medan.

Septiano. 2013. “Pengaruh Konsumsi Madu Terhadap Derajad Keasaman (pH)

Saliva Anak Sekolah Di SD Negeri I Wulung”. Jurnal Kesehatan Gigi

Vol.03 No.2.

Sighn, VP., Sharma, A. 2014. “Epidemiology of malocclusion and assessment of

orthodontic treatment need for nepalese children”. Hindawi Pub Co.

Soesilo, D., Santoso, RE., Diyatri, I. “Peranan sorbitol dalam mempertahankan

kestabilan pH saliva pada proses pencegahan karies”. Majalah Ked Gigi

(Dent. J) 2005; 38(1):25-8.

Sopianah, Y., Nugroho, C., Sabilillah, M.F., Rahayu, C. 2017. “Hubungan

Mengunyah Unilateral dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada

Mahasiswa Tingkat I Jurusan Keperawatan Gigi”. Jurnal Kesehatan Bakti

Tunas Husada.

Stany, CM., Vonny, NS., Wowo., Anindita. 2013. “Status Kebersihan Mulut dan

Status Karies Gigi Mahasiswa Pengguna Alat Ortodontik Cekat”. Journal e-

GiGi, Vol.1(1): 1-7.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitafif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suniltg. 2011. “Pineapple”. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Pineapple. (Diakses

pada tanggal 26 April 2020).

Ticha, R., Bohmova, H. 2005. “Influence of fixed orthodontic appliance on the

level of patients oral hygiene”. Odborna Prace.


73

Vizitiu, TC., Ionescu, E. 2010. “Microbiological Changes in Orthodontically

Treated Patients”. Ther Pharmacol Clin Toxicol Journal.


Lampiran 1. Surat Keterangan Kelayakan Etika Penelitian

74

Anda mungkin juga menyukai