Anda di halaman 1dari 49

PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI ASAM ASETAT

DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI KOLAGEN DARI KULIT


IKAN SITUHUK HITAM (Makaira indica)

SKRIPSI
(Dalam Bidang Teknologi Hasil Perikanan)

Oleh :

RAYMUNDUS JULIO TANGKA’A


15051104021

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI ASAM ASETAT
DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI KOLAGEN DARI KULIT
IKAN SITUHUK HITAM (Makaira indica)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Sam Ratulangi

OLEH

RAYMUNDUS JULIO TANGKA’A


NIM : 15051104021

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020

i
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Raymundus Julio Tangka’a

NIM : 15051104021

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya dan bukan merupakan

duplikasi sebagian atau seluruh dari karya orang lain, kecuali bagian yang sumber

informasi dicantumkan.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bergantung

jawab dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila terbuktu

melakukan duplikasi terhadap skripsi atau karya ilmiah lain yang sudah ada.

Manado, Januari 2020

Raymundus Julio Tangka’a

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Raymundus Julio Tangka’a

NIM : 15051104021

Judul : Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Asam Asetat Dan Lama

Waktu Ekstraksi Kolagen Dari Kulit Ikan Situhuk Hitam

(Makaira indica)

Tanggal Ujian : 29 Januari 2020

Proposal ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing.

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Feny Mentang, M.Sc Dr. Ir. Agnes Triasih Agustin, M.App. Sc
NIP. 19690814 199402 2 001 NIP. 19550817 198403 2 001

Mengetahui,

Wakil Dekan Koordinator Program Studi


Bidang Akademik Teknologi Hasil Perikanan

Prof. Ir. Farnis B. Boneka, M,Sc Dr. Ir. Feny Mentang, M.Sc
NIP. 19571229 198503 1 064 NIP. 19690814 199402 2 001

iii
KATA PENGANTAR

Patutlah penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa, yang selalu memberikan rahmat dan hikmat bagi penulis sehingga dapat

menyelesaikan penelitian ini, dengan judul “Pengaruh Perbedaan Konsentrasi

Asam Asetat Dan Lama Waktu Ekstraksi Kolagen Dari Kulit Ikan Situhuk

Hitam (Makaira indica)”.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terimakasih sebesar -

besarnya kepada Dr. Ir. Feny Mentang, M.Sc dan Dr. Ir. Agnes Triasih Agustin,

M.App. Sc yang masing – masing sebagai dosen pembimbing I dan II yang

banyak memberikan arahan, dorongan motivasi dan saran untuk kesempurnaan

skripsi ini.

Masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam Skripsi ini, untuk itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar skripsi ini dapat

disempurnakan dengan baik.

Manado, Januari 2020

Penulis

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, anugerah, pertolongan
dan kasih karunia Nya, maka dari penyusunan proposal hingga penulisan skripsi
dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Asam Asetat
Dan Lama Waktu Ekstraksi Kolagen Dari Kulit Ikan Situhuk Hitam
(Makaira indica)” disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam
menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Ellen J. Kumaat, M.Sc., DEA., selaku Rektor Universitas
Sam Ratulangi yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
dapat belajar dan menimbah ilmu di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Sam Ratulangi.
2. Prof. Ir. Farnis B. Boneka, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
3. Ir. Jhonny Budiman, M.Si., M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik dan Kerjasama Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
4. Dr. Ir. Unstain N.W.J. Rembet, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
5. Ir. Engel Victor Pandey, M. Phil., selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
6. Daisy M. Makapdua, S.Pi., M.App.Sc., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua
Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
7. Dr. Ir. Feny Mentang, M.Sc., selaku Koordinator Program Studi
Teknologi Hasil Perikanan yang telah memotivasi penulisan untuk
menyelesaikan studi serta membantu penulis dalam melakukan penelitian
baik secara materi maupun non materi.
8. Dr. Ir. Feny Mentang, M.Sc., selaku dosen pembimbing I dan Dr. Ir.
Agnes Triasih Agustin, M.App. Sc., selaku dosen pembimbing II yang
telah meluangkan waktunya membimbing, motivasi, mendorong dan
mengarahkan dengan penuh kesabaran kepada penulis dari penyusunan
proposal hingga penyelesaian skripsi ini.
9. Dr. Ir. Hens Onibala, M. Sc., Ir. Bertie E. Kaseger, MS., Daisy M.
Makapdua, S.Pi., M.App.Sc., M.Sc., Ph.D., selaku penguji yang telah

v
membantu, memberikan saran, motivasi dan mengarahkan dalam perbaikan
skripsi ini.
10. Ir. Engel Victor Pandey, M. Phil., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan banyak motivasi dan segudang ilmu, dari awal
perkuliahan sampai saat ini.
11. Ir. Hanny Welly Mewengkang, M. Sc., selaku dosen pembimbing seminar
magang, terimakasih karena telah membimbing dan mengarakan sewaktu
melaksanakan ujian seminar magang.
12. Seluruh staf Dosen THP. Yang tidak dapat disebutkan satu persatu
terimaksih atas semua ilmu yang telah diberikan selama menempuh
perkulihaan di kampus biru PS. THP.
13. Martina Paiman selaku staf pegawai di THP pada periode lalu, terima
kasih atas semua dukungan, canda tawa, dan yang selalu memberi makan
kepada mahasiswa THP.
14. Para Tim Penguji Magang/PKL, Rencana Kerja Penelitian, Laporan Hasil
Penelitian hingga Ujian Proposal yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
15. Keluarga, ayah I Ketut Mardiono dan ibu Anni Leni Tangka’a terima
kasih banyak atas semua dukungan doa, semangat, motivasi, dukungan
secara moral maupun moril yang telah diberikan kepada saya.
16. Roy Radix Bernadus Tangka’a dan Rio Caroll Benedictus Tangka’a
kakak yang telah memberikan segudang motivasi untuk memenuhi tugas
sebagai seorang mahasiswa.
17. TETRODOTOXIN Romaryo, Marsel, Jens, Fauzan, David, Niki, Edi,
Emanuel, Ziko, Annissa, Gisella, Yayu, Putri, Finka, Grace, Moon,
Kurniaty. Terimakasih untuk waktu yang dihabiskan Bersama selama
menempuh perkulihaan di kampus biru ps thp.
18. KKT 118 posko SILIAN SELATAN kepada sahabat-sahabat perjuangan
Ricky, Nando, Gede dan teman-teman yang tidak bisa disebut namanya.
Terimakasih untuk waktu, ilmu, pengalaman selama menjalani hari-hari di
Mitra kelurahan Silian Selatan. SEKDES Bapak Richard Mononege yang
telah menerima saya untuk tinggal di rumah selama kkt berlangsung.
19. Teman-teman “Blue Kost” Ardy, Rivo, David, Edi, Romaryo, Wailan,
Esti yang selalu memberikan canda tawa dan hiburan, mendukung dan
membantu menyelesaikan skripsi
20. Romaryo Savsavubun yang telah membantu penyusunan dari awal
proposal sampai pada tahap penulisan akhir atau skripsi.
21. Kepada pacar saya Katrina Karixia Tumbuan, SE yang selalu mendukung
saya dalam doa, men-support saya untuk menyelesaikan skripsi dan
membantu saya selama penelitian hingga menyelesaikan skripsi ini. I Love
You Sayang.

vi
RINGKASAN

Kolagen adalah jenis protein berbentuk serabut atau fibril yang


merupakan komponen struktural utama dari jaringan pengikat yang meliputi
hampir 30% dari total protein pada jaringan organ tubuh vertebrata maupun
invertebrata. Kolagen banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang diantaranya
dalam industri; pangan, kosmetik, farmasi, kedokteran, fotografi dan sebagainya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi asam
asetat dan lama waktu ekstraksi kolagen dari kulit ikan situhuk hitam (Makaira
indica). Pada penelitian ini digunakan perlakuan konsentrasi CH3COOH 0,7M
(A1) dan CH3COOH 0,9M (A2) dan waktu ekstraksi 24 jam (B1) dan 48 jam
(B2). Tahapan pembuatan kolagen ini adalah; pencucian & pemotongan,
perendaman (NaOH), pencucian (sampai pH netral), ekstraksi (CH3COOH),
pengendapan, salting out, sentrifuse. Hasil penelitian ini diperoleh rendemen
terbanyak ada pada kode sampel A2B1 yaitu sebesar 4,72%. Hal ini membuktikan
konsentrasi asam sangat mempengaruhi namun lama waktu ekstraksi tidak
mempengaruhi banyaknya jumlah karagenan yang diperoleh. Kadar air yang
paling rendah diperoleh dari kode sampel A1B1 yaitu sebesar 15,13%. Hal ini
diakibatkan karena penyerapan udara dan molekul air di lingkungan yang terjadi
pada sampel (hygroscopic). Hasil stabilitas pH berkisar antara 4,7 (A2B2) – 6,45
(A1B1), hal ini membuktikan bahwa semakin lama waktu perendaman
berpengaruh pada derajat keasaman kolagen yang dihasilkan.

Kata Kunci : Kolagen, Makaira indica, salting out, CH3COOH.

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................................v
RINGKASAN........................................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian.....................................................................................3
1.3. Manfaat Penelitian...................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................4
2.1. Ikan Situhuk Hitam (Makaira indica).....................................................4
2.2. Kolagen....................................................................................................5
2.3. Penelitian Kolagen dengan menggunakan Asam Asetat.......................12
III. METODOLOGI PENELITIAN......................................................................13
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................13
3.2. Alat dan Bahan......................................................................................13
3.3. Metode Penelitian..................................................................................14
3.4. Parameter Pengamatan..........................................................................16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................18
4.1. Rendemen (%).......................................................................................18
4.2. Derajat Keasaman (pH).........................................................................20
4.3. Kadar Air (%)........................................................................................22
V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................24
5.1. Kesimpulan............................................................................................24
5.2. Saran......................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................29

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

1. Pemanfaatan Kolagen (Putra, 2010).............................................................11

2. Standar mutu kolagen berdasarkan SNI 8076:2014.....................................11

3. Rendemen kolagen kulit ikan situhuk..........................................................18

4. Perbandingan kolagen dari berbagai macam sumber...................................20

5. Nilai pH kolagen kulit ikan situhuk..............................................................20

6. Nilai kadar air kolagen kulit ikan situhuk....................................................22

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

1. Ikan situhuk Hitam.........................................................................................5

2. Struktur triple helix kolagen (Lehninger, 1993).............................................8

3. Urutan asam amino pada rantai tropokolagen (Stayer, 1995)........................8

4. Ikatan antar rantai asam amino tropokolagen (Bella, et al, 1994)..................9

5. Prosedur Pembuatan Kolagen.......................................................................15

6. Histogram rendemen kolagen kulit ikan situhuk hitam................................18

7. Histogram pH kolagen kulit ikan situhuk hitam...........................................21

8. Histogram rendemen kadar air kulit ikan situhuk hitam..............................22

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Teks Halaman

1. Data Hasil Analisa dan Perhitungan Penelitian Rendemen Kolagen kulit

ikan Situhuk hitam........................................................................................29

2. Data Hasil Analisa dan Perhitungan Penelitian Kadar Air Kolagen kulit ikan

Situhuk hitam................................................................................................30

3. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian...........................................................31

4. Univariate Analysis of Variance SPSS (Rendemen)....................................35

5. Univariate Analysis of Variance SPSS (pH)................................................36

6. Univariate Analysis of Variance SPSS (Kadar Air).....................................37

xi
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang melimpah,

namun pemanfaatan selama ini masih sebatas daging (fillet). Produksi perikanan

tangkap Indonesia dari subsektor perikanan laut dan perikanan umum pada tahun

2014 mencapai 6,4 juta ton, sehingga diperkirakan potensi limbah perikanan

mencapai sekitar 4,1 juta ton (BPS 2016). Limbah perikanan tersebut berupa

kepala, kulit, tulang, sirip, serpihan daging, perut ikan dan ikan/ fillet ikan mutu

rendah (second grade) dari proses pengolahan industri. Peningkatan nilai tambah

produk hasil samping dapat terwujud apabila limbah tersebut dapat ditransformasi

menjadi produk komersial (Muyonga et al. 2004).

Limbah perikanan seperti sisik, kulit dan perut ikan telah diteliti

mengandung protein yang tinggi dan apabila dikonversi menjadi turunan protein

lain dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah tersebut (Liu et al. 2012; Chen et

al. 2016). Kandungan protein yang tinggi diduga berasal dari kandungan protein

jaringan ikat yang tidak larut dalam air. Protein jaringan ikat tersebut dapat

dikonversi menjadi derivat protein yang lebih sederhana seperti hidrolisat protein

dan kolagen sehingga dapat meningkatkan nilai tambah diversifikasi produk hasil

samping industri perikanan.

Kolagen merupakan protein utama yang menyusun sekitar 30% dari total

protein pada tubuh hewan (Pati et al, 2010). Menurut Ward dan Court (1977)

Kolagen merupakan komponen struktural utama pada serat-serat jaringan

1
pengikat, berwarna putih dan terdapat didalam semua jaringan dan organ hewan

dan berperan penting dalam penyususn bentuk tubuh.

Kolagen adalah jenis protein berbentuk serabut atau fibril yang

merupakan komponen struktural utama dari jaringan pengikat yang meliputi

hampir 30% dari total protein pada jaringan organ tubuh vertebrata maupun

invertebrata (Poppe 1992 dalam Astawan et al. 2003).

Kolagen merupakan jaringan biologi yang terdapat pada organisme baik

vertebrata maupun invetebrata termasuk pada organisme vertebrata dan

invetebrata laut sehingga penelitian kolagen pada organisme laut masih termasuk

ranah penelitian bagi peneliti ilmu kelautan dalam bidang biologi hewan laut.

Kolagen banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang diantaranya dalam

industri; pangan, kosmetik, farmasi, kedokteran, fotografi dan sebagainya

(Kurniawan 2006). Steven (2012) menjelaskan kolagen yang digunakan

umumnya berasal dari hewan daratan, seperti babi dan sapi. Kurniawan (2006)

menjelaskan kolagen yang merupakan produk turunan dari kolagen produksinya

berasal dari 40% kolagen babi dan 60% kolagen sapi. Penggunaan kolagen yang

berasal dari babi sangat meresahkan masyarakat yang beragama Islam, sedangkan

kolagen yang berasal dari sapi meresahkan masyarakat yang beragama hindu dan

mempunyai potensi terjangkit penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy

(BSE) (Steven 2012). Hal ini membuat peneliti harus mencari sumber kolagen

alternatif yang berasal dari hewan lain termasuk hewan laut agar dapat diterima

semua kalangan masyarakat.

Astawan et al. (2003) menjelaskan kolagen pada jaringan hewan seperti

pada mamalia, burung, ikan, dan sebagainya sebagian besar terletak pada organ

2
kulit selebihnya terdapat pada organ lain seperti tendon atau urat, kartilago,

tulang, dan sebagainya. Kulit ikan saat ini belum dimanfaatkan secara optimal

(Ariesta 2014).

Selama ini kulit ikan dibuang, dijadikan campuran pakan, kerupuk, dan

sebagainya. Potensi kolagen pada kulit ikan cukup menjanjikan. Potensi kolagen

pada kulit ikan dapat dilihat berdasarkan nilai kuantitas maupun kualitas kolagen

yang dihasilkan. Dari nilai kuantitas potensi kolagen dapat dilihat dari rendemen

kolagen yang dihasilkan semakin tinggi nilai rendemen kolagen yang dihasilkan

maka semakin baik potensinya (Steven 2012).

Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian

tentang kolagen ikan situhuk hitam (Makaira indica) dengan menggunakan

konsentrasi pelarut berbeda.

I.2. Tujuan Penelitian

1. Mendapatkan kolagen dari kulit ikan situhuk hitam (Makaira

indica).

2. Menghasilkan konsentrasi asam asetat yang lebih optimal dalam

proses ekstraksi kolegen kulit ikan situhuk hitam (Makaira indica).

I.3. Manfaat Penelitian

Sebagai informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah

perikanan seperti kulit ikan situhuk hitam (Makaira indica) sebagai bahan

pembuatan kolagen dan mendapatkan nilai rendemen, pH dan kadar air kolagen

kulit ikan situhuk hitam (Makaira indica).

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Ikan Situhuk Hitam (Makaira indica)

Ikan black marlin merupakan ikan yang termasuk kedalam “scromboid

fish”, yang terdiri dari ±5 spesies dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di

seluruh dunia, di kedalaman 400-500 meter di bawah permukaan laut dan

mengadakan migrasi (ruaya) untuk bertelur. Badannya berbentuk cerutu dan

panjangnya kira-kira 14,5 ft (4,5 meter) dan beratnya mencapai 1190 pounds (540

kg) untuk marlin terbesar yang pernah ditemukan. Ikan ini termasuk perenang

cepat, dan termasuk ikan pemakan daging atau karnivora. Badan memanjang,

kukus, sedikit melebar (tinggi). Bagian depan sirip punggung pertama nampak

jelas penonjolan penampang dari badannya. Sirip punggung pertama berjari-jari 3

(keras), 10-12 (lemah), 23-25 (keras); sirip punggung kedua berjari-jari 7 (lemah).

Sirip dubur pertama berjari-jari 2 (keras). 10-11 (lemah); sirip dubur kedua

berjari-jari 7 (lemah). Rahang atas yang menyerupai lembing, pedang atau

setuhuk itu bila dibandingkan dengan panjang badannya tidaklah begitu panjang

dan garis rusuk tidak begitu nampak (KKP, 2009). Untuk lebih jelas lihat gambar

1.

4
Klasifikasi ikan situhuk hitam menurut Linnaeus, 1758 dalam Pratama 2012:

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Actinopterygii

Ordo: Perciformes

Family: Makairae

Genus: Makaira

Spesies: Makaira indica

Gambar 1. Ikan situhuk Hitam


Sumber: https://www.dictio.id/t/apa-saja-manfaat-dan-khasiat-ikan-marlin-
hitam/111487

II.2. Kolagen

Kolagen merupakan komponen struktural utama dari jaringan ikat putih

(white connetive tissue) yang meliputi hampir 30 persen dari total protein pada

jaringan dan organ tubuh vertebrata dan invertebrata. Pada mamalia, kolagen

terdapat di kulit, tendon, tulang rawan dan jaringan ikat. Demikian juga pada

burung dan ikan, sedangkan pada avertebrata kolagen terdapat pada dinding sel.

Molekul kolagen tersusun dari kira-kira dua puluh asam amino yang memiliki

5
bentuk agak berbeda bergantung pada sumber bahan bakunya. Asam amino glisin,

prolin dan hidroksiprolin merupakan asam amino utama kolagen (Chaplin, 2005).

Molekul dasar pembentuk kolagen disebut tropokolagen yang

mempunyai struktur batang dengan BM 300.000, dimana di dalamnya terdapat

tiga rantai polipeptida yang sama panjang, bersama-sama membentuk struktur

heliks. Tiap tiga rantai polipeptida dalam unit tropokolagen membentuk struktur

heliks tersendiri, menahan bersama-sama dengan ikatan hidrogen antara group

NH dari residu glisin pada rantai yang satu group dengan CO pada rantai lainnya.

Cincin pirolidin, prolin, dan hidroksiprolin membantu pembentukan rantai

polipeptida dan memperkuat triple heliks (Wong, 1989).

Tropokolagen akan terdenaturasi oleh pemanasan atau perlakuan dengan

zat seperti asam, basa, urea, dan potassium permanganat. Selain itu, serabut

kolagen dapat mengalami penyusutan jika dipanaskan diatas suhu penyusutannya

(Ts). Suhu penyusutan (Ts) kolagen ikan adalah 45°C.Jika kolagen dipanaskan

pada T>Ts (misalnya 65 – 70°C), serabut triple heliks yang dipecah menjadi lebih

panjang.

Kolagen yang diekstrak dari ikan memiliki keunggulan diantaranya

mampu mengatasi kebutuhan sekaligus kontroversi penggunaan kolagen di

kalangan keyakinan dan etnis tertentu terhadap bahan baku dari hewan terestrial,

misalnya babi, sapi ataupun ayam (Choi et al. 2013).

6
II.2.1. Struktur Kolagen

Jenis-jenis kolagen yang membentuk serabut batangan yang panjang di

dalam jaringan, disusun lewat ikatan lateral unit-unit triple helix. Penyusunannya

membentuk gambaran pita pada serabut-serabut di dalam jaringan ikat. Serabut

kolagen selanjutnya distabilkan oleh pembentukan ikatan silang kovalen, yang

berbeda di dalam dan sekaligus diantara unit-unit triple helix. Ikatan silang

kovalen tersebut stabil, dan ikatan silang ini merupakan faktor penting untuk

kekuatan mengatasi regangan yang dimiliki serabut kolagen (Rodwell, dkk,

1995).

Kolagen memiliki komposisi asam amino yang unik. Sekitar satu pertiga

asam amino yang terkandung adalah glisin, 6-10 % hidroksiprolin dan 10-12 %

prolin. Glisin, hidroksiprolin dan prolin merupakan komponen yang memberikan

stabilitas termal pada kolagen. Molekul dasar pembentuk kolagen disebut

tropokolagen, yang mempunyai struktur batang dengan berat molekul (BM)

300.000 dan di dalamnya terdapat tiga rantai polipeptida yang sama panjang

membentuk struktur heliks. Serabut kolagen yang berbentuk triple helix dapat

dilihat pada Gambar 2.

7
Gambar 2. Struktur triple helix kolagen (Lehninger, 1993)

Rantai triple helix kolagen tersusun atas molekul tropokolagen, rantai

tropokolagen merupakan batang berdiameter 15 Å dan panjang 3000 Å.

Tropokolagen dideretkan menurut susunan yang bergantian, seperempat panjang

tumpang tindih membentuk fibril. Fibril ini kemudian bertumpuk berlapis-lapis

membentuk jaringan ikat (deMan, 1997). Urutan asam amino pada rantai

tropokolagen dapat dilihat pada Gambar 3.

-Gly-Pro-Met-Gly-Pro-Ser-Gly-Pro-Arg-
-Gly-Leu-Hyp-Gly-Pro-Hyp-Gly-Ala-Hyp-
-Gly-Pro-Gln-Gly-Phe-Gln-Gly-Pro-Hyp-
-Gly-Glu-Hyp-Gly-Glu-Hyp-Gly-Ala-Ser-
-Gly-Pro-Met-Gly-Pro-Arg-Gly-Pro-Hyp-
-Gly-Pro-Hyp-Gly-Lys-Asn-Gly-Asp-Asp-

Gambar 3. Urutan asam amino pada rantai tropokolagen (Stayer, 1995)

Pada Gambar 3. dapat dilihat bahwa kandungan asam amino pada

kolagen di dominasi oleh glisin, prolin dan hidroksiprolin. Dalam kolagen

kandungan asam amino glisin sebesar 25%, pada prolin sebesar 13% dan

hidroksiprolin 12%. Selain itu juga ada asam amino alanin, metionin, lisin,

8
arginin, serin, leusin dan asparagin. Setiap tiga rantai asam amino akan berikatan

membentuk struktur triple helix. Ikatan pada rantai kolagen dapat dilihat pada

Gambar 4.

Gambar 4. Ikatan antar rantai asam amino tropokolagen (Bella, et al, 1994)

Gambar 4. memperlihatkan bahwa ikatan yang terjadi pada rantai asam

amino tropokolagen, dimana ikatan hidrogen terbentuk antara gugus –C=O pada

prolin dengan gugus –N-H pada glisin. Ikan hidrogen akan terbentuk sepanjang

rantai tropokolagen karena urutan asam amino (Gly-Pro-Hyp) akan berulang lagi

secara bergantian.

II.2.2. Pemanfaatan Kolagen

Pemanfaatan kolagen dalam berbagai bidang industri mengalami

kemajuan yang cukup pesat. Kolagen dalam bentuk yang berbeda mempunyai

bidang pemanfaatan yang berbeda pula. Kolagen dapat diaplikasikan pada

beberapa bidang industri seperti industri makanan, kosmetik, biomedis dan

industri farmasi. Pada kosmetik, kolagen digunakan untuk mengurangi keriput

pada wajah atau dapat disuntikkan ke dalam kulit untuk menggantikan jaringan

kulit yang telah hilang. Pada biomedis, kolagen digunakan sebagai sponges untuk

luka bakar, benang bedah, agen hemostatik, penggantian atau substitusi pada

pembuluh darah dan katup jantung tiruan. Pada industri farmasi kolagen

9
digunakan sebagai drug carrier yaitu: mini-pellet dan tablet untuk penghantaran

protein, formulasi gel pada kombinasi dengan liposom untuk sistem penghantaran

terkontrol, bahan pengkontrol untuk penghantaran transdermal, dan nanopartikel

untuk penghantaran gen (Lee dkk, 2001) Aplikasi kolagen dalam bidang industri

dapat dilihat dalam Tabel 1.

10
Tabel 1. Pemanfaatan Kolagen (Putra, 2010)

Bentuk Kolagen Produk atau Bidang pemanfaatan


Kulit-alami Produk kulit
Kulit-sintesis
Gelatin Lem, Pangan, Fotografi,
Farmasetika, Obat-obatan,
Plastik
Produk kolagen Bidang medis
murni
Larutan/Gel,
Serat,
Membran, Spons
Hidrolisat parsial Bidang gizi
Reducing diets
Suplemen pangan
Selongsong (casings)
Hidrolisat parsial Kosmetik, Krim kulit, Hair
spray, Cat kuku, Sabun

II.2.3. Mutu Kolagen

Mutu kolagen ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan fungsional dari

kolagen tersebut. Standar mutu dari kolagen dilihat dari karakteristik bau, warna,

rasa, kadar protein, kadar air, kadar abu dan masih banyak lagi. Standar mutu

kolagen berdasarkan SNI 8076:2014 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Standar mutu kolagen berdasarkan SNI 8076:2014

Karakteristik Syarat
Kadar Air Maksimum 12 %
Kadar Abu Maksimum 1 %
Kadar total nitrogen 12 - 14 %
Kadar Protein 80-88 %
pH 6,5 – 8
Arsen (As) Maksimum 1 mg/kg
Cadmium (Cd) Maksimum 0,1 mg/kg
Timbal (Pb) Maksimum 0,4 mg/kg
Merkuri (Hg) Maksimum 0,5 mg/kg

11
II.3. Penelitian Kolagen dengan menggunakan Asam Asetat

Asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah

suatu senyawa berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa

asam yang tajam dan larut di dalam air, alkohol, gliserol, dan eter. Pada tekanan

asmosferik, titik didihnya 118,1oC. Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat

luas di bidang industri dan pangan. Di Indonesia, kebutuhan asam asetat masih

harus diimport, sehingga perlu diusahakan kemandirian dalam penyediaan bahan

(Hardoyo, 2007). Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku

industry yang penting untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia. Asam asetat

digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat,

dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Asam asetat

digunakan sebagai pengatur keasaman dalam industri makanan. Asam asetat encer

juga sering digunakan sebagai pelunak air di rumah tangga. Penggunaan asam

asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil (Setiawan, 2007).

12
III. METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Penanganan

dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Laboratorium Pengendalian Mutu Hasil

Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi

Manado. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini kurang lebih selama 4

bulan, mulai dari penyusunan rencana kerja penelitian sampai penulisan Skripsi

mulai bulan Agustus 2019 sampai dengan November 2019.

III.2. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan antara lain: baskom, pisau, telenan,

mistar, oven pemanas. Untuk pengeringan digunakan cabinet dryer.

Alat yang digunakan terdiri atas satu unit alat ekstraksi kolagen: toples,

beker gelas 1000 ml, cool box, saringan dan sentrifuse, kain blacu. Alat

yang digunakan untuk pengujian pH meter, desikator, timbangan

analitik, sarung tangan, tang krusibel, cawan porselen, beker gelas,

oven.

2. Bahan

Bahan baku yang digunakan adalah kulit ikan situhuk (black marlin).

Bahan untuk analisa adalah NaOH, CH3COOH, NaCl, aquades.

13
III.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksperimental yaitu

suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan cara mengubah suatu keadaan

untuk melihat kejadian yang timbul akibat dari perubahan itu (Mantjoro dan

Manus, 1990).

III.3.1. Preparasi Bahan Baku (modifikasi dari Rahael, 2014)

Preparasi kulit ikan situhuk hitam dilakukan dengan menghilangkan sisa

lemak dan daging serta mencuci bersih menggunakan air mengalir. Tahap

selanjutnya yaitu pemotongan kulit menjadi ukuran 1x1 cm. Kemudian dicuci

kembali menggunakan air mengalir dan pembilasan terakhir menggunakan

akuades.

III.3.2. Pretreatment (modifikasi dari Rahael, 2014)

Kulit ikan situhuk hitam yang sudah dipreparasi kemudian ditimbang

sebanyak 500 gram dan direndam dalam larutan NaOH 0,1 M dengan rasio 1:3

(b/v) selama 24 jam dengan suhu 28oC. Kulit ikan dinetralisasi dengan akuades

dengan suhu 12oC hingga mencapai pH 7.

III.3.3. Ekstraksi Kolagen (modifikasi dari Rahael, 2014)

Sampel yang telah dipretreatment, diekstraksi menggunakan asam asetat

(CH3COOH) dengan konsentrasi 0,7 M dan 0,9 M dengan rasio 1:30 (b/v) selama

24 dan 48 jam. Kemudian disaring untuk mendapat filtrat kolagen. Residu hasil

penyaringan di salting out dengan NaCl 0,9 M selama 24. Hasil presipitasi

disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 25 menit pada suhu 4°C.

Hasil kolagen dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 50°C.

14
Gambar 5. Prosedur Pembuatan Kolagen

15
III.4. Parameter Pengamatan

III.4.1. Pengukuran Rendemen (AOAC 2005)

Persentase rendemen ekstrak kolagen diperoleh dengan perbandingan

berat ekstrak kolagen dengan berat bahan baku kulit tuna sebelum ekstraksi. Hasil

dapat diperoleh dengan perhitungan dari rumus sebagai berikut:

berat ekstrak kolagen kering


Rendemen (%)= x 100%
berat sampel awal

III.4.2. Pengukuran Derajat Keasaman / pH (AOAC 2005)

Sampel sebanyak 0,5 g dilarutkan dalam 10 mL akuades. Pengukuran pH

dilakukan menggunakan pH meter digital. Elektroda pada pH meter dicelupkan ke

dalam sampel sampai diperoleh angka yang stabil pada proyektor pH meter.

III.4.3. Pengukuran Kadar Air (AOAC 2005)

Analisis kadar air dilakukan dengan mengeringkan cawan porselen dalam

oven pada suhu 102-105oC hingga diperoleh berat konstan selama 15 menit.

Cawan tersebut diletakkan ke dalam desikator (kurang lebih 30 menit) dan

dibiarkan sampai dingin kemudian ditimbang (A). Sampel ekstrak kolagen

ditimbang (B), selanjutnya cawan yang telah diisi sampel dimasukkan ke dalam

oven dengan suhu 102-105oC selama 6 jam. Cawan tersebut dimasukkan ke dalam

desikator dan dibiarkan sampai dingin kemudian ditimbang (C). Rumus untuk

perhitungan kadar air yaitu sebagai berikut:

B-C
Kadar Air ( % ) = X 100%
B-A

Keterangan :
A = Berat cawan porselen kosong (g)

16
B = Berat cawan porselen dengan kolagen (g)
C = Berat cawan porselen dengan kolagen setelah dikeringkan (g)

III.4.4. Analisis Statistik

Data rerata hasil pengamatan mutu kolagen kulit ikan situhuk hitam dari

masing-masing perlakuan: konsentrasi asam asetat 0,7 M; dan 0,9 M dan waktu

ekstraksi 24 jam dan 48 jam, dianalisis secara statistik menggunakan Rancangan

Acak Lengkap 2 (dua) faktor dengan 2 (dua) kali ulangan dengan menggunakan

SPSS 21. Untuk mempelajari pengaruh perlakuan terhadap karakteristik kolagen,

data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis varian pada tingkat signifikansi

95%.

17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Rendemen (%)

Rendemen kolagen merupakan persentase kolagen yang dihasilkan dari

berat bahan baku awal. Rendemen juga berguna untuk mengetahui keefektifan

proses ekstraksi. Hasil penelitian menunjukkan kolagen kulit ikan Situhuk hitam

memiliki rendemen seperti yang di sajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rendemen kolagen kulit ikan situhuk

Rata-rata
Kode sampel
rendemen (%)
A1B1 1,17
A1B2 3,38
A2B1 4,72
A2B2 3,38
RENDEMEN KOLAGEN (%)

5 4.72
4.5
4
3.38 3.375
3.5
3
2.5
2
1.5 1.17
1
0.5
0
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2

PERLAKUAN

Gambar 6. Histogram rendemen kolagen kulit ikan situhuk hitam

Keterangan:
A1B1: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 24 jam
A1B2: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 48 jam
A2B1: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 24 jam
A2B2: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 48 jam

18
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi perlakuan

konsentrasi asam asetat dan waktu ekstraksi berpengaruh secara nyata (p<0,05)

terhadap produksi rendemen bubuk kolagen pada tingkat signifikansi 95%.

Berdasarkan pengujian, dihasilkan rendemen bubuk kolagen dari sampel kulit

ikan situhuk hitam berkisar antara 1,17%-4,72%. Persentase rendemen kolagen

yang diekstraksi dengan asam asetat konsentrasi 0,70M dan 0,90M pada selang

waktu dan 24 dan 48 jam diperlihatkan pada Gambar 6. Berdasarkan Gambar 6,

terlihat bahwa proses ekstraski sampel kulit ikan situhuk hitam yang

menggunakan konsentrasi asetat 0,9M (tertinggi) pada waktu 24 jam (terpendek)

menghasilkan persentase rendemen kolagen yang lebih besar (4,72%)

dibandingkan waktu ekstraksi yang lama (48 jam), yakni 1,17%. Sama halnya

dengan penggunaan asam asetat rendah (0,7M) selang waktu 48 jam, artinya

makin tinggi kosentrasi larutan asam asetat yang digunakan, makin banyak

kolagen yang dihasilkan. Sebaliknya makin lama waktu ekstraksi makin sedikit

dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor konsentrasi larutan asam asetat

memberikan pengaruh signifikan terhadap ekstrasi protein kolagen.

Dibandingkan dengan rendemen kering kolagen dari sampel kulit dan

sisik ikan, yakni: Cuttlefish skin (2.0%), Sardine scale (5.0%), dan Carper scale

(7.0%), serta Baramundi skin (9.0%) (rendemen basah) yang diekstraksi dengan

metode asam (ASC) ternyata kolagen kulit ikan situhuk hitam yang diekstraksi

dengan metode yang sama (asam asetat 0,70M) menghasilkan rendemen kering

yang cukup besar (3,44%). Meskipun demikian, kolagen yang diektrasksi dengan

metode enzimatis (Pepsin Solubilased Collagen, PSC), ternyata menghasilkan

rendemen dalam jumlah yang lebih besar (Kimura et al. 1991; Nomura et al.

19
1996; Nagai et al. 2001; Sadowska et al. 2003; Jongjareonak et al. 2004; dan

Nagai et al. (2004) (lihat Tabel 4).  Ekstraksi kolagen dengan metode PSC

menghasilkan rendemen lebih banyak dibandingkan metode ASC karena enzim

memiliki aktivitas tinggi dan karakteristik khusus dalam pemotongan atau

penguraian secara sempurna asam amino pembentuk rantai peptide protein

kolagen (Sahubawa, 2008).

Tabel 4. Perbandingan kolagen dari berbagai macam sumber

Sumber Kolagen Rendemen Peneliti


Cod skin 20,0% (dry rendemen PSC) Sadowska et al. (2003)
2,0% (dry rendemen ASC)
Cuttlefish skin Nagai et al. (2001)
35,0% (dry rendemen PSC)
9,0% (web rendemen ASC)
Baramundy skin Jongjareonak et al. (2004)
4,7% (web rendemen PSC)
Carper scale 7,0% (dry rendemen ASC) Kimura et al. (1991)
Sardine scale 5,0% (dry rendemen ASC) Nomura et al. (1996)
Skipjack bone 16,0% (dry rendemen ASC) Singkuku (2017)
Keterangan:
ASC = Acid Solubilised Collagen
PSC = Pepsin Solubilised Collagen

4.2. Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH merupakan suatu parameter untuk mengukur derajat keasaman

atau kebasaan suatu larutan. Nilai pH kolagen dari kulit ikan situhuk hitam di

sajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai pH kolagen kulit ikan situhuk


Derajat
Kode sampel
Keasaman (pH)
A1B1 4,7
A1B2 5,1
A2B1 5,65
A2B2 6,45

20
DERAJAT KEASAMAN (pH)
7 6.45

6 5.65
5.1
5 4.7

0
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2

PERLAKUAN

Gambar 7. Histogram pH kolagen kulit ikan situhuk hitam

Keterangan:
A1B1: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 24 jam
A1B2: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 48 jam
A2B1: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 24 jam
A2B2: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 48 jam

Hasil pengukuran pH kolagen kulit ikan situhuk hitam bersifat asam,

yaitu 4,7 (0,9M selama 48 jam), 5,1 (0,9M selama 24 jam), 5,65 (0,7M selama 48

jam) dan 6,45 (0,7M selama 24 jam), pada suhu ruang (lihat tabel 5). Hasil

tersebut lebih rendah dibandingkan dengan syarat mutu kolagen SNI 8076:2014

yaitu 6,5–8, namun sedikit lebih tinggi dari pH kolagen beberapa merk kolagen

untuk kosmetik yang dilaporkan Peng, Glattauer, Werkmeister & Ramshaw

(2004) yaitu berkisar antara 3,8–4,7. Selain itu, perbedaan nilai pH kolagen

tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan jenis dan konsentrasi larutan yang

digunakan, baik asam atau basa dan proses penetralan. Kombinasi proses asam

dan basa cenderung menghasilkan pH mendekati netral (Zhou dan Regenstein,

21
2005). Proses penetralan yang dilakukan akan berpengaruh pada pH akhir

kolagen, karena selain dapat mengurangi sisa-sisa larutan asam atau basa akibat

perendaman, juga kemungkinan dapat ditimbulkan dari air yang digunakan untuk

menetralkan kolagen tersebut. Air yang digunakan bersifat kurang mendekati

netral, sehingga mengakibatkan nilai pH akhir kolagen yang dihasilkan kurang

mendekati pH netral.

4.3. Kadar Air (%)

Analisis komposisi kimia yang dilakukan yaitu kadar air. Hasil analisis

komposisi kimia kolagen kulit ikan situhuk hitam khususnya kadar air dapat

dilihat pada pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai kadar air kolagen kulit ikan situhuk

Kode sampel Kadar Air (%)


A1B1 15,13
A1B2 16,29
A2B1 16,87
A2B2 17,75

18 17.745
17.5
KADAR AIR (%)

16.87
17

16.5 16.29

16

15.5 15.13
15

14.5

14

13.5
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2

PERLAKUAN

Gambar 8. Histogram rendemen kadar air kulit ikan situhuk hitam

22
Keterangan:
A1B1: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 24 jam
A1B2: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 48 jam
A2B1: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 24 jam
A2B2: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 48 jam

Pada kedua sampel kolagen kulit ikan menunjukkan nilai kadar air yang

sangat tinggi (lihat tabel 6) jika dibandingkan dengan syarat mutu kolagen BSN

(2004). Kadar air yang dihasilkan yaitu berkisar 15,13% - 17,75%, hal ini diduga

bahwa terjadinya perubahan wujud sampel dari padatan kering menjadi cair.

Perubahan wujud ini disebabkan oleh penyerapan udara dan molekul air di

lingkungan yang terjadi pada sampel tersebut atau biasa disebut peristiwa

hygroscopic. Air merupakan salah satu unsur terpenting pada makanan. Kadar air

adalah komponen dalam bahan makanan yang memengaruhi tampilan, tekstur dan

cita rasa. Semakin tinggi kadar air pada makanan maka tekstur semakin lunak

sebaliknya jika kadar air dalam bahan pangan sedikit maka akan semakin keras

(Winarno, 2004). Kadar air di dalam kolagen akan berpengaruh terhadap daya

simpan, karena kadar air erat kaitannya dengan aktivitas metabolisme yang terjadi

selama kolagen tersebut disimpan seperti aktivitas enzim, aktivitas mikroba dan

aktivitas kimiawi yaitu terjadi ketengikan dan reaksi-reaksi non enzimatik

sehingga menimbulkan perubahan sifat-sifat organoleptik dan nilai mutunya.

Semakin tinggi kadar air di dalam kolagen maka lama umur kolagen semakin

rendah namun sebaliknya apabila kadar air rendah maka umur simpan kolagen

semakin lama (Noorman, 2016).

23
V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data uji penelitian Ekstraksi Kolagen Dari Kulit Ikan

Situhuk Hitam (Makaira indica) dengan perlakukan konsentrasi dan lama waktu

ekstraksi, dapat diperoleh data rata-rata rendemen berkisar 1,17–4,72%, pH 4,7–

6,45 dan kadar air 15,13–17,75%.

Perlakuan konsentrasi asam asetat yang optimal didapatkan pada sampel

A2B1 (perlakuan konsentrasi asam asetat 0,9 M dengan lama waktu ekstraksi 24

jam) menghasilkan rendemen kolagen tertinggi 4,72%. Sedangkan pH optimal

dihasilkan pada sampel A1B1 (perlakuan konsentrasi asam asetat 0,7 M dengan

lama waktu ekstraksi 24 jam) yaitu 6,45, hal ini sesuai dengan standar mutu pH

kolagen (6,5–8).

V.2. Saran

1. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang karakteristik kolagen ikan

situhuk yang dihasilkan.

2. Perlu adanya pengaplikasian kolagen kulit ikan situhuk pada bidang

biomedis, farmasi dan kosmetik.

3. Perlu adanya ekstraksi kolagen dengan suhu tinggi sebagai bahan

pembanding terhadap kolagen yang dihasilkan.

24
DAFTAR PUSTAKA

AOAC. 2005. Official Method of Analysis (18th ed). Washington DC (US): The
Association of Official Analytical Chemist.
Ariesta, C. (2014). Ekstraksi dan karakterisasi kolagen dari kulit ikan cobia
(Rachycentron canadum) (skripsi). Bogor: Departemen Teknologi Hasil
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.
Astawan M dan T. Aviana. (2003). Pengaruh Jenis Larutan Perendaman Serta
Metode Pengeringan Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Fungsional Gelatin
dari Kulit Cucut. Jurnal Teknol dan Industri Pangan. XIV (1):7-13.
Bella, J., Eaton, M., & Berman, H.M. (1994). Crystal and molecular structure of a
collagen-like peptide at 1.9 A resolution. Journal of Science. 266 (12) :
75-81.
BPS (2016). Produksi Perikanan Menurut Subsektor (ribu ton), 1999-2014.
Jakarta : Badan Pusat Statistik.
BSN (2014). Standar Nasional Indonesia Tentang Kolagen Kasar Dari Sisik Ikan.
Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Chaplin, M. (2005). Gelatin. Diakses dari www//Isbuc.ac.uk.
Chen J, Li L, Yi R, Xu N, Gao R, Hong B. (2016). Extraction and characterization
of acid- soluble collagen from scales and skin of tilapia (Oreochromis
niloticus). Food Science and Technology, 66 : 453-459.

Choi JH, Behnam Sh, Kim SM. (2013). Physico-biochemical characteristics of


scallop mantle collagen soluble in pepsin. Journal Agricultural Science
and Tecnology, 15 : 239-302.
DeMan, J.M. (1997). Kimia Makanan Edisi Kedua. Panduwinata K, penerjemah.
Bandung: ITB.
Hardoyo, A.E.T. (2007). Kondisi Optimum Fermentasi Asam Asetat
Menggunakan Acetobacter aceti. Jurnal Sains MIPA, 13:17-18.
Ikan Marlin Hitam. Manfaat Ikan Marlin Hitam. Diakses tanggal 2 Februari 2020
dari https://www.dictio.id/t/apa-saja-manfaat-dan-khasiat-ikan-marlin-
hitam/111487.
Jongjareonrak, A., S. Benjakul, W. Visessanguan, T. Nagai, and M. Tanaka.
(2004). Isolation and Characterisation of Acid and Pepsin-Solubilised
Collagens from the Skin of Browns-tripe Red Snapper (Lutjanus vitta).
Journal of the Science of Food and Agriculture, 85:1203-1210.

25
Kimura, S., Miyauchi, Y., dan Uchida, N. (1991). Scale and Bone Type I
Collagens of Carp (Cyprinus carpio). Comparative Biochemistry and
Physiology. 99B: 473476.
KKP. (2009). Penangkapan Ikan. Jakarta : Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kurniawan, T. (2006). Aplikasi Kolagen Tulang Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp)
pada Pembuatan Permen Jelly. Skripsi, Institut Pertanian Bogor.
Lee, C.H., Singla, A., & Lee, Y. (2001). Review: Biomedical Application of
Collagen. International Journal of Pharmacy. 221:11-22.
Lehninger, A. L. (1982). Dasar-dasar Biokimia (Jilid I). Terjemahan Principle of
Biochemistry, oleh Maggy Thenawijaya. Jakarta : Erlangga.
Liu D, Liang L, Regenstein JM, Zhou P. (2012). Extraction and characterization
of pepsin-solubilised collagen from fins, scales, skins, bones and swim
bladders of bighead carp (Hypophthalmichthys nobilis). Food Chemistry,
133: 1441-1448.
Muyonga JR, Coleb CGB, Duodu KG. (2004a). Characterisation of acid soluble
collagen from skins of young and adult nile perch (Lates niloticus). Food
Chemistry, 85:81-89.
Nagai, T and Suzuki. (2000). Isolation Of Kolagen From Fish Waste Material-
Shin, Bone, and Fins. Food Chemistry, 68:277-281
Nagai, T., Izumi, M., and Ishii, M. (2004). Fish Scale Collagen Preparation and
Partial Characterization. International Journal of Food Science and
Technology, 39:239-244.
Nagai, T., Yamashita, E., Taniguchi, K., Kanamori, N., and Suzuki, N. (2001).
Isolation and Characterization of Collagen from The Outer Skin Waste
Material of Cuttlefish (Sepia lycidas). Food Chemistry, 72:425-429.
Nomura, Y., Sakai, H., Ishii, Y., dan Shirai, K. (1996). Preparation and Some
Properties of Type I Collagen from Fish Scales. Bioscience,
Biotechnolog, and Biochemistry, 60:2092-2094.

Noorman, T. A. (2016). Perbandingan Produksi Kolagen Dari Sisik dan Tulang


Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Secara Kimia dan Enzimatis.
Artikel Ilmiah, 15:9-10.

Pati 2010 — Pati F, Adhikari B, Dhara S. (2010). Isolation and characterization of


fish scale collagen of higher thermal stability. Bioresource Technology,
101(10): 3737–3742.
Peng, Y., Glattauer, V., Werkmeister, J.A., & Ramshaw, J.A.M. (2004).
Evaluation for Collagen Products for Cosmetic Application. J Cosmestic
Sci, 55, 327-341.

26
Poppe (1992) dalam astawan (2003) —— Poppe, J. (1992). Kolagen. Dalam :
Imeson (ed). (1992). Thickening and Gelling Agents. Academic Press,
New York. / Astawan, M dan T. Aviana. (2003). Pengaruh Jenis Larutan
Perendaman Serta Metode Pengeringan Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan
Fungsional Kolagen dari Kulit Cucut. Jurnal Teknologi dan Industry
Pangan. 14(1):7-13.
Pratama. A, (2019, November 10) Ikan Situhuk (Makaira sp.) dan Ikan Pedang
(Xiphius gladius linnaeus). Diakses dari http://ichalpsp.com/2012/09/
makalah-ikan-situhuk-dan-ikanpedang.html.

Putra, N. B. A. (2010). Ekstraksi Dan Karakterisasi Kolagen Dari Kulit Ikan Nila
Hitam (Oreochromis niloticus). Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada. 180:175-176. Doi:10.15578/jpbkp.v8i1.56.

Rahael, K. (2014). Karakteristik Organoleptik Tekstur Stik Ikan Asap yang


Dicoating dengan penambahan Miofibril dan Kolagen Ikan Situhuk
Hitam (Makaira indica). Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan
UNSRAT, 11:2-4.

Rodwell, V.W., R.K. Murray & F.W. Keeley. (1995). Protein Kontraktil dan
Struktural dalam Biokimia Hasper (Edisi 22). Alih Bahasa oIleh Andry
Hartono. Jakarta: Kedokteran EGC.

Sadowska, M., Kolodziejska, I., and Niecikowska, C. (2003). Isolation of


Collagen from the Skins of Baltic Cod (Gadus morhua). Food
Chemistry, 81:257-262.

Sahubawa, L. (2008). Fungsi dan Peranan Enzim dalam Pengolahan Produk


Perikanan dalam Buku Kimia dan Biokimia Hasil Perikanan (Edisi April
2008). Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Ilmu
Perikanan Fakultas Pertanian. Yogjakarta : UGM.

Setiawan, L. (2007). Pembuatan Asam Asetat dengan Cara Murni. Jakarta.

Singkuku, T.F. (2017). Ekstraksi Kolagen Tulang Ikan Cakalang (Katsuwonus


pelemis L.) Menjadi Gelatin Dengan Asam Klorida. Jurnal Media
Teknologi Hasil Perikanan, 5:163-166.

Steven, (2012). Isolasi dan Karakterisasi Kolagen Larut Asam dari Kulit Ikan
Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Teknologi Hasil Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Skripsi, Institut Pertanian Bogor.
Stryer L. (1995). Biochemistry. New York : W. H. Freeman and Company.

Ward dan court (1977)—Ward, A. G. and Courts. (1977). The Science and
Technology of Kolagen. New York : Academic Press.
Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.

27
Wong, DWS. (1989). Mechanism and Theory in Food Chemistry. New York :
Academic Press.

Zhou P, Regenstein JM. (2005). Effects of Alkaline and Acid Pretreatments on


Alaska Pollock Skin Gelatin Extraction. Journal of Food Science. 70(6):
392-396.

28
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Hasil Analisa dan Perhitungan Penelitian Rendemen Kolagen kulit ikan

Situhuk hitam.

Rendemen Kolagen (%)


Jenis Asam Konsentrasi Lama Ekstraksi
I II
24 jam 1,22 1,12
CH3COOH 0,7 M
48 jam 3,44 3,32
24 jam 4,77 4,67
CH3COOH 0,9 M
48 jam 3,43 3,32

berat ekstrak kolagen kering


Rendemen (%) = x 100%
berat sampel awal

6,1 gr
Rendemen (%) = x 100% = 1,22%
500 gr

5,6 gr
Rendemen (%) = x 100% = 1,12%
500 gr

17,2 gr
Rendemen (%) = x 100% = 3,44%
500 gr

16,6 gr
Rendemen (%) = x 100% = 3,32%
500 gr

23,85 gr
Rendemen (%) = x 100% = 4,77%
500 gr

23,35 gr
Rendemen (%) = x 100% = 4,67%
500 gr

17,15 gr
Rendemen (%) = x 100% = 3,43%
500 gr

16,6 gr
Rendemen (%) = x 100% = 3,32%
500 gr

29
Lampiran 2. Data Hasil Analisa dan Perhitungan Penelitian Kadar Air Kolagen kulit ikan
Situhuk hitam

Berat Berat Cawan +


Kode Berat Berat Cawan + Kadar Air
Ulangan Cawan Sampel Kering
Sampel sampel Sampel (B) (%)
(A) (C)
I 1,07 3 4,07 3,6044 15,52
A1B1
II 1,07 3 4,07 3,6278 14,74
I 1,07 3 4,07 3,5789 16,37
A1B2
II 1,07 3 4,07 3,5837 16,21
I 1,07 3 4,07 3,5567 17,11
A2B1
II 1,07 3 4,07 3,5711 16,63
I 1,07 3 4,07 3,5351 17,83
A2B2
II 1,07 3 4,07 3,5402 17,66

B-C
Kadar Air (%) = x 100%
B-A

4,07 - 3,6044
Kadar Air (%) = x 100% = 15,52 %
4,07 - 1,07

4,07 - 3,6278
Kadar Air (%) = x 100% = 14,74 %
4,07 - 1,07

4,07 - 3,5789
Kadar Air (%) = x 100% = 16,37 %
4,07 - 1,07

4,07 - 3,5837
Kadar Air (%) = x 100% = 16,21 %
4,07 - 1,07

4,07 - 3,5567
Kadar Air (%) = x 100% = 17,11 %
4,07 - 1,07

4,07 - 3,5711
Kadar Air (%) = x 100% = 16,63 %
4,07 - 1,07

4,07 - 3,5351
Kadar Air (%) = x 100% = 17,83 %
4,07 - 1,07

4,07 - 3,5402
Kadar Air (%) = x 100% = 17,66 %
4,07 - 1,07

30
Lampiran 3. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Pemotongan kulit Pembuatan larutan NaOH

Perendaman kulit dengan NaOH Pencucian kulit menggunakan air dingin


hingga pH 7 (netral)

31
Hasil ekstraksi (residu) Pemisahan endapan kolagen

Kolagen basah Penimbangan cawan dan sampel untuk


pengujian kadar air (sebelum pengeringan)

32
Pegukuran aquades untuk pengujian pH Pengukuran pH menggunakan pH meter

Pengeringan sampel menggunakan oven Pengeringan sampel menggunakan oven

33
Pengeringan sampel menggunakan oven Pengeringan sampel menggunakan oven

Mengeluarkan sampel dari oven Penimbangan cawan dan sampel untuk


pengujian kadar air (setelah pengeringan)

34
Lampiran 4. Univariate Analysis of Variance SPSS (Rendemen)

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Hasil
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model
13.000a 4 3.250 70907.727 .000

Intercept
79.948 1 79.948 1744320.273 .000

Perlakuan
12.977 3 4.326 94375.545 .000

Blok
.023 1 .023 504.273 .000

Error
.000 3 4.583E-5

Total
92.948 8

Corrected Total
13.000 7

a. R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil
Tukey HSD

Mean Difference 95% Confidence Interval

(I) Perlakuan (J) Perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

A1B1 A1B2 -2.2100* .00677 .000 -2.2427 -2.1773

A2B1 -3.5500* .00677 .000 -3.5827 -3.5173

A2B2 -2.2050* .00677 .000 -2.2377 -2.1723


A1B2 A1B1 2.2100 *
.00677 .000 2.1773 2.2427
A2B1 -1.3400* .00677 .000 -1.3727 -1.3073
A2B2 .0050 .00677 .877 -.0277 .0377
A2B1 A1B1 3.5500 *
.00677 .000 3.5173 3.5827
A1B2 1.3400 *
.00677 .000 1.3073 1.3727
A2B2 1.3450* .00677 .000 1.3123 1.3777
A2B2 A1B1 2.2050* .00677 .000 2.1723 2.2377

A1B2 -.0050 .00677 .877 -.0377 .0277

A2B1 -1.3450* .00677 .000 -1.3777 -1.3123


Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 4.58E-005.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

35
Lampiran 5. Univariate Analysis of Variance SPSS (pH)

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Hasil


Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model
3.525a 4 .881 264.375 .000

Intercept
239.805 1 239.805 71941.500 .000

Perlakuan
3.445 3 1.148 344.500 .000

Blok
.080 1 .080 24.000 .016

Error
.010 3 .003

Total
243.340 8

Corrected Total
3.535 7

a. R Squared = .997 (Adjusted R Squared = .993)

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil
Tukey HSD
Mean Difference 95% Confidence Interval
(I) Perlakuan (J) Perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
A1B1 A1B2 -.4000 *
.05774 .019 -.6786 -.1214
A2B1 -.9500* .05774 .001 -1.2286 -.6714
A2B2 -1.7500 *
.05774 .000 -2.0286 -1.4714
A1B2 A1B1 .4000 *
.05774 .019 .1214 .6786
A2B1 -.5500 *
.05774 .007 -.8286 -.2714
A2B2 -1.3500 *
.05774 .001 -1.6286 -1.0714
A2B1 A1B1 .9500* .05774 .001 .6714 1.2286
A1B2 .5500 *
.05774 .007 .2714 .8286
A2B2 -.8000 *
.05774 .002 -1.0786 -.5214
A2B2 A1B1 1.7500 *
.05774 .000 1.4714 2.0286
A1B2 1.3500 *
.05774 .001 1.0714 1.6286
A2B1 .8000* .05774 .002 .5214 1.0786
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .003.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

36
Lampiran 6. Univariate Analysis of Variance SPSS (Kadar Air)

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Hasil


Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model
7.531a 4 1.883 43.237 .006

Intercept
2180.311 1 2180.311 50069.328 .000

Perlakuan
7.215 3 2.405 55.231 .004

Blok
.316 1 .316 7.257 .074

Error
.131 3 .044

Total
2187.973 8

Corrected Total
7.662 7

a. R Squared = .983 (Adjusted R Squared = .960)

Multiple Comparisons
Dependent Variable:Hasil
Tukey HSD
Mean Difference 95% Confidence Interval
(I) Perlakuan (J) Perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
A1B1 A1B2 -1.1600 *
.20868 .034 -2.1670 -.1530
A2B1 -1.7400* .20868 .011 -2.7470 -.7330
A2B2 -2.6150 *
.20868 .003 -3.6220 -1.6080
A1B2 A1B1 1.1600 *
.20868 .034 .1530 2.1670
A2B1 -.5800 .20868 .190 -1.5870 .4270
A2B2 -1.4550 *
.20868 .018 -2.4620 -.4480
A2B1 A1B1 1.7400* .20868 .011 .7330 2.7470
A1B2 .5800 .20868 .190 -.4270 1.5870
A2B2 -.8750 .20868 .072 -1.8820 .1320
A2B2 A1B1 2.6150 *
.20868 .003 1.6080 3.6220
A1B2 1.4550 *
.20868 .018 .4480 2.4620
A2B1 .8750 .20868 .072 -.1320 1.8820
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .044.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

37

Anda mungkin juga menyukai