SKRIPSI
(Dalam Bidang Teknologi Hasil Perikanan)
Oleh :
SKRIPSI
OLEH
i
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 15051104021
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya dan bukan merupakan
duplikasi sebagian atau seluruh dari karya orang lain, kecuali bagian yang sumber
informasi dicantumkan.
jawab dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila terbuktu
melakukan duplikasi terhadap skripsi atau karya ilmiah lain yang sudah ada.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 15051104021
(Makaira indica)
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Feny Mentang, M.Sc Dr. Ir. Agnes Triasih Agustin, M.App. Sc
NIP. 19690814 199402 2 001 NIP. 19550817 198403 2 001
Mengetahui,
Prof. Ir. Farnis B. Boneka, M,Sc Dr. Ir. Feny Mentang, M.Sc
NIP. 19571229 198503 1 064 NIP. 19690814 199402 2 001
iii
KATA PENGANTAR
Patutlah penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, yang selalu memberikan rahmat dan hikmat bagi penulis sehingga dapat
Asam Asetat Dan Lama Waktu Ekstraksi Kolagen Dari Kulit Ikan Situhuk
besarnya kepada Dr. Ir. Feny Mentang, M.Sc dan Dr. Ir. Agnes Triasih Agustin,
skripsi ini.
Masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam Skripsi ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar skripsi ini dapat
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, anugerah, pertolongan
dan kasih karunia Nya, maka dari penyusunan proposal hingga penulisan skripsi
dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Asam Asetat
Dan Lama Waktu Ekstraksi Kolagen Dari Kulit Ikan Situhuk Hitam
(Makaira indica)” disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam
menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Ellen J. Kumaat, M.Sc., DEA., selaku Rektor Universitas
Sam Ratulangi yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
dapat belajar dan menimbah ilmu di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Sam Ratulangi.
2. Prof. Ir. Farnis B. Boneka, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
3. Ir. Jhonny Budiman, M.Si., M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik dan Kerjasama Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
4. Dr. Ir. Unstain N.W.J. Rembet, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
5. Ir. Engel Victor Pandey, M. Phil., selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
6. Daisy M. Makapdua, S.Pi., M.App.Sc., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua
Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
7. Dr. Ir. Feny Mentang, M.Sc., selaku Koordinator Program Studi
Teknologi Hasil Perikanan yang telah memotivasi penulisan untuk
menyelesaikan studi serta membantu penulis dalam melakukan penelitian
baik secara materi maupun non materi.
8. Dr. Ir. Feny Mentang, M.Sc., selaku dosen pembimbing I dan Dr. Ir.
Agnes Triasih Agustin, M.App. Sc., selaku dosen pembimbing II yang
telah meluangkan waktunya membimbing, motivasi, mendorong dan
mengarahkan dengan penuh kesabaran kepada penulis dari penyusunan
proposal hingga penyelesaian skripsi ini.
9. Dr. Ir. Hens Onibala, M. Sc., Ir. Bertie E. Kaseger, MS., Daisy M.
Makapdua, S.Pi., M.App.Sc., M.Sc., Ph.D., selaku penguji yang telah
v
membantu, memberikan saran, motivasi dan mengarahkan dalam perbaikan
skripsi ini.
10. Ir. Engel Victor Pandey, M. Phil., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan banyak motivasi dan segudang ilmu, dari awal
perkuliahan sampai saat ini.
11. Ir. Hanny Welly Mewengkang, M. Sc., selaku dosen pembimbing seminar
magang, terimakasih karena telah membimbing dan mengarakan sewaktu
melaksanakan ujian seminar magang.
12. Seluruh staf Dosen THP. Yang tidak dapat disebutkan satu persatu
terimaksih atas semua ilmu yang telah diberikan selama menempuh
perkulihaan di kampus biru PS. THP.
13. Martina Paiman selaku staf pegawai di THP pada periode lalu, terima
kasih atas semua dukungan, canda tawa, dan yang selalu memberi makan
kepada mahasiswa THP.
14. Para Tim Penguji Magang/PKL, Rencana Kerja Penelitian, Laporan Hasil
Penelitian hingga Ujian Proposal yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
15. Keluarga, ayah I Ketut Mardiono dan ibu Anni Leni Tangka’a terima
kasih banyak atas semua dukungan doa, semangat, motivasi, dukungan
secara moral maupun moril yang telah diberikan kepada saya.
16. Roy Radix Bernadus Tangka’a dan Rio Caroll Benedictus Tangka’a
kakak yang telah memberikan segudang motivasi untuk memenuhi tugas
sebagai seorang mahasiswa.
17. TETRODOTOXIN Romaryo, Marsel, Jens, Fauzan, David, Niki, Edi,
Emanuel, Ziko, Annissa, Gisella, Yayu, Putri, Finka, Grace, Moon,
Kurniaty. Terimakasih untuk waktu yang dihabiskan Bersama selama
menempuh perkulihaan di kampus biru ps thp.
18. KKT 118 posko SILIAN SELATAN kepada sahabat-sahabat perjuangan
Ricky, Nando, Gede dan teman-teman yang tidak bisa disebut namanya.
Terimakasih untuk waktu, ilmu, pengalaman selama menjalani hari-hari di
Mitra kelurahan Silian Selatan. SEKDES Bapak Richard Mononege yang
telah menerima saya untuk tinggal di rumah selama kkt berlangsung.
19. Teman-teman “Blue Kost” Ardy, Rivo, David, Edi, Romaryo, Wailan,
Esti yang selalu memberikan canda tawa dan hiburan, mendukung dan
membantu menyelesaikan skripsi
20. Romaryo Savsavubun yang telah membantu penyusunan dari awal
proposal sampai pada tahap penulisan akhir atau skripsi.
21. Kepada pacar saya Katrina Karixia Tumbuan, SE yang selalu mendukung
saya dalam doa, men-support saya untuk menyelesaikan skripsi dan
membantu saya selama penelitian hingga menyelesaikan skripsi ini. I Love
You Sayang.
vi
RINGKASAN
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................................v
RINGKASAN........................................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian.....................................................................................3
1.3. Manfaat Penelitian...................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................4
2.1. Ikan Situhuk Hitam (Makaira indica).....................................................4
2.2. Kolagen....................................................................................................5
2.3. Penelitian Kolagen dengan menggunakan Asam Asetat.......................12
III. METODOLOGI PENELITIAN......................................................................13
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................13
3.2. Alat dan Bahan......................................................................................13
3.3. Metode Penelitian..................................................................................14
3.4. Parameter Pengamatan..........................................................................16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................18
4.1. Rendemen (%).......................................................................................18
4.2. Derajat Keasaman (pH).........................................................................20
4.3. Kadar Air (%)........................................................................................22
V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................24
5.1. Kesimpulan............................................................................................24
5.2. Saran......................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................29
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
2. Data Hasil Analisa dan Perhitungan Penelitian Kadar Air Kolagen kulit ikan
Situhuk hitam................................................................................................30
xi
I. PENDAHULUAN
namun pemanfaatan selama ini masih sebatas daging (fillet). Produksi perikanan
tangkap Indonesia dari subsektor perikanan laut dan perikanan umum pada tahun
2014 mencapai 6,4 juta ton, sehingga diperkirakan potensi limbah perikanan
mencapai sekitar 4,1 juta ton (BPS 2016). Limbah perikanan tersebut berupa
kepala, kulit, tulang, sirip, serpihan daging, perut ikan dan ikan/ fillet ikan mutu
rendah (second grade) dari proses pengolahan industri. Peningkatan nilai tambah
produk hasil samping dapat terwujud apabila limbah tersebut dapat ditransformasi
Limbah perikanan seperti sisik, kulit dan perut ikan telah diteliti
mengandung protein yang tinggi dan apabila dikonversi menjadi turunan protein
lain dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah tersebut (Liu et al. 2012; Chen et
al. 2016). Kandungan protein yang tinggi diduga berasal dari kandungan protein
jaringan ikat yang tidak larut dalam air. Protein jaringan ikat tersebut dapat
dikonversi menjadi derivat protein yang lebih sederhana seperti hidrolisat protein
dan kolagen sehingga dapat meningkatkan nilai tambah diversifikasi produk hasil
Kolagen merupakan protein utama yang menyusun sekitar 30% dari total
protein pada tubuh hewan (Pati et al, 2010). Menurut Ward dan Court (1977)
1
pengikat, berwarna putih dan terdapat didalam semua jaringan dan organ hewan
hampir 30% dari total protein pada jaringan organ tubuh vertebrata maupun
invetebrata laut sehingga penelitian kolagen pada organisme laut masih termasuk
ranah penelitian bagi peneliti ilmu kelautan dalam bidang biologi hewan laut.
umumnya berasal dari hewan daratan, seperti babi dan sapi. Kurniawan (2006)
berasal dari 40% kolagen babi dan 60% kolagen sapi. Penggunaan kolagen yang
berasal dari babi sangat meresahkan masyarakat yang beragama Islam, sedangkan
kolagen yang berasal dari sapi meresahkan masyarakat yang beragama hindu dan
(BSE) (Steven 2012). Hal ini membuat peneliti harus mencari sumber kolagen
alternatif yang berasal dari hewan lain termasuk hewan laut agar dapat diterima
pada mamalia, burung, ikan, dan sebagainya sebagian besar terletak pada organ
2
kulit selebihnya terdapat pada organ lain seperti tendon atau urat, kartilago,
tulang, dan sebagainya. Kulit ikan saat ini belum dimanfaatkan secara optimal
(Ariesta 2014).
Selama ini kulit ikan dibuang, dijadikan campuran pakan, kerupuk, dan
sebagainya. Potensi kolagen pada kulit ikan cukup menjanjikan. Potensi kolagen
pada kulit ikan dapat dilihat berdasarkan nilai kuantitas maupun kualitas kolagen
yang dihasilkan. Dari nilai kuantitas potensi kolagen dapat dilihat dari rendemen
kolagen yang dihasilkan semakin tinggi nilai rendemen kolagen yang dihasilkan
indica).
perikanan seperti kulit ikan situhuk hitam (Makaira indica) sebagai bahan
pembuatan kolagen dan mendapatkan nilai rendemen, pH dan kadar air kolagen
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
fish”, yang terdiri dari ±5 spesies dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di
panjangnya kira-kira 14,5 ft (4,5 meter) dan beratnya mencapai 1190 pounds (540
kg) untuk marlin terbesar yang pernah ditemukan. Ikan ini termasuk perenang
cepat, dan termasuk ikan pemakan daging atau karnivora. Badan memanjang,
kukus, sedikit melebar (tinggi). Bagian depan sirip punggung pertama nampak
(keras), 10-12 (lemah), 23-25 (keras); sirip punggung kedua berjari-jari 7 (lemah).
Sirip dubur pertama berjari-jari 2 (keras). 10-11 (lemah); sirip dubur kedua
setuhuk itu bila dibandingkan dengan panjang badannya tidaklah begitu panjang
dan garis rusuk tidak begitu nampak (KKP, 2009). Untuk lebih jelas lihat gambar
1.
4
Klasifikasi ikan situhuk hitam menurut Linnaeus, 1758 dalam Pratama 2012:
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Family: Makairae
Genus: Makaira
II.2. Kolagen
(white connetive tissue) yang meliputi hampir 30 persen dari total protein pada
jaringan dan organ tubuh vertebrata dan invertebrata. Pada mamalia, kolagen
terdapat di kulit, tendon, tulang rawan dan jaringan ikat. Demikian juga pada
burung dan ikan, sedangkan pada avertebrata kolagen terdapat pada dinding sel.
Molekul kolagen tersusun dari kira-kira dua puluh asam amino yang memiliki
5
bentuk agak berbeda bergantung pada sumber bahan bakunya. Asam amino glisin,
prolin dan hidroksiprolin merupakan asam amino utama kolagen (Chaplin, 2005).
heliks. Tiap tiga rantai polipeptida dalam unit tropokolagen membentuk struktur
NH dari residu glisin pada rantai yang satu group dengan CO pada rantai lainnya.
zat seperti asam, basa, urea, dan potassium permanganat. Selain itu, serabut
(Ts). Suhu penyusutan (Ts) kolagen ikan adalah 45°C.Jika kolagen dipanaskan
pada T>Ts (misalnya 65 – 70°C), serabut triple heliks yang dipecah menjadi lebih
panjang.
kalangan keyakinan dan etnis tertentu terhadap bahan baku dari hewan terestrial,
6
II.2.1. Struktur Kolagen
dalam jaringan, disusun lewat ikatan lateral unit-unit triple helix. Penyusunannya
berbeda di dalam dan sekaligus diantara unit-unit triple helix. Ikatan silang
kovalen tersebut stabil, dan ikatan silang ini merupakan faktor penting untuk
1995).
Kolagen memiliki komposisi asam amino yang unik. Sekitar satu pertiga
asam amino yang terkandung adalah glisin, 6-10 % hidroksiprolin dan 10-12 %
300.000 dan di dalamnya terdapat tiga rantai polipeptida yang sama panjang
membentuk struktur heliks. Serabut kolagen yang berbentuk triple helix dapat
7
Gambar 2. Struktur triple helix kolagen (Lehninger, 1993)
membentuk jaringan ikat (deMan, 1997). Urutan asam amino pada rantai
-Gly-Pro-Met-Gly-Pro-Ser-Gly-Pro-Arg-
-Gly-Leu-Hyp-Gly-Pro-Hyp-Gly-Ala-Hyp-
-Gly-Pro-Gln-Gly-Phe-Gln-Gly-Pro-Hyp-
-Gly-Glu-Hyp-Gly-Glu-Hyp-Gly-Ala-Ser-
-Gly-Pro-Met-Gly-Pro-Arg-Gly-Pro-Hyp-
-Gly-Pro-Hyp-Gly-Lys-Asn-Gly-Asp-Asp-
kandungan asam amino glisin sebesar 25%, pada prolin sebesar 13% dan
hidroksiprolin 12%. Selain itu juga ada asam amino alanin, metionin, lisin,
8
arginin, serin, leusin dan asparagin. Setiap tiga rantai asam amino akan berikatan
membentuk struktur triple helix. Ikatan pada rantai kolagen dapat dilihat pada
Gambar 4.
Gambar 4. Ikatan antar rantai asam amino tropokolagen (Bella, et al, 1994)
amino tropokolagen, dimana ikatan hidrogen terbentuk antara gugus –C=O pada
prolin dengan gugus –N-H pada glisin. Ikan hidrogen akan terbentuk sepanjang
rantai tropokolagen karena urutan asam amino (Gly-Pro-Hyp) akan berulang lagi
secara bergantian.
kemajuan yang cukup pesat. Kolagen dalam bentuk yang berbeda mempunyai
pada wajah atau dapat disuntikkan ke dalam kulit untuk menggantikan jaringan
kulit yang telah hilang. Pada biomedis, kolagen digunakan sebagai sponges untuk
luka bakar, benang bedah, agen hemostatik, penggantian atau substitusi pada
pembuluh darah dan katup jantung tiruan. Pada industri farmasi kolagen
9
digunakan sebagai drug carrier yaitu: mini-pellet dan tablet untuk penghantaran
protein, formulasi gel pada kombinasi dengan liposom untuk sistem penghantaran
untuk penghantaran gen (Lee dkk, 2001) Aplikasi kolagen dalam bidang industri
10
Tabel 1. Pemanfaatan Kolagen (Putra, 2010)
Mutu kolagen ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan fungsional dari
kolagen tersebut. Standar mutu dari kolagen dilihat dari karakteristik bau, warna,
rasa, kadar protein, kadar air, kadar abu dan masih banyak lagi. Standar mutu
Karakteristik Syarat
Kadar Air Maksimum 12 %
Kadar Abu Maksimum 1 %
Kadar total nitrogen 12 - 14 %
Kadar Protein 80-88 %
pH 6,5 – 8
Arsen (As) Maksimum 1 mg/kg
Cadmium (Cd) Maksimum 0,1 mg/kg
Timbal (Pb) Maksimum 0,4 mg/kg
Merkuri (Hg) Maksimum 0,5 mg/kg
11
II.3. Penelitian Kolagen dengan menggunakan Asam Asetat
Asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah
suatu senyawa berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa
asam yang tajam dan larut di dalam air, alkohol, gliserol, dan eter. Pada tekanan
asmosferik, titik didihnya 118,1oC. Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat
luas di bidang industri dan pangan. Di Indonesia, kebutuhan asam asetat masih
(Hardoyo, 2007). Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku
industry yang penting untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia. Asam asetat
dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Asam asetat
digunakan sebagai pengatur keasaman dalam industri makanan. Asam asetat encer
juga sering digunakan sebagai pelunak air di rumah tangga. Penggunaan asam
asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil (Setiawan, 2007).
12
III. METODOLOGI PENELITIAN
Manado. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini kurang lebih selama 4
bulan, mulai dari penyusunan rencana kerja penelitian sampai penulisan Skripsi
1. Alat
Alat yang digunakan terdiri atas satu unit alat ekstraksi kolagen: toples,
beker gelas 1000 ml, cool box, saringan dan sentrifuse, kain blacu. Alat
oven.
2. Bahan
Bahan baku yang digunakan adalah kulit ikan situhuk (black marlin).
13
III.3. Metode Penelitian
suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan cara mengubah suatu keadaan
untuk melihat kejadian yang timbul akibat dari perubahan itu (Mantjoro dan
Manus, 1990).
lemak dan daging serta mencuci bersih menggunakan air mengalir. Tahap
selanjutnya yaitu pemotongan kulit menjadi ukuran 1x1 cm. Kemudian dicuci
akuades.
sebanyak 500 gram dan direndam dalam larutan NaOH 0,1 M dengan rasio 1:3
(b/v) selama 24 jam dengan suhu 28oC. Kulit ikan dinetralisasi dengan akuades
(CH3COOH) dengan konsentrasi 0,7 M dan 0,9 M dengan rasio 1:30 (b/v) selama
24 dan 48 jam. Kemudian disaring untuk mendapat filtrat kolagen. Residu hasil
penyaringan di salting out dengan NaCl 0,9 M selama 24. Hasil presipitasi
disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 25 menit pada suhu 4°C.
14
Gambar 5. Prosedur Pembuatan Kolagen
15
III.4. Parameter Pengamatan
berat ekstrak kolagen dengan berat bahan baku kulit tuna sebelum ekstraksi. Hasil
dalam sampel sampai diperoleh angka yang stabil pada proyektor pH meter.
oven pada suhu 102-105oC hingga diperoleh berat konstan selama 15 menit.
ditimbang (B), selanjutnya cawan yang telah diisi sampel dimasukkan ke dalam
oven dengan suhu 102-105oC selama 6 jam. Cawan tersebut dimasukkan ke dalam
desikator dan dibiarkan sampai dingin kemudian ditimbang (C). Rumus untuk
B-C
Kadar Air ( % ) = X 100%
B-A
Keterangan :
A = Berat cawan porselen kosong (g)
16
B = Berat cawan porselen dengan kolagen (g)
C = Berat cawan porselen dengan kolagen setelah dikeringkan (g)
Data rerata hasil pengamatan mutu kolagen kulit ikan situhuk hitam dari
masing-masing perlakuan: konsentrasi asam asetat 0,7 M; dan 0,9 M dan waktu
Acak Lengkap 2 (dua) faktor dengan 2 (dua) kali ulangan dengan menggunakan
data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis varian pada tingkat signifikansi
95%.
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
berat bahan baku awal. Rendemen juga berguna untuk mengetahui keefektifan
proses ekstraksi. Hasil penelitian menunjukkan kolagen kulit ikan Situhuk hitam
Rata-rata
Kode sampel
rendemen (%)
A1B1 1,17
A1B2 3,38
A2B1 4,72
A2B2 3,38
RENDEMEN KOLAGEN (%)
5 4.72
4.5
4
3.38 3.375
3.5
3
2.5
2
1.5 1.17
1
0.5
0
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
PERLAKUAN
Keterangan:
A1B1: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 24 jam
A1B2: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 48 jam
A2B1: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 24 jam
A2B2: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 48 jam
18
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi perlakuan
konsentrasi asam asetat dan waktu ekstraksi berpengaruh secara nyata (p<0,05)
yang diekstraksi dengan asam asetat konsentrasi 0,70M dan 0,90M pada selang
terlihat bahwa proses ekstraski sampel kulit ikan situhuk hitam yang
dibandingkan waktu ekstraksi yang lama (48 jam), yakni 1,17%. Sama halnya
dengan penggunaan asam asetat rendah (0,7M) selang waktu 48 jam, artinya
makin tinggi kosentrasi larutan asam asetat yang digunakan, makin banyak
kolagen yang dihasilkan. Sebaliknya makin lama waktu ekstraksi makin sedikit
dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor konsentrasi larutan asam asetat
sisik ikan, yakni: Cuttlefish skin (2.0%), Sardine scale (5.0%), dan Carper scale
metode asam (ASC) ternyata kolagen kulit ikan situhuk hitam yang diekstraksi
dengan metode yang sama (asam asetat 0,70M) menghasilkan rendemen kering
yang cukup besar (3,44%). Meskipun demikian, kolagen yang diektrasksi dengan
rendemen dalam jumlah yang lebih besar (Kimura et al. 1991; Nomura et al.
19
1996; Nagai et al. 2001; Sadowska et al. 2003; Jongjareonak et al. 2004; dan
Nagai et al. (2004) (lihat Tabel 4). Ekstraksi kolagen dengan metode PSC
atau kebasaan suatu larutan. Nilai pH kolagen dari kulit ikan situhuk hitam di
20
DERAJAT KEASAMAN (pH)
7 6.45
6 5.65
5.1
5 4.7
0
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
PERLAKUAN
Keterangan:
A1B1: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 24 jam
A1B2: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 48 jam
A2B1: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 24 jam
A2B2: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 48 jam
yaitu 4,7 (0,9M selama 48 jam), 5,1 (0,9M selama 24 jam), 5,65 (0,7M selama 48
jam) dan 6,45 (0,7M selama 24 jam), pada suhu ruang (lihat tabel 5). Hasil
tersebut lebih rendah dibandingkan dengan syarat mutu kolagen SNI 8076:2014
yaitu 6,5–8, namun sedikit lebih tinggi dari pH kolagen beberapa merk kolagen
(2004) yaitu berkisar antara 3,8–4,7. Selain itu, perbedaan nilai pH kolagen
tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan jenis dan konsentrasi larutan yang
digunakan, baik asam atau basa dan proses penetralan. Kombinasi proses asam
21
2005). Proses penetralan yang dilakukan akan berpengaruh pada pH akhir
kolagen, karena selain dapat mengurangi sisa-sisa larutan asam atau basa akibat
perendaman, juga kemungkinan dapat ditimbulkan dari air yang digunakan untuk
mendekati pH netral.
Analisis komposisi kimia yang dilakukan yaitu kadar air. Hasil analisis
komposisi kimia kolagen kulit ikan situhuk hitam khususnya kadar air dapat
18 17.745
17.5
KADAR AIR (%)
16.87
17
16.5 16.29
16
15.5 15.13
15
14.5
14
13.5
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
PERLAKUAN
22
Keterangan:
A1B1: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 24 jam
A1B2: Larutan CH3COOH 0,7M lama waktu ekstraksi 48 jam
A2B1: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 24 jam
A2B2: Larutan CH3COOH 0,9M lama waktu ekstraksi 48 jam
Pada kedua sampel kolagen kulit ikan menunjukkan nilai kadar air yang
sangat tinggi (lihat tabel 6) jika dibandingkan dengan syarat mutu kolagen BSN
(2004). Kadar air yang dihasilkan yaitu berkisar 15,13% - 17,75%, hal ini diduga
bahwa terjadinya perubahan wujud sampel dari padatan kering menjadi cair.
Perubahan wujud ini disebabkan oleh penyerapan udara dan molekul air di
lingkungan yang terjadi pada sampel tersebut atau biasa disebut peristiwa
hygroscopic. Air merupakan salah satu unsur terpenting pada makanan. Kadar air
adalah komponen dalam bahan makanan yang memengaruhi tampilan, tekstur dan
cita rasa. Semakin tinggi kadar air pada makanan maka tekstur semakin lunak
sebaliknya jika kadar air dalam bahan pangan sedikit maka akan semakin keras
(Winarno, 2004). Kadar air di dalam kolagen akan berpengaruh terhadap daya
simpan, karena kadar air erat kaitannya dengan aktivitas metabolisme yang terjadi
selama kolagen tersebut disimpan seperti aktivitas enzim, aktivitas mikroba dan
Semakin tinggi kadar air di dalam kolagen maka lama umur kolagen semakin
rendah namun sebaliknya apabila kadar air rendah maka umur simpan kolagen
23
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data uji penelitian Ekstraksi Kolagen Dari Kulit Ikan
Situhuk Hitam (Makaira indica) dengan perlakukan konsentrasi dan lama waktu
A2B1 (perlakuan konsentrasi asam asetat 0,9 M dengan lama waktu ekstraksi 24
dihasilkan pada sampel A1B1 (perlakuan konsentrasi asam asetat 0,7 M dengan
lama waktu ekstraksi 24 jam) yaitu 6,45, hal ini sesuai dengan standar mutu pH
kolagen (6,5–8).
V.2. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 2005. Official Method of Analysis (18th ed). Washington DC (US): The
Association of Official Analytical Chemist.
Ariesta, C. (2014). Ekstraksi dan karakterisasi kolagen dari kulit ikan cobia
(Rachycentron canadum) (skripsi). Bogor: Departemen Teknologi Hasil
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.
Astawan M dan T. Aviana. (2003). Pengaruh Jenis Larutan Perendaman Serta
Metode Pengeringan Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Fungsional Gelatin
dari Kulit Cucut. Jurnal Teknol dan Industri Pangan. XIV (1):7-13.
Bella, J., Eaton, M., & Berman, H.M. (1994). Crystal and molecular structure of a
collagen-like peptide at 1.9 A resolution. Journal of Science. 266 (12) :
75-81.
BPS (2016). Produksi Perikanan Menurut Subsektor (ribu ton), 1999-2014.
Jakarta : Badan Pusat Statistik.
BSN (2014). Standar Nasional Indonesia Tentang Kolagen Kasar Dari Sisik Ikan.
Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Chaplin, M. (2005). Gelatin. Diakses dari www//Isbuc.ac.uk.
Chen J, Li L, Yi R, Xu N, Gao R, Hong B. (2016). Extraction and characterization
of acid- soluble collagen from scales and skin of tilapia (Oreochromis
niloticus). Food Science and Technology, 66 : 453-459.
25
Kimura, S., Miyauchi, Y., dan Uchida, N. (1991). Scale and Bone Type I
Collagens of Carp (Cyprinus carpio). Comparative Biochemistry and
Physiology. 99B: 473476.
KKP. (2009). Penangkapan Ikan. Jakarta : Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kurniawan, T. (2006). Aplikasi Kolagen Tulang Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp)
pada Pembuatan Permen Jelly. Skripsi, Institut Pertanian Bogor.
Lee, C.H., Singla, A., & Lee, Y. (2001). Review: Biomedical Application of
Collagen. International Journal of Pharmacy. 221:11-22.
Lehninger, A. L. (1982). Dasar-dasar Biokimia (Jilid I). Terjemahan Principle of
Biochemistry, oleh Maggy Thenawijaya. Jakarta : Erlangga.
Liu D, Liang L, Regenstein JM, Zhou P. (2012). Extraction and characterization
of pepsin-solubilised collagen from fins, scales, skins, bones and swim
bladders of bighead carp (Hypophthalmichthys nobilis). Food Chemistry,
133: 1441-1448.
Muyonga JR, Coleb CGB, Duodu KG. (2004a). Characterisation of acid soluble
collagen from skins of young and adult nile perch (Lates niloticus). Food
Chemistry, 85:81-89.
Nagai, T and Suzuki. (2000). Isolation Of Kolagen From Fish Waste Material-
Shin, Bone, and Fins. Food Chemistry, 68:277-281
Nagai, T., Izumi, M., and Ishii, M. (2004). Fish Scale Collagen Preparation and
Partial Characterization. International Journal of Food Science and
Technology, 39:239-244.
Nagai, T., Yamashita, E., Taniguchi, K., Kanamori, N., and Suzuki, N. (2001).
Isolation and Characterization of Collagen from The Outer Skin Waste
Material of Cuttlefish (Sepia lycidas). Food Chemistry, 72:425-429.
Nomura, Y., Sakai, H., Ishii, Y., dan Shirai, K. (1996). Preparation and Some
Properties of Type I Collagen from Fish Scales. Bioscience,
Biotechnolog, and Biochemistry, 60:2092-2094.
26
Poppe (1992) dalam astawan (2003) —— Poppe, J. (1992). Kolagen. Dalam :
Imeson (ed). (1992). Thickening and Gelling Agents. Academic Press,
New York. / Astawan, M dan T. Aviana. (2003). Pengaruh Jenis Larutan
Perendaman Serta Metode Pengeringan Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan
Fungsional Kolagen dari Kulit Cucut. Jurnal Teknologi dan Industry
Pangan. 14(1):7-13.
Pratama. A, (2019, November 10) Ikan Situhuk (Makaira sp.) dan Ikan Pedang
(Xiphius gladius linnaeus). Diakses dari http://ichalpsp.com/2012/09/
makalah-ikan-situhuk-dan-ikanpedang.html.
Putra, N. B. A. (2010). Ekstraksi Dan Karakterisasi Kolagen Dari Kulit Ikan Nila
Hitam (Oreochromis niloticus). Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada. 180:175-176. Doi:10.15578/jpbkp.v8i1.56.
Rodwell, V.W., R.K. Murray & F.W. Keeley. (1995). Protein Kontraktil dan
Struktural dalam Biokimia Hasper (Edisi 22). Alih Bahasa oIleh Andry
Hartono. Jakarta: Kedokteran EGC.
Steven, (2012). Isolasi dan Karakterisasi Kolagen Larut Asam dari Kulit Ikan
Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Teknologi Hasil Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Skripsi, Institut Pertanian Bogor.
Stryer L. (1995). Biochemistry. New York : W. H. Freeman and Company.
Ward dan court (1977)—Ward, A. G. and Courts. (1977). The Science and
Technology of Kolagen. New York : Academic Press.
Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
27
Wong, DWS. (1989). Mechanism and Theory in Food Chemistry. New York :
Academic Press.
28
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Hasil Analisa dan Perhitungan Penelitian Rendemen Kolagen kulit ikan
Situhuk hitam.
6,1 gr
Rendemen (%) = x 100% = 1,22%
500 gr
5,6 gr
Rendemen (%) = x 100% = 1,12%
500 gr
17,2 gr
Rendemen (%) = x 100% = 3,44%
500 gr
16,6 gr
Rendemen (%) = x 100% = 3,32%
500 gr
23,85 gr
Rendemen (%) = x 100% = 4,77%
500 gr
23,35 gr
Rendemen (%) = x 100% = 4,67%
500 gr
17,15 gr
Rendemen (%) = x 100% = 3,43%
500 gr
16,6 gr
Rendemen (%) = x 100% = 3,32%
500 gr
29
Lampiran 2. Data Hasil Analisa dan Perhitungan Penelitian Kadar Air Kolagen kulit ikan
Situhuk hitam
B-C
Kadar Air (%) = x 100%
B-A
4,07 - 3,6044
Kadar Air (%) = x 100% = 15,52 %
4,07 - 1,07
4,07 - 3,6278
Kadar Air (%) = x 100% = 14,74 %
4,07 - 1,07
4,07 - 3,5789
Kadar Air (%) = x 100% = 16,37 %
4,07 - 1,07
4,07 - 3,5837
Kadar Air (%) = x 100% = 16,21 %
4,07 - 1,07
4,07 - 3,5567
Kadar Air (%) = x 100% = 17,11 %
4,07 - 1,07
4,07 - 3,5711
Kadar Air (%) = x 100% = 16,63 %
4,07 - 1,07
4,07 - 3,5351
Kadar Air (%) = x 100% = 17,83 %
4,07 - 1,07
4,07 - 3,5402
Kadar Air (%) = x 100% = 17,66 %
4,07 - 1,07
30
Lampiran 3. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
31
Hasil ekstraksi (residu) Pemisahan endapan kolagen
32
Pegukuran aquades untuk pengujian pH Pengukuran pH menggunakan pH meter
33
Pengeringan sampel menggunakan oven Pengeringan sampel menggunakan oven
34
Lampiran 4. Univariate Analysis of Variance SPSS (Rendemen)
Dependent Variable:Hasil
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model
13.000a 4 3.250 70907.727 .000
Intercept
79.948 1 79.948 1744320.273 .000
Perlakuan
12.977 3 4.326 94375.545 .000
Blok
.023 1 .023 504.273 .000
Error
.000 3 4.583E-5
Total
92.948 8
Corrected Total
13.000 7
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil
Tukey HSD
(I) Perlakuan (J) Perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
35
Lampiran 5. Univariate Analysis of Variance SPSS (pH)
Intercept
239.805 1 239.805 71941.500 .000
Perlakuan
3.445 3 1.148 344.500 .000
Blok
.080 1 .080 24.000 .016
Error
.010 3 .003
Total
243.340 8
Corrected Total
3.535 7
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil
Tukey HSD
Mean Difference 95% Confidence Interval
(I) Perlakuan (J) Perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
A1B1 A1B2 -.4000 *
.05774 .019 -.6786 -.1214
A2B1 -.9500* .05774 .001 -1.2286 -.6714
A2B2 -1.7500 *
.05774 .000 -2.0286 -1.4714
A1B2 A1B1 .4000 *
.05774 .019 .1214 .6786
A2B1 -.5500 *
.05774 .007 -.8286 -.2714
A2B2 -1.3500 *
.05774 .001 -1.6286 -1.0714
A2B1 A1B1 .9500* .05774 .001 .6714 1.2286
A1B2 .5500 *
.05774 .007 .2714 .8286
A2B2 -.8000 *
.05774 .002 -1.0786 -.5214
A2B2 A1B1 1.7500 *
.05774 .000 1.4714 2.0286
A1B2 1.3500 *
.05774 .001 1.0714 1.6286
A2B1 .8000* .05774 .002 .5214 1.0786
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .003.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
36
Lampiran 6. Univariate Analysis of Variance SPSS (Kadar Air)
Intercept
2180.311 1 2180.311 50069.328 .000
Perlakuan
7.215 3 2.405 55.231 .004
Blok
.316 1 .316 7.257 .074
Error
.131 3 .044
Total
2187.973 8
Corrected Total
7.662 7
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Hasil
Tukey HSD
Mean Difference 95% Confidence Interval
(I) Perlakuan (J) Perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
A1B1 A1B2 -1.1600 *
.20868 .034 -2.1670 -.1530
A2B1 -1.7400* .20868 .011 -2.7470 -.7330
A2B2 -2.6150 *
.20868 .003 -3.6220 -1.6080
A1B2 A1B1 1.1600 *
.20868 .034 .1530 2.1670
A2B1 -.5800 .20868 .190 -1.5870 .4270
A2B2 -1.4550 *
.20868 .018 -2.4620 -.4480
A2B1 A1B1 1.7400* .20868 .011 .7330 2.7470
A1B2 .5800 .20868 .190 -.4270 1.5870
A2B2 -.8750 .20868 .072 -1.8820 .1320
A2B2 A1B1 2.6150 *
.20868 .003 1.6080 3.6220
A1B2 1.4550 *
.20868 .018 .4480 2.4620
A2B1 .8750 .20868 .072 -.1320 1.8820
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .044.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
37