Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KERJA MAGANG

KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN IKAN KARANG FAMILI(SCARIDAE)


DIKAWASAN PERAIRAN PULAU TUNDA, BANTEN
YAYASAN TERANGI ( Terumbu Karang Indonesia )

Disusun Oleh :
Muhammad Iqbal
2010016211028

Dosen Pembimbing
Dr. Ir. H. Eni Kamal, M.Sc

PRODI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2024
LEMBAR PENGESAHAN

Judul laporan : Kelimpahan dan Keanekaragaman Ikan Karang Famili Scaridae


diperairan Pulau Tunda, Banten
Nama : Muhammad Iqbal
NPM : 2010016211028
Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas : Bung Hatta

Padang, 15 Januari 2024


Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Ketua Jurusan

Dr. Ir. Eni Kamal, M.Sc Ir. Yuspardianto, M.Si


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanawata’ala atas segala berkah dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan “hasil praktik kerja lapangan di Yayasan
TERANGI (Terumbu Karang Indonesia)”.
Penulis sadari bahwa dalam myelesaikan laporan magang ini banyak pihak yang telah
membantu memberi bimbingan, arahan, dan do’a yang akan selalu penulis kenang dan syukuri.
Oleh krena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada
1. Allah Subhanawata’ala yang telah memberikan nikmat jasmani dan rohani serta
memberikan kesempatan hidup.
2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan do’a, perhatian dan motivasi tiada henti.
3. Ibuk Prof. Dr. Ir. Yusra, M.Si. selaku dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Bung Hatta.
4. Bapak Ir. Yuspardianto, M.Si selaku ketua jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Universitas Bung Hatta.
5. Bapak Dr. Ir. Eni Kamal, M.Sc sebagai dosen pembimbing interen yang telah memberi
pengarahan dan masukan dalam penyusunan laporan ini.
6. Bapak Syafran Rusli S.Si. M.Sc selaku ketua Yayasan TERANGI (Terumbu Karang
Indonesia).
7. Bapak Fakhrurrozi S.Si yang telah menjadi pembimbing kami dalam kegiatan magang.
8. Bapak Mikael Prastowo Sesotyo Widodo S.Pi yang telah membimbing kami
dilapangan dan dalam kegiatan magang.
9. Bapak Idris yang telah membimbing kami dilapangan dan dalam kegiatan magang.
10. Seluruh staff Yayasan TERANGI (Terumbu Karang Indonesia) yang telah
membimbing dalam magang.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan magang ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan magang ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dalam penyempurnaan penulisan laporan magang ini. Akhirnya, dengan mengharap ridho dari
Allah Subhanawata’ala, semoga laporan magang ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Depok, 10 Januari 2024

Muhammad Iqbal

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Tujuan .......................................................................................... .................. 3
1.3. Manfaat ....................................................................................... ...................3
BAB II METODE PELAKSANAAN ..................................................................... 4
2.1. Waktu dan Tempat Magang ............................................................................ 4
2.2. Pengumpulan Data ......................................................................................... 4
2.3. Analisis Data .................................................................................................. 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 5
3.1. Kelimpahan dan Keanekaragaman Ikan Karang dipulau Tunda .................... 5
3.1.1. Stasiun Timur Pulau Tunda ......................................................................... 5
3.1.2. Stasiun Barat Pulau Tunda .......................................................................... 5
3.1.3. Stasiun Selatan Pulau Tunda ....................................................................... 6
3.2. Populasi dan Biomassa Ikan Karang dipulau Tunda ...................................... 7
3.3. Populasi dan Biomassa Ikan Karang Famili ( Scaridae ) dipulau Tunda ...... 7
3.4. Indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) ........... 8
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 10
4.1. Kesimpulan .................................................................................................... 10
4.2. saran ............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 11
LAMPIRAN.............................................................................................................. 13

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian ....................................................................................... 4


Gambar 2. Ilustrasi Metode Underwater Visual Census (UVC) ......................................... 4
Gambar 3. Indeks Ikan karang (Ind/ha) dibagian Timur pulau Tunda ............................... 5
Gambar 4. Indeks Ikan Karang (Ind/ ha) dibagian Barat Pulau Tunda ............................... 6
Gambar 5. Indeks Ikan Karang (Ind/ha) dibagian Selatan pulau Tunda ............................. 6
Gambar 6. Indeks Populasi dan Biomassa Ikan karang dipulau tunda ............................... 7
Gambar 7. Indeks populasi dan biomassa Ikan Famili Scaridae dipulau Tunda ................ 8
Gambar 8. Indeks Keanekaragaman(H’), Keseragaman(E’) dan Dominansi(C) ............... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Undang-undang Nomor 2 tahun 1989, pasal 16 ayat (1) menyebutkan
pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk mempersiapakan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Agar
memiliki kemampuan akademis dan profesional, maka kewajiban yang dimiliki
oleh perguruan tinggi yang tercantum dalam Undang-undang Pendidikan Tahun
2012 melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Dharma pendidikan,
penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Pendidikan yang diterapkan masih
berupa teori-teori dan praktik dalam skala laboratorium, sementara setelah lulus
siswa akan memasuki dunia kerja sehingga diperlukan pengalaman bekerja yang
selanjutnya dapat dijadikan bekal ketika mereka masuk ke dunia kerja yang
sebenarnya. Magang adalah salah satu cara yang bisa dipilih untuk dikembangkan.
Praktik kerja magang merupakan kegiatan praktik dilingkungan industri,
pabrik atau suatu instansi yang bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa supaya
lebih mengenal dunia kerja, meningkatkan keterampilan, memiliki jiwa wirausaha
dan pngetahuan yang memadai sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya.
Prinsip dari magang adalah memberikan pengalaman praktik kepada mahasiswa,
dan memberikan keuntungan kepada pelajar dimana pelajar ikut latihan praktik di
tempat usaha magang tersebut (Suyono, 2005). Kerja magang ini dilaksanakan di
Yayasan TERANGI (Terumbu Karang Indonesia).
Pulau tunda adalah sebuah pulau kecil yang terletak di laut Jawa,yaitu
disebelah utara teluk banten, Pulau ini termasuk kedalam wilayah kabupaten
Serang, Banten.yang memiliki luas sekitar 300 ha. Pulau tunda dijadikan objek
pariwisata dengan keindahan pantai dan lautnya yang menarik wisatawan untuk
mengeksplore pulau tunda dengan melakukan snorkeling,diving ataupun hanya
menikmati suasana pemandangan laut pulau tunda. Namun potensi tersebut
dihadapkan pada masalah yaitu kondisi bawah air yang telah terdegradasi yang
mengakibatkan adanya gangguan kesehatan pada terumbu karang di pulau tunda.
Kerusakan ini seperti pemutihan karang (Bleaching) sehingga berdampak pada
semakin berkurangnya daya tarik untuk wisatawan. Menurut Zamani
(2015),terdapat beberapa ancaman lokal akibat aktivitas kapal dan wisata terhadap
ekosistem terumbu karang di Pulau Tunda. Meningkatnya frekuensi kerusakan
terumbu karang telah mengakibatkan penurunan jumlah spesies ikan terumbu yang
bergantung padanya (MacDonald et al. 2016).
Terumbu karang merupakan ekosistem sangat kompleks dan memiliki
produktivias tinggi. Salah satu sumber daya yang berada didalammnya adalah ikan
karang (Edrus at al.,2004) Ikan karang merupakan kelompok terbesar dari biota

1
asosiasi terumbu karang. Ikan karang menggunakan terumbu karang sebagai tempat
cari makan, berlindung, memijah dan tempat pembesaran (Rondonuwu et al.,2019).
Kerusakan tutupan terumbu karang Indonesia pada tahun 2019 mencapai 50%
(Hadi et al., 2020). Rani et al. (2019) menyatakan bahwa kerusakan kondisi
terumbu karang berpengaruh terhadap keragaman dan kelimpahan ikan karang.
Ulfah et al. (2020) menyebut keberadaan ikan karang dijadikan sebagai parameter
bioindikator untuk menilai kesehatan ekosistem terumbu karang. Ikan yang
bergantung terhadap ekosistem terumbu karang, maka rusaknya terumbu karang
akan berpengaruh terhadap keragaman dan kelimpahan ikan karang (Harahap et al.,
2018).
Ikan kakatua merupakan salah satu jenis ikan herbivora yang utama di
ekosistem terumbu karang (Sale, 1991). Ikan kakatua terdiri dari berbagai jenis,
karena memiliki jumlah genus yang cukup banyak yaitu 7 genera dengan genus
terbanyak adalah Scarus. Ikan kakatua hidup di sekitar terumbu karang dan
biasanya ditemukan juga pada perairan dangkal dengan kedalaman sampai 30
meter. Cara membedakan jenis ikan kakatua yang paling mudah adalah dengan
melihat komposisi warna, karena ikan kakatua memiliki variasi warna yang
beraneka ragam pada tubuhnya (Sale, 1991).
Ikan kakatua merupakan salah satu ikan karang yang dapat membantu
kehidupan pada ekosistem terumbu karang dengan cara memakan alga epilithik
pendek yang menutupi substrat karang sehingga secara tidak langsung dapat
mempengaruhi pertumbuhaan karang tersebut (Adrim, 2008). Penurunan kondisi
terumbu karang yang baik oleh faktor alam ataupun dengan faktor manusia yang
akan mempengaruhi distribusi dan sebrang ikan karang diarea terumbu.
Masyarakat Pulau Tunda saat ini mulai mengembangkan potensi pariwisata
bahari dengan membuka pintu kepada wisatawan yang ingin menikmati keindahan
terumbu karang pulau tunda. Namun pengelolaan pariwisata yang dilakukan oleh
penduduk berpotensi merusak terhadap kondisi terumbu karang di sekitar pulau
tersebut. Upaya konservasi tentu perlu dilakukan untuk menjaga keberlangsungan
hidup terumbu karang dan menciptakan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan.
Yayasan TERANGI ( Terumbu Karang Indonesia ) didirikan pada bulan
September 1999. TERANGI merupakan yayasan nirbala yang merujuk pada
konservasi dan pengelolaan sumberdaya terumbu karang di Indonesia secara
berkelanjutan. Pemilihan lokasi magang kerja di yayasan TERANGI bertujuan
untuk mempelajari tentang Pengambilan dan Pengolahan data Terumbu Karang dan
Ikan karang serta Konsevasi dan Pengelolaan Sumberdaya Terumbu karang dan
Ikan karang di Indonesia. Dan salah satu lokasi konservasi yayasan TERANGI yaitu
berada dipulau Tunda.

2
1.2. Tujuan
1. Untuk memperoleh pengetahuan tetang ikan karang berserta kaitannya di
Yayasan TERANGI.
2. Melatih Mahasiswa dalam pengambilan data dilapangan yang tidak
tercakup di proses perkuliahan.
3. Menambah pengalaman dan wawasan mengenai dunia kerja di perusahaan
profesional yang bergerak dibidang konservasi.

1.3. Manfaat

1. Sebagai sarana latihan dan penerapan ilmu yang didapat diperkuliahan.


2. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman
didunia kerja bidang kelautan.

3
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1. Waktu dan Tempat Magang
Kegiatan magang kerja ini dilaksanakan dengan waktu kurang lebih dua bulan
terhitung mulai tanggal 10 November sampai dengan 10 Januari. Kegiatan magang
kerja ini dilaksanakan di Yayasan TERANGI (Terumbu Karang Indonesia).
Yayasan Terangi terletak di Jl. Asyibaniah 105-106, Depok Jawa barat dan Pulau
Tunda Terletak di Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22-25 November 2023, bertempat di
Pulau Tunda, Kabupaten Serang, Banten. Stasiun pengamatan pada penelitian ini
ditetapkan sebanyak tiga stasiun pengamatan yaitu stasiun Timur, Selatan dan
Barat.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian


2.2. Pengumpulan Data
Data Ikan karang diamati pada kedalaman 3 dan 10 meter. Kedalaman 3 m
dianggap mewakili daerah yang dangkal dan kedalaman 10 m dapat mewakili
daerah yang dalam. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode
Underwater Visual Census (UVC). pencatatan data ikan dilakukan dengan cara
berenang di atas transek garis sepanjang 50 m sambil mencatat seluruh spesies ikan
dan kelimpahannya yang ditemukan pada jarak 2,5 m sebelah kiri dan sebelah
kanan transek.
.

Gambar 2. Ilustrasi Metode Underwater Visual Census (UVC) (English et


al.,1997)
2.3. Analisis Data
Analisis data merupakan penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
mudahdibaca, dipahami dan diinterprestasikan. Data yang akan dianalisis
merupakan data hasil penelitian lapangan. serta diikuti dengan pengujian terhadap
hipotesis penelitian, kemudian peneliti melakukan analisis untuk menarik
kesimpulan.

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Kelimpahan dan Keanekaragaman Ikan Karang dipulau Tunda


Hasil dari pengambilan data yang dilakukan di di 3 (tiga) stasiun Pulau Tunda
yang telah diolah adalah sebagai berikut:
3.1.1. Stasiun Timur Pulau Tunda
Pada stasiun ini ditemukan individu Ikan karang sebanyak 1320 Ind/ha yang
terbagi dalam 13 spesies dan 6 famili. Spesies Caesio teres ditemukan dengan
jumlah individu terbanyak yaitu 460 Ind/ha dan Spesies yang paling sedikit yaitu
Thalassoma lunare dan Arothron stellatus dengan jumlah 20 Ind/ha

Caesio teres 460


Chlorurus sordidus 280
Pomacentrus lepidogenys 100
Heniochus varius 80
Abudefduf sordidus 80
Spesies Ikan

Coradion chrysozonus 60
Abudefduf septemfasciatus 60
Scarus niger 40
Scarus dimidiatus 40
Labroides dimidiatus 40
Amblyglyphidodon leucogaster 40
Thalassoma lunare 20
Arothron stellatus 20
0 100 200 300 400 500
Ind/ha

Gambar 3. Indeks Ikan karang (Ind/ha) dibagian Timur pulau Tunda

3.1.2. Stasiun Barat Pulau Tunda


Pada stasiun ini ditemukan individu Ikan karang sebanyak 520 Ind/ha yang
terbagi dalam 9 spesies dan 5 famili. Spesies Dischitodus prospotaenia ditemukan
dengan jumlah individu terbanyak yaitu 160 Ind/ha dan Spesies yang paling sedikit
yaitu Thalassoma lunare dan Scolopsis bilineata dengan jumlah 20 Ind/ha.
Lokasi barat memiliki jumlah spesies dan invidu yang paling sedikit karena
stasiun barat banyak didominasi oleh rubble (R) ( Febrian 2023) membuat ikan-
ikan karang mencari lokasi lain dengan ekosistem terumbu karang yang masih
sehat.

5
Dischitodus prosopotaenia 160
Chlorurus sordidus 100
Labroides dimidiatus 60

Spesies Ikan
Heniochus varius 40
Coradion chrysozonus 40
Chaetodon trifasciatus 40
Chaetodon octofasciatus 40
Thalassoma lunare 20
Scolopsis bilineata 20

0 50 100 150 200


Ind/ha

Gambar 4. Indeks Ikan Karang (Ind/ ha) dibagian Barat Pulau Tunda
3.1.3. Stasiun Selatan Pulau Tunda
Pada stasiun ini ditemukan individu Ikan karang sebanyak 1000 Ind/ha yang terbagi
dalam 14 spesies dan 6 famili. Spesies Caesio teres ditemukan dengan jumlah
individu terbanyak yaitu 280 Ind/ha. Sama dengan bagian Timur dari grafik ini
(Gambar 3.) pada bagian selatan Spesies Caesio teres yang merupkan ikan bernilai
ekonomis memiliki individu terbanyak yang menandakan bahwa perairan disekitar
pulau tunda belum tereksploitasi berlebihan dengan aktivitas perikanan.

Caesio teres 280


Chlorurus sordidus 160
Dischitodus prosopotaenia 100
Pomacentrus adelus 80
Labroides dimidiatus 80
Pomacentrus brachialis
Spesies Ikan

60
Thalassoma lunare 40
Scolopsis bilineata 40
Heniochus varius 40
Chelmon rostratus 40
Scarus frenatus 20
Halichoeres hortulanus 20
Abudefduf sordidus 20
Abudefduf lorenzi 20
0 50 100 150 200 250 300
Ind/ha

Gambar 5. Indeks Ikan Karang (Ind/ha) dibagian Selatan pulau Tunda

6
3.2. Populasi dan Biomassa Ikan Karang dipulau Tunda
Di pulau Tunda Caesio teres merupakan populasi individu tertinggi yaitu 740
Ind/ha dengan tropik level planktivore, hal ini dikarenakan spesies ini memiliki sifat
berkelompok dan sering ditemukan dalam jumlah yang banyak serta memiliki
Biomassa tertinggi yaitu 223 kg/ha dan ini menandakan bahwa spesies Caesio teres
belum banyak menjadi target penangkapan dipulau Tunda.

800
700
600
500
400
300
200
100
0 Chelmon rostratus
Scarus dimidiatus

Scolopsis bilineata

Heniochus varius
Labroides dimidiatus
Chaetodon trifasciatus

Abudefduf septemfasciatus

Pomacentrus brachialis
Abudefduf lorenzi
Scarus niger

Thalassoma lunare
Pomacentrus adelus

Abudefduf sordidus
Pomacentrus lepidogenys

Dischitodus prosopotaenia

Caesio teres
Scarus frenatus

Amblyglyphidodon leucogaster

Coradion chrysozonus
Arothron stellatus

Chlorurus sordidus
Chaetodon octofasciatus
Halichoeres hortulanus

Sum of populasi ind/ha Sum of biomassa kg/ha

Gambar 6. Indeks Populasi dan Biomassa Ikan karang dipulau tunda


Biomassa Ikan karang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sebuah perairan
karena biomassa Ikan akan tinggi apabila didaerah terumbu karang yang sehat dan
biomassa Ikan akan tinggi ketika Ikan tersebut berkelompok, biomassa ikan karang
mempunyai hubungan erat dengan terumbu karang karena ikan karang
melangsungkan kehidupannya didaerah terumbu karang. Umumnya Ikan karang
yang memiliki biomassa dan kelimpahan tertinggi dijumpai dalam keadaan
berkelompok (schooling).Faktor yang memepengaruhi perbedaan biomassa ikan
tersebut adalah karena kondisi substrat dan ketersediaan sumber makanan sehingga
berdampak terhadap ukuran dan bobot ikan ( Setiawan et al., 2016 ).
3.3. Populasi dan Biomassa Ikan Karang Famili ( Scaridae ) dipulau Tunda
Populasi Ikan famili Scaridae ditemukan sebanyak 640 Ind/ha yang terbagi
dalam 4 spesies yaitu Chlorurus sordidus, Scarus niger, Scarus dimiatus, dan
Scarus frenatus. Individu yang paling banyak ditemukan yaitu spesies Chlorurus
sordidus sebanyak 540 Ind/ha, karena spesies ini cenderung hidup berkelompok (
schooling) dan yang paling sedikit adalah spesies Scarus Frenatus sebanyak 20

7
Ind/ha. Spesies Chlorurus sordidus Juga memiliki biomassa tertinggi yaitu
sebanyak 196 kg/ha dan biomassa terendah yaitu spesies Scarus Frenatus sebanyak
34 kg/ha.

540
SPESIES

196

55

50
40

40

34
20
CHLORURUS SCARUS NIGER SCARUS SCARUS FRENATUS
SORDIDUS DIMIDIATUS

Gambar 7. Indeks populasi dan biomassa Ikan Famili Scaridae dipulau Tunda
Kelimpahan Ikan karang dari famili Scaridae menunjukkan bahwa ikan dari
spesies Kakatua ( Scaridae) memiliki peran yang lebih besar dalam ekosistem
terumbu karang dan merupakan spesies dasar dari ikan herbivora. Ikan herbivora
diindikasikan mempengaruhi kesehatan terumbu karang, Keberadaan ikan-ikan
herbivora yang sangat penting untuk mendukung kesehatan terumbu karang karena
merupakan salah satu faktor biologi utama yang membantu proses pemulihan
terumbu karang. Ikan herbivora merupakan spesies kunci yang dapat membatasi
pertumbuhan alga (mikroalga dan makroalga) (Damhudi, 2009).
3.4. Indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominansi (C)
Untuk mengetahui nilai kestabilan suatu komunitas dapat dihitung dengan
menggunakan analisis indeks keanekaragaman, kesergaman dan dominansi. Hasil
analisis dapat dilihat pada tabel dibawah:
Barat Selatan Timur

H’ 0,71 2,28 2,06


E 0,32 0,86 0,80

C 0,17 0,13 0,18

Gambar 8. Indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi

8
Dari analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai keanekaragaman (H’)
tertinggi dipulau tunda berada pada stasiun Selatan dengan nilai 2,28 dan yang
terendah terdapat pada stasiun Barat dengan nilai 0,71. Menurut Shannon-Wiener
(Odum, H. T., & Odum, E. P., 2000) keanekaragaman ikan karang dikawasan
perairan Pulau Tunda tergolong rendah karena nilai H’ < 2,30, hal ini mungkin
kurangnya sumber pangan ikan karang didaerah terumbu karang dan perekrutan
larva ikan yang rendah karena tingginya predator dan penangkapan lokal sehingga
perekrutan larva ikan tak terseimbangi dengan angka kematiaannya. Maka tinggi
atau rendahnya keanekaragaman spesies ikan karang ditentukan dengan
ketersediaan pangan yang terdapat didaerah terumbu karang.
Kenaekaragaman ikan karang disebuah perairan akan menggambarkan
kondisi perairan tersebut baik atau tidak, karena ikan karang hidup sesuai tempat
yang mampu untuk memenuhi keberlangsungan hidupnya. Apabila kondisi
lingkungannya tidak mampu memenuhi semua kebutuhan sehingga ikan karang
tidak bisa lagi melangsungkan kehidupannya diperairan tersebut maka ikan karang
akan berpindah mencari tempat yang lebih baik dari habitat sebelumnya menurut
Edrus & Suharti (2017) keanekaragaman ikan karang adalah indikator yang baik
untuk menilaisecara dini adanya dampak pada ekosistem terumbu karang dari sebab
kegiatan manusia yang tinggal disekitar perairan.
Setelah dilakukan analisis nilai indeks keseragaman (E) tertinggi dipulau
tunda berada pada stasiun Selatan dengan nilai 0,86 dan yang terendah terdapat
pada stasiun barat dengan nilai 0,32. Keseragaman ikan karang dikawasan perairan
Pulau Tunda tergolong dalam kategori Stabil dengan nilai 0,6 < E ≤ 1. Nilai ini
menunjukan bahwa spesies yang ada dipulau Tunda hampir merata.
Setelah dilakukan analisis nilai indeks dominansi (C) tertinggi dipulau tunda
berada pada stasiun Timur yaitu dengan nilai 0,18 dan yang terendah terdapat pada
stasiun Selatan dengan nilai 0,13 (Tabel 1). Indeks dominansi ikan karang dipulau
Tunda berada pada kategori sedang dengan nilai 0,5<0,75.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Kelimpahan ikan karang dengan spesies tertinggi yang ditemukan
dikawasan perairan Pulau Tunda yaitu terdapat pada stasiun Timur dengan
jumlah sebanyak 460 individu/ha dengan tropic level planktivore. kelimpahan
Ikan planktivore dipengaruhi oleh keberadaan arus yang membawa
zooplankton yang menjadi makanannya.
2. Populasi Ikan famili Scaridae ditemukan sebanyak 640 Ind/ha, . Individu
yang paling banyak ditemukan yaitu spesies Chlorurus sordidus sebanyak 540
Ind/ha.
3. Lokasi selatan memiliki jumlah spesies ikan terumbu karang yang paling
beragam, tapi keanekaragaman ikan karang dipulau Tunda masuk dalam
kategori rendah dengan nilai H’ < 2,30 dan keanekaragaman ikan karang
dipulau Tunda dipengaruhi oleh lingkungannya baik faktor alam maupun
faktor ulah manusia.
4. Lokasi barat memiliki jumlah spesies dan individu ikan terumbu karang
paling sedikit karena stasiun bagian Barat banyak di dominasi oleh rubble (R)
membuat Ikan-ikan terumbu karang mencari lokasi lain dengan ekosistem
terumbu karang yang masih sehat.

4.2. Saran
Pengambilan data seharusnya dilakukan pada setiap waktu yaitu pagi, siang
dan malam, karena ikan mempunyai sifat diurnal dan nocturnal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adrim, M. (2008). Aspek biologi Ikan Kakatua (Suku Scaridae). Jurnal oseana.
33(1),41-50.
Damhudi D, Mukhlis K & Yunizar E. 2009. Kondisi kesehatan terumbu karang
berdasarkan kelimpahan ikan herbivora di Kecamatan Pulau Tiga
Kabupaten Natuna: Kepulauan Riau
Edrus, I.N., Y. Siswantoro, I. Suprihanto. 2004. Sumber Daya Terumbu Karang
Pulau Penata Besar, Lemukutan, dan Pulau Kabung Perairan
Kalimantan Barat.JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan.
Edrus, I. N., & Suharti, S. R, 2017. Sumber daya ikan karang di taman wisata alam
Gili Matra, Lombok Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.
22(4), 225-242.
English, S., Wilkinson, C. & Baker, V.1997 Survei manual for Tropical Marine.
ASEAN-Australia Marine Science project Living Coastal Resource
. Australia.
Hadi, T.A, A. Muhammad, Giyanto, P. Bayu, J. Ofri, B. Agus, R.D Ahmad, O.A.
La, S. Siti, Suharsono. 2020. The Status of indonesian.
Harahap, Z.A., Y.H. Gea, and I.E. Susetya. 2018. Relationship between coral reef
ecosystem and coral fish communities in Unggeh Island Central
Tapanuli Regency. AEFS. 1-7.
MacDonald C, Bridge TCL, Jones GP. 2016. Depth, bay position and habitat
structure as determinants of coral reef fish distributions:Are deep
reefs a potential refuge?. Mar Ecol Prog Ser, 561: 217–231.

Odum, H. T & Odum, E. P, 2000. The energetic basis for valuation of ecosystem
services. Ecosystems. 21-23.
Odum EP. 1971. Dasar-dasar Ekologi. Catatan ke-3. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Rani, C., H. Abdul, Y. Inayah, dan F. Ahmad. 2019. Sebaran dan Kelimpahan Ikan
Karang di Perairan Pulau Liukang Loe. Kabupaten Bulukumba.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 11:527-540.
Roundonuwu, A.B., D.J.M Ruddy, L.T Jhon. 2019. Ikan Karang di Wilayah
Terumbu Karang, Desa Likupang Kampung Ambon. Kecamatan
Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Platax.
7:90-97.
Sale, P.F. 1991. The Ecology of Fishes on Coral Reef. Academic Press, California,
USA.

11
Setiawan F, Tasidjawa S, Wantah E & Johanis H, 2016. Biodiversitas ikan karang
di Daerah Perlindungan Laut Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi
Utara. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis. 8(1) 57-71.
Suyono, H. 2005. Lomba Kualitas SMA Untuk Unggul. Jakarta. 123 halaman.
Tekan. Arasy Mizan.
Ulfah, M., M.R. Fazillah, I.N. Turnip, dan A. Seragih. 2020. Studi temporal
komunitas ikan karang (2014-2018) pada perairan Kecamatan
Mesjid Raya Dan Peukan Bada. Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kelautan Tropis. 12:183-193
Zamani NP. 2015. Kelimpahan Acanthaster plancii sebagai indikator kesehatan
karang di perairan pulau Tunda, Kabupaten Serang, Banten.
Journal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol 7(1): 273-286.

12
LAMPIRAN

13
14
15
16
1. Materi pengenalan dan identifikasi ikan karang

2. Persiapan praktek ke pulau tunda

17
3. Penentuan lokasi pengambilan data

18
4. Pengambilan data ikan karang

19
5. Evaluasi setelah kegiatan dipulau tunda

20
6. Kegiatan serifikasi dipulau pramuka

21
7. Materi setelah kegiatan sertifikasi dipulau pramuka

22

Anda mungkin juga menyukai