Disusun Oleh :
Muhammad Iqbal
2010016211028
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. H. Eni Kamal, M.Sc
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanawata’ala atas segala berkah dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan “hasil praktik kerja lapangan di Yayasan
TERANGI (Terumbu Karang Indonesia)”.
Penulis sadari bahwa dalam myelesaikan laporan magang ini banyak pihak yang telah
membantu memberi bimbingan, arahan, dan do’a yang akan selalu penulis kenang dan syukuri.
Oleh krena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada
1. Allah Subhanawata’ala yang telah memberikan nikmat jasmani dan rohani serta
memberikan kesempatan hidup.
2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan do’a, perhatian dan motivasi tiada henti.
3. Ibuk Prof. Dr. Ir. Yusra, M.Si. selaku dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Bung Hatta.
4. Bapak Ir. Yuspardianto, M.Si selaku ketua jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Universitas Bung Hatta.
5. Bapak Dr. Ir. Eni Kamal, M.Sc sebagai dosen pembimbing interen yang telah memberi
pengarahan dan masukan dalam penyusunan laporan ini.
6. Bapak Syafran Rusli S.Si. M.Sc selaku ketua Yayasan TERANGI (Terumbu Karang
Indonesia).
7. Bapak Fakhrurrozi S.Si yang telah menjadi pembimbing kami dalam kegiatan magang.
8. Bapak Mikael Prastowo Sesotyo Widodo S.Pi yang telah membimbing kami
dilapangan dan dalam kegiatan magang.
9. Bapak Idris yang telah membimbing kami dilapangan dan dalam kegiatan magang.
10. Seluruh staff Yayasan TERANGI (Terumbu Karang Indonesia) yang telah
membimbing dalam magang.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan magang ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan magang ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dalam penyempurnaan penulisan laporan magang ini. Akhirnya, dengan mengharap ridho dari
Allah Subhanawata’ala, semoga laporan magang ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Muhammad Iqbal
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
asosiasi terumbu karang. Ikan karang menggunakan terumbu karang sebagai tempat
cari makan, berlindung, memijah dan tempat pembesaran (Rondonuwu et al.,2019).
Kerusakan tutupan terumbu karang Indonesia pada tahun 2019 mencapai 50%
(Hadi et al., 2020). Rani et al. (2019) menyatakan bahwa kerusakan kondisi
terumbu karang berpengaruh terhadap keragaman dan kelimpahan ikan karang.
Ulfah et al. (2020) menyebut keberadaan ikan karang dijadikan sebagai parameter
bioindikator untuk menilai kesehatan ekosistem terumbu karang. Ikan yang
bergantung terhadap ekosistem terumbu karang, maka rusaknya terumbu karang
akan berpengaruh terhadap keragaman dan kelimpahan ikan karang (Harahap et al.,
2018).
Ikan kakatua merupakan salah satu jenis ikan herbivora yang utama di
ekosistem terumbu karang (Sale, 1991). Ikan kakatua terdiri dari berbagai jenis,
karena memiliki jumlah genus yang cukup banyak yaitu 7 genera dengan genus
terbanyak adalah Scarus. Ikan kakatua hidup di sekitar terumbu karang dan
biasanya ditemukan juga pada perairan dangkal dengan kedalaman sampai 30
meter. Cara membedakan jenis ikan kakatua yang paling mudah adalah dengan
melihat komposisi warna, karena ikan kakatua memiliki variasi warna yang
beraneka ragam pada tubuhnya (Sale, 1991).
Ikan kakatua merupakan salah satu ikan karang yang dapat membantu
kehidupan pada ekosistem terumbu karang dengan cara memakan alga epilithik
pendek yang menutupi substrat karang sehingga secara tidak langsung dapat
mempengaruhi pertumbuhaan karang tersebut (Adrim, 2008). Penurunan kondisi
terumbu karang yang baik oleh faktor alam ataupun dengan faktor manusia yang
akan mempengaruhi distribusi dan sebrang ikan karang diarea terumbu.
Masyarakat Pulau Tunda saat ini mulai mengembangkan potensi pariwisata
bahari dengan membuka pintu kepada wisatawan yang ingin menikmati keindahan
terumbu karang pulau tunda. Namun pengelolaan pariwisata yang dilakukan oleh
penduduk berpotensi merusak terhadap kondisi terumbu karang di sekitar pulau
tersebut. Upaya konservasi tentu perlu dilakukan untuk menjaga keberlangsungan
hidup terumbu karang dan menciptakan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan.
Yayasan TERANGI ( Terumbu Karang Indonesia ) didirikan pada bulan
September 1999. TERANGI merupakan yayasan nirbala yang merujuk pada
konservasi dan pengelolaan sumberdaya terumbu karang di Indonesia secara
berkelanjutan. Pemilihan lokasi magang kerja di yayasan TERANGI bertujuan
untuk mempelajari tentang Pengambilan dan Pengolahan data Terumbu Karang dan
Ikan karang serta Konsevasi dan Pengelolaan Sumberdaya Terumbu karang dan
Ikan karang di Indonesia. Dan salah satu lokasi konservasi yayasan TERANGI yaitu
berada dipulau Tunda.
2
1.2. Tujuan
1. Untuk memperoleh pengetahuan tetang ikan karang berserta kaitannya di
Yayasan TERANGI.
2. Melatih Mahasiswa dalam pengambilan data dilapangan yang tidak
tercakup di proses perkuliahan.
3. Menambah pengalaman dan wawasan mengenai dunia kerja di perusahaan
profesional yang bergerak dibidang konservasi.
1.3. Manfaat
3
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1. Waktu dan Tempat Magang
Kegiatan magang kerja ini dilaksanakan dengan waktu kurang lebih dua bulan
terhitung mulai tanggal 10 November sampai dengan 10 Januari. Kegiatan magang
kerja ini dilaksanakan di Yayasan TERANGI (Terumbu Karang Indonesia).
Yayasan Terangi terletak di Jl. Asyibaniah 105-106, Depok Jawa barat dan Pulau
Tunda Terletak di Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22-25 November 2023, bertempat di
Pulau Tunda, Kabupaten Serang, Banten. Stasiun pengamatan pada penelitian ini
ditetapkan sebanyak tiga stasiun pengamatan yaitu stasiun Timur, Selatan dan
Barat.
4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Coradion chrysozonus 60
Abudefduf septemfasciatus 60
Scarus niger 40
Scarus dimidiatus 40
Labroides dimidiatus 40
Amblyglyphidodon leucogaster 40
Thalassoma lunare 20
Arothron stellatus 20
0 100 200 300 400 500
Ind/ha
5
Dischitodus prosopotaenia 160
Chlorurus sordidus 100
Labroides dimidiatus 60
Spesies Ikan
Heniochus varius 40
Coradion chrysozonus 40
Chaetodon trifasciatus 40
Chaetodon octofasciatus 40
Thalassoma lunare 20
Scolopsis bilineata 20
Gambar 4. Indeks Ikan Karang (Ind/ ha) dibagian Barat Pulau Tunda
3.1.3. Stasiun Selatan Pulau Tunda
Pada stasiun ini ditemukan individu Ikan karang sebanyak 1000 Ind/ha yang terbagi
dalam 14 spesies dan 6 famili. Spesies Caesio teres ditemukan dengan jumlah
individu terbanyak yaitu 280 Ind/ha. Sama dengan bagian Timur dari grafik ini
(Gambar 3.) pada bagian selatan Spesies Caesio teres yang merupkan ikan bernilai
ekonomis memiliki individu terbanyak yang menandakan bahwa perairan disekitar
pulau tunda belum tereksploitasi berlebihan dengan aktivitas perikanan.
60
Thalassoma lunare 40
Scolopsis bilineata 40
Heniochus varius 40
Chelmon rostratus 40
Scarus frenatus 20
Halichoeres hortulanus 20
Abudefduf sordidus 20
Abudefduf lorenzi 20
0 50 100 150 200 250 300
Ind/ha
6
3.2. Populasi dan Biomassa Ikan Karang dipulau Tunda
Di pulau Tunda Caesio teres merupakan populasi individu tertinggi yaitu 740
Ind/ha dengan tropik level planktivore, hal ini dikarenakan spesies ini memiliki sifat
berkelompok dan sering ditemukan dalam jumlah yang banyak serta memiliki
Biomassa tertinggi yaitu 223 kg/ha dan ini menandakan bahwa spesies Caesio teres
belum banyak menjadi target penangkapan dipulau Tunda.
800
700
600
500
400
300
200
100
0 Chelmon rostratus
Scarus dimidiatus
Scolopsis bilineata
Heniochus varius
Labroides dimidiatus
Chaetodon trifasciatus
Abudefduf septemfasciatus
Pomacentrus brachialis
Abudefduf lorenzi
Scarus niger
Thalassoma lunare
Pomacentrus adelus
Abudefduf sordidus
Pomacentrus lepidogenys
Dischitodus prosopotaenia
Caesio teres
Scarus frenatus
Amblyglyphidodon leucogaster
Coradion chrysozonus
Arothron stellatus
Chlorurus sordidus
Chaetodon octofasciatus
Halichoeres hortulanus
7
Ind/ha. Spesies Chlorurus sordidus Juga memiliki biomassa tertinggi yaitu
sebanyak 196 kg/ha dan biomassa terendah yaitu spesies Scarus Frenatus sebanyak
34 kg/ha.
540
SPESIES
196
55
50
40
40
34
20
CHLORURUS SCARUS NIGER SCARUS SCARUS FRENATUS
SORDIDUS DIMIDIATUS
Gambar 7. Indeks populasi dan biomassa Ikan Famili Scaridae dipulau Tunda
Kelimpahan Ikan karang dari famili Scaridae menunjukkan bahwa ikan dari
spesies Kakatua ( Scaridae) memiliki peran yang lebih besar dalam ekosistem
terumbu karang dan merupakan spesies dasar dari ikan herbivora. Ikan herbivora
diindikasikan mempengaruhi kesehatan terumbu karang, Keberadaan ikan-ikan
herbivora yang sangat penting untuk mendukung kesehatan terumbu karang karena
merupakan salah satu faktor biologi utama yang membantu proses pemulihan
terumbu karang. Ikan herbivora merupakan spesies kunci yang dapat membatasi
pertumbuhan alga (mikroalga dan makroalga) (Damhudi, 2009).
3.4. Indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominansi (C)
Untuk mengetahui nilai kestabilan suatu komunitas dapat dihitung dengan
menggunakan analisis indeks keanekaragaman, kesergaman dan dominansi. Hasil
analisis dapat dilihat pada tabel dibawah:
Barat Selatan Timur
8
Dari analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai keanekaragaman (H’)
tertinggi dipulau tunda berada pada stasiun Selatan dengan nilai 2,28 dan yang
terendah terdapat pada stasiun Barat dengan nilai 0,71. Menurut Shannon-Wiener
(Odum, H. T., & Odum, E. P., 2000) keanekaragaman ikan karang dikawasan
perairan Pulau Tunda tergolong rendah karena nilai H’ < 2,30, hal ini mungkin
kurangnya sumber pangan ikan karang didaerah terumbu karang dan perekrutan
larva ikan yang rendah karena tingginya predator dan penangkapan lokal sehingga
perekrutan larva ikan tak terseimbangi dengan angka kematiaannya. Maka tinggi
atau rendahnya keanekaragaman spesies ikan karang ditentukan dengan
ketersediaan pangan yang terdapat didaerah terumbu karang.
Kenaekaragaman ikan karang disebuah perairan akan menggambarkan
kondisi perairan tersebut baik atau tidak, karena ikan karang hidup sesuai tempat
yang mampu untuk memenuhi keberlangsungan hidupnya. Apabila kondisi
lingkungannya tidak mampu memenuhi semua kebutuhan sehingga ikan karang
tidak bisa lagi melangsungkan kehidupannya diperairan tersebut maka ikan karang
akan berpindah mencari tempat yang lebih baik dari habitat sebelumnya menurut
Edrus & Suharti (2017) keanekaragaman ikan karang adalah indikator yang baik
untuk menilaisecara dini adanya dampak pada ekosistem terumbu karang dari sebab
kegiatan manusia yang tinggal disekitar perairan.
Setelah dilakukan analisis nilai indeks keseragaman (E) tertinggi dipulau
tunda berada pada stasiun Selatan dengan nilai 0,86 dan yang terendah terdapat
pada stasiun barat dengan nilai 0,32. Keseragaman ikan karang dikawasan perairan
Pulau Tunda tergolong dalam kategori Stabil dengan nilai 0,6 < E ≤ 1. Nilai ini
menunjukan bahwa spesies yang ada dipulau Tunda hampir merata.
Setelah dilakukan analisis nilai indeks dominansi (C) tertinggi dipulau tunda
berada pada stasiun Timur yaitu dengan nilai 0,18 dan yang terendah terdapat pada
stasiun Selatan dengan nilai 0,13 (Tabel 1). Indeks dominansi ikan karang dipulau
Tunda berada pada kategori sedang dengan nilai 0,5<0,75.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Kelimpahan ikan karang dengan spesies tertinggi yang ditemukan
dikawasan perairan Pulau Tunda yaitu terdapat pada stasiun Timur dengan
jumlah sebanyak 460 individu/ha dengan tropic level planktivore. kelimpahan
Ikan planktivore dipengaruhi oleh keberadaan arus yang membawa
zooplankton yang menjadi makanannya.
2. Populasi Ikan famili Scaridae ditemukan sebanyak 640 Ind/ha, . Individu
yang paling banyak ditemukan yaitu spesies Chlorurus sordidus sebanyak 540
Ind/ha.
3. Lokasi selatan memiliki jumlah spesies ikan terumbu karang yang paling
beragam, tapi keanekaragaman ikan karang dipulau Tunda masuk dalam
kategori rendah dengan nilai H’ < 2,30 dan keanekaragaman ikan karang
dipulau Tunda dipengaruhi oleh lingkungannya baik faktor alam maupun
faktor ulah manusia.
4. Lokasi barat memiliki jumlah spesies dan individu ikan terumbu karang
paling sedikit karena stasiun bagian Barat banyak di dominasi oleh rubble (R)
membuat Ikan-ikan terumbu karang mencari lokasi lain dengan ekosistem
terumbu karang yang masih sehat.
4.2. Saran
Pengambilan data seharusnya dilakukan pada setiap waktu yaitu pagi, siang
dan malam, karena ikan mempunyai sifat diurnal dan nocturnal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Adrim, M. (2008). Aspek biologi Ikan Kakatua (Suku Scaridae). Jurnal oseana.
33(1),41-50.
Damhudi D, Mukhlis K & Yunizar E. 2009. Kondisi kesehatan terumbu karang
berdasarkan kelimpahan ikan herbivora di Kecamatan Pulau Tiga
Kabupaten Natuna: Kepulauan Riau
Edrus, I.N., Y. Siswantoro, I. Suprihanto. 2004. Sumber Daya Terumbu Karang
Pulau Penata Besar, Lemukutan, dan Pulau Kabung Perairan
Kalimantan Barat.JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan.
Edrus, I. N., & Suharti, S. R, 2017. Sumber daya ikan karang di taman wisata alam
Gili Matra, Lombok Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.
22(4), 225-242.
English, S., Wilkinson, C. & Baker, V.1997 Survei manual for Tropical Marine.
ASEAN-Australia Marine Science project Living Coastal Resource
. Australia.
Hadi, T.A, A. Muhammad, Giyanto, P. Bayu, J. Ofri, B. Agus, R.D Ahmad, O.A.
La, S. Siti, Suharsono. 2020. The Status of indonesian.
Harahap, Z.A., Y.H. Gea, and I.E. Susetya. 2018. Relationship between coral reef
ecosystem and coral fish communities in Unggeh Island Central
Tapanuli Regency. AEFS. 1-7.
MacDonald C, Bridge TCL, Jones GP. 2016. Depth, bay position and habitat
structure as determinants of coral reef fish distributions:Are deep
reefs a potential refuge?. Mar Ecol Prog Ser, 561: 217–231.
Odum, H. T & Odum, E. P, 2000. The energetic basis for valuation of ecosystem
services. Ecosystems. 21-23.
Odum EP. 1971. Dasar-dasar Ekologi. Catatan ke-3. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Rani, C., H. Abdul, Y. Inayah, dan F. Ahmad. 2019. Sebaran dan Kelimpahan Ikan
Karang di Perairan Pulau Liukang Loe. Kabupaten Bulukumba.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 11:527-540.
Roundonuwu, A.B., D.J.M Ruddy, L.T Jhon. 2019. Ikan Karang di Wilayah
Terumbu Karang, Desa Likupang Kampung Ambon. Kecamatan
Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Platax.
7:90-97.
Sale, P.F. 1991. The Ecology of Fishes on Coral Reef. Academic Press, California,
USA.
11
Setiawan F, Tasidjawa S, Wantah E & Johanis H, 2016. Biodiversitas ikan karang
di Daerah Perlindungan Laut Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi
Utara. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis. 8(1) 57-71.
Suyono, H. 2005. Lomba Kualitas SMA Untuk Unggul. Jakarta. 123 halaman.
Tekan. Arasy Mizan.
Ulfah, M., M.R. Fazillah, I.N. Turnip, dan A. Seragih. 2020. Studi temporal
komunitas ikan karang (2014-2018) pada perairan Kecamatan
Mesjid Raya Dan Peukan Bada. Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kelautan Tropis. 12:183-193
Zamani NP. 2015. Kelimpahan Acanthaster plancii sebagai indikator kesehatan
karang di perairan pulau Tunda, Kabupaten Serang, Banten.
Journal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol 7(1): 273-286.
12
LAMPIRAN
13
14
15
16
1. Materi pengenalan dan identifikasi ikan karang
17
3. Penentuan lokasi pengambilan data
18
4. Pengambilan data ikan karang
19
5. Evaluasi setelah kegiatan dipulau tunda
20
6. Kegiatan serifikasi dipulau pramuka
21
7. Materi setelah kegiatan sertifikasi dipulau pramuka
22