Oleh:
ROMARYO SAVSAVUBUN
NIM. 15051404015
Oleh:
Romaryo Savsavubun
NIM. 15051404015
Menyetujui :
Dr. Ir. Lena J. Damongilala, M.Si Ir. Joyce Ch. V. Palenewen, M.Sc
NIP. 19620221 198803 2 002 NIP. 19690613 199402 2 001
Mengetahui :
Dr. Ir. Feny Mentang, M.Sc Dr. Ir. Johnny Budiman, M.Si.,M.Sc
NIP. 19690814 199402 2 001 NIP. 19670519 199403 1 002
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
Manado hingga sampai pada saat ini saya bisa menyelesaikan Rencana Kerja
yang berbeda” disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam
Ratulangi Manado.
yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Lena J. Damongilala, M.Si., selaku dosen
pembimbing 1 dan Ir. Joyce Ch. V. Palenewen, M.Sc., selaku dosen pembimbing
dalam penyusunan proposal penelitian ini, kedua orang tua penulis yang selalu
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang dapat
terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
1. PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3. Tujuan...................................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
2.1. Rumput laut...........................................................................................3
2.2. Selai.......................................................................................................5
2.2.1. Rumput laut Eucheuma denticulatum.......................................6
2.2.2. Gula...........................................................................................6
2.2.3. Air..............................................................................................7
2.2.4. Asam Sitrat................................................................................7
2.3. Metode Pengolahan Selai......................................................................7
2.3.1. Proses perendaman....................................................................7
2.3.2. Persiapan bahan.........................................................................8
2.3.3. Proses penghalusan...................................................................8
2.3.4. Proses pemanasan/pemasakan...................................................8
3. METODE PENELITIAN...............................................................................9
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................9
3.2. Alat dan Bahan....................................................................................10
3.2.1. Alat..........................................................................................10
3.2.2. Bahan.......................................................................................10
3.3. Pengolahan Selai Rumput Laut (Damopolii et al., 2021)...................10
3.3.1. Penyiapan bahan baku.............................................................10
3.3.2. Pelumatan bahan baku.............................................................10
3.3.3. Pemasakan...............................................................................11
3.4. Metode Penelitian................................................................................13
3.5. Parameter Pengamatan........................................................................13
3.5.1. Viskositas (Anisuzzaman et al., 2014)....................................13
3.5.2. Angka Lempeng Total (SNI 01-2332.3-2006)........................14
3.5.3. Kadar Serat Kasar (Sudarmadji dkk., 1989)............................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
DAFTAR TABEL
Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya laut yang besar
dengan keanekaragaman biota lautnya. Salah satu biota laut yang dimiliki
Indonesia ialah alga merah Eucheuma denticulatum. Alga merah ini memiliki
antioksidan, antibakteri terhadap bakteri patogen maupun non patogen. Saat ini
baru dari rumput laut seperti dodol rumput laut, manisan rumput laut, selai rumput
laut, sirup rumput laut, serta permen jelly rumput laut (Alamsyah dkk, 2013).
lemak yang rendah yaitu 0,13% serta mengandung serat kasar sebesar 1,39%.
Oleh karena itu, dapat dimanfaatkan dan dilakukan suatu upaya sebagai suatu
produk olahan yang bermutu dan memiliki nilai tambah (Utomo, 2011).
Diversifikasi produk dari rumput laut masih sangat terbatas. Selama ini
hanya digunakan untuk pembuatan agar-agar dan sebagai bahan tambahan dalam
pembuatan es buah, padahal rumput laut merupakan salah satu komoditas yang
meningkatkan daya guna rumput laut dan nilai ekonominya dapat dilakukan
berbagai bentuk olahan lain seperti pembuatan selai yang berbahan baku rumput
laut. Sejauh ini produk selai dari rumput laut yang sudah ada dipasaran terbuat
1
dari bahan baku rumput laut Eucheuma cotonii (Kappaphycus alvarezii). Padahal
karena itu, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang mutu selai
denticulatum?
2. Bagaimana nilai viskositas, angka lempeng total, dan kadar serat dari
denticulatum dengan
dibidang teknologi hasil perikanan tentang proses pengolahan selai dari rumput
2
2. TINJAUAN PUSTAKA
melekat pada subtract tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati,
tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Rumput laut tumbuh di alam
dengan melekatkan dirinya pada karang, lumpur pasir, batu, dan benda keras
Eucheuma denticulatum adalah salah satu jenis rumput laut dari kelas
Kingdom: Plantae
Divisi: Rhodophyta
Kelas: Rhodophyceae
Ordo: Gigartinales
Famili: Solieriaceae
Genus: Eucheuma
3
Eucheuma muricatum dan Eucheuma denticulatum merupakan penghasil
thallus bulat tegak, dengan ukuran panjang 5-30 cm, transparan, warna coklat
yang berbentuk seperti duri-duri runcing yang tidak beraturan, duri tersebut ada
tumbuh pada bagian yang tua ataupun muda tidak beraturan. Komposisi senyawa
organik dari rumput laut Eucheuma denticulatum yang tumbuh di Indonesia dapat
yaitu flavonoid, saponin, alkaloid, steroid, terpenoid, tanin, dan fenol. Sedangkan
total kapang yang terkandung dari Eucheuma denticulatum kering 3,1 x 102 CFU/g
Komponen Jumlah
Air (%) 12,90
Protein kasar (%) 5,12
Lemak (%) 0,13
Karbohidrat (%) 13,38
Serat kasar (%) 1,39
Abu (%) 14,21
Kalsium (ppm) 52,85
4
Besi (ppm) 0,108
Tembaga (ppm) 0,768
Vitamin B1 (mg/100 g) 0,21
Vitamin B2 (mg/100 g) 2,26
Vitamin C (mg/100 g) 43,00
Karaginan (%) 65,75
Sumber: (Poncomulyo, 2006).
2.2. Selai
menggumpal dan membentuk serabut halus yang bisa mengikat cairan sehingga
teksturnya menjadi kental, padat ataupun semi padat (Merda dan Novitasari,
2017). Dapat disimpulkan bahwa selai merupakan makanan yang memiliki tekstur
semi padat yang diolah dari buah-buahan matang. Namun dalam penelitian ini
bahan baku selai tidak menggunakan buah melainkan rumput laut Eucheuma
denticultum.
Sedangkan uji proksimat dari selai ini yang meliputi kadar abu, kadar air, dan
kadar serat kasar memenuhi standar baku mutu dari SNI 01-3746-1995.
5
- Pemanis buatan (sakarin & siklamat) Negatif
4 Cemaran Logam
- Timbal (Pb) mg/kg maks. 1,5
- Tembaga (Cu) mg/kg maks. 10,0
- Seng (Zn) mg/kg maks. 40,0
- Timah (Sn) mg/kg maks. 40,0
5 Cemaran Arsen (As) mg/kg maks. 1,0
6 Cemaran Mikrobial
- Angka lempeng total koloni maks. 5,0 x 102
- Bakteri bentuk E. coli APM <3
- Kapang dan khamir koloni maks. 50
Sumber : SNI 01-3746-1995
kalsium yang cukup tinggi, magnesium, kalium dan natrium. Rumput laut ini
aman dikonsumsi karena tidak mengandung zat berbahaya seperti merkuri, arsen,
Selain itu, rumput laut ini juga memiliki kandungan protein sebesar 3,40%,
lemak 3,58%, serat 12,59%, abu 23,28%, air 29,72% dan karbohidrat 40,02%
(Lumbessy dkk., 2020). Dalam penelitian ini, rumput laut Eucheuma denticulatum
dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan selai sebagai alternatif pengganti buah.
2.2.2. Gula
Penambahan gula dalam pembuatan selai selain untuk memberi rasa manis
juga berfungsi sebagai pengawet alami untuk mencegah pertumbuhan kapang dan
berperan penting dalam pembentukan gel pada selai (Nurani, 2020). Selain itu,
6
gula juga memberikan pengaruh terhadap warna selai. Semakin banyak
konsentrasi gula yang diberikan maka selai akan cenderung berwana cokelat
2.2.3. Air
dalam makanan (Kusnandar, 2019). Dalam beberapa penelitian, fungsi air dalam
pembuatan selai rumput laut yaitu untuk mencuci bahan baku, sebagai campuran
Penambahan asam sitrat pada selai berfungsi untuk memberikan rasa asam,
penambahan asam sitrat dalam proses pembuatan selai rumput laut sebagai
alterantif pengawet.
Pengolahan selai rumput laut selama ini masih mengacu pada proses
pengolahan selai buah dikarenakan proses pengolahan selai buah mengacu pada
standar baku mutu yang ditetapkan, hal ini dapat dilihat pada penelitian Tenriware
Penyiapan rumput laut kering, kemudian rumput laut direndam dalam air
selama 24 jam dengan tetap mengganti air rendaman setiap 10-12 jam sekali.
Tujuan dari proses perendaman yaitu untuk mengurangi bau amis dan
7
perendaman rumput laut berpengaruh terhadap aroma dan tekstur selai. Dimana
semakin lama waktu perendaman maka aroma bau amis rumput laut akan semakin
berkurang dan tekstur rumput laut menjadi lembek dan encer. Waktu perendaman
rumput laut terbaik yaitu selama tiga hari, karena menghasilkan tekstur selai yang
lembut dengan aroma rumput laut sedikit sehingga disukai oleh konsumen.
berulang. Pencucian berulang ini bertujuan untuk menghilangkan bau amis dan
rasa pekat dari rumput laut. Kemudian dilakukan penimbangan rumput laut serta
bahan-bahan lainnya seperti gula, air, asam sitrat dan gum arab sesuai dengan
api sedang kemudian penambahan perasa alami dari sari buah ataupun esen,
setelah mendidih dilakukan penambahan asam sitrat untuk memberi rasa asam dan
menetralkan pH selai.
8
3. METODE PENELITIAN
Manado. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini kurang lebih selama 4
(empat) bulan mulai dari penyusunan rencana kerja penelitian sampai penulisan
Skripsi yang diperkirakan mulai bulan Januari sampai dengan April 2022.
Kegitan Bulan
No. Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsultasi * * * * * * * * * * * * * * *
Penyusunan
2. * * * * * *
Proposal
Ujian
3. Seminar *
Proposal
4. Penelitian * * * * *
Penyusunan
5. Laporan * * * * *
Penelitian
Pelaksanaan
6. *
Ujian
9
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
counter, gelas ukur 500 ml, gelas beaker 500 ml, cawan petri, jarum ose, pipet
3.2.2. Bahan
pasir 450 g, asam sitrat 6 sdt, garam 24 g, dan pewarna makanan 30 ml, Gum arab
Rumput laut kering 200 g direndam dengan air dingin selama 24 jam.
blender.
10
Atur blender dengan kecepatan sedang, kemudian lanjutkan dengan
3.3.3. Pemasakan
Tambahkan gula pasir sebanyak 100g aduk hingga rata dan tambahkan
aduk rata.
11
Rumput Laut kering sebanyak 200 g direndam
selama 24 jam (ganti air rendaman setiap 6 jam)
Dinginkan
12
3.4. Metode Penelitian
penelitian yang dilakukan dengan cara mengubah suatu keadaan untuk melihat
kejadian yang timbul akibat dari perubahan itu (Datunsolang dkk., 2019).
konsentrasi gula 50g (25% dari berat sampel), A2 konsentrasi gula 100g (50%
oleh karena gaya gesekan. Maksud dari pengukuran ini adalah untuk menentukan
nilai kekentalan suatu larutan yang dinyatakan dalam centipoises (cP). Cara
analisis viskositas selai yang dimulai dengan mengambil sampel 1,5 g dan
dilarutkan dalam 100 ml air pada suhu 90°C. Larutan kemudian diaduk selama 20
ɳ = K (p₁ − p₂)t
Keterangan:
13
p₂ = massa jenis larutan selai (g/cm3)
t = waktu alir dinyatakan dalam detik (s)
untuk menentukan secara kuantitatif jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada
selama 15 menit.
tabung reaksi yang sudah diberi tanda 10-2 dan 10-3 , kemudian disterilkan
dalam autoklaf pada suhu 121oC pada tekanan 15 psi selama 1 menit.
magnetic stirrer kemudian di boil selama 20 menit pada air mendidih dan
sterilkan di dalam autoklaf pada tekanan 15 psi dengan suhu 121 oC selama
15 menit.
ke dalam larutan NaCl 0,9% steril yang berisi 225 ml larutan NaCl
14
pengenceran 10-2 kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi ketiga
dalam 2 seri cawan petri steril yang telah diberi kode menurut jenis sampel
7. Masukkan cawan petri ke dalam inkubator yang bersuhu 37oC selama 24-
8. Setelah masa inkubasi berakhir, jumlah koloni bakteri yang dihitung pada
Jumlah koloni x 1
Total Bakteri=
Faktor Pengenceran Per Cawan
15
4. RENCANA KERANGKA LAPORAN PENELITIAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
2. TINJAUAN PUSTAKA
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1 Bahan
3.2.2 Alat
3.3. Pengolahan Selai Rumput Laut
3.4. Viskositas
3.5. Angka Lempeng Total
3.6. Kadar Serat Kasar
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
5. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, R., Lestari, N., & Hasrini, R. F. (2013). Kajian Mutu Bahan Baku
Rumput Laut (Eucheuma sp.) dan Teknologi Pangan Olahannya. Jurnal
Dinamika Penelitian Industri, Vol. 24(1), Hal. 57–67.
Anggadiredja, J.T, Zatnika, A., Purwoto, H., & Istini, S. (2010). Rumput Laut.
Seri Agribisnis. Jakarta. Penebar Swadaya.
Anisuzzaman, S. M., Bono, A., Krishnaiah, D., Hussin, N. A., and Wong, H. Y.
(2014). Effects of Extraction Process Conditions On Semi Refined
Carrageenan Produced by using Spray Dryer. Journal of Applied Sciences
Vol. 14, No. 12. p 1283-1288, 2014.
Damopolii, N. S., Kaseger, B., Damongilala, L., Onibala, H., Pandey, E.,
Makapedua, D., (2021). Analisis Kimia dan Uji Organoletik Selai Rumput
Laut Euchema denticulatum. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan,
Vol. 9(3).
Kusnandar, F. (2019). Kimia Pangan Komponen Makro (L. Darojah (ed.); 1 ed.).
Jakarta : Bumi Aksara.
Lumbessy, S. Y., Setyowati, D. N., Mukhlis, A., Lestari, D. P., & Azhar, F.
(2020). Komposisi Nutrisi dan Kandungan Pigmen Fotosintesis Tiga
Spesies Alga Merah (Rhodophyta sp.) Hasil Budidaya. Journal of Marine
Research, Vol. 9(4), Hal. 431–438.
Merda, I. L., & Novitasari, R. (2017). Studi Pembuatan Selai Campuran Timun
Suri (Cucumis lativus) dan Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus). Jurnal
Teknologi Pertanian, Vol. 6(2), Hal. 1–10.
Mutia, K., & Yunus, R. (2016). Pengaruh Penambahan Sukrosa pada Pembuatan
Selai Langsat. Jtech, Vol. 4(2), Hal. 80–84.
17
Nurani, F. P. (2020). Penambahan Pektin, Gula, dan Asam Sitrat dalam
Pembuatan Selai dan Marmalade Buah-Buahan. Journal of Food
Technology and Agroindustry Vol. 2(1), Hal. 27–32.
Rajagukguk, M.M. (2009). Analisis Daya Saing Rumput Laut Indonesia di Pasar
Internasional. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.
18