SKRIPSI
MURNIATI S
E.271 05 019
SKRIPSI
Oleh
MURNIATI S.
E.271 05 019
karena dapat menimbulkan mortalitas tinggi. Agar dapat diangkat dengan kepadatan
tinggi maka proses metabolisme tubuh harus diatur,dengan cara pembiuasan dengan
obat kimia), mudah didapatkan serta hasilnya lebih efektif. Kelebihan lain dari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon ikan mas pada pembiusan
cengkeh yang tepat untuk pengangkutan beih ikan mas. Penelitian dilaksanakan
selama 2 bulan, yaitu pada bulan juni sampai dengan Juli 2012, bertempat di jalan
Penelitian yang digunakan adalah pemberian minyak cengkeh dengan dosis 5 ppm,
konsentrasi minyak cengkeh yang dipakai selama penelitian, semakin tinggi dosis
minyak cengkeh yang diberikan, semakin lama durasi bius yang diperlukan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Respon Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
mendapat petunjuk, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebebsar-
besarnya kepada ibu Ir. Novalina Serdiati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama
dan ibu Madinahwati, S.Pi, M.Si selaku dosen Pembimbing anggota atas segala
kerelaan hatinya meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan masukan serta
petunjuk bagi penulis sejak dari rencana penelitian hingga selesainya penyusunan
4. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Budidaya Perairan yang telah mendidik dan
(almarhum) dan Ibunda Hasna Pasarai beserta saudaraku yang telah mencurahkan
kasih sayangnya, bimbingannya, bantuan moril dan materil, serta do’a yang tiada
diharapkan.
semangatnya selama ini,dan juga buat sahabatku Novin Angraeni S,pi
Hafrida Angge.,S.Sos., Yoel.S.Pi.,Ardiansyah,Jefry, Sahlah Asapa,Saifudin.,S.Pi,
serta rekan-rekan lain yang tidak saya sebutkan namanya terima kasih atas segala
bantuan, dukungan dan kesetiaan serta kebersamaan yang terjalin selama ini.
Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hasil penelitian ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan
Semoga hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi diri
penulis. Semoga Allah SWT tetap melimpahkan rahmat dan tauhid kepada kita
sekalian, Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No Halaman
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk
dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas
Teleostrei. Ikan Mas sudah lama dibudidayakan dan terdomestikasi dengan baik di
dunia. Diantara jenis ikan air tawar ikan mas merupakan ikan yang paling populer di
masyarakat. Selain dikenal dengan nama ikan mas, ikan ini dikenal
dikenal ras banyak ras persilangan ikan mas antara lain Ikan mas Merah, Si Nyonya,
permasalahan yaitu stres, sehingga dapat merugikan para pembudidaya. Ikan yang
stres muda mengalami kematian. Kematian ikan umumnya disebabkan karena sering
terjadi gesekan antar tubuh ikan dan menimbulkan metabolisme ikan. Olehnya itu, di
Penanganan ikan mas selama transportasi merupakan salah satu kendala karena
dapat menimbulkan mortalitas tinggi dan luka akibat benturan fisik yang
diangkut dengan kepadatan tinggi maka proses metabolisme tubuh harus di hentikan.
Berbagai bahan di gunakan untuk membius, diantaranya minyak cengkeh (Zonneveld
dkk.1991).
digunakan tidak mengandung racun bagi ikan dan manusia, dan mudah larut dalam
Bahan pembius yang digunakan pada ikan mas adalah minyak cengkeh. Minyak
cengkeh berasal dari penyulingan serbuk bunga cengkeh kering dan banyak
Penggunaan minyak cengkeh sebagai obat bius karena waktu pemulihannya cepat,
(Akhdiat,1997). Selain dosis minyak cengkeh yang tepat, kepadatan ikan selama
stres danmortalitas. Untuk itu dirasa perlu untuk melaksanakan penelitian tentang
respon ikan mas (cyprinus carpio) pada pembiusan menggunakan minyak cengkeh
Proses pengangkutan merupakan salah satu proses yang penting, karena tidak
menutup kemungkinan pembeli ikan berasal dari tempat yang jauh, sehingga perlu
penanganan khusus untuk mengangkut ikan ke tempat yang dituju, terutama ikan
yang masih hidup. Menurut Rizki dalam Effendi (2004), transportasi ikan hidup
adalah memindahkan ikan dari satu daerah yang merupakan sentra produksi kedaerah
lain yang merupakan sentra konsumen. Tujuan dari pengangkutan adalah kegiatan
memindahkan atau membawa suatu barang, atau benda lainnya dari satu tempat ke
tempat lainnya. Tujuan utama pengangkutan adalah barang yang dibawa bisa sampai
Pengakutan ikan ada dua sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.
Sistem terbuka adalah sistem pengangkutan ikan dimana air dalam wadah angkut
kontak langsung dengan udara sebagai sumber oksigen. Sistem ini umumnya
digunakan untuk mengangkut ikan dalam jarak yang dekat, misalnya dari kolam ke
kolam dalam lokasi yang sama. Bisa juga untuk jarak jauh, dan waktu yang lama,
selama pengangkutan.
Sistem tertutup adalah sistem pengangkutan ikan dimana air dalam wadah
angkut tidak kontak langsung dengan udara bebas, karena tertutup rapat oleh wadah
angkut. Oksigen yang dibutuhkan oleh ikan selama pengangkutan berasal dari tabung
oksigen yang dihembuskan sebelumnya. Sistem ini bisa digunakan, baik untuk jarak
dekat maupun jarak jauh, baik untuk waktu yang singkat maupun untuk waktu yang
lama.
Tujuan dari pembiusan selama pengangkutan yaitu untuk menghindari
kualitas air pada wadah hidup ikan tersebut. Selain itu untuk mengurangi tingkat stres
pada ikan selama pengangkutan, maka laju metabolisme harus di kurangi untuk
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon ikan mas pada pembiusan
tepat untuk pengangkutan ikan mas. Hasil dari penelitian ini di harapakan dapat
dosis yang tepat dari minyak cengkeh untuk memperoleh efek bius yang cepat, lama
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih
kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di
Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang
terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa,
Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di
Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Phyllum : Chordata
Subphyllum :Vertebrata
superclass : Pisces
Class : Osteichthyes
subclass : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
subordo : Cyprinoidea
Family : Cyprinidae
subfamily : Cyprininae
genus : Cyprinus
menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama ialah ras ikan komsumsi dan
kelompok kedua adalah ras ikan mas hias. Lebih lanjut Susanto(1997), Ikan Mas
(karper, Common Carp) yang di kenal di Indonesia memiliki nama latin Cyprinus
carpio dari keluarga Cyprinid. Common Carp adalah strain asli ikan mas yang
umumnya adalah agak gemuk dengan tubuh panjang membulat pada bagian perut dan
pipih di bagian ekor. Varian Common Carp ini dapat tumbuh lebih cepat terutama di
kolam budidaya berarus sedang. Warna dominan pada tubuhnya coklat keemasan,
varian warna lain pada ikan mas adalah kuning, merah, hitam, putih dan corak
kombinasi dari warna-warna tersebut. Mulutnya dapat dilebarkan dengan struktur
bibir lunak dan mempunyai dua pasang sungut. Bagian kepala tanpa sisik, sedangkan
Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed).
Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan
Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa vari
etas yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran besar dan digolongk
an ke dalam sisik tipesikloid (Afrianto dan Liviawati.1995). Sirip punggungnya
(dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan dibagian akhir (sirip
permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip
punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi (Susanto,1997). Garis
rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan
tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal
ekor.
Secara morfologi, ikan mas jantan dan betina dapat di bedakan. Ikan jantan
mempunyai bentuk tubuh lebih ramping, gerakannya lebih lincah dan gesit, jika di
striping mengeluarkan sperma berwarna putih. Sedangkan ikan mas yang betina
badan pada bagian perut besar/buncit dan lembek, jika distriping mengeluarkan cairan
berwarna kuning.
2.2. Habitat Dan Kebiasaan Makan Ikan Mas
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai
jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun dari binatang renik
rakus dan gemar mengaduk-aduk dasar perairan untuk mencari makan. Makanan
alaminya meliputi tumbuhan air, lumut, cacing, keong, udang, kerang, larva serangga
baik yang terdapat pada dasar perairan, pertengahan maupun permukaan air.
(http://www.mancing.info/index.php/mengenal-ikan-mas/5-kebiasaan-makan)
Ikan mas menyukai tempat dan hidup (habitat) diperairan tawar yang airnya
tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau
danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150-600 meter di atas
permukaan laut (dpl) dan pada suhu 25-30 oC. Meskipun tergolong ikan tawar, ikan
mas terkadang di temukan diperaira payau atau muara sungai yang bersalinitas 25-30
o
/oo (Sudenda, 2010).
2.4 Obat Bius
Kamaludin (2008), untuk mengurangi stres pada ikan selama pengangkutan,
maka laju metabolisme harus dikurangi untuk mengurangi komsumsi oksigen dan
hasil ekskresi. Salah satu cara untuk mengurangi aktifitas pada ikan tersebut maka
perlu dapat digunakan obat bius. Obat bius merupakan perantara kimia yang dapat
fungsi syaraf. Obat bius merupakan bahan kimia yang menyebabkan penerima bahan
pengangkutan. Bila laju metabolisme turun, maka komsumsi oksigen akan menurun.
Keadaaan ini akan dapat mengurangi eksresi hasil metabolisme dalam air sehigga
Ada beberapa karakteristik yang perlu di perhatikan dalam memilih obat bius
yakni mempunyai waktu induksi kurang dari 15 menit dan lebih baik lagi jika kurang
dari 3 menit, waktu pemulihan cepat, tidak menimbulkan residu dan efek negatif
terhadap fisiologi, harga dariobat bius murah dan bahannya mudah di dapatkan
dalam kegiata transportasi ikan hidup. Lebih lanjut Burhanuddin dkk (1989)
mengatakan bahwa minyak cengkeh dalam kosentrasi yang rendah tidak bersifat
Minyak cengkeh berasal dari hasil penyulingan serbuk bunga cengkeh kering
dan banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, penyedap masakan dan wewangian
Kandungan minyak cengkeh adalah eugenol (sebanyak 90%), eugenil acetate, methyl
amyl carbinol, dan terpenecaryo-phyllene.
utama minyak cengkeh adalah eugenol dengan komposisi 78-98%, dimana 70-80%
organisme budidaya dapat tumbuh dengan baik. Kondisi air yang dimaksud adalah
suhu,pH air, salinitas,oksigen terlarut, dan mineral air (Ros dan Ros, 1984)
oksigen terlarut. Suhu ideal untuk ikan selama pengangkutan adalah 20-30oC
menurun.
Derajat keasaman (pH) merupakan ukuran dari suatu kosentrasi ion dan
hidrogen dan menunjukan suasana tersebut bereaksi atau basah. Keadaan pH juga
berpengaruh terhadap ikan pada suatu perairan. Pada pH 9 atau lebih dapat
mati lemas karena terjadinya penggumpalan lendir pada ingsang ikan (Ayusta 1991
dalam Fitriyani 1999) . Secara umum pH yang cocok untuk pengangkutan benih ikan
tawar adalah 6-7,9. karena pada kisaran ini proses metabolisme akan tetap berjalan
(1995), mengemukakan bahwa dalam pengangkutan benih ikan air tawar tidak boleh
Menurut Sumiarsih (1991), kadar amoniak yang baik untuk kehidupan ikan dan
organisme perairan adalah kurang dari 1 ppm. Apabila kandungan amoniak mencapai
2 ppm dapat mematikan beberapa jenis ikan dalam waktu singkat. Sedangkan Widiati
dan Prihadi(1988), menyatakan bahwa nilai amoniak yang memenuhi kriteria untuk
3.2.1 Organisme Uji
Organisme yang digunakan yaitu ikan Mas (Cyprinus carpio) berukuran 9-12 cm
dengan jumlah 130 ekor. Hewan uji berasal dari Desa Dolo, kecamatan Dolo,
oksigen murni
cengekeh
ikan
Bahan yang dugunakan sebagai obat bius yaitu minyak cengkeh (Eugenia arimatica)
3.3.1 Cara Kerja
Langkah awal yang dilakukan yaitu menyiapkan wadah berupa kantong plastik
dengan ukuran 75 cm dan lebar 50 cm. Kemudian menimbang bobot awal ikan uji
kantong plastik dengan air sebanyak 5 L tiap kantong. Kemudian memasukkan ikan
uji, dan memberi label setelah dilakukan pengacakan. Setelah itu, memasukkan
minyak cengkeh sesuai kadar pada tiap perlakuan. Memasukkan oksigen murni ke
dalam tiap-tiap kantongan dan mengikat kantongan tersebut. Ketika ikan terbius,
perhitungan durasi bius dimulai. Perhitungan durasi bius berakhir ketika ikan mulai
dimaksud adalah :
Perhitungan waktu mulai terbius dimulai ketika ikan diberi perlakuan berupa
ekstrak minyak cengkeh. Dari awal ikan uji sadar ketika diberi minyak cengkeh
hingga ikan mulai kehilangan kesimbangan, pergerakan dan reflex berkurang serta
aktifitasnya menurun.
pergerakan dan refleks berkurang serta aktifitasnya menurun sampai ikan tersebut
c.) Sintasan
Sintasan dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
Parameter kualitas air yang diamati selama penelitian ini adalah suhu yang
3.6 Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisa secara statistik desuai dengan rancangan menurut
Yij = μ + τi + εij
Dimana :
Apabila terdapat pengaruh dari perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Beda
Waktu mulai terbius yang didapatkan selama penelitian tertera pada Tabel 2
berikut:
1. A 145,7a
2. B 5,76b
3. C 3,23ab
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan adanya
Berdasarkana Tabel 2 maka dapat dilihat mulai terbius benih ikan mas
tercepat terdapat pada perlakuan C (15ppm) dengan rata-rata waktu mulai terbius
3,23 menit, kemudian diikuti perlakuan B (10 ppm) dengan rata-rata mulai terbius
5,76 menit dan waktu mulai terbius terlama terdapat padaperlakuan A (5 ppm)
yang berbeda memberikan pengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap waktu mulai
terbius ikan mas, sementara hasil uji Beda Nyata Terkecil, memperlihatkan bahwa
konsentrasi minyak cengkeh yang dipakai selama penelitian. semakin tinggi dosis
minyak cengkeh yang diberikan, semakin lama durasi bius yang butuhkan. Selama
penelitian dapat dilihat, ketika dimasukkan, ikan yang awalnya terlihat gesit perlahan-
lahan mulai terlihat tenang di dasar air. Waktu mulai terbius dimulai ketika ikan mas
terlihat mulai minyak cengkeh dimasukkan ke dalam kantong plastic yang telah berisi
ikan mas, hingga ikan terlihat tidak sadar diri atau tenang di dasar kantong.
Durasi bius yang didapatkan selama penelitian tertera pada Tabel 4 berikut:
1. C 1013,9a
2. B 303,33b
3. A 159,166c
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan adanya
durasi bius pada pada perlakuan B dan A. Pada perlakuan C (dengan dosis 15 ppm)
didapatkan rata-rata durasi bius adalah 1013,9 menit sedangkan pada perlakuan B
(dengan dosis 10 ppm) adalah 303,33 menit dan perlakuan A (dengan dosis 5 ppm)
adalah 159,166 menit. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian dosis
minyak cengkeh yang berbeda memberikan pengaruh sangat nyata (P < 0,01)
terhadap durasi bius ikan mas, sementara hasil uji Beda Nyata Terkecil,
memperlihatkan bahwa nilai tengah semua perlakuan berbeda sangat nyata (P <
0,01).
minyak cengkeh yang dipakai selama penelitian, semakin rendah dosis minyak
cengkeh yang diberikan, waktu yang di butuhkan untuk terbius semakin lama dan
durasinya semakin singkat.. Selama penelitian dapat dilihat, setelah minyak cengkeh
dimasukkan, ikan yang awalnya terlihat gesit perlahan-lahan mulai terlihat tenang di
dasar air. Durasi bius dimulai ketika ikan mas terlihat mulai tenang, kurang
melakukan gerakan dan berdiam diri di dasar air atau telah terbius. Ikan terlihat
berenang miring dan arah gerakannya tidak stabil. Setelah itu, ikan akan menjadi
tenang dan terlihat seperti mati. Durasi bius ikan berakhir pada saat ikan terlihat aktif
bergerak kembali dengan gerakan normal yakni keseimbangannya stabil, arah renang
semua ikan kehilangan keseimbangan dan aktivitas gerak secara total. Pada setiap
satuan percobaan, terjadi perbedaan dalam hal efek yang diterima oleh masing
masing ikan. Adapula ikan yang hanya kehilangan sebagian keseimbangan dan
aktivitas gerak. Ikan yang aktivitas gerak dan keseimbangannnya hanya hilang
sebagian tidak terlihat seperti mati tetapi hanya terlihat tenang di dasar air. Schoettger
horizontal di dasar air dengan gerakan yang lemah. Jika diangkat dari air, ikan
d) Terbius total : tidak terdapat gerakan, tubuh kecuali gerakan insang tidak ada
e) Respirasi terhenti
Efektivitas pembiusan dipengaruhi oleh jenis ikan, ukuran ikan, kepadatan ikan,
dan kualitas air pada media air yang digunakan. Faktor lain yang turut mempengaruhi
adalah dosis minyak cengkeh yang diberikan. Waktu mulai terbius dihitung pada saat
ikan mulai kehilangan keseimbangan. Pada penelitian yang dilakukan, waktu mulai
terbius terlama terdapat pada perlakuan A yakni dengan rata-rata 46,1 menit, disusul
perlakuan B dengan rata-rata waktu mulai terbius yaitu 25,27 menit, dan yang
terakhir perlakuan C dengan rata-rata waktu mulai terbius 15,13 menit (Ackerman et
al, 2010)
Menurut Guenther (1987), minyak atsiri memiliki efek yang sama dengan obat
bius lainnya ketika digunakan pada sel-sel hewan. Efek rangsangan dalam minyak
atsiri berhubungan dengan daya hambat kerja urat saraf pada sistem saraf simpatis.
Pada proses tersebut, otot akan terangsang kemudian secara kimia akan bereaksi
Penggunaan minyak atsiri dengan dosis yang berlebihan dapat menjadi racun bagi
tubuh yakni dapat menyebabkan depresi pada sistem saraf dan disusul dengan
kematian.
4.3 Sintasan
sintasannya 100% (Lampiran 3). Lesmana (2005), salah satu yang mempengaruhi
kadar oksigen di perairan adalah difusi oksigen. Difusi oksigen terjadi karena adanya
riak yang memecah permukaan air. Pergerakan air akan menambah kadar oksigen di
dalam air. Bila kadar oksigen di perairan sudah terlalu jenuh, difusi oksigen akan
terhenti. Selain itu faktor yang mempengaruhi adalah ukuran ikan, kualitas air dalam
wadah yang digunakan untuk mengangkut ikan dan dosis obat bius. Penambahan
oksigen murni ke dalam wadah satuan percobaan juga mendukung kelangsungan
hidup ikan yang ada di dalamnya. Faktor lain yang juga mendukung kelangsungan
hidup ikan di dalam wadah satuan percobaan adalah sifat dari minyak atsiri dalam hal
ini minyak cengkeh yang mudah menguap. minyak cengkeh merupakan cairan
berwarna kuning sampai coklat muda yang akan berubah menjadi coklat ungu tua,
bila bersentuhan dengan besi. Minyak ini adalah termasuk golongan minyak atsiri
kualitas air pada wadah pengamatan. Parameter kualitas air yang diamati selama
Suhu pH
1. A 29OC 6,75
2. B 29OC 7
3. C 29OC 7
Ikan dapat menjadi stres jika fluktuasi suhu yang cukup besar. Suhu juga
mempengaruhi laju metabolisme tubuh ikan. Semakin tinggi suhu, laju respirasi ikan
akan semakin besar sehingga oksigen yang dikonsumsi akan semakin banyak. proses
adalah 29ºC. Suhu air tersebut masih masuk dalam kisaran aman untuk kehidupan
ikan mas. Menurut Susanto (2007),suhu air optimal untuk ikan mas selama selama pen
gangkutan adalah sekitar 25-30ºC. Suhu yang lebih tingggi akan menyebabkan ikan
mengalami penurunan daya tahan tubuh. Pengangkutan dengan suhu yang lebih tinggi
Oksigen yang didapatkan selama penelitian berasal dari dalam air yang telah
diaerasi selama semalam. Selain itu, oksigen murni juga ditambahkan ke dalam
kantung plastik untuk menambah kadar oksigen di dalam kantong plastik. Menurut
Susanto (2007), oksigen murni yang ditambahkan ke dalam kantung plastik sebanyak
1/2- 2/3 bagian kantung. Ditambahkan lagi oleh Santoso (2002), kadar oksigen yang
optimal bagi ikan mas mas berkisar 4-8 ppm. Kadar oksigen selama penelitian
beriksar antara 6 sampai 6,4 ppm. Kadar oksigen tersebut masih dalam taraf yang bisa
kategori netral. Menurut Lesmana (2005), kadar pH optimal untuk ikan masi adalah
6,24-7,02. Kisaran pH selama penelitian masih dianggap layak untuk ikan mas.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dibahas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
terhadap waktu mulai terbius dan durasi bius ikan mas(Chyprinus caprio).
2. semakin tinggi dosis minyak cengkeh yang diberikan, semakin lama durasi
3. Dari tiga unit percobaan,pembiusan benih ikan mas yang baik adalah
5.2 Saran
Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh minyak cengkeh dengan jum
lah ikan yang berbeda dalam kantong plastik dalam proses pengangkutan.
LAMPIRAN
A3 A1 C3
B3 C1 A2
B1 B2
C2
Keterangan:
A = Perlakuan pertama
B = Perlakuan kedua
C = Perlakuan ketiga
Perlakuan
Ulangan Total
A B C
1 140.9 6.7 4
Rata-rata 145.7 7 3 7
(∑ Yij )
2
ij
c=
rt
2
( 464,1) 215388 ,8
= = = 23932.09
3x 3 9
JKT = ∑ Y ij – c
2
i, j
= 39959.26
3
= 39884.507
JKG 74 .75333
KTG = =¿ = 12.45889
dbG 6
Analisis Ragam
Sumber Ftab
db JK KT Fhit
Keragaman 5% 1%
Total 8 39959.26
Total 8 39959.3
BNT =
tα
2 √ 2 KTG
r
Nilai Tengah
Perlakua
n Nilai Selisih
Tenga
h B C
139.94* 2.53t
A 145.7 * n
3.23t
B 5.76 n
C 3.23
Ket. **(Berbeda Sangat Nyata) : menyatakan selisih perlakuan lebih besar dari
tn
(Tidak Berbeda Nyata)
Perlakuan
Ulangan Total
A B C
1047.
1 195.6 248 9
3041.
Rata-rata 7 3 9 3
(∑ Yij )
2
ij
c=
rt
( 4429.2)2 19617813
= = = 2179757
3x 3 9
JKT = ∑ Y ij – c
2
i, j
= 1268120
r
= 477.52 + 9102 + 3041.72 – 2179757
= 1256258
JKP 1256258
KTP = = =628129
dbP 2
JKG 11861. 81
KTG = =¿ = 1976.979
dbG 6
Analisis Ragam
Sumber Ftab
db JK KT Fhit
Keragaman 5% 1%
Waktu 317.72*
11861.8 1976.9
Galat 6 7 8
Total 4 1268120
Source DF SS MS F P
Total 8 1268120
BNT =
tα
2 √ 2 KTG
r
BNT (0,05) = 2.571
√ 2 X 1976.98
3
= 93.33781
Nilai Tengah
Perlaku
an Nilai Selisih
Tenga
h B A
C 9 ** **
303.3 144.164
B 3 *
159.1
A 66
Ket. Berbeda Sangat Nyata : menyatakan selisih perlakuan lebih besar dari
I 10 10 10
II 10 10 10
III 10 10 10
10 10
A1 = x 100% B3 = x 100%
10 10
10 10
A2 = x 100% C1 = x 100%
10 10
10 10
A3 = x 100% C2 = x 100%
10 10
10 10
B1 = x 100% C3 = x 100%
10 10
10
B2 = x 100%
10
Gambar tabung oksigen Gambar Aerator Gambar Thermometer
Gambar Suntik 1 ml
Gambar Ikan mas sebelum
Gambar Minyak cengkeh
terbius
Gambar Ikan Mas setelah
terbius