KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. beserta
(Cucurbita moschata)”.
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan, umur, rezeki dan akal
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Iyan Sofyan, M.Sc. selaku pembimbing utama
kepada penulis.
4. Ibu Ira Endah Rohima, ST., M.Si. selaku Koordinator Seminar Usulan
5. Bapak Dr. Ir. Yusep Ikrawan, M.Sc. selaku Ketua Program Studi
Hakim yang tidak lain adalah Ayah, Ibu, dan Adik kandung penulis yang
telah memberikan dukungan tiada akhir baik berupa moral, motivasi, dan
material juga do’a yang tak kunjung putus sehingga laporan Usulan
7. Adni Laisma, ST., Dian Dwi Novianti, ST., dan Amy Rachmawati yang
dibutuhkan pada laporan ini, juga support dan hiburannya yang tiada
akhir.
Naomi, dan Riva Fauziyyah yang selalu menghibur penulis dikala susah,
senang, berbagi tawa canda dan support yang luar biasa pada pengerjaan
Pak Sulaeman dan Pak Adang yang telah membantu selama penulis
melakukan analisis.
11. Juga untuk seluruh pihak yang turut serta membantu dalam penyusunan
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan
usulan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan semua pihak yang
membutuhkannya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan nutrisi dalam setiap 100 gram Butternut squash ................. 11
Tabel 3. Pendataan Nilai Variabel Bebas dan Variabel Tidak Bebas. .................. 27
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Prosedur Analisis Penentuan Jumlah Sel Hidup Metode Total Plate
Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
dengan nama butternut pumpkin atau gramma, adalah jenis labu musim dingin yang
tumbuh secara merambat. Berbentuk seperti kacang tanah, dan kulitnya berwarna
cokelat kekuningan dengan daging buah berwarna oranye dengan biji pada tengah
buah. Saat matang, buah ini menjadi berwarna kuning oranye tua dengan rasa yang
Negara Indonesia yang mempunyai iklim tropis, labu madu dapat tumbuh
penanaman masal labu madu ini dilakukan dengan budidaya. Di Pulau Jawa sendiri
budidaya Labu madu terbesar ada di Kabupaten Kuningan, Kediri, dan Malang
(Badan Pusat Statistika (BPS), 2016). Di Kabupaten Kuningan sendiri hasil panen
butternut squash mencapai kurang lebih 80 ton persekali panen. Dengan penjualan
dari petani seharga Rp 25.000,- per kilogramnya. Penjualan butternut sendiri masih
dalam bentuk buah mentah, bukan dalam bentuk olahan. Baik melalui pasar ritel
dari lansia hingga balita yang baru belajar memakan makanan pendamping ASI
1
2
(MP-ASI). Beberapa produk yang dapat diolah menggunakan bahan dasar butternut
squash adalah roti, donat, MP-ASI, cookies, pure, pikel, dan lainnya. Dalam upaya
simpan produk, pengolahan Butternut squash menjadi pikel dapat dijadikan salah
Pengolahan bahan nabati (sayur, buah dan umbi) menjadi produk pikel
dapat memberikan nilai tambah ekonomi pada bahan nabati tersebut. Selain itu,
daya tahan simpan bahan nabati menjadi lebih lama, dapat menghasilkan cita rasa
yang lebih disukai dan pengangkutannya lebih mudah. Butternut squash merupakan
salah satu komoditi yang perlu dicoba untuk diolah menjadi pikel.
diawetkan dengan asam, dengan atau tanpa penambahan gula dan rempah-rempah
sebagai bumbu (Vaughn, 1982 dalam Yuliani dan Nurdjanah, 2009). Pikel dibuat
dengan fermentasi asam laktat, selain itu cara membuatnya yang mudah.
amino secara anaerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat
dipecah dalam proses fermentasi adalah karbohidrat, sedangkan asam amino hanya
dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri (Fardiaz, 1992). Lama fermentasi
sangat berpengaruh terhadap total asam dan pH pada hasil akhir pembuatan pikel,
semakin lama waktu fermentasi maka konsentrasi asam laktat meningkat terutama
memiliki banyak manfaat bagi tubuh yaitu untuk memperlancar proses pencernaan
3
dalam tubuh karena dalam pikel sangat banyak mengandung bakteri probiotik
(bakteri baik) seperti Lactobacillus plantarum yang bisa mengusir gas dalam perut
dan ketidaknyamanan yang terkait dengan gangguan (pencernaan) seperti buang air
besar (BAB). Selain itu pikel juga dapat mengurangi penumpukan lemak,
mengurangi resiko tekanan darah tinggi, membantu mengurangi diare akibat infeksi
pada proses blansir, dan ketepatan penambahan garam pada proses fermentasi.
Tekstur yang dihasilkan pada percobaan pembuatan butternut pikel ini lebih lunak
dari pikel yang lainnya. Warna yang dihasilkan pun dari warna oranye dof berubah
menjadi oranye agak transparan. Aroma yang dihasilkan terdapat aroma khas pikel
namun tercium juga bau rempah-rempah yang digunakan pada proses seperti
bawang dan jahe. Bahan yang digunakan berbeda dengan bahan yang pernah
digunakan untuk bahan baku pikel sebelumnya karena butternut ini sifatnya lebih
mudah melunak jika terkena proses suhu tinggi atau dengan adanya proses
difusi/osmosis.
menghasilkan butternut pikel dengan asam laktat tinggi namun dengan kualitas
yang baik. Selain itu, waktu yang optimal untuk fermentasi pikel dengan bahan
baku butternut ini juga perlu dilakukan dengan tepat karena karakteristik butternut
4
sebagai bahan baku pikel berbeda dengan bahan baku untuk pikel lainnya. Sampai
saat ini penelitian pikel butternut belum ada sehingga penelitian ini perlu dilakukan
agar dapat diketahui pada kadar garam berapa dan waktu fermentasi berapa lama
untuk membuat butternut pikel ini paling optimal dan siap dikonsumsi.
masalah dalam penelitian ini yaitu berapa kadar garam dan lama waktu fermentasi
garam yang diperlukan dan waktu fermentasi yang tepat pada produk butternut
pikel.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kadar garam
yang digunakan untuk fermentasi dan lama fermentasi pada proses pembuatan
dengan bahan dasar butternut squash ini, dapat memperkaya produk olahan pikel
sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi dan daya jual produk dari butternut
squash dan pikel, selain itu juga dapat memberikan informasi pada masyrakat
tentang potensi gizi dari butternut squash itu sendiri yang kaya akan vitamin,
beragam olahannya.
sayur (getas), mempunyai rasa asam, memiliki aroma khas pikel, dan mempunyai
warna yang lebih transparan atau lebih bening dari warna asli bahannya (Anonim,
2012). Kriteria yang diharapkan dari pembuatan pikel lobak adalah warna pikel
yang putih kekuningan, rasanya yang asin dan sedikit asam, teksturnya sedikit alot,
aroma khas pikel, konsentrasi garam yang diguanakan sekitar 5-8%, kandungan
seperti Pb maks. 10,0 mg/kg, Cu Maks. 30,0 mg/kg, Zn maks. 40,0 mg/kg, As maks.
250 mg/kg, Sn maks.2.0 mg/kg, cemaran mikroba maks 1,0 x 103 cfu/g (Astuti,
2006).
Beberapa bahan baku yang biasa dibuat menjadi pikel diantaranya adalah
lobak dengan waktu fermentasi 15 hari dengan kosentrasi garam 5% dan total
bakteri asam laktatnya sebesar 0,33%. Bahan lain yang biasa diolah menjadi pikel
adalah kol dengan konsentrasi garam yang paling baik sebesar 2,5% dengan waktu
fermentasi 7 hari dan asam laktat yang dihasilkan sebesar 0,0095%. Dan dengan
bahan baku ubi jalar ungu menggunakan konsentrasi garam sebesar 6% dengn
waktu fermentasi selama 12 hari dan bakteri asam laktat yang dihasilkan sebesar
0,944%. Dalam penelitian fermentasi pikel dengan bahan ubi jalar ungu,
konsentrasi garam 3% warna pikel akan berubah dari ungu menjadi pink pada hari
ke-3 dan tetap stabil pada hari ke-12 fermentasi. Kondisi ini disebabkan oleh
konsentrasi garam yang baik dalam fermentasi sayuran dan buah berkisar antara 2-
6
3% (Pederson, 1982, dan Westhoff, 1978; Winarno et al., 1980 dalam Setiawan,
2012).
keluarnya air dari buah yang mengandung padatan terlarut seperti protein,
menstimulir tumbuhnya bakteri asam laktat. Jumlah dan jenis bakteri yang tumbuh
tergantung dari konsentrasi garam (Megawati, 2017). Owens dan Mendoza (1985)
menyatakan bahwa pertumbuhan BAL dipengaruhi antara lain oleh jumlah awal
bakteri asam laktat dan mikroorganisme pesaing, suhu fermentasi dan konsentrasi
pertumbuhan bakteri asam laktat dan menekan pertumbuhan bakteri yang tidak
fermentasi, dengan 3 sampai 10% garam dalam kondisi anaerob akan merangsang
bakteri asam laktat (Jacob, 1951 dalam Yuniarti, 1986). Kadar garam dalam larutan
harus selalu kontrol untuk menghindari tingkat produksi asam yang tidak
diinginkan. Konsentrasi garam yang terlalu tinggi akan menurunkan produksi asam.
gula dan menyebabkan pertumbuhan khamir (Etchells et al., 1975 dalam Yuniarti,
1986).
7
bakteri asam laktat (Jacob, 1951 dalam Yuniarti, 1986). Kadar garam dalam larutan
harus selalu kontrol untuk menghindari tingkat produksi asam yang tidak
diinginkan. Konsentrasi garam yang terlalu tinggi akan menurunkan produksi asam.
gula dan menyebabkan pertumbuhan khamir (Etchells et al., 1975 dalam Yuniarti,
1986).
tertitrasi makin meningkat. Ini disebabkan makin lama fermentasi makin banyak
bakteri yang terbentuk sehingga meningkatkan jumlah asam yang dibentuk. Total
asam tertinggi diperoleh pada pada lama fermentasi 24 hari, yaitu 0.32% untuk
produk pikel lobak (Kurniati, 2018). Lama waktu fermentasi terbaik pada
pembuatan pikel buncis adalah selama 15 hari dengan konsentrasi garam terbaik
adalah 15%, dimana total bakteri asam laktat tertinggi yaitu 31.103 koloni/g (Astuti,
2006).
asam laktat sebagai hasil akhir metabolisme karbohidrat sehingga menurunkan nilai
poliferasi khamir yang menghasilkan vitamin, dan metabolit lain seperti asam
amino untuk bakteri asam laktat. Pikel dalam konsentrasi garam rendah akan lebih
8
cepat mengalami perubahan warna, namun semakin cepat berubah warna seiring
1.6 Hipotesa
Dari kerangka pemikiran diatas, dapat diambil suatu hipotesa yaitu:
butternut pikel;
3. Diduga kadar garam yang digunakan dan lama fermentasi terhadap jumlah asam
Bandung.
II TINJAUAN PUSTAKA
Butternut Squash (Cucurbita moschata), (2) Fermentasi, (3) Pikel, (4) Garam, dan
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita
9
10
Butternut squash sendiri berasal dari famili dan genus yang sama dengan
labu kuning namun butternut squash ini memiliki kandungan β-karoten yang lebih
tinggi, yakni 422μg tiap 100g (USDA, 2015 dalam Koh, S.H. dan Loh, S.P., 2018).
Butternut squash memiliki warna oranye kekuningan. Biji dan daging buahnya
persis seperti biji labu kuning pada umumnya, namun mempunyai kulit yang agak
keras berwarna cokelat muda. Memiliki rasa manis dan agak gurih mirip labu.
Namun mempunyai bentuk seperti buah pir dan kacang tanah, itulah yang
membedakan butternut squash dengan labu kuning (Koh, S.H. dan Loh, S.P., 2018).
dan melawan radikal bebas. Warna oranye pada labu mengandung β -karoten tinggi,
kanker. Labu madu juga mengandung B-Kompleks vitamin seperti folat, niacin,
vitamin B-6 (pyridoxine), thiamin, dan asam pantotenat, dan mineral seperti
Butternut squash dipanen tiga bulan sekali atau dalam satu tahun dapat
dipanen sebanyak empat kali. Susunan tubuh tanaman butternut squash sendiri pada
dasarnya terdiri atas: akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Butternut squash ini
termasuk pada jenis labu musim dingin (winter squash), yakni jenis labu yang besar
dan memiliki rongga dengan biji-biji besar. Memiliki masa tanam sekitar 3 bulan,
dingin dan dapat bertahan kurang lebih hingga 5-6 bulan lamanya. Beberapa
11
tanaman yang termasuk pada winter squash yakni butternut squash, labu
Panen dilakukan ketika tanaman sudah berumur 85-90 hari. Ciri-ciri buah
yang sudah siap panen tangkai buah pada tangkal sudah berubah warna, dari hijau
ke coklatan bahkan coklat. Warna buah sudah coklat mengkilap. Untuk grading ada
2 ukuran. Grade A dengan berat 1-2 kg Grade B dengan berat 500 – 900 gram
(Akbar, 2016).
Satu cangkir butternut squash mengandung hampir 500 mg kalium, yang dapat
efek natrium dalam makanan. Dengan menjaga tekanan darah tetap stabil dapat
membantu kita menghindari masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan stroke.
Satu cangkir butternut squash mengandung hampir 7 gram serat, yang dapat
Butternut squash kaya akan vitamin A. Satu cangkir labu memiliki lebih dari 350
daily allowance), yang mana sangat penting untuk kesehatan mata. Labu madu ini
mengandung senyawa zeaxanthin dan lutein, dua senyawa antioksidan yang dapat
melindungi mata.
4. Memperkuat Tulang.
Karena butternut squash mengandung sekitar 17 persen dari RDA untuk zat
belakang. Mineral lain yang ditemukan di labu maduadalah zat besi, asam folat, dan
osteoporosis.
5. Melindungi kulit.
Butternut squash juga mengandung hampir setengah dari dosis harian vitamin C
yang direkomendasikan, yang mana vitamin C ini berkaitan dengan kesehatan kulit.
meneliti hubungan antara vitamin C dan penuaan kulit pada 4025 wanita yang
berusia antara 40-74 tahun, dan ditemukan bahwa wanita yang asupan vitamin C
13
nya lebih tinggi maka kemungkinannya lebih rendah mengalami keriput dan kulit
kering.
Walaupun vitamin C mungkin tidak menyembuhkan pilek, tetapi paling tidak dapat
membantu mengurangi risiko terkena komplikasi lebih lanjut, seperti infeksi paru-
paru atau pneumonia. Hal ini juga dapat membantu melindungi kita dari berbagai
7. Mengurangi peradangan.
peradangan kronis pada sendi (rheumatoid arthritis). Sebagai contoh, jurnal yang
Dengan kandungan yang kurang dari 100 kalori, 26 gr karbohidrat, dan hampir tidak
ada lemak dalam satu cangkir butternut squash, maka labu ini cocok untuk makanan
diet. Kandungan seratnya dapat memberikan perasaan kenyang sehingga kita dapat
2.2 Fermentasi
dan tinggi, penggunaan bahan tambahan pangan (BTM) dan radiasi pada makanan.
atau anaerob, peruraian dapat terjadi dari kompleks menjadi sederhana atau
merupakan sumber energi berupa karbohidrat, protein, lemak, mineral dan zat-zat
gizi yang terdapat dalam bahan pangan. Dalam proses fermentasi tampaknya
yang dioksidasi (pemberi elektron) maupun zat yang direduksi (penerima elektron)
adalah zat organik dengan melibatkan mikroorganisme (bakteri, kapang, dan ragi).
Zat organik yang digunakan umumnya glukosa yang dipecah menjadi aldehida,
alkohol, atau asam. Jadi fermentasi merupakan suatu proses perombakan yang
selalu dihubungkan dengan karbohidrat, padahal pengertian tersebut lebih luas lagi,
tomat, dan zaitun dapat difermentasi oleh bakteri asam laktat. Semua jenis sayur-
fermentasi asam laktat adalah kubis untuk pembuatan sauerkraut serta ketimun dan
zaitun untuk pembuatan pikel. Dalam jumlah yang lebih kecil, berbagai jenis sayur-
sayuran lain seperti wortel, kembang kol, seledri, okra, lada, bawang, dan tomat
adalah spesies aerobic dari mikroba tanah dan mikroba air dari genus Fsedomonas,
brassicae fermentatae.
16
spesifik yang telah termasuk dalm daftar nama-nama mikroba yang telah diterima
fermenter ketimun dan spesies kedua dianggap fermenter kubis. Akan tetapi, studi-
studi lebih lanjut menunjukkan bahwa kedua spesies tersebut berperan pada hampir
kubis asam dan adonan terigu asam. Akan tetapi, Orla-Jensen hanya tertarik untuk
suatu studi, dengan mengambil sample dari sauerkraut yang sedang difermentasi
setiap interval waktu 2 jam, lalu mengisolasi dan mengindentifikasi mikroba yang
garam yang sangat tinggi, dua spesies mikroba lainnya yaitu Streptococcus faecalis
dan Pediococcus cerevesiae, juga memegang peranan. Bakteri gram negatif yang
mikroba yang sangat penting untuk memulai proses fermentasi dari berbagai jenis
kacang hijau, tomat hijau, “Brussels sprout”, sayur-sayuran campuran (kimchi dan
pawtsay), zaitun dan lain-lain termasuk kedelai, baik dengan menggunakan garam
kering maupun dengan menggunakan larutan garam. Pada fermentasi yang lebih
lanjut, bakteri asam laktat yang berperan adalah Lactobacillus brevis, Pediococcus
cairan ini sebagai medium yang baik untuk pertumbuhan dan pada umumnya,
pembusuk pada pabrik-pabrik gula, sedangkan nilainya sebagai suatu mikroba yang
penting dan berguna dalam fermentasi makanan tidak diharapkan. Kegunaan yang
nyata dari spesies ini baru diketahui sepenuhnya setelah hasil-hasil penelitian
Garam menarik air dan zat-zat gizi dari jaringan sayuran. Zat-zat gizi tersebut
melengkapi substrat untuk pertumbuhan bakteri asam laktat yang telah terdapat di
permukaan daun-daun kubis. Garam bersama dengan asam yang dihasilkan oleh
menunda pelunakan jaringan kubis yang disebabkan oleh kerja enzim. Kadar garam
tepat.
jaringan, tetapi juga kurang menghasilkan rasa. Terlalu banyak garam menunda
yang dan masih dipergunakan secara luas untuk mengawetkan berbagai macam
makanan. Garam adalah bahan yang sangat penting dalam pengawetan ikan, daging
dan bahan pangan lainnya. Garam memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan
Mikroorganisme pembusuk atau proteolitik dan juga pembentuk spora adalah yang
paling mudah terpengaruh walau dengan kadar yang rendah sekalipun (yaitu sampai
Leuconostoc dan Lactobacillus, dapat tumbuh cepat dengan adanya garam dan
2.3 Pikel
Pikel adalah hasil pengolahan buah atau sayuran dengan menggunakan garam
dan diawetkan dengan asam, atau dengan penambahan gula dan rempah-rempah
1. Dill pickle yaitu pikel yang difermentasi dalam larutan berkadar garam
rendah dan diberi daun dan rempah-rempah sebagai penambah citarasa, pikel
2. Salt stock pickle yaitu pikel yang difermentasi dalam larutan berkadar garam
tidak terlalu asin dan diolah kembali menjadi pikel manis atau pikel asam.
3. Dry salting pickle yaitu pikel yang difermentasi menggunakan kristal garam
2. Fresh pack, pembuatan pikel secara cepat dengan tidak diasinkan atau
3. Pikel buah (fruit pickes), buah dipanaskan dalam sirup yang diasamkan
4. Relishes, potongan atau hancuran buah atau sayur diberi bumbu dan dimasak
Pikel ini dibuat dengan cara direndam dalam larutan garam selama 3 sampai
garam akan mengubah karbohidrat dalam bahan baku menjadi asam laktat.
Adanya asam laktat dapat membuat pikel menjadi awet dan dapat
b. Pikel yang dibuat secara cepat (Fresh pack pickles) Pikel yang dibuat secara
cepat ini sangat populer. Pikel ini biasanya direndam dalam larutan garam
Persiapan bahan baku juga dapat mempengaruhi mutu pikel. Jika bahan baku
coklat pada pikel. Tingkat kematangan bahan baku juga harus diperhatikan karena
bahan baku yang belum matang misalnya pada pikel bawang putih dapat
2. Konsentrasi garam
gelap dan bau tidak enak. Konsentrasi garam yang terlau tinggi dapat membunuh
Selain konsentrasi garam, jenis garam juga mempengaruhi mutu pikel. Pikel
garam baik yang beriodium atau tidak beriodium. Garam yang mempunyai densitas
garam yang yang dikurangi kandungan ion Na+ nya (Lite salt) dapat digunakan
untuk membuat pikel yang diproses cepat (Fresh pack pickles), tetapi tidak
disarankan penggunaan garam ini untuk pikel yang difermentasi (Anonim, 2009).
3. Lama fermentasi
asam laktat sehingga pH rendah atau turun. Jika fermentasi terlalu cepat dapat
menyebabkan pikel mengapung dan jika fermentasi telalu lama dapat menyebabkan
Banyak sayuran dan buah-buahan dapat dibuat pikel, seperti pikel ketimun,
pikel buah pear, pikel prem, pikel ubi-ubian, pikel buah persik, dan pikel kacang-
kacangan dengan keuntungan produk pikel tidak hanya dari harga, tetapi juga dari
2.4 Garam
Garam menarik air dan zat-zat gizi dari jaringan sayuran. Zat-zat gizi tersebut
melengkapi substrat untuk pertumbuhan bakteri asam laktat yang telah terdapat di
permukaan daun-daun kubis. Garam bersama dengan asam yang dihasilkan oleh
23
menunda pelunakan jaringan kubis yang disebabkan oleh kerja enzim. Kadar garam
tepat.
jaringan, tetapi juga kurang menghasilkan rasa. Terlalu banyak garam menunda
yang dan masih dipergunakan secara luas untuk mengawetkan berbagai macam
makanan. Garam adalah bahan yang sangat penting dalam pengawetan ikan, daging
dan bahan pangan lainnya. Garam memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan
Mikroorganisme pembusuk atau proteolitik dan juga pembentuk spora adalah yang
paling mudah terpengaruh walau dengan kadar yang rendah sekalipun (yaitu sampai
Leuconostoc dan Lactobacillus, dapat tumbuh cepat dengan adanya garam dan
24
secara anaerobik. Ketika tubuh kekurangan oksigen, kondisi ini akan mengarah
pada hipoksia jaringan yang memicu pemecahan glukosa dalam sel secara
anaerobik. Produk akhir dari reaksi ini adalah asam laktat (Fatonah, 2009).
COOH), dikenal juga sebagai asam susu) adalah senyawa kimia penting dalam
beberapa proses biokimia. Asam laktat memiliki gugus karboksilat dengan satu
gugus [hidroksil] yang menempel pada gugus karboksil. Dalam air, ia terlarut lemah
dan melepas proton (H+), membentuk ion laktat. Asam ini juga larut dalam alkohol
dan bersifat menyerap air (higroskopik). Asam ini memiliki titik lebur 53 0C, Titik
Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2)
yang sudah siap panen (biasanya dipanen per tiga bulan sekali) yang didapat dari
Mandirancan Kabupaten Kuningan. Garam krosok, gula pasir, jahe, bawang putih,
3.1.2 Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan butternut pikel ini adalah pisau,
talenan, timbangan digital, jar berukuran sedang (300 ml), mangkok, kompor,
wajan, saringan.
Alat yang digunakan dalam analisis kimia adalah pH meter, spirtus, labu
Erlenmeyer, buret, statif, labu takar, pipet volumetri 5 ml, pipet volumetri 10 ml,
25
26
jumlah bakteri asam laktat pada butternut pikel dengan konsentrasi garam yang
bervariasi yakni 2%, 4%, dan 6% dengan waktu pengamatan selama 5 hari yang
dibagi menjadi lima kali pengamatan atau dalam 24 jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam,
dan 120 jam. Metode yang digunakan menggunakan metode TPC (Total Plate
Count) dan diamati perubahan jumlah total bakteri pada produk setiap 24 jam sekali
selama 5 hari (120 jam). Laju pertumbuhan bakteri paling efisien akan dipilih untuk
paling tepat untuk produk butternut pikel. Pelaksanaannya adalah pikel dengan
tersebut setiap harinya, jika pH sudah mencapai 3-4 maka dianggap waktu
Pengujian secara kimia dilakukan uji asam laktat dengan metode volumetri
agar diketahui kadar asam laktat pada produk, dan uji mikrobiologi untuk
mengetahui jumlah bakteri pada produk menggunakan metode TPC (Total Plate
Count).
veriabel bebas dan variabel tidak bebas. Variabel bebas (X) yaitu lama waktu
fermentasi dengan lima taraf, yaitu (a1:0 hari, a2:3 hari, a3:6 hari, a4:9 hari, dan
27
a5:12 hari). Dan variabel tidak bebas (Y) yakni kadar garam dengan tiga taraf, yaitu
Y=a+bX
Data hasil pengamatan dicatat dalam bentuk tabel variabel tak bebas dan
Y2 X2
Yn Xn
Sumber : Sudjana, 2005
mencari korelasi antara kedua variabel tersebut terhadap respon yang diukur. Nilai
1. Respon Mikrobiologi
dari hasil fermentasi anaerob adalah pengujian total bakteri dengan menggunakan
2. Respon Kimia
pikel dari hasil fermentasi anaerob adalah analisis kadar asam laktat dengan metode
titrasi asam basa dan analisis pH dengan menggunakan pH meter (Sudarmadji, S.,
Haryono, B.)
digunakan yaitu butternut squash siap panen, biasanya masa panen buah ini dalam
setahun ada empat kali panen. Bahan kedua yang harus disiapkan adalah garam,
garam yang digunakan adalah garam krosok atau garam murni atau yang lebih
sering disebut dengan garam kasar karena garam tersebut tidak mengandung iodium
2. Trimming
29
tujuannya untuk memisahkan kulit dan biji atau dari zat dan bahan lain yang tidak
diperlukan.
3. Pencucian
melalui proses trimming dengan zat pengotornya seperti debu, kerikil halus, pasir,
4. Reduksi ukuran
pengolahan berikutnya. Ukuran yang digunakan untuk produk butternut pikel ini
5. Blansir
suhu 60-70oC selama 1-2 menit. Tujuannya untuk menghilangkan bakteri patogen
6. Penimbangan
Proses penimbangan ini bertujuan untuk menentukan basis dan berat awal
7. Penggaraman
yang digunakan tidak melalui pelarutan. Jadi garam hanya ditaburkan pada bahan
30
yang sudah melalui proses reduksi ukuran secara merata. Penggaraman ini
8. Pencucian
Tujuan proses ini adalah untuk menurunkan kadar garam yang tersisa saat
untuk menghilangkan residu garam yang masih tersisa dan dilakukan penirisan
untuk menurunkan kadar air setelah pencucian. Semua proses pencucian dalam
pembuatan butternut pikel ini dilakukan pada air bersih yang mengalir.
9. Pencampuran
Bahan-bahan tambahan lain seperti gula pasir, bawang putih, jahe, dan
10. Fermentasi
dalam jar yang telah disterilisasi dengan suhu 98-100oC dengan waktu ±1 jam dan
11. Analisis
Analisis yang dilakukan pada penelitian tahap satu adalah analisis total
bakteri menggunakan metode Total Plate Count (TPC), dan kadar pH yang
bakterinya, laju pertumbuhan bakteri yang signifikan akan dipilih ke uji lanjut tahap
ke dua.
31
signifikan akan dipilih dilanjutkan pada penelitian tahap dua. Penelitian tahap dua
ini terdiri dari penelitian jumlah bakteri menggunakan metode TPC (Total Plate
Count), analisis respon pH menggunakan pH meter, dan analisis asam paltat dengan
metode volumetri. Semua penelitian dilakukkan secara duplo atau dua kali
perlakuan.
32
Butternut squash
Reduksi ukuran
Kubus, 1cm x 1cm x 1cm
Blansir
T=60-70oC, t=1-2 menit
Penimbangan
Penggaraman
(a1=2%, a2=4%, a3=6%),
t=4-5 jam
Amir, S., S. Sirajudin, dan N. Jafar, 2012. Pengaruh Konsentrasi Garam dan
Lama Penyimpanan Terhadap Kandungan Protein dan Kadar Garam
Telur Asin. [Skripsi]. Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Hasanuddin.
Anonim. 2009. Pickles and Oregon State University Extension Service. SP 50-
744, Revised July 2009. 2 hlm.
Apriyantono, A., Fardiaz, D., Puspitasari, N., Sedarnawati, dan Budiyanto, S. 1989.
Analisis Pangan. IPB-Press: Bogor.
Badan Statistika Nasional (BSN). 2016. Pulau Jawa Dalam Angka. 2016: Badan
Pusat Statistik Kota Bandung.
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., dan Wotton, M. 2009. Ilmu Pangan.
Terjemahan H. Purnomo dan Adianto. UI-Press, Jakarta.
34
35
Hargono, Djoko. 1999. Manfaat Biji Labu (Cucurbita sp.). Untuk Kesehatan.
Media Litbangkes Volume IX Nomor 2, hal 4-5.
Kurniati, Fitri. Hodiyah, Ida., Hartoyo, Tedi., Nurfalah, Indra. 2018. Respon labu
madu (Cucurbita moschata Durch) terhadap zat pengatur tumbuh
alami dengan berbagai dosis. Agrotech Res J2(1):16-21.
Logistik Bimbingan Pupuk dan Pemupukan Indonesia. 2016. Acuan pupuk dan
pemupukan labu madu/butternut squash. http://booslem.com/budidaya-
butternut-labu-madu/. Diunduh 14 September 2018.
Megawati, Tresna. 2017. Peningkatan Kadar Asam Laktat Pada Variasi Kadar
Garam dan Lama Fermentasi Pembuatan Pikel Lobak (Raphanus
sativus L). Skripsi S1. Bandung: Program Studi Teknologi Pangan Fakultas
Teknik Universitas Pasundan Bandung.
Nurdjanah, S. dan Yuliani, N. 2009. Sensori Pikel Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
Batatas L) Yang Difermentasi Spontan pada Berbagai Tingkat
Konsentrasi Garam. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Vol. 14,
No.2 . Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Orla-Jensen, S., 1919. The Lactic Acid Bacteria. Coppenhagen: Koeniglicher Hof
Boghandel.
36
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. 2010. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty Yogyakarta
Sudarmadji, S., Haryono. B, dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty: Yogyakarta.
Suryani, A., Hambali, E., dan Sutanto, I. A. 2004. Membuat Aneka Pikel. Penebar
Swadaya Bogor.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Edisi pertama. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Kemudian larutan dipipet 1 mL kedalam cawan petri steril dan tabung reaksi 2 yang
setiap cawan petri ditambahkan 10-15 mL PCA, dengan suhu 40ºC. Cawan petri
tersebut digerakkan diatas meja dengan melingkar agar media PCA merata. Setelah
PCA membeku, cawan petri diinkubasi dengan posisi terbalik dalam inkubator pada
suhu 37ºC selama 24-48 jam. Setelah masa inkubasi, dilakukan perhitungan total
Perhitungan :
∑ koloni
Ʃ sel/mL = pengenceran
Ketentuan :
Jika, A > 2 maka ambil yang paling kecil pengencerannya atau yang paling pekat
38
39
3. Prosedur Kerja:
Celupkan elektroda kedalam larutan buffer pH, keringkan dengan kertas tisu
selanjutnya bilas elektroda dengan air suling, celupkan elektroda ke dalam contoh
uji sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap, Catat hasil pembacaan
Konsentrasi Garam 4%
4
➔ Garam = 100 𝑥 250 = 10 𝑔
89,44
➔ Butternut Squash = 𝑥 250 = 223,6 𝑔
100
1,01
➔ Jahe = 𝑥 250 = 2,525 𝑔
100
1,01
➔ Bawang putih = 𝑥 250 = 2,525 𝑔
100
2.52
➔ Gula = 𝑥 250 = 6,3𝑔
100
2.02
➔ Bubuk cabai = 𝑥 250 = 5,05 𝑔
100
Konsentrasi Garam 6%
6
➔ Garam = 𝑥 250 = 15 𝑔
100
87,44
➔ Butternut Squash = 𝑥 250 = 218,6 𝑔
100
1,01
➔ Jahe = 𝑥 250 = 2,525 𝑔
100
1,01
➔ Bawang putih = 𝑥 250 = 2,525 𝑔
100
2.52
➔ Gula = 𝑥 250 = 6,3𝑔
100
2.02
➔ Bubuk cabai = 𝑥 250 = 5,05 𝑔
100
42
2. Kebutuhan Analisis
Rp.1.898.425,-