Oleh:
Nur Fitri Komalasari
153020122
Oleh:
Nur Fitri Komalasari
153020122
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Bismillahirahmaanirahiim
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
menyadari bahwa dalam menyelesaian proposal Usulan Penelitian ini tidak terlepas
dari do’a, bimbingan, dorongan, saran, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh
1. Dr. Ir. Yusep Ikrawan, MSc., Ph.D, selaku Dosen Pembimbing utama yang
2. Ir. Neneng Suliasih, MP, selaku Dosen Pembimbing pendamping yang telah
Penelitian ini.
Tugas Akhir yang telah memberikan arahan dan masukan pada penulis sehingga
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala ilmu dan pengarahan
i
ii
5. Kedua orang tua tercinta yang tidak pernah lelah memberikan do’a, kasih
Usulan Penelitian ini, dan juga telah memberikan segala bantuan baik moril
maupun materil.
6. Rekan – rekan PT. Puji Lestari Purnama Purwakarta yang telah memberi
kalian.
Usulan Penelitian ini, terima kasih banyak, dan semoga semua amal dan
kebaikannya mendapatkan balasan dari Allah SWT. Akhir kata, penulis berharap
semoga proposal Usulan Penelitian ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
umumnya bagi semua pihak yang membaca proposal Usulan Penelitian ini. Mohon
Halaman
I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
iii
iv
Halaman
LAMPIRAN ........................................................................................ 45
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
6. Santan Kelapa.............................................................................. 23
7. Garam .......................................................................................... 24
9. Kencur ......................................................................................... 26
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
5. Perhitungan ................................................................................. 51
vii
I PENDAHULUAN
(1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis Penelitian dan (1.7.) Tempat dan Waktu
Penelitian.
berasal dari daerah Jawa Barat khususnya daerah Kaum Kota Purwakarta dengan
bahan baku utama tepung tapioka dan tepung terigu. Di Indonesia penggunaan
tepung terigu sebagai bahan baku industri pangan cenderung meningkat setiap
tahunnya. Berbagai produk makanan seperti mie, roti, cake, dan makanan ringan
yang pada umumnya menggunakan tepung terigu sebagai bahan baku. Tepung
terigu pada dasarnya terbuat dari gandum, dan Indonesia sendiri bukan negara
penghasil gandum.
Pada dasarnya negara Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya
alam dan mempunyai produk pangan lokal yang melimpah. Namun hingga saat ini
produk pangan lokal belum mampu menggeser produk pangan impor seperti tepung
2010). Sehingga untuk meningkatkan nilai ekonomis dan inovasi terhadap produk
pangan lokal bahan utama tepung terigu dalam pembuatan simping dapat
1
2
protein dengan kandungan proteinnya dua sampai tiga kali lebih besar daripada
serealia. Salah satu jenis kacang-kacangan yang tinggi akan kandungan proteinnya
adalah kacang kedelai. Kacang kedelai merupakan sumber protein, dan lemak serta
sebagai sumber vitamin A, E, K dan beberapa jenis vitamin B dan mineral K, Fe,
Zn, dan P. Kadar protein kacang-kacangan berkisar antara 20-25%, sedangkan pada
kacang kedelai mencapai 40%. Kadar protein dalam kacang kedelai bervariasi
misalnya tepung kacang kedelai 50%, konsentrat protein kacang kedelai 70% dan
Tepung kacang kedelai merupakan salah satu olahan kacang kedelai. Olahan
dalam bentuk tepung kacang kedelai ini bertujuan untuk mengurangi kadar air
kadar air yang tinggi dan meningkatkan cita rasa kacang kedelai. Tepung kacang
kedelai mengandung protein yang cukup tinggi dibanding dengan tepung terigu.
Protein pada kacang kedelai tersusun atas asam amino essensial yang lengkap
termanfaatkan secara optimal adalah kacang hijau. Kacang hijau adalah sejenis
tanaman budidaya palawija yang dikenal luas di daerah tropis. Tumbuhan yang
hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu 22% dan merupakan
3
sumber mineral yang penting antara lain kalsium dan phosphor. Kacang hijau di
kedelai dan kacang tanah. Dengan potensi yang seperti ini, kacang hijau dapat
menjadi pengisi protein dalam suatu bahan pangan, perbaikan gizi dan sekaligus
Kandungan kacang hijau dalam 100 gram yaitu kalori (345g), protein (22,2g),
lemak (1,2g) dan karbohidrat (62,9g). Kacang hijau sebagai sumber protein nabati
yang baik dan serat yang tinggi serta rendah karbohidrat sehingga cocok untuk diet
dan pembentukan otot. Salah satu pemanfaatan kacang hijau yaitu dengan cara
diolah menjadi tepung. Tepung kacang hijau dalam 100 gram memiliki nilai gizi
yang tinggi seperti protein (31,5g), lemak (14,3g) dan serat (35,1g) Selain itu,
kacang hijau mengandung phospor sebesar 319 mg per 100 gram yang tinggi baik
bagi kesehatan tulang dan gigi (Sidabutar, dkk, 2013). Oleh karena itu, tepung
kacang hijau dapat digunakan sebagai sumber tambahan protein dan pengganti
kadar protein yang setara kacang hijau, kadar lemak yang jauh lebih rendah
dibandingkan kacang kedelai dan kacang tanah, serta memiliki kadar serat yang
setara dengan kacang hijau, kedelai dan kacang tanah. Kadar serat pada kacang
merah jauh lebih tinggi dibandingkan beras, jagung, sorgum dan gandum (Astawan,
2009).
4
kedelai, yaitu sebesar 24,37 %. Kandungan asam amino pada kacang merah, antara
lain lisin 72 mg/gram, metionin 10,56 mg/gram, triptofan 10,08 mg/gram (Afifah
Salah satu pemanfaatan kacang merah yaitu diolah menjadi tepung, Tepung
kacang merah memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tepung terigu. Adapun komposisi zat gizi tepung kacang merah adalah kalori 375,28
kal, protein 17,24 gram, lemak 2,21 gram, dan karbohidrat 71,08 gram. Namun,
kandungan protein yang tinggi tidak berpengaruh pada kandungan gluten tepung
kacang merah tersebut. Tepung kacang merah memiliki kandungan protein tinggi
yang tidak jauh berbeda dengan kacang kedelai dan kacang hijau dan bebas dari
protein gluten (Siddiq et al, 2010). Tepung kacang merah dapat digunakan sebagai
kue simping mudah patah, sehingga diperlukan penambahan bahan pengikat seperti
telur.
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa lezat,
mudah dicerna dan bergizi tinggi sehingga digemari banyak orang. Selain itu telur
manfaat telur dalam kehidupan manusia sehingga telur sangat dianjurkan untuk
dikonsumsi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, ibu hamil dan
5
menyusui, orang yang sedang sakit atau dalam proses penyembuhan, serta usia
Nilai Gizi yang terkandung dari kuning telur dan putih telur berbeda,
kuning telur memiliki kadar protein 16% dan kadar lemak 31%, sedangkan
eskrim, mie, roti, kue, cookies, dan sebagainya. Telur yang ditambahkan pada
komponen adonan serta untuk meningkatkan gizi dan rasa. Telur juga berperan
Pada penelitian ini akan dicari jenis tepung kacang-kacangan (kacang kedelai,
kacang hijau, kacang merah) sebagai bahan utama pembuatan kue simping dan
konsentrasi telur yang terbaik sehingga dihasilkan kue simping yang disukai
konsumen.
kacangan (kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah) dan konsentasi telur yang
dan fisik.
merah) dan konsentrasi telur terhadap karakteristik kue simping dan bahagaimana
hijau, kacang merah) dan konsentrasi telur terhadap karakteristik kue simping
kacangan (kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah) dan konsentasi telur
sebagai bahan pembuatan kue simping, sehingga dapat meningkatkan nilai gizi kue
makanan ringan tradisional dengan bahan baku utama tepung tapioka dan terigu,
kue simping merupakan makanan tradisional, karena diolah dengan cara semi-
7
modern di pabrik atau industri rumah tangga. Kue simping diperkenalkan pertama
kali oleh kaum juragan (terhormat) di daerah Purwakarta, Jawa Barat. Kue simping
tersebut mempunyai beberapa rasa yang khas seperti rasa kencur, rasa nanas, rasa
nangka, rasa durian, rasa pisang, dan rasa pedas. Kue simping merupakan makanan
adonan tepung tapioka, tepung terigu dan bumbu-bumbu dicampur dengan santan
kurang lebih 1,5 menit dengan suhu kurang lebih 100 ºC, kue simping yang sudah
dalam pembuatan kue simping yaitu 2:1 dengan komposisi bahan yang digunakan
untuk pembuatan kue simping yaitu tepung tepioka 1000 gram (38,10%), tepung
terigu 500 gram (19,05%), santan kelapa 1000 ml (38,10%), garam 15 gram
(0,57%), gula sukrosa 30 gram (1,14%), bawang daun 40 gram (1,52%), dan kencur
40 gram (1,52%).
Menurut Sri (2004), dalam pembuatan kue simping penggunaan daging lumat
ikan nilem yang ditambahkan dalam adonan yaitu 5%, 10%, dan 15%, dimana
penambahan daging lumat ikan sebanyak 15% memiliki hasil yang banyak diterima
Menurut Siti (2004), kandungan gizi yang terdapat dalam kue simping original
yaitu protein 5,04%, lemak 1,25%, karbohidrat 88,14%, Air 3,77%, Abu 1,81%.
8
Sedangkan kandungan gizi kue simping dengan penambahan daging lumat ikan
sapu-sapu sebesar 15% yaitu protein 6,71%, lemak 0,64%, karbohidrat 87,28%, air
tepung kacang kedelai juga dapat dikatakan memperbaiki tekstur. Kacang kedelai
juga biasa digunakan sebagai bahan baku industri pangan. Salah satu bahan baku
industri dari kacang kedelai adalah isolat protein. Fungsi utama isolat protein
kacang kedelai dalam bahan adalah untuk memperbaiki kandungan gizi produk
Menurut Virgo (2007), Tepung kacang kedelai merupakan salah satu bahan
pengikat yang dapat meningkatkan daya ikat air pada bahan makanan karena di
dalam tepung kedelai terdapat pati dan protein yang dapat mengikat air. Daya ikat
tinggi maka kadar protein akan semakin meningkat, kadar protein tertinggi terdapat
pada kudapan dengan subtitusi tepung kedelai 75% yaitu 28,014 g/100 g dan kadar
protein paling rendah adalah kudapan tanpa subtitusi tepung kacang kedelai (0%)
dengan formulasi tepung beras dan tepung ampas kacang kedelai 80: 20, dengan
kerenyahan 1106.12 g/mm2, kadar air 3.88%, abu 1.90%, protein 12.59%, lemak
9
16.12%, karbohidrat 64.06% dan serat kasar 4.21%, warna coklat (2.4), aroma
kedelai agak kuat (3.4), rasa agak manis (3.2) dan agak renyah (3.6).
kacang kedelai merupakan perlakuan terbaik dari hasil uji pembobotan, dengan
kadar air sebelum goreng 10,08%, kadar air setelah goreng 5,53%, kadar protein
terlarut 0,32%, daya patah 832,87 g.s, daya pengembangan 108,30%, dan
organoleptik kesukaan terhadap warna 4,08, aroma 4,65, rasa 4,50, dan kerenyahan
4,83.
Menurut Lestari, dkk (2018), cookies terbaik adalah cookies yang memiliki
kadar protein paling tinggi, yaitu pada formulasi tepung ganyong dan tepung
kacang kedelai 55:25 sebesar 18,91%, kadar abu 2,10% , kadar lemak 10,15%,
tepung talas, tepung kacang hijau, dan tepung terigu terhadap kadar protein
ditambahkan maka kadar protein akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan
karena kadar protein pada tepung kacang hijau sebesar 13,52 %. Protein kacang
hijau kaya asam amino leusin, arginin, isoleusin, valin, dan lisin sehingga semakin
tinggi jumlah kandungan tepung kacang hijau yang ditambahkan maka akan
Menurut Linardi G.F, dkk (2013), Semakin tinggi proporsi tepung kacang
hijau, semakin rendah kadar air kerupuk mentah, volume pengembangan, daya
serap minyak, kerenyahan, dan semakin tinggi daya patah, kadar air kerupuk
10
dalam pembutan cookies yaitu tepung terigu 85% dan tepung kacang hijau 15%
dengan kadar karbohidrat 47,89%, kadar lemak 26,51%, protein 15,48%, air 9,37%,
sebanyak 5% memiliki nilai sensoris yang disukai dan kandungan kimianya lebih
dengan penambahan kacang hijau sebanyak 5% memiliki daya kembang dan tekstur
lebih baik dibandingkan opak ketan yang ditambahkan kacang hijau sebanyak 10%
dan 15%.
yaitu 2 tepung beras : 3 tepung tempe : 6 tepung kacang hijau dengan kadar
karbohidrat 31,48%, kadar protein 10,90%, kadar lemak 9,56% dan kadar abu
1,66%.
Menurut Agbo, dkk (2008), tepung kacang merah dapat digunakan sebagai
fortifikasi atau pengayaan tepung terigu dan sereal dengan tingkat 50% akan sangat
campuran tepung kacang merah dengan tepung terigu menunjukkan kadar protein,
kadar abu, kadar serat lebih meningkat dengan meningkatnya suplementasi dari
terfermentasi dan tepung kacang merah terhadap kadar protein, kadar serat dan daya
terima cake. Berdasarkan hasil analisis kimia didapatkan bahwa sedikit proporsi
tepung terigu, tepung singkong terfermentasi, dan semakin banyak tepung kacang
kacang merah 40%, tepung ubi jalar 30%, dan tepung terigu 30% pada pembuatan
biskuit mengandung protein sebesar 7,69%, lebih besar dari proporsi tepung kacang
merah 20%, tepung ubi jalar 50%, dan tepung terigu 30% yang mempunyai kadar
protein 5,98%. Hal ini dikarenakan kadar protein pada tepung kacang merah yang
Menurut Wijayanti D.A. (2012), menyatakan hasil dari uji kesukaan kue
semprong kacang merah 46,6 % menyukai warna dari kue semprong kacang merah
dengan kriteria agak suka dari 30 responden, 50% menyukai rasa dari kue semprong
kacang merah dengan kriteria agak suka dari 30 panelis, 50% menyukai tekstur dari
terigu dan 60% tepung kecambah kacang merah mampu menghasilkan cookies
dengan karakteristik terbaik yaitu : kadar air 3,27%, kadar abu 2,29%, kadar lemak
31,19%, kadar protein 7,26%, kadar karbohidrat 55,96%, kadar serat kasar 20,95%.
Menurut Astuti S, dkk (2016), formulasi F6 (50% pati garut dan 50% tepung
kacang merah) merupakan formula flakes terbaik yang menghasilkan sifat fisik
tekstur sebesar 1,47 kgf, sifat sensori tekstur dengan skor 4,32 (renyah), skor warna
12
sebesar 2,67 (coklat muda), skor rasa dan aroma sebesar 3,47 (agak berasa langu),
dan skor penerimaan keseluruhan sebesar 3,87 (suka). Flakes formulasi terbaik
memiliki kadar air sebesar 5,17%, kadar abu sebesar 2,81%, kadar protein sebesar
11,53%, kadar lemak sebesar 1,25%, kadar karbohidrat sebesar 79,24%, dan kadar
Dalam pembuatan adonan kue simping yang di subtitusi dengan tepung yang
dan tekstur yang baik serta membuat adonan liat dan tidak mudah putus. Albumin
pada putih telur adalah protein yang bersifat sebagai emulsifier dengan kekuatan
biasa dan kuning telur merupakan emulsifier yang paling kuat. Paling sedikit
sepertiga kuning telur merupakan lemak, tetapi yang menyebabkan daya emulsifier
kuat adalah kandungan lesitin dalam bentuk kompleks sebagai lesitin protein
(Winarno FG 2004).
Menurut Lestari, dkk (2018), Bahan dasar pembuatan kue kering adalah 500
gram tepung terigu (55,56 %) , 250 gram mentega/margarin (27,78 %), 100 gram
adalah 300 gram tepung pisang gorogo (28,46 %), 100 gram tepung sagu (9,49 %),
500 gram santan (47,44 %), 100 gram gula pasir (9,49 %), 50 gram telur (4,74 %),
gram tepung beras (24,54 %), 100 gram tepung labu kuning (12,27 %), 50 gram
gula pasir (6,13 %), 425 santan (52,15 %) dan 40 gram telur (4,91 %).
13
berikut:
simping.
Pasundan Bandung. Adapun waktu penelitian dimulai dari bulan Juli 2020 sampai
dengan selesai.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai: (2.1.) Makanan Ringan Kue Simping dan
Kue simping pada awalnya disajikan untuk para tamu pemerintahan yang
singgah di Kota Purwakarta. Simping diambil dari kata ‘sumping’ yang memiliki
arti datang”. Nama simping ini diserap dari kata “Wilujeung Sumping” yang artinya
selamat datang, Simping menjadi makanan sajian untuk para tamu yang beristirahat
maupun bersinggah di Purwakarta. Simping pada saat itu hanya diproduksi oleh
kalangan tertentu saja, yaitu untuk tamu pejabat dari daerah lain. Sehingga tamu
dari Kota luar Purwakarta mengenal simping sebagai makanan khas Kota
Kue simping adalah salah satu bentuk produk makanan ringan tradisional
dengan bahan baku utama tepung tapioka dan tepung terigu, simping merupakan
makanan tradisional, karena diolah dengan cara semi-modern di pabrik atau industri
rumah tangga. Simping tersebut mempunyai beberapa rasa yang khas seperti rasa
14
15
kencur, rasa nanas, rasa nangka, rasa durian, rasa pisang, dan rasa pedas. Simping
merupakan makanan alternative yang relative sehat, rendah kolesterol dan mudah
Cara pembuatan kue simping yaitu pembuatan adonan tepung tapioka, tepung
pemanggangan adonan pada alat pemanggang selama kurang lebih 1,5 menit
dengan suhu kurang lebih 100 ºC, simping yang sudah matang dibiarkan selama 5
menit, untuk mendapatkan produk yang seragam dilakukan pembutan dengan alat
Air (% ) 4,89
Protein (% ) 4,71
Lemak (% ) 4,56
Karbohidrat (% ) 83,47
Abu (% ) 2,37
kacang kedelai, tepung kacang hijau, tepung kacang merah, santan kelapa, garam,
2.2.1.Tepung Tapioka
Tepung tapioka merupakan suatu jenis bahan pangan yang dibuat dari ubi
kayu. Bahan pangan tersebut merupakan pati yang diekstrak dengan air dari umbi
hingga diperoleh butiran-butiran pati halus berwarna putih, yang disebut tapioka.
(Luthana 2004).
Tepung tapioka yang dibuat dari singkong berwarna putih ataupun kuning
akan menghasilkan tepung berwarna putih lembut dan licin. Perbedaan kualitas
antara keduanya disebabkan oleh proses pembuatannya, yaitu berbeda dalam hal
tingkat atau derajat keputihan, tingkat kehalusan, kadar air tersisa dan kandungan
makanan atau kue. Pada industry pangan, tepung tapioka digunakan sebagai bahan
17
pengental dan bahan pengikat, seperti dalam pembuatan puding, sup, makanan bayi,
Berikut ini merupakan informasi rinci kandungan gizi pada tepung tapioka:
diusahakan pada musim kemarau, krena tidak memerlukan air dalam jumlah besar.
Kedelai merupakan sumber protein, dan lemak, serta sebagai sumber vitamin A, E,
berkisar antara 20-25%, sedangkan pada kacang kedelai mencapai 40%. Kadar
protein dalam produk kacang kedelai bervariasi misalnya, tepung kacang kedelai
50%, konsentrat protein kacang kedelai 70%, dan isolate protein kacang kedelai
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Tepung kacang kedelai merupakan salah satu bahan pengikat yang dapat
meningkatkan daya ikat air pada bahan makanan karena di dalam tepung kacang
kedelai terdapat pati dan protein yang dapat mengikat air. Daya ikat air
Kacang hijau memiliki nama latin Vigna radian dan termasuk ke dalam suku
hari sebagai sumber bahan pangan berprotein tinggi. Kacang hijau di Indonesia
menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanpaman pangan legum, setela kedelai
dan kacang tanah. Kacang hijau biasanya ditanam di tanah yang bertekstur liat
berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik.
20
Daerah penghasil kacang hijau adalah daerah Jawa Tengah (Yogyakarta) yang
Manfaat kacang hijau tentunya sebagai penyokong gizi bagi manusia. Kacang
hijau merupakan sumber protein nabati yang baik, kalsium juga fosfor yang dikenal
baik untuk tulang serta lemak jenuh yang tinggi. Selain itu kacang hijau juga
makan serta memperbaiki saluran pencernaan. Selain B1, kacang hijau juga
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Rosales
Genus : Vigna
mutu, yaitu kacang hijau biji besar dan kacang hijau biji kecil. Kacang hijau biji
besar digunakan untuk bubur dan tepung, sedangkan yang berbiji kecil digunakan
Tepung kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) terbuat dari kacang hijau tanpa
kulit, memiliki nilai protein yang tinggi (22,2%) dan kaya akan asam amino lisin
sehingga dapat melengkapi kandungan nilai gizi kacang hijau. Tepung kacang hijau
ini cocok digunakan untuk membuat aneka kue basah (cake), cookies, kue
gandum) dapat digunakan sebagai bahan makanan yang bergizi dan bermutu tinggi.
(Astawan, 2004). Komposisi gizi tepung kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 4.
mempunyai energi tinggi dan sekaligus sumber protein nabati, biji kacang merah
merupakan sumber protein nabati yang potensial, karena itu peranannya dalam
usaha perbaikan gizi sangatlah penting. Di samping kaya akan protein, biji
protein, 0.83 gram lemak, dan 24.9 gram serat kasar pada setiap seratus
gramnya dan asam amino lisin sebanyak 1323 mg. Sedangkan kadar serat pangan
berikut:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Genus : Phaseolus
dan juga dijadikan tepung, Tepung kacang merah adalah tepung yang berasal dari
23
disangrai, dan digiling. Pengolahan kacang merah menjadi tepung telah lama
kacang merah menjadi tepung kacang merah adalah meningkatkan daya guna, nilai
guna, serta memudahkan proses produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan
2015).
2.2.5.Santan Kelapa
Santan adalah emulsi minyak dalam air yang berwarna putih susu yang
diperoleh dengan cara pemerasan parutan daging kelapa dengan atau tanpa
penambahan air. Santan kental merupakan hasil olahan santan kelapa yang
telah diberi emulsifier, sehingga emulsinya lebih stabil. Namun, santan kental
24
mudah rusak dan berbau tengik, karena itu perlu diupayakan produk santan kental
siap pakai yang mempunyai daya tampung cukup. Untuk memperpanjang masa
Komposisi kimia santan kelapa per100 gram bahan dapat dilihat pada
2.2.6.Garam
Gambar 7. Garam
yang penting. Konsumsi garam NaCl biasanya lebih banyak diatur oleh rasa,
pengaturan konsumsi yang ketat agar konsumsi garam NaCl berada di bawah
1gram, per hari. Makanan yang mengandung kurang dari 0,3% natrium akan terasa
25
hambar sehingga tidak disenangi. Konsumsi natrium bervariasi terhadap suhu dan
daerah tempat tinggal, dengan kisaran dari 2 gram sampai sebanyak 10 gram per
Garam selain memberikan rasa pada makanan, garam juga membuat makanan
gurih serta kematangan menjadi sempurna. Garam turut menjaga juicy bahan
makanan yang digunakan sehingga akan terasa ketika tersentuh lidah. (Puspita,
2014).
2.2.7.Gula Sukrosa
mempunyai peranan penting dalam pengolahan makanan dan banyak terdapat pada
tebu, bit, siwalan, dan kelapa kopyor. Untuk industri-industri makanan biasa
digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam jumlah yang
manis dan dapat pula sebagai pengawet yaitu dalam konsentrasi yang tinggi dapat
bahan pangan (Buckel et al., 1987). Syarat mutu gula sukrosa dapat dilihat pada
tabel 7.
7. Cemaran Logam
7.1. Timbal (Pb) mg/kg maks 2 maks 2
7.2. Tembaga (Cu) mg/kg maks 2 maks 2
7.3. Arsen (As) mg/kg maks 1 maks 1
2.2.8.Kencur
Gambar 9. Kencur
Kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan salah satu jenis tanaman obat.
Tanaman kencur termasuk bahan baku penting dalam industri seperti obat
27
tradisional, kosmetika, obat herbal terstandar, saus, rokok, bumbu, bahan makanan,
Menurut Barus (2009), Bagian dari kencur yang diperdagangkan adalah buah
akar yang ada didalam tanah yang disebut rimpang kencur. Adapun kedudukan
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Upafamili : Zingiberoideae
Genus : Kaempferia
Spesies : K. galangal
2.2.9.Telur
mudah dicerna dan bergizi tinggi sehingga digemari banyak orang. Selain itu telur
manfaat telur dalam kehidupan manusia sehingga telur sangat dianjurkan untuk
28
dikonsumsi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, ibu hamil dan
menyusui, orang yang sedang sakit atau dalam proses penyembuhan, serta usia
teratur oleh manusia tidak akan kekurangan vitamin. Seseorang yang tidak
Nilai Gizi yang terkandung dari kuning telur dan putih telur berbeda,
kuning telur memiliki kadar protein 16% dan kadar lemak 31%, sedangkan
Albumin pada putih telur adalah protein yang bersifat sebagai emulsifier
dengan kekuatan biasa dan kuning telur merupakan emulsifier yang paling kuat.
Paling sedikit sepertiga kuning telur merupakan lemak, tetapi yang menyebabkan
daya emulsifier kuat adalah kandungan lesitin dalam bentuk kompleks sebagai
Telur berpengaruh terhadap tekstur produk patiseri sebagai hasil dari fungsi
menambah rasa dan warna. Putiih telur bersifat sebagai pengikat / pengeras. Kuning
Bab ini menguraikan mengenai: (3.1.) Bahan dan Alat, (3.2.) Metode
rose brand, tepung kacang kedelai hasil bumiku, tepung kacang hijau lingkar
organik, tepung kacang merah lingkar organik, santan kelapa, garam cap kapal, gula
sukrosa gulaku, kencur bubuk koepoe koepoe, dan telur. Bahan tepung diperoleh
dari supermarket yaitu yogya junction dan diperoleh secara online dengan merek
Bahan yang digunakan untuk analisis adalah analisis kimia yaitu : aquadest,
larutan luff schoorl, KI padat, Larutan Na2S2O3 baku, amylum, HCL 9,5 N, NaOH
30%, garam kjeldahl, larutan H2SO4, batu didih, granul Zn, larutan HCl baku,
3.1.2.Alat
Alat-alat yang digunakan pada pembuatan kue simping adalah neraca digital,
Alat yang digunakan untuk analisis kimia dan fisik adalah Labu erlenmeyer
100 mL, labu ukur, batang pengaduk, pipet volumetrik, pipet tetes, neraca digital,
alat refluks, kertas saring, kertas lakmus, gelas kimia, corong, labu ukur, labu
kjeldahl, kompor, adaptor, alat destilasi, statif, klem, buret, plastik sampel, benang
kasur, sokhlet, penangas, labu dasar bundar, cawan, tang krus, oven, eksikator, dan
texture analyzer.
29
30
Penelitian Utama.
organoleptik yang dilakukan oleh 30 orang panelis semi terlatih dengan respon uji
meliputi aroma, rasa, dan tekstur. Kue simping dengan formulasi perbandingan
3.2.2.1.Rancangan Perlakuan
Rancang perlakuan dalam penelitian utama terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor
jenis tepung kacang-kacangan (A) terdiri dari tiga taraf dan faktor konsentrasi telur
Faktor perlakuan:
b1 = 3%
b2 = 4%
b3 = 5%
3.2.2.2.Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang dilakukan pada penelitian ini adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 3x3, dimana setiap perlakuan
Keterangan:
Yijk = Nilai pengamatan dari kelompok i, yang memperoleh taraf ke-i dari faktor
jenis tepung kacang-kacangan (A), taraf ke-j dari faktor konsentrasi
penambahan telur (B) ke-k.
µ = Nilai rata-rata sebenarnya
Ai = Pengaruh perlakuan jenis tepung kacang-kacangan pada taraf ke-i faktor
konsentrasi telur
Bj = Pengaruh perlakuan konsentrasi telur pada taraf ke-j faktor jenis tepung
kacang-kacangan.
(AB)ij = Pengaruh interaksi antara taraf ke-a dan taraf ke-b
i = 1,2,3 (banyaknya variasi jenis tepung kacang-kacangan yaitu a1, a2, a3)
j = 1,2,3 (banyaknya variasi konsentrasi telur yaitu b1, b2, b3)
k = 1,2,3 (banyaknya ulangan)
εijk = Pengaruh galat karena kombinasi perlakuan AB
Model rancangan percobaan, tata letak percobaan dan contoh analisis variasi
Kelompok Ulangan 2
a1b3 a2b1 a3b1 a3b2 a2b2 a1b2 a3b3 a1b1 a2b3
Kelompok Ulangan 3
a1b2 a3b1 a2b3 a1b3 a1b1 a3b3 a2b2 a2b1 a3b2
33
Tabel 10. Rancangan Acak Kelompok dengan Desain Faktorial 3x3 dalam
Pembuatan Kue Simping
Jenis Tepung Ulangan
Konsentrasi
Kacang-
Telur 1 2 3
kacangan
(B)
(A)
3% (b1) a1b1 a1b1 a1b1
Tepung Kacang
4% (b2) a1b2 a1b2 a1b2
Kedelai (a1)
5% (b3) a1b3 a1b3 a1b3
3.2.2.3.Rancangan Analisis
Berdasarkan rancangan percobaan diatas, maka dapat dibuat analisis
Bila terdapat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji lanjut
1. Jika F hitung ≤ F tabel pada taraf 5%, maka jenis tepung kacang-kacangan
2. Jika F hitung >F tabel pada taraf 5%, jenis tepung kacang-kacangan dan
3.2.2.4.Rancangan Respon
Respon yang akan dilakukan pada produk kue simping ini meliputi respon
1. Respon Organoleptik
uji hedonik. Uji hedonik adalah penilaian seseorang akan sifat atau kualitas bahan
meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur pada kue simping yang dilakukan oleh 30
panelis semi terlatih dengan kriteria penilaian yang dapat dilihat pada Tabel 12.
35
2. Respon Kimia
Respon kimia yang dilakukan terhadap produk kue simping terpilih adalah
2005), dan kadar air dengan menggunakan metode gravimetri (AOAC, 2005).
3. Respon Fisik
Respon fisik yang dilakukan terhadap produk kue simping terpilih adalah
sebagai berikut:
dilakukan dengan teliti, karena akan berpengaruh terhadap produk yang akan
36
digital.
3. Pencampuran (mixing)
5. Tempering
Tabel 14. Formulasi Bahan Perlakuan a2b1, a2b2, dan a2b3 Berdasarkan Kebutuhan
Penelitian Utama
a2b1 a2b2 a2b3
∑
Bahan Formulasi Formulasi ∑ Bahan Formulasi ∑ Bahan
Bahan
(%) (%) (g) (%) (g)
(g)
Tepung Tapioka 38,10 80,391 38,10 80,391 38,10 80,391
Tepung Kacang 19,05 40,196 19,05 40,196 19,05 40,196
Hijau
Santan Kelapa 38,10 80,391 37,10 78,281 36,10 76,171
Telur 3,00 6,330 4,00 8,440 5,00 10,550
Gula 0,40 0,844 0,40 0,844 0,40 0,844
Garam 1,14 2,405 1,14 2,405 1,14 2,405
Kencur 0,21 0,443 0,21 0,443 0,21 0,443
Total 100 211 100 211 100 211
Sumber: Modifikasi, Nawawi (2002)
Tabel 15. Formulasi Bahan Perlakuan a3b1, a3b2, dan a3b3 Berdasarkan Kebutuhan
Penelitian Utama
a3b1 a3b2 a3b3
∑
Bahan Formulasi Formulasi ∑ Bahan Formulasi ∑ Bahan
Bahan
(%) (%) (g) (%) (g)
(g)
Tepung Tapioka 38,10 80,391 38,10 80,391 38,10 80,391
Tepung Kacang 19,05 40,196 19,05 40,196 19,05 40,196
Merah
Santan Kelapa 38,10 80,391 37,10 78,281 36,10 76,171
Telur 3,00 6,330 4,00 8,440 5,00 10,550
Gula 0,40 0,844 0,40 0,844 0,40 0,844
Garam 1,14 2,405 1,14 2,405 1,14 2,405
Kencur 0,21 0,443 0,21 0,443 0,21 0,443
Total 100 211 100 211 100 211
Sumber: Modifikasi, Nawawi (2002)
38
Penimbangan
Pencampuran (mixing)
t = ± 5 menit
Tempering
t = ± 5 menit
Kue
Simping
Pengujian organoleptik
(aroma, rasa, tekstur)
Penimbangan
Pencampuran (mixing)
t = ± 5 menit
Tempering
t = ± 5 menit
Kue
Simping
Gambar 12. Diagram Alir Penelitian Utama Proses Pembuatan Kue Simping
(Modifikasi sumber: Nawawi (2002)
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, D.N. dan Annisaa, A. 2015. Kadar Protein In Vitro dan Tingkat
Kesukaan Kue Kering Komplementasi Tepung Jagung dan Tepung
Kacang Merah Sebagai Makanan Tambahan Anak Kurang Gizi.
Universitas Diponogoro. Semarang.
Agbo, A.O. dan Okoye, J.I. 2008. Chemical Composition and Functional
Properties of Kidney Bean/Wheat Flour Blends. Contimental Journal
Food Science and Technology.
Andrianto, Riko. 2013. Kandungan Albumin Dan Organoleptik Telur Ayam
Leghorn Dan Ayam Kampung Setelah Penambahan Ekstrak Bawang
Putih (Allium Sativum) Dengan Konsentrasi Yang Berbeda. FKIP
Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Astawan, Made. 2000. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Penebar
Swadaya. Bogor
Astawan, Made. 2009. Tepung Tapioka, Manfaatnya dan Cara Pembuatannya.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Fatimah, P.S. 2015.Uji Daya Terima dan Nilai Gizi Biskuit Yang Dimodifikasi
Dengan Tepung Kacang Merah.Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
40
41
Hakim, P.A, Putri, R., Vitria, M, Dudung, A. dan Reza, F. 2017. Nilai
Organoleptik dan Aktivitas Antioksidan Kue Semprong dengan
Penambahan Tepung Tempe dan Selai Umbi Bit Sebagai Snack PMT
Balita (3-5 Tahun). Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul.
Jakarta Barat.
Isty, Tulainy. 2016. Pengaruh Auksin (2,4 D) Dan Air Kelapa Terhadap Induksi
Kalus Pada Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L).Skripsi.Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah. Purwokerto.
Jayadi, Yusmaindah, Burhanuddin, B. dan Saifuddin, S. 2012. Pengaruh Subtitusi
Tepung Kedelai Terhadap Penerimaan dan Kandungan Gizi Sakko-
Sakko. Media Gizi Masyarakat Indonesia.
Kakashi, A.K. 2011. Sistem Produksi dan Pengawasan Mutu Kerupuk Udang
Berkualitas Ekspor, http:id.scrib.com/doc/74771879/Sistem-Produksi-
Dan-Pengawasan-Mutu-Kerupuk-Udang. Akses: 25/05/2020.
Memey, E., Uller, Maria, F., Sumual dan Erny, N. 2015. Karakteristik
Fisikokimia Kue Semprong dari Campuran Tepung Pisang Goroho
(Musa acuminate, L) dan Tepung Sagu (Metroxylon sago, Rottb).
Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi. Manado
Pangastuti, H.A. 2013. Karakteristik Sifat Fisik dan Kimia Tepung Kacang
Merah Dengan Beberapa Perlakuan Pendahuluan. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Purwono, M.S. dan Rudi, H. 2012. Kacang Hijau. Jakarta: Penebar Swadaya
Sidabutar, W.D. Rista., Rona, J., Nainggolan dan Ridwansyah. 2013. Kajian
Penambahan Tepung dan Tepung Kacang Hijau Terhadap Mutu
Cookies. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pert. Vol. 1. No. 4.
Siddiq, M., Ravi, R., Harte J.B. dan Dolan, K.D. 2010. Physical and functionl
characteristics of selected dry bean (Phaseolus vulgris L.) flours. Food
Science and Technology.
Sussi, A., Suharyono, A.S. dan S.T Aisah. 2016. Sifat Fisik dan Sensori Flakes
Pati Garut dan Kacang Merah dengan Penambahan Tiwul Singkong.
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Titik, I.L, Nurhidajah, dan Yusuf, M. 2018. Kadar Protein, Tekstur, dan Sifat
Organoleptik Cookies yang Disubtitusi Tepung Ganyong (Canna
edulis) dan Tepung Kacang Kedelai (Glycine max L.). Teknologi Pangan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
Semarang.
Wijayanti, D.A. 2012. Subtitusi Tepung Kacang Merah Dalam Pembuatan Kue
Semprong. Jurusan Tataboga Fakultas Teknik UM. Malang.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
pada labu 100 ml dan ditanda bataskan dengan auadest dan namakan larutan ini
sebagai larutan A.
selama 10 menit pada kondensor. Setelah itu didinginkan dengan air mengalir,
ditambahkan 10ml H2SO4 dan 1 gram KI padat. Kemudian dtitrasi dengan larutan
baku Na2S2O3 hingga terbentuk TET ( Titik ekuivalen titrasi) berwarna kuning
jerami yang kemudia ditambahkan 1 ml amilum dan dititrasi kembali hingga TAT
menit dan didinginkan dengan air mengalir. Setelah itu, dtambahkan 2 tetes PP dan
NaOH 30% hingga merah muda (netral). Jika kelebihan basa, tambahkan HCL
selama 10 menit pada kondensor. Setelah itu didinginkan dengan air mengalir,
baku Na2S2O3 hingga terbentuk TET ( Titik Ekuivalen Titrasi) berwarna kuning
45
46
Perhitungan :
(Vb−Vs) x N. Na2S2O3
Kadar gula setelah inversi = 0,1
Fp x mg gula x 0,9
% pati = x 100%
ws x 1000
ditambah 5 gram garam kjedahl, 0,2 gram selenum black dan 2 butir batu didih ke
dalam labu kjedahl. Pasangkan labu kjedahl pada statif dengan kemiringan 45°
didekstruksi di ruang asam dengan menggunakan api kecil hingga larutan menjadi
ditampung dalam keadaan adaptor tercelup dalam HCl. Proses destilasi dihentikan
apabila destilat telah menjadi asam yang ditandai dengan tidak berubahnya
Tahap Titrasi: Hasil destilat yang tertampung dalam HCl 0,1 N kemudian
ditambahkan indikator phenoptalein dan dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,1 N
hingga larutan berwarna merah muda. Kadar protein dihitung dengan rumus:
Perhitungan:
(V blanko − V titrasi)x N NaOH x 14,008 x FP x 6,25
% Protein = x 100
W sampel x 1000
Cawan yang akan digunakan dioven terlebih dahulu selama 30 menit pada
air dan ditimbang (A). Sampel ditimbang sebanyak 2 gram dalam cawan yang sudah
dikeringkan (B), kemudian dioven pada suhu 100-105°C selama 3 jam lalu
didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (C). Tahap ini diulangi
hingga dicapai bobot yang konstan. Kadar air dihitung dengan rumus:
Perhitungan:
W1−W2
% Kadar air = W1−W0 x 100%
Keterangan:
Analisa tekstur adalah analisa keras lunaknya bahan yang diuji. Prinsip pengujian
ini adalah memberikan tekanan pada bahan. Pengujian ini menggunakan alat
Cara Kerja:
1. Buka program Texture Expert
4. Isi kolom yang muncul tentang keterangan contoh, misalnya nama sampel,
6. Klik “OK”
7. Pengujian akan berlangsung dan akan muncul grafik hasil pengamatan pada
display monitor.
9. Setelah pengujian selesai pilih result dan akan tampak hasil pengujian
10. Simpan data hasil pengujian, keluar dari program texture expert
48
LAMPIRAN 3. FORMULIR UJI HEDONIK
(UJI PENDAHULUAN)
Nama Panelis :
Tanggal :
Paraf :
Instruksi : Berikan penilaian saudara terhadap atribut aroma, rasa dan tekstur
sebagai berikut:
49
LAMPIRAN 4. FORMULIR UJI HEDONIK
(PENELITIAN UTAMA)
Nama Panelis :
Tanggal :
Paraf :
Instruksi : Berikan penilaian saudara terhadap atribut warna, rasa, aroma dan
50
LAMPIRAN 5. PERHITUNGAN
(t-1) x (n-1) ≥ 15
Dimana:
t = Banyaknya Perlakuan
n = Banyaknya Ulangan
Maka: (t – 1) x (n – 1) ≥ 15 Maka: (t – 1) x (n – 1) ≥ 15
(3-1) x (n – 1) ≥ 15 (9-1) x (n – 1) ≥ 15
2 x (n– 1) ≥ 15 8 x (n– 1) ≥ 15
2n-2 ≥ 15 8n-8 ≥ 15
2n ≥ 17 8n ≥ 23
1. Penelitian Pendahuluan
2. Penelitian Utama
51
52
Analisis kimia:
Total =9g
Analisis fisik:
= 211 g
Total = 7479 g
LAMPIRAN 6.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN PENELITIAN
PENDAHULUAN
berikut:
Berat Bahan
Formulasi Bahan (%) =
Berat Basis
Kedelai 1:1
28,57
Tepung Tapioka = x 66 g = 18,856 g
100
28,57
Tepung Kacang Kedelai = x 66 g = 18,856 g
100
38,10
Santan Kelapa = x 66 g = 25,146 g
100
3,00
Telur = x 66 g = 1,980 g
100
0,40
Gula = x 66 g = 0,264 g
100
1,14
Garam = x 66 g = 0,752 g
100
0,21
Kencur = x 66 g = 0,139 g
100
53
54
kedelai 2:1
38,10
Tepung Tapioka = x 66 g = 25,146 g
100
19,05
Tepung Kacang Kedelai = x 66 g = 12,573 g
100
38,10
Santan Kelapa = x 66 g = 25,146 g
100
3,00
Telur = x 66 g = 1,980 g
100
0,40
Gula = x 66 g = 0,264 g
100
1,14
Garam = x 66 g = 0,752 g
100
0,21
Kencur = x 66 g = 0,139 g
100
Kedelai 1:2
19,05
Tepung Tapioka = x 66 g = 12,573 g
100
38,10
Tepung Kacang Kedelai = x 66 g = 25,146 g
100
38,10
Santan Kelapa = x 66 g = 25,146 g
100
3,00
Telur = x 66 g = 1,980 g
100
0,40
Gula = x 66 g = 0,264 g
100
1,14
Garam = x 66 g = 0,752 g
100
0,21
Kencur = x 66 g = 0,139 g
100
LAMPIRAN 7.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN PENELITIAN
UTAMA
berikut:
Berat Bahan
Formulasi Bahan (%) =
Berat Basis
Diketahui:
Faktor perlakuan:
b1 = 3%
b2 = 4%
b3 = 5%
19,05
Tepung Kacang Kedelai = x 211 g = 40,196 g
100
38,10
Santan Kelapa = x 211 g = 80,391 g
100
3,00
Telur = x 211 g = 6,330 g
100
55
56
0,40
Gula = x 211 g = 0,844 g
100
1,14
Garam = x 211 g = 2,405 g
100
0,21
Kencur = x 211 g = 0,443 g
100
19,05
Tepung Kacang Kedelai = x 211 g = 40,196 g
100
37,10
Santan Kelapa = x 211 g = 78,281 g
100
4,00
Telur = x 211 g = 8,440 g
100
0,40
Gula = x 211 g = 0,844 g
100
1,14
Garam = x 211 g = 2,405 g
100
0,21
Kencur = x 211 g = 0,443 g
100
19,05
Tepung Kacang Kedelai = x 211 g = 40,196 g
100
36,10
Santan Kelapa = x 211 g = 76,171 g
100
5,00
Telur = x 211 g = 10,550 g
100
0,40
Gula = x 211 g = 0,844 g
100
1,14
Garam = x 211 g = 2,405 g
100
0,21
Kencur = x 211g = 0,443 g
100
57
19,05
Tepung Kacang Hijau = x 211 g = 40,196 g
100
38,10
Santan Kelapa = x 211 g = 80,391 g
100
3,00
Telur = x 211 g = 6,330 g
100
0,40
Gula = x 211 g = 0,844 g
100
1,14
Garam = x 211 g = 2,405 g
100
0,21
Kencur = x 211 g = 0,443 g
100
19,05
Tepung Kacang Hijau = x 211 g = 40,196 g
100
37,10
Santan Kelapa = x 211 g = 78,281 g
100
4,00
Telur = x 211 g = 8,440 g
100
0,40
Gula = x 211 g = 0,844 g
100
1,14
Garam = x 211 g = 2,405 g
100
0,21
Kencur = x 211 g = 0.443 g
100
19,05
Tepung Kacang Hijau = x 211 g = 40,196 g
100
58
36,10
Santan Kelapa = x 211 g = 76,171 g
100
5,00
Telur = x 211 g = 10,550 g
100
0,40
Gula = x 211 g = 0,844 g
100
1,14
Garam = x 211 g = 2,405 g
100
0,21
Kencur = x 211 g = 0,443 g
100
19,05
Tepung Kacang Merah = x 211 g = 40,196 g
100
38,10
Santan Kelapa = x 211 g = 80,391 g
100
3,00
Telur = x 211 g = 6,330 g
100
0,40
Gula = x 211 g = 0,844 g
100
1,14
Garam = x 211 g = 2,405 g
100
0,21
Kencur = x 211 g = 0,443 g
100
19,05
Tepung Kacang Merah = x 211 g = 40,196 g
100
37,10
Santan Kelapa = x 211 g = 78,281 g
100
4,00
Telur = x 211 g = 8,440 g
100
0,40
Gula = x 211 g = 0,844 g
100
59
1,14
Garam = x 211 g = 2,405 g
100
0,21
Kencur = x 211 g = 0,443 g
100
19,05
Tepung Kacang Merah = x 211 g = 40,196 g
100
36,10
Santan Kelapa = x 211 g = 76,171 g
100
5,00
Telur = x 211 g = 10,550 g
100
0,40
Gula = x 211 g = 0,844 g
100
1,14
Garam = x 211 g = 2,405 g
100
0,21
Kencur = x 211 g = 0,443 g
100
LAMPIRAN 8.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN TOTAL PENELITIAN
PENDAHULUAN DAN PENELITIAN UTAMA
1: 1 2:1 1:2
Bahan ∑ Bahan ∑ Total ∑ Bahan ∑ Total ∑ Bahan ∑ Total
(g) Ulangan (g) (g) Ulangan (g) (g) Ulangan (g)
Tepung Kacang
18,856 9 169,704 12,573 9 113,157 25,146 9 226,314
Kedelai
60
61
Tepung Kacang
40,196 3 120,588 40,196 3 120,588 40,196 3 120,588
Kedelai
Tepung Kacang
40,196 3 120,588 40,196 3 120,588 40,196 3 120,588
Hijau
Tepung Kacang
40,196 3 120,588 40,196 3 120,588 40,196 3 120,588
Merah
Bahan Jumlah
(g)
Tepung Tapioka 2679,732
Telur 281,340
Gula 29,916
Garam 85,239
Kencur 15,714