Oleh:
WINARSI
2011411068
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2017
DETERMINASI PENGARUH POPULASI WALANG SANGIT
(LeptocorisaoratoriusFabricius) TERHADAP HASIL GABAH
PADI SAWAH DI DESA KIMAK, KECAMATAN MERAWANG
KABUPATEN BANGKA
WINARSI
2011411068
Proposal penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2017
DETERMINASI PENGARUH POPULASI WALANG SANGIT
(LeptocorisaoratoriusFabricius) TERHADAP HASIL GABAH
PADI SAWAH DI DESA KIMAK, KECAMATAN MERAWANG
KABUPATEN BANGKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga proposal penelitian ini bisa terselesaikan.
Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada tim pembimbing skripsi yang
telah ikut membantu dalam menyelesaikan proposal ini terutama :
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahku Sumandi dan Ibuku Marhayati, serta
keluarga yang selalu memberikan bantuan dan semangat kepada penulis.
2. Ibu Sitti Nurul Aini, S.P,. M.Si, selaku dosen pembimbing utama dan
pembimbing pendamping, Bapak Rion Apriyadi, S.P., M.Si.
3. Teman-teman jurusan Agroteknologi angkatan 2014 serta para sahabat
yang selalu membantu, memberikan motivasi dan memberikan
semangat dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih memiliki
kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan, sehingga saran dan kritik sangat
diharapkan supaya proposal ini menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.
Semoga apa yang akan diteliti oleh penulis yang terangkum dalam proposal ini
dapat berguna dan bermanfaat untuk penulis dan pembaca dalam mengembangkan
wawasan berbasis ilmu pengetahuan.
Winarsi
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 2
1.3. Tujuan .................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Padi......................................................................... 4
2.1.1. Taksonomi .................................................................... 4
2.1.2. Fase Pertumbuhan ......................................................... 5
2.1.3. Syarat Tumbuh .............................................................. 7
2.1.4. Produksi Sawah di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ....................................................................... 7
2.2. Walang Sangit ........................................................................ 8
2.2.1. Taksonomi .................................................................... 8
2.2.2. Biologi dan Ekologi ...................................................... 9
2.2.3. Gejala Serangan ............................................................ 11
2.3. Pengendalian Hama Terpadu .................................................. 11
2.3.1. Konsep Dasar Pengendalian Hama Terpadu .................. 12
2.3.2. Tingkat Kerusakan Ekonomi dan Ambang Ekonomi ..... 13
2.4. Hipotesis ................................................................................ 15
III. PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat ................................................................. 16
3.2. Alat dan Bahan ....................................................................... 16
3.3. Metode Pengumpulan Data..................................................... 16
3.4. Prosedur Penelitian ................................................................. 17
3.4.1. Survei Lokasi ................................................................ 17
v
3.4.2. Persiapan Lahan Penelitian ............................................ 18
3.4.3. Aplikasi Pestisida .......................................................... 19
3.4.4. Introduksi Walang Sangit .............................................. 19
3.4.5. Panen ............................................................................ 20
3.4.6. Identifikasi Gabah Padi ................................................. 20
3.5. Peubah yang Diamati.............................................................. 20
3.5.1. Intensitas Kerusakan Mutlak ......................................... 20
3.5.2. Intensitas Serangan Hama ............................................. 21
3.5.3. Jumlah Biji Padi Bernas per Plot (Butir) ........................ 21
3.5.4. Jumlah Biji Padi Hampa per Plot (Butir) ....................... 21
3.5.5. Jumlah Biji Padi Terserang Walang Sangit (Butir) ........ 22
3.5.6. Berat 100 Biji (Gram) ................................................... 22
3.5.7. Intensitas Kerusakan Relatif .......................................... 22
3.5.8. Estimasi Hasil Produksi Gabah dan Kehilangan Hasil
Akibat Walang Sangit ................................................... 23
3.6. Analisis Data .......................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 25
LAMPIRAN ....................................................................................... 28
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Produksi (Ton) tanaman padi Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ........................................................................................ 8
2. Walang Sangit (Leptocorisa oratorius F.) ..................................... 9
3. Skema daur hidup dari genus Leptocorisa ..................................... 10
4. Bagan Proses Kegiatan Penelitian ................................................. 17
5. Tata Letak Plot Pengamatan .......................................................... 18
6. Penangkar/Kurungan Walang Sangit ............................................. 19
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Jadwal Rencana Kegiatan Tugas Akhir ......................................... 27
2. Penyusunan Unit Percobaan .......................................................... 28
3. Desain Penangkaran Percobaan ..................................................... 28
viii
1
I. PENDAHULUAN
18 mm. Bagian perut berwarna hijau atau krem dan pada punggungnya berwarna
coklat kehijau-hijauan. Daur hidup rata-rata mencapai sekitar 5 minggu, dalam
keadaan normal, daur hidupnya dapat mencapai 115 hari (Pracaya 2008).
Walang sangit merupakan hama potensial yang pada waktu-waktu tertentu
menjadi hama penting dan dapat menurunkan hasil 10-40%, bahkan pada
serangan yang berat akibat populasi yang tinggi dapat menurunkan hasil sampai
100% atau puso (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi 2015). Dinas pertanian
provinsi Riau dalam Purnomo (2013) menyatakan bahwa batas ambang ekonomi
populasi walang sangit (Leptocorisa spp.) dengan cara pengamatan langsung
adalah 5 ekor/ 1 m2. Hasil penelitian Mustikawati et al.(2011) menyatakan bahwa
serangan walang sangit 5 ekor/ 9 rumpun padi akan menurunkan hasil 15%.
Serangan hama walang sangit pada tanaman padi dapat mengakibatkan
penurunan kualitas maupun kuantitas hasil. Serangan yang terjadi sebelum matang
susu menyebabkan gabah hampa, sedangkan serangan pada saat bulir telah berisi
sampai menjelang masak menyebabkan gabah berwarna buram sehingga
kualitasnya rendah (Dewidna et al. 2013). Pratimi dan Soesilohadi (2011)
menyatakan beberapa gejala yang ditimbulkan akibat serangan hama walang
sangit diantaranya, terdapat titik hitam hasil tusukan alat penghisap cairan padi
oleh walang sangit, malai yang dihisap menjadi hampa dan berwarna coklat
kehitaman.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, maka
diduga terdapat pengaruh antara populasi walang sangit dengan penurunan hasil
gabah kering giling padi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Menghadapi
fenomena tersebut, maka penelitian ini perlu dilakukan sebagai langkah untuk
mengetahui kemampuan hama walang sangit menyebabkan kerusakan dan
penurunan hasil pada gabah kering padi sawah dengan perlakuan populasi walang
sangit yang berbeda, dengan harapan hasil penelitian bisa digunakan untuk petani
dalam menentukan waktu pengendalian hama walang sangit yang tepat.
2.1.1. Taksonomi
Tingkatan klasifikasi taksonomi tanaman padi menurut Andoko
(2002).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
Padi termasuk genus Oryza L. yang meliputi lebih kurang 25
spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia,
Afrika, Amerika dan Australia Zulkifli et al. (2004). Padi merupakan
tanaman semusim dengan morfologi berbatang bulat dan berongga
yang disebut jerami. Daunnya memanjang dengan ruas searah batang
daun. Pada batang utama dan anakan membentuk rumpun pada fase
generatif dan membentuk malai. Akarnya serabut yang terletak pada
kedalaman 20-30 cm. Malai padi terdiri dari sekumpulan bunga padi
yang timbul dari buku paling atas. Bunga padi terdiri dari tangkai
bunga, kelopak bunga lemma (gabah padi yang besar), palea (gabah
padi yang kecil, putik, kepala putik, tangkai sari, kepala sari, dan bulu
(awu) pada ujung lemma (Herawati 2012).
Padi dapat dibedakan menjadi padi sawah dan padi gogo. Padi
sawah biasanya ditanam di daerah dataran rendah yang memerlukan
penggenangan, sedangkan padi gogo ditanam di dataran tinggi pada
lahan kering. Tidak terdapat perbedaan morfologis dan biologis antara
padi sawah dan padi gogo, yang membedakan hanyalah tempat
tumbuhnya (Andoko 2002). Padi adalah bahan baku pangan pokok
yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah
5
8. Tahap 7- Gabah matang susu, pada tahap ini, gabah mulai terisi
dengan cairan kental berwarna putih susu. Bila gabah ditekan,
maka cairan tersebut akan keluar.
9. Tahap 8- Gabah ½ matang (dough grain stage), pada tahap ini isi
gabah yang menyerupai susu berubah menjadi gumpalan lunak
dan akhirnya mengeras.
10. Tahap 9- Gabah matang penuh, setiap gabah matang, berkembang
7
30000
25000 23941
20588
20000
15634 15419 15563
15000
10223
10000
5000
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Produksi Padi Sawah
2.2.Walang Sangit
2.2.1. Taksonomi
Kedudukan taksonomi walang sangit (Leptocorisa oratorius
Fabricius.) Purnomo (2013)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Alydidae
Genus : Leptocorisa
Spesies : Leptocorisa oratorius Fabricius.
9
TKE, ada dua konsep yang masih berhubungan erat dengan TKE.
Pertama adalah ambang ekonomi (AE) ialah kepadatan populasi yang
harus dilakukan pengendalian untuk mencegah populasi hama
mencapai tingkat kerusakan ekonomi. Ambang ekonomi memiliki
tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan TKE, AE dilakukan
untuk memberikan kesempatan mempersiapkan pengendalian dan
agar perlakuan tersebut sempat memperlihatkan pengaruhnya sebelum
populasi hama mencapai tingkat kerusakan ekonomi. Kedua, posisi
keseimbangan umum (PKU) yang didefinisikan sebagai posisi
kepadatan rata-rata populasi selama suatu periode (biasanya lama)
dalam keadaan tidak adanya perubahan yang terus menerus, atau
kepadatan rata-rata populasi dalam keadaan alami yang tidak
diganggu oleh campur tangan manusia.
2.4. Hipotesis
1. Populasi walang sangit pada tanaman padi sawah mempengaruhi hasil
gabah kering padi di Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten
Bangka.
2. Populasi sebanyak 5 ekor per 50 cm2 berpengaruh terhadap hasil gabah
padi sawah di Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka.
3. Persentase kehilangan hasil gabah padi sawah pada berbagai perlakuan
populasi walang sangit adalah sebesar 5-35%.
16
PENELITIAN
Survei lokasi
Pelaksanaan
malai).
Keterangan:
W = Plot / perlakuan introduksi walang sangit, dengan ukuran 50 cm
x 50 cm (8 rumpun tanaman padi).
U = Ulangan
Gambar 6. Tata letak plot pengamatan
Kegiatan kedua adalah pembuatan penangkar tanaman padi
seperti pada gambar 6, dengan ukuran ± 50 cm x 50 cm x 80 cm
(menyesuaikan dengan tanaman) (p x l x t) sebanyak 16 unit dengan
menggunakan jaring serangga berdiameter lubang 1mm. Penangkar
yang telah dibuat kemudian di pasang pada tiap plot dengan cara
disungkupkan. Bagian bawah jaring yang menyentuh tanah
dibenamkan kedalam tanah dengan pemasangan pasak kecil atau
19
50 cm
50 cm
Keterangan:
1. :Kurungan dengan jaring khusus ukuran serangga /kecil (tinggi
menyesuaikan dengan tanaman padi).
2. :Tanaman Padi
Gambar 6. Penangkar/kurungan walang sangit
3.4.3. Aplikasi pestisida
Pelaksanaan aplikasi pestisida dilakukan satu kali setelah
kurungan terpasang pada tiap plot, dengan cara menyemprotkan
pestisida pada waktu pagi atau sore hari. Aplikasi pestisida berfungsi
untuk menghilangkan hama yang berada di dalam plot, setelah
penyemprotan selesai, dibiarkan selama satu minggu untuk
mengurangi residu pestisida sebelum hama walang sangit di
introduksikan sesuai dengan perlakuan.
3.4.4. Introduksi walang sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara
langsung pada tanaman padi yang berada disekitar lokasi penelitian
dengan menggunakan cara sweeping. Total jumlah seluruh walang
sangit yang digunakan adalah ± 70 ekor dan dimasukkan kedalam
wadah sementara. Walang sangit selanjutnya dimasukkan kedalam
penangkaran/ plot yang telah dibuat berdasarkan perlakuan dan
pengulangan.
20
3.4.5. Panen
Pemanenan padi yang akan dilakukan adalah dengan
menggunakan panduan umum dari umur tanam varietas padi yang
dipakai dalam penelitian, serta dengan metode pengamatan visual,
yang didasarkan atas telah terpenuhinya kondisi fisik padi yang sudah
layak panen. Andoko (2002) menyatakan bahwa pengamatan visual
dilakukan dengan melihat ciri-ciri warna gabah telah menguning lebih
dari 90%. Panen dilakukan dengan cara memotong bagian pangkal
batang menggunakan arit/ sabit (manual), tanpa menggunakan mesin
pemanen, yang dilakukan secara hati-hati untuk mengurangi
terjadinya susut panen dan mengurangi bias data.
3.4.6. Identifikasi gabah padi
Identifikasi gabah padi merupakan kegiatan penelitian yang
dilakukan setelah panen. Kegiatan tersebut berisi dengan pengamatan
serta analisis pada hasil panen padi sawah dengan berbagai perlakuan
dengan beberapa parameter. Parameter tersebut adalah padi bernas
(tanpa gejala serangan walang sangit), padi hampa (disebabkan oleh
faktor selain walang sangit), dan padi yang memiliki gejala terserang
walang sangit.
Keterangan:
IKM = Intensitas kerusakan mutlak
A = Jumlah tanaman sampel yang rusak (mutlak)
B = Jumlah tanaman sampel yang tidak rusak
3.5.2. Intensitas serangan hama
Pengamatan intensitas serangan dilakukan secara visual
berdasarkan gejala serangan walang sangit. Setiap titik diagonal
di ambil seluruh rumpun tanaman padi untuk diamati. Rumpun
tanaman padi yang sudah terlihat gejala serangannya di hitung
satu, kemudian hitung berapa jumlah rumpun tanaman padi yang
terserang dari sembilan rumpun tanaman padi yang diamati.
Pengamatan dilakukan pada tanaman padi setelah dipanen.
Penghitungan persentase intensitas serangan walang sangit
dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan Sudjono dan
Sudarmadi (Asmaliyah et al. 2008).
𝑛
P = 𝑁 𝑥 100%
Keterangan:
menggunakan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf kepercayaan 95%. Data
kualitatif disajikan dalam bentuk tabulasi dan dokumentasi berupa foto.
25
DAFTAR PUSTAKA
[BBPTP] Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2015. Hama walang sangit dan
cara pengendaliannya.
http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/en/tahukah-anda/208-
hama-walang-sangit-dan-cara-pengendaliannya [10 Oktober 2017].
[BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2016. Produksi padi tahun 2015 naik 6,37
persen. https://www.bps.go.id/brs/view/id/1271 [21 September 2017].
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2017. Provinsi
kepulauan Bangka Belitung dalam angka 2017. Pangkalpinang: BPS
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Katalog,ISSN:1693-086x.
Dutta S, Roy N. 2016. Life table and population dynamics of a major pest,
Leptocorisa acuta (Thunb.)(Hemiptera: Alydidae), on rice and non rice
system. India: M.U.C. Women’s College. Int.J.Pure App. Bioci.4(1): 199-
207.
Harahap IS, Tjahjono B. 1994. Pengendalian Hama dan Penyakit Padi. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Humas Provinsi Bangka Belitung. 2017. Wagub tanam padi bersama di desa
Kimak. Dalam http://humas.babelprov.go.id/content/wagub-tanam-padi-
bersama-di-desa-kimak?qt-berita=1 [17 Oktober 2017].
Manovo R, Christina LS, Juliet EMM, Emmy S. 2012. Padat populasi dan
intensitas serangan hama walang sangit (Leptocorisa acuta Thunb.) Pada
tanaman padi sawah di kabupaten Minahasa Tenggara. [skripsi] Minahasa
Tenggara. Universitas Sam Ratulangi.
Mustikawati DR, Asnawi R. 2011. Serangan walang sangit dan blas leher pada
beberapa galur padi hibrida asal Cina di kebun percobaan Natar Lampung.
Balai Pengkajian Teknologi Lampung. Jurnal Litbang Pertanian. 978-979-
8510-34-2.
Nizar M. 2011. Pengaruh beberapa jenis bahan organik terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) Metode SRI (System of Rice
27
Stern, Vernon M, Ray F, Smith, Robert van den Bosch, Kenneth S H. 1959.
Integration of chemical and biological control of the supotted alfalfa aphid.
Higlaria.29(2): 81-101.
2017 2018
No. September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
1
Proposal
2 Kolokium
3 Revisi Proposal
4 Penelitian
Analisis Data
5 dan Laporan
Penelitian
Seminar Hasil
6
dan Revisi
7 Sidang Skripsi
29
Keterangan:
W = Plot / perlakuan introduksi walang sangit, dengan ukuran 50 cm x 50
cm (8 rumpun tanaman padi).
U = Ulangan
50 cm
Keterangan: 50 cm