Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN


HORTIKULTURA

TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN BUAH-


BUAHAN

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ir. SUSI KRESNATITA, M.P
Ir. SITI ZUBAIDAH, M.P
Dr. Ir. Hj. ERINA RIAK ASIE, M.P

DISUSUN OLEH:
ENJELIKA (213020401062)
SEKAR PUTRI LESTARI TAMBUN (213020401084)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya “Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknologi
Produksi Tanaman Hortikultura” ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini
ini dibuat dalam rangka memenuhi syarat kelulusan bagi Mahasiswa/i yang
memprogramkan Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura pada
Tahun Ajaran 2023/2024 semester ganjil.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut terlibat baik
untuk bimbingan dan bantuan selama kegiatan maupun dalam pembuatan laporan.
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk masa
mendatang. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
atau penulisan laporan ini, oleh karena itu sangat diharapkan kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di
masa yang akan datang.

Palangka Raya, Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................ v
I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
I.1. Latar Belakang................................................................................ 1
I.2. Tujuan............................................................................................. 2
II. LANDASAN TEORI............................................................................. 3
II.1. Penanaman Biji Pada Perbanyakan Generatif .............................. 3
II.2. Pengertian Cangkok dan Teknik Cangkok Pada Tanaman............ 3
II.3. Pengertian Okulasi dan Teknik Okulasi Pada Tanaman................ 6
II.4. Pengertian Sambung Pucuk Pada Tanaman................................... 6
III. METODOLOGI .................................................................................... 7
III.1.Alat dan Bahan............................................................................... 8
III.2.Gambar Alat dan Bahan................................................................. 7
III.3.Metode Kegiatan Praktikum.......................................................... 8
III.4.Langkah Kerja................................................................................ 8
IV. PEMBAHASAN.................................................................................... 6
IV.1........................................................................................................
........................................................................................................6
IV.2........................................................................................................
........................................................................................................6
V. PENUTUP.............................................................................................. 6
V.1. Kesimpulan..................................................................................... 6
V.2. Saran............................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Pemilihan Batang Jambu Kristal Yang Lurus............................ 3
Gambar 2. Pengupasan Kulit Batang........................................................... 4
Gambar 3. Proses Penutupan Dengan Tanah............................................... 4
Gambar 4. Hasil Penutupan Cangkok ......................................................... 5
Gambar 5. Memilih Batang Bawah.............................................................. 5
Gambar 6. Entris atau Mata Tunas............................................................... 3
Gambar 7. Memotong Entris........................................................................ 4
Gambar 8. Menempelkan Entris.................................................................. 4
Gambar 9. Pengikatan ................................................................................. 5
Gambar 10. Hasil Okulasi Tanaman Jeruk.................................................. 5

iv
v
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pembiakan vegetatif adalah suatu metode perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian tanaman itu sendiri (bagian-bagian vegetatif yakni akar,
batang dan daun) tanpa melibatkan proses pembuahan sehingga sifat tanaman
induk dapat dipertahankan dan diturunkan ke tanaman anakan (Hartman dan
Kester 1983). Salah satu teknik pembiakan vegetatif adalah grafting, yaitu suatu
seni menyambung bagian dari satu tanaman (sepotong pucuk) ke bagian tanaman
lain (rootstock) sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi
ini terus tumbuh membentuk tanaman baru. Pembiakan vegetatif dengan grafting
memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan generatif. Salah
satu keuntungan dari grafting ialah banyak digunakan untuk produksi bibit yang
akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk penyelamatan kandungan
genetik tanaman (Apriyanto, 2020).
Tingkat keberhasilan perbanyakan vegetatif dipengaruhi oleh faktor dalam
dan luar. Faktor dari dalam tanaman yang cukup memberikan pengaruh terhadap
keberhasilan teknik perbanyakan vegetatif adalah hormon. Fitohormon merupakan
zat pengatur yang dihasilkan oleh tanaman yang dapat mendorong, menghambat
atau mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hormon tumbuh
tanaman secara alami disintesis sendiri oleh tanaman untuk memacu dan
mengontrol pertumbuhan. Akan tetapi tidak semua hormon dapat bekerja secara
optimal. karean itu, diperlukan beberapa perlakuan untuk merangsang atau
mengaktifkan hormon tersebut. Perlakuan yang dapat dilakukan adalah dengan
menambahkan zat pengatur tumbuh (ZPT). ZPT berperan merangsang
pertumbuhan akar tanaman, mengefektifkan penyerapan unsur hara,
meningkatkan keluarnya kuncup, serta memperbaiki hasil tanaman karena mampu
menghambat atau menekan aktivitas Indole Acetat Acid oksidase (Prastowo,
2006).
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif.
Perbanyakan tanaman secara generatif biasanya dilakukan melalui biji dan
2

mengalami penyerbukan alami dengan bantuan angin atau serangga. Menurut


Nursyamsi (2010) menjelaskan bahwa, perbanyakan tanaman secara generatif
memiliki kelebihan yaitu penanganan yang praktis atau mudah dengan harga yang
relatif murah dan tidak memerlukan keahlian yang khusus. Namun, perbanyakan
secara generatif memiliki beberapa kelemahan seperti penanaman dilakukan pada
saat musimnya, keturunan yang dihasilkan kemungkinan tidak sama dengan
induknya, persentase berkecambah yang rendah dan membutuhkan waktu yang
agak lama untuk berkecambah. Purnomoshidi dkk.,(2002) menjelaskan bahwa,
keunggulan dari perbanyakan tanaman secara generatif yaitu tanaman memiliki
sistem perakaran yang kuat dan kokoh, lebih mudah diperbanyak dan jangka
waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan kekurangannya yaitu waktu untuk
berbuah lebih lama Jika hanya dikembangbiakan melalui perbanyakan secara
generatif, maka tumbuhan yang diharapkan akan lama berbuah dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan pasar yang semakin lama semakin meningkat jumlah
permintaannnya (Harahap, 2020).

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari Praktikum Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman
Hortikultura materi teknik perbanyakan tanaman buah-buahan yaitu:
1. Untuk mengetahui cara penamana biji durian
2. Untuk mengetahui cara sambung pucuk pada bibit durian
3. Untuk mengetahui cara okulasi pada buah jeruk
4. Untuk mengetahui cara mencangkok pada buah jambu kristal
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penanaman Biji Pada Perbanyakan Generatif


Salah satu perbanyakan tanaman yang paling mudah dilakukan secara massal
dan biayanya murah adalah perbanyakan melalui biji atau perbanyakan secara
generatif (seksual). Dalam perbanyakan secara generatif, biji adalah bahan utama
yang digunakan sebagai alat perbanyakannya. Biji tersebut sengaja dibenihkan
agar tumbuh menjadi bibit yang diharapkan. Selain sengaja ditanam, biji juga
dapat tumbuh secara alami di alam. Mekanisme dalam perbanyakan generatif
ditandai dengan adanya pembuahan, pembuahan tersebut berasal dari peleburan
antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina kemudian menghasilkan zigot
yang akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang bagus dan
berkualitas. Salah satu tujuan perbanyakan tanaman dengan memakai biji ialah
buat mendapatkan sifat-sifat baik tanaman, seperti akar yang kuat, dan yang tahan
hama serta penyakit. Reproduksi secara generatif biasanya terjadi terhadap
tumbuhan berbiji, baik terhadap tumbuhan biji tertutup ataupun terhadap
tumbuhan biji terbuka. Pada reproduksi generatif diperlukan 2 sel kelamin, yakni
sel kelamin jantan serta sel kelamin betina. Dengan demikian, reproduksi
generatif hanya mungkin terjadi andaikan terdapat peleburan antara sel kelamin
jantan serta sel kelamin betina pada tumbuhan tersebut, baik yang berumah satu
ataupun berumah dua. Cara perkembangbiakan tumbuhan secara generatif dapat
dibedakan menjadi konjugasi, isogami, anisogami dan penyerbukan. Tanaman
yang dikembangkan dengan cara-cara tersebut membutuhkan waktu yang lama
untuk berbuah karena proses pertumbuhan tanaman akan berlangsung dari awal.
Tanaman akan tumbuh dari janin terlebih dahulu, baru setelahnya akan tumbuh
membentuk akar tunggang, akar serabut, batang, dan juga daun (Roslinda, 2022).

2.2. Pengertian Cangkok dan Teknik Cangkok Pada Tanaman


Cangkok yaitu perbanyakan menggunakan bagian batang tanaman. Tingkat
keberhasilan dalam proses pencangkokan dapat disebabkan karena perencanaan
yang baik. Perencanaan yang dapat dilakukan yaitu menentukan pohon induknya,
persiapan sarana, pemilihan waktu yang tepat dan carapencangkokan serta
4

pemeliharaan bibit. Pemilihan pohon induk dapat dilakukan dengan memilih


pohon yang memiliki keunggulan sesuai yang diinginkan, baik pertumbuhan,
kondisi sehat dan kuat maupun rasa buahnya yang enak dan tebal. Perbanyakan
dengan cara mencangkok adalah perbanyakan vegetative tanaman dimana
perbanyakan ini menggunakan bagianbagian vegetative tanaman bagian vegetativ
adalah bagian sel atau jarigan tanaman yang memiliki kemampuan menumbuhkan
kembali (regenerasi) bagian-bagian tubuhnya. Organ vegetative tanaman yaitu
akar, batang. dan daun (Purwaningsih, 2019).
Adapun teknik cangkok pada tanaman yaitu: a). Memilih tanaman induk yang
akan dicangkok pemilihan ini merupakan langkah terpenting Baik dan tidaknya
hasil mencangkok ditentukan dari pemilihan tanaman induknya, b). Memilih
ranting atau batang tanaman yang berbentuk lurus ada beberapa syarat yang perlu
diperhatikan sebelum memilih batang untuk mencangkok yakni batang tidak
terlalu tua atau terlalu muda, c). Mengupas kulit pada batang tanaman langkah
pertama yang perlu dilakukan dalam tahap ini adalah mengupas kulit kayu
sepanjang 5 cm; d). Membersihkan kambium pada batang tanaman kambium yang
ada pada batang atau ranting atau cabang tanaman harus dibersihkan sekelilingnya
dengan pisau terlebih dahulu; c). Membiarkan batang tanaman selama 1 hari
langkah ini perlu dilakukan agar batang tanaman yang sudah terkelupas bisa
kering dan tahan terhadap penyakit dan jamur, f). Menutup batang tanaman
langkah selanjutnya yakni membungkus batang tanaman dengan plastik atau
menggunakan sabut kelapa, g). Menyirami tanaman secara rutin dan teratur hal
yang bisa dilakukan supaya proses mencangkok bisa lebih cepat dan cangkokan
bisa segera menghasilkan akar yakni melakukan penyiraman secara rutin dan
teratur (Purwanto, 2021)
2.3. Pengertian Okulasi dan Teknik Okulasi Pada Tanaman

Salah satu metode


perbanyakan tanaman
5

dengan pembiakan
vegetatif adalah
melalui okulasi.
Perbanyakan secara
okulasi adalah
menempelkan mata
okulasi
dari klon terpilih ke
batang bawah pada saat
tanaman dalam fase
pertumbuhan
generatif. Perbanyakan
tanaman secara okulasi
akan menghasilkan sifat
genetik
6

anakan yang sama


dengan induknya.
Adapun keuntungan yang
diperoleh dari
perbanyakan secara
vegetatif yaitu
perbanyakan secara
vegetatif lebih murah dan
lebih mudah daripada
perbanyakan secara
generatif. Keberhasilan
perbanyakan
vegetetif secara okulasi
dipengaruhi oleh beberapa
7

faktor, seperti jenis


tanaman,
lingkungan, teknik
pengerjaan, dan lain
sebagainya.
Salah satu metode
perbanyakan tanaman
dengan pembiakan
vegetatif adalah
melalui okulasi.
Perbanyakan secara
okulasi adalah
menempelkan mata
okulasi
8

dari klon terpilih ke


batang bawah pada saat
tanaman dalam fase
pertumbuhan
generatif. Perbanyakan
tanaman secara okulasi
akan menghasilkan sifat
genetik
anakan yang sama
dengan induknya.
Adapun keuntungan yang
diperoleh dari
perbanyakan secara
vegetatif yaitu
9

perbanyakan secara
vegetatif lebih murah dan
lebih mudah daripada
perbanyakan secara
generatif. Keberhasilan
perbanyakan
vegetetif secara okulasi
dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti jenis
tanaman,
lingkungan, teknik
pengerjaan, dan lain
sebagainya.
Salah satu metode
perbanyakan tanaman
10

dengan pembiakan
vegetatif adalah
melalui okulasi.
Perbanyakan secara
okulasi adalah
menempelkan mata
okulasi
dari klon terpilih ke
batang bawah pada saat
tanaman dalam fase
pertumbuhan
generatif. Perbanyakan
tanaman secara okulasi
akan menghasilkan sifat
genetik
11

anakan yang sama


dengan induknya.
Adapun keuntungan yang
diperoleh dari
perbanyakan secara
vegetatif yaitu
perbanyakan secara
vegetatif lebih murah dan
lebih mudah daripada
perbanyakan secara
generatif. Keberhasilan
perbanyakan
vegetetif secara okulasi
dipengaruhi oleh beberapa
12

faktor, seperti jenis


tanaman,
lingkungan, teknik
pengerjaan, dan lain
sebagainya.
Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman dengan cara
menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan dengan cara
mengambil mata tunas dari cabang pohon induk lalu dimasukkan atau
ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah dikelupas
(membuat jendela) dengan membuat sayatan seperti huruf T tegak, T terbalik, H,
U tegak, dan U terbalik. Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa
waktu sampai kedua tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Menyatukan
kedua tanaman ini setelah tumbuhnya kallus dari kedua tanaman tersebut.
Pengelupasan kulit batang bawah dan pengambilan mata tunas (entres) harus
menggunakan pisau okulasi (Sumarsono, 2018).
Dalam okulasi batang bawah disebut rootstoc dan batang atas disebut entres.
Dengan cara ini akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman
dalam waktu yang relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang
seragam. Tujuan utama membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih
tinggi. Pada proses pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu
batang bawah dan batang atas. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai
bahan okulasi adalah merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif
yang masih muda. Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang diambil
adalah yang sudah tua. Tanaman batang atas harus diketahui asalnya untuk
mempermudah menentukan hasil akhir okulasi serta bagian atas yang diambil
memiliki empat payung, pucuk tanaman dalam keadaan tua. Prinsip dari okulasi
13

adalah melekatnya kambium suatu jenis tanaman dengan jenis tanaman lain agar
berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.
Karena pada saat ini kambium dapat mempertahankan diri tidak segera menjadi
kering, demikian pula dengan mata tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada
musim kemarau, mata tunas yang dikerat harus segera ditempelkan ke batang
yang sebelumnya sudah dibuat pada pola keratannya. Untuk okulasi yang
dilakukan pada batang bawah, biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal
yang sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan baik, sehat
serta memiliki kulit batang yang mudah dikelupas (Sumarsono, 2018).
2.4. Pengertian Sambung Pucuk Pada Tanaman
Menurut Purnomosidhi dkk, (2002), menyambung adalah cara perbanyakan
tanaman dengan cara menyambung pucuk (batang atas) yang berasal dari suatu
tanaman induk pada tanaman lain (batang bawah). Batang ataslah yang akan
memberikan hasil sesuai dengan sifat induk yang diinginkan. Batang bawah
hanyalah sebagai tempat untuk tumbuh dan mengambil makanan dari dalam
tanah. Oleh sebab itu kriteria pemilihan batang atas dan batang bawah berbeda.
Pengadaan batang bawah dan batang atas Batang bawah disiapkan sesuai dengan
kriteria batang bawah. Batang bawah diperoleh dari semai. Pengadaan semai
untuk batang bawah dapat dilihat pada bab perbanyakan tanaman dengan biji.
Batang atas dipilih sesuai dengan kriteria batang atas. Kriteria batang atas: cukup
tua, sudah berbuah minimal 3 kali, berbuah lebat, buah manis, buah enak, buah
besar, dan sehat. Kriteria batang bawah: sistem perakaran kuat, tahan terhadap
hama dan penyakit, tahan terhadap kekurangan air, sesuai dengan kondisi
setempat (Liwanza, 2019).
Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara
dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya
penyambungan antar varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga
dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi
masih dalam satu famili. Manfaat sambungan pada tanaman memperbaiki kualitas
dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai
keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat waktu
14

berbunga dan berbuah (tanaman berumur genjah) serta menghasilkan tanaman


yang sifat berbuahnya sama dengan induknya,·mengatur proporsi tanaman agar
memberikan hasil yang lebih baik, tindakan ini dilakukan khususnya pada
tanaman yang berumah dua, misalnya tanaman melinjo, peremajaan tanpa
menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit baru, danmenghemat biaya
eksploitasi. Peremajaan total berlaku sebaliknya (Prastowo dkk, 2006).
Tambing dkk, (2009) menambahkan dari hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa umur bibit batang bawah berpengaruh nyata terhadap persentase
keberhasilan pertautan sambungan, sedangkan konsentrasi pupuk pelengkap benih
dan interaksi antara kedua perlakuan tidak menunjukkan adanya pengaruh yang
nyata. Rata-rata persentase keberhasilan pertautan sambungan bibit setiap minggu
setelah penyambungan hingga 8 MSP disajikan. Keberhasilan pertautan
ambungan pada metode grafting selain ditentukan oleh faktor umur bibit batang
bawah, faktor lingkungan tumbuh dan pelaksanaan grafting, kesesuaian diameter
batang bawah dan entris, juga faktor fisiologis. Faktor lingkungan tumbuh,
misalnya iklim dan tanah harus pada kondisi yang menguntungkan agar
pertumbujan tanaman berlangsung optimal. Disamping itu, faktor pelaksanaan
grafting juga menentukan, yaitu keterampilan orang yang melakukan
penyambungan, ketajaman dan kebersihan alat yang igunakan. Faktor fisiologis
yaitu kuatnya aya rekat getah bibit batang bawah sangat memungkinkan
terhambatnya pertautan sambungan (Sunandar, 2018).
15

III. METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum Teknologi Produksi Tanaman
Hortikultura dengan materi teknik perbanyakan tananaman buah-buahan yaitu
pisau khusus, plastik bening untuk membungkus, tali rafia, hp dan buku unutk
mencatat. Sedangkan bahan yamg digunakan yaitu biji durian, bibit durian, bibit
jeruk, tanah merah dan tanamn buah jambau

3.2. Gambar Alat dan Bahan


Gambar alat dan bahan yang digunakan praktikum Teknologi Produksi
Tanaman Hortikultura dengan materi teknik perbanyakan tanaman buah-buahan
 Alat
16

 Bahan

3.3. Metode Kegiatan Praktikum


3.4. Langkah Kerja
3.4.1. Cara penyemain biji durian (Durio zibethinus)
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam penyemaian biji durian (Durio
zibethinus) adalah :
1. Menyiapkan biji durian
2. Bersihkan biji durian dari sisa-sisa daging durian yang masih menempel
3. Merendamkan biji durian selama 24 jam
4. Menyemai biji durian pada polybag yang berisikan media tanah
5. Menanam biji durian dengan posisi miring sehingga calon akar dapat
langsung menuju tanah
3.4.2. Cara mengcangkok batang jambu kristal
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam mencangkok batang jambu
kristal adalah :
1. Memilih tanaman induk jambu kristal yang akan dicangkok
2. Memilih batang tanaman yang berbentuk lurus
17

3. Batang yang telah dipilih disayat dan dikupas kulitnya sekeliling kulit pada
batang tanaman sekitar 5 cm
4. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambium hilang
dan terlihat bagian kayu
5. Perlakuan selanjutnya menutup batang tanaman dengan tanah setengah dari
batang yang sudah dikupas
6. Setelah itu dibungkus dan ikat menggunakan tali rafia
7. Akar keluar kira kira 2 bulan setelah perlakuan pencangkokan) dan maka
siap untuk dipotong
3.4.3. Cara okulasi bibit jeruk (Japansche Citroen)
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam okulasi bibit jeruk (Japansche
Citroen) adalah :
1. Menyiapan bibit jeruk untuk batang bawah yang digunakan varietas jeruk
JC (Japansche Citroen) (Citrus limonia Osbeck.)
2. Melakukan pemangkasan untuk menghilangkan duri di bibit jeruk
3. Menyiapkan entris jeruk varietas diam banjar
4. Melakukan penyatan batang bawah sebaiknya mengambil batang satu
jengkal dari tanah
5. Memotong batang bawah jeruk dan mata tunas jeruk dengan pisau khusus
6. Menempelkan mata tunas atau entris dibatang bawah jeruk JC
7. Setelah itu menutup bagian yang disambung dengan menggunakan plastik
dan diikat
8. Setelah 21 hari baru dibuka
3.4.4. Cara sambung pucuk bibit durian
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam melakukan sambung pucuk
bibit durian (Durio zibethinus) adalah :
18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan
4.1.1. Penyemaian Biji Durian
4.1.2. Pengcangkokan Tanaman Buah Jambu Kristal

Gambar 1. Pemilihan Batang Jambu Kristal Gambar 2. Pengupasan Kulit Batang


Yang Lurus (Sumber: Dok.Pribadi)
(Sumber: Dok.Pribadi

Gambar 3. Proses Penutupan Dengan Tanah Gambar 4. Hasil Penutupan Cangkok


(Sumber: Dok.Pribadi) (Sumber: Dok.Pribadi)

Dari hasil pengamatan pada pengcangkokan tanaman buah jambu kristal


yaitu memilih tanaman induk jambu yang akan dicangkok dan memilih batang
yang berbentuk lurus agar mudah, pencangkokan bisa dioles dengan ZPT, bawang
merah dan toge setelah pencangkokan maka ditutup dengan tanah setengah dari
penyayatan batang dan seterusnya juga diikat. Waktu mencangkok sebaiknya pada
musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman berulang. Namun, tetap
bisa dilakukan pada musim kemarau, asal rajin menyiram hasil cangkokan.
Pemeliharaan cangkokan pastikan media cangkok cukup lembab sepanjang waktu
agar cepat tumbuh. Lakukan pemeriksaan secara berkala. Cangkokan tanaman
19

umumnya membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan untuk tumbuh akar. Namun,
kebanyakan tanaman cangkok sudah siap dipisahkan setelah 45 hari.
Mencangkok tanaman memiliki keuntungan dan kerugian. Beberapa
keuntungan mencangkok tanaman antara lain adalah kemampuan tanaman hasil
mencangkok untuk berbuah dan berbunga lebih cepat, serta kualitas tanaman yang
sama seperti tanaman induknya. Namun, ada juga kerugian dalam mencangkok
tanaman, seperti risiko merusak tanaman induk jika tidak dilakukan secara hati-
hati, dan tanaman hasil mencangkok bisa cepat roboh karena tidak mempunyai
akar tunggang atau serabut.
4.1.3. Okulasi Bibit Tanaman Buah Jeruk

Gambar 5. Memilih Batang Gambar 6. Entris atau Mata Gambar 7. Memotong Entris
Bawah Tunas (Sumber: Dok. Pribadi)
(Sumber: Dok.Pribadi) (Sumber: Dok.Pribadi)

Gambar 8. Menempelkan Gambar 9. Pengikatan Gambar 10. Hasil Okulasi


Entris (Sumber: Dok.Pribadi) Tanaman Jeruk
(Sumber: Dok.Pribadi) (Sumber: Dok.Pribadi)

Dari hasil pengamatan pada okulasi jeruk yang dipakai untuk batang
bawahnya adalah bervarietas jeruk JC (Japansche Citroen) (Citrus limonia
osbeck) dan mata tunas atau entris yang digunakan bervarietas siam banjar.
sebagai batang bawah, jeruk JC memiliki sifat tahan kekeringan, tidak mudah mati
saat dicabut untuk dipindahkan. Selain itu, cocok bila ditempel atau okulasi
dengan beberapa macam varietas jeruk, serta mampu menghasilkan buah cukup
20

tinggi walaupun kadang rasa asamnya masih terbawa. Okulasi merupakan teknik
sussy tanaman secara vegetatif, yaitu dengan cara menempelkan mata tunas dari
suatu tanaman kepada tanaman lainnya. Okulasi bertujuan untuk menggabungkan
sifat yang baik dari masing-masing tanaman, yang diokulasikan sehingga
mendapatkan varietas tumbuhan yang lebih baik. Tanaman yang diokulasi dapat
menghasilkan hasil produksi yang lebih tinggi. Penyiapan benih relatif lebih
singkat: Proses penyiapan benih untuk okulasi relatif lebih singkat dibandingkan
dengan perbanyakan dengan biji.
Adapun tahapan melakukan okulasi adalah menyiapkan entres atau batang
yang akan diambil mata tunasnya, pilih yang sudah muncul mata tunasnya, mata
tunas berada pada ketiak daun, pangkas daunnya akan tetapi sisakan sedikit
batang daunnya untuk melindungi tunas agar nanti saat diikat tunas tersebut tidak
patah. Pangkas pula daun-daun dan duri yang berada pada batang bawah (satu
jengkal dari tanah). Sayat batang bawah sepanjang 1-2 cm, pada ketinggian
kurang lebih 30 cm dari pangkal batang, penyayatan dilakukan dari atas ke bawah,
sertakan sebagian lapisan kayunya, potong kulit sayatan akan tetapi sisakan
sedikit kulit sayatan, yang fungsinya untuk menyisipkan tempelan nantinya.
Ambil mata tunas dari batang entres dengan cara menyayatnya sepanjang 1-2 cm,
potong di bawah mata tunas, mata tunas berada di ketiak daun, kemudian
tempelkan mata tunas pada batang bawah yang telah disayat sebelumnya. Dalam
pengambilan mata tunas dan penempelan usahakan cepat agar kambium dalam
sayatan tidak kering.Ikat mata tunas menggunakan plastik pengikatan dilakukan
dari bawah ke atas, pengikatan jangan terlalu longgar atau pun terlalu kencang,
akan tetapi usahakan serapat mungkin, kunci ikatan bagian atas agar saat hujan
air tidak masuk, karena jika sambungan terkena air dapat mengakibatkan
kegagalan. Perlu diingat dalam pengikatan bahwa agar pengikatan pada mata
tunas agak dilonggarkan jangan terlalu kencang, tujuannya agar proses
pertumbuhannya lebih cepat. Letakkan bibit pada tempat teduh, sejuk dan
terhindar dari sinar matahari, perhatikan juga kelembaban media tanamnya, jika
kering segera siram secukupnya. Setelah 20 hari, pangkas batang bawah 1 cm di
atas tempelan agar tunas baru hasil tempelan dapat tumbuh optimal. Dan satu hari
21

setelah pemotongan, bukalah tali pengikat mata tunas. Bibit jeruk hasil okulasi
siap ditanam setelah berumur 5-6 bulan.
4.1.4. Penyambungan Bibit Tanaman Buah Durian
22

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
.

5.2. Saran
Saran untuk praktikum Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura dengan
materi teknik perbanyakan tananaman buah-buahan selanjutnya semoga
kedepannya berjalan dengan baik dan sesuai yang sudah diharapkan.
23

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, (2020). Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Di Desa Pekan Kamis


Kelurahan Tembilahan Barat. Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2(1), 42-46.
Harahap, (2020). Pengembangan Ensiklopedia Perbanyakan Tanaman Melalui
Kultur Jaringan Sebagai Sumber Belajar Tambahan Untuk Siswa SMA"
Jurnal Pelita Pendidikan 8.1.
Liwanza, N., Muksalmina, M., Ismadi, I., & Handayani, R. S. (2019).
Keberhasilan Sambung Pucuk Durian (Durio zibethinus) Lokal Aceh
Akibat Perlakuan Cara dan Lama Penyimpanan Batang Atas. Jurnal
Agrium, 16(2), 166-170.
Prastowo, N. H. (2006). Tehnik pembibitan dan perbanyakan vegetatif tanaman
buah. World Agroforestry Centre.
Purwaningsih., (2019). Rekayasa biopolimer jerami padi dengan teknik
kopolimerisasi cangkok dan taut silang. Jurnal Kimia Valensi, 2(4).
Purwanto, (2021). Perbanyakan Vegetatif Tusam (Pinus Merkusii Jungh Et De
Vriese) Dengan Teknik Cangkok Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
16(2), 193-207.
Roslinda, E., Diba, F., & Prayogo, H. (2022). Pelatihan pembibitan secara
generatif dan vegetatif bagi petani di Kelurahan Setapuk Besar, Kota
Singkawang. Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat,
8(2), 212-219.
Sumarsono., (2018). Teknik Okulasi Bibit Durian pada Stadia Entres dan Model
Mata Tempel yang Berbeda. Jurnal Teknik Pertanian, (7), 1.
Sunandar, D., Sholihah, S. M., & Syah, R. F. (2018). Pengaruh Model
Sambungan Dan Waktu Pembukaan Sungkup Terhadap Keberhasilan
Sambung Pucuk Tanaman Durian (Durio zibethinus macrophyllus). Jurnal
Ilmiah Respati, 9(1).
24

LAMPIRAN

Foto Keberangkatan Menuju Lokasi Foto Bersama di (Instalasi Perbanyakan


Bibit Hortikultura Desa Keruing,
Kec. Cempaga Hulu Kab. Kotawaringin
Timur Prov. Kal Teng)

Proses Penanaman Biji Durian Proses Okulasi Bibit Tanaman Jeruk

Proses Penyambungan Bibit Proses Pengcangkokan Tanaman Buah


Tanaman Durian Jambu Kristal

Hasil Okulasi Bibit Jeruk Hasil Penyambungan Bibit Durian


25

Anda mungkin juga menyukai