DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ir. SUSI KRESNATITA, M.P
Ir. SITI ZUBAIDAH, M.P
Dr. Ir. Hj. ERINA RIAK ASIE, M.P
DISUSUN OLEH:
ENJELIKA (213020401062)
SEKAR PUTRI LESTARI TAMBUN (213020401084)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya “Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknologi
Produksi Tanaman Hortikultura” ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini
ini dibuat dalam rangka memenuhi syarat kelulusan bagi Mahasiswa/i yang
memprogramkan Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura pada
Tahun Ajaran 2023/2024 semester ganjil.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut terlibat baik
untuk bimbingan dan bantuan selama kegiatan maupun dalam pembuatan laporan.
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk masa
mendatang. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
atau penulisan laporan ini, oleh karena itu sangat diharapkan kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di
masa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................ v
I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
I.1. Latar Belakang................................................................................ 1
I.2. Tujuan............................................................................................. 2
II. LANDASAN TEORI............................................................................. 3
II.1. Penanaman Biji Pada Perbanyakan Generatif .............................. 3
II.2. Pengertian Cangkok dan Teknik Cangkok Pada Tanaman............ 3
II.3. Pengertian Okulasi dan Teknik Okulasi Pada Tanaman................ 6
II.4. Pengertian Sambung Pucuk Pada Tanaman................................... 6
III. METODOLOGI .................................................................................... 7
III.1.Alat dan Bahan............................................................................... 8
III.2.Gambar Alat dan Bahan................................................................. 7
III.3.Metode Kegiatan Praktikum.......................................................... 8
III.4.Langkah Kerja................................................................................ 8
IV. PEMBAHASAN.................................................................................... 6
IV.1........................................................................................................
........................................................................................................6
IV.2........................................................................................................
........................................................................................................6
V. PENUTUP.............................................................................................. 6
V.1. Kesimpulan..................................................................................... 6
V.2. Saran............................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pemilihan Batang Jambu Kristal Yang Lurus............................ 3
Gambar 2. Pengupasan Kulit Batang........................................................... 4
Gambar 3. Proses Penutupan Dengan Tanah............................................... 4
Gambar 4. Hasil Penutupan Cangkok ......................................................... 5
Gambar 5. Memilih Batang Bawah.............................................................. 5
Gambar 6. Entris atau Mata Tunas............................................................... 3
Gambar 7. Memotong Entris........................................................................ 4
Gambar 8. Menempelkan Entris.................................................................. 4
Gambar 9. Pengikatan ................................................................................. 5
Gambar 10. Hasil Okulasi Tanaman Jeruk.................................................. 5
iv
v
I. PENDAHULUAN
dengan pembiakan
vegetatif adalah
melalui okulasi.
Perbanyakan secara
okulasi adalah
menempelkan mata
okulasi
dari klon terpilih ke
batang bawah pada saat
tanaman dalam fase
pertumbuhan
generatif. Perbanyakan
tanaman secara okulasi
akan menghasilkan sifat
genetik
6
perbanyakan secara
vegetatif lebih murah dan
lebih mudah daripada
perbanyakan secara
generatif. Keberhasilan
perbanyakan
vegetetif secara okulasi
dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti jenis
tanaman,
lingkungan, teknik
pengerjaan, dan lain
sebagainya.
Salah satu metode
perbanyakan tanaman
10
dengan pembiakan
vegetatif adalah
melalui okulasi.
Perbanyakan secara
okulasi adalah
menempelkan mata
okulasi
dari klon terpilih ke
batang bawah pada saat
tanaman dalam fase
pertumbuhan
generatif. Perbanyakan
tanaman secara okulasi
akan menghasilkan sifat
genetik
11
adalah melekatnya kambium suatu jenis tanaman dengan jenis tanaman lain agar
berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.
Karena pada saat ini kambium dapat mempertahankan diri tidak segera menjadi
kering, demikian pula dengan mata tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada
musim kemarau, mata tunas yang dikerat harus segera ditempelkan ke batang
yang sebelumnya sudah dibuat pada pola keratannya. Untuk okulasi yang
dilakukan pada batang bawah, biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal
yang sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan baik, sehat
serta memiliki kulit batang yang mudah dikelupas (Sumarsono, 2018).
2.4. Pengertian Sambung Pucuk Pada Tanaman
Menurut Purnomosidhi dkk, (2002), menyambung adalah cara perbanyakan
tanaman dengan cara menyambung pucuk (batang atas) yang berasal dari suatu
tanaman induk pada tanaman lain (batang bawah). Batang ataslah yang akan
memberikan hasil sesuai dengan sifat induk yang diinginkan. Batang bawah
hanyalah sebagai tempat untuk tumbuh dan mengambil makanan dari dalam
tanah. Oleh sebab itu kriteria pemilihan batang atas dan batang bawah berbeda.
Pengadaan batang bawah dan batang atas Batang bawah disiapkan sesuai dengan
kriteria batang bawah. Batang bawah diperoleh dari semai. Pengadaan semai
untuk batang bawah dapat dilihat pada bab perbanyakan tanaman dengan biji.
Batang atas dipilih sesuai dengan kriteria batang atas. Kriteria batang atas: cukup
tua, sudah berbuah minimal 3 kali, berbuah lebat, buah manis, buah enak, buah
besar, dan sehat. Kriteria batang bawah: sistem perakaran kuat, tahan terhadap
hama dan penyakit, tahan terhadap kekurangan air, sesuai dengan kondisi
setempat (Liwanza, 2019).
Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara
dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya
penyambungan antar varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga
dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi
masih dalam satu famili. Manfaat sambungan pada tanaman memperbaiki kualitas
dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai
keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat waktu
14
III. METODOLOGI
Bahan
3. Batang yang telah dipilih disayat dan dikupas kulitnya sekeliling kulit pada
batang tanaman sekitar 5 cm
4. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambium hilang
dan terlihat bagian kayu
5. Perlakuan selanjutnya menutup batang tanaman dengan tanah setengah dari
batang yang sudah dikupas
6. Setelah itu dibungkus dan ikat menggunakan tali rafia
7. Akar keluar kira kira 2 bulan setelah perlakuan pencangkokan) dan maka
siap untuk dipotong
3.4.3. Cara okulasi bibit jeruk (Japansche Citroen)
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam okulasi bibit jeruk (Japansche
Citroen) adalah :
1. Menyiapan bibit jeruk untuk batang bawah yang digunakan varietas jeruk
JC (Japansche Citroen) (Citrus limonia Osbeck.)
2. Melakukan pemangkasan untuk menghilangkan duri di bibit jeruk
3. Menyiapkan entris jeruk varietas diam banjar
4. Melakukan penyatan batang bawah sebaiknya mengambil batang satu
jengkal dari tanah
5. Memotong batang bawah jeruk dan mata tunas jeruk dengan pisau khusus
6. Menempelkan mata tunas atau entris dibatang bawah jeruk JC
7. Setelah itu menutup bagian yang disambung dengan menggunakan plastik
dan diikat
8. Setelah 21 hari baru dibuka
3.4.4. Cara sambung pucuk bibit durian
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam melakukan sambung pucuk
bibit durian (Durio zibethinus) adalah :
18
4.1. Pembahasan
4.1.1. Penyemaian Biji Durian
4.1.2. Pengcangkokan Tanaman Buah Jambu Kristal
umumnya membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan untuk tumbuh akar. Namun,
kebanyakan tanaman cangkok sudah siap dipisahkan setelah 45 hari.
Mencangkok tanaman memiliki keuntungan dan kerugian. Beberapa
keuntungan mencangkok tanaman antara lain adalah kemampuan tanaman hasil
mencangkok untuk berbuah dan berbunga lebih cepat, serta kualitas tanaman yang
sama seperti tanaman induknya. Namun, ada juga kerugian dalam mencangkok
tanaman, seperti risiko merusak tanaman induk jika tidak dilakukan secara hati-
hati, dan tanaman hasil mencangkok bisa cepat roboh karena tidak mempunyai
akar tunggang atau serabut.
4.1.3. Okulasi Bibit Tanaman Buah Jeruk
Gambar 5. Memilih Batang Gambar 6. Entris atau Mata Gambar 7. Memotong Entris
Bawah Tunas (Sumber: Dok. Pribadi)
(Sumber: Dok.Pribadi) (Sumber: Dok.Pribadi)
Dari hasil pengamatan pada okulasi jeruk yang dipakai untuk batang
bawahnya adalah bervarietas jeruk JC (Japansche Citroen) (Citrus limonia
osbeck) dan mata tunas atau entris yang digunakan bervarietas siam banjar.
sebagai batang bawah, jeruk JC memiliki sifat tahan kekeringan, tidak mudah mati
saat dicabut untuk dipindahkan. Selain itu, cocok bila ditempel atau okulasi
dengan beberapa macam varietas jeruk, serta mampu menghasilkan buah cukup
20
tinggi walaupun kadang rasa asamnya masih terbawa. Okulasi merupakan teknik
sussy tanaman secara vegetatif, yaitu dengan cara menempelkan mata tunas dari
suatu tanaman kepada tanaman lainnya. Okulasi bertujuan untuk menggabungkan
sifat yang baik dari masing-masing tanaman, yang diokulasikan sehingga
mendapatkan varietas tumbuhan yang lebih baik. Tanaman yang diokulasi dapat
menghasilkan hasil produksi yang lebih tinggi. Penyiapan benih relatif lebih
singkat: Proses penyiapan benih untuk okulasi relatif lebih singkat dibandingkan
dengan perbanyakan dengan biji.
Adapun tahapan melakukan okulasi adalah menyiapkan entres atau batang
yang akan diambil mata tunasnya, pilih yang sudah muncul mata tunasnya, mata
tunas berada pada ketiak daun, pangkas daunnya akan tetapi sisakan sedikit
batang daunnya untuk melindungi tunas agar nanti saat diikat tunas tersebut tidak
patah. Pangkas pula daun-daun dan duri yang berada pada batang bawah (satu
jengkal dari tanah). Sayat batang bawah sepanjang 1-2 cm, pada ketinggian
kurang lebih 30 cm dari pangkal batang, penyayatan dilakukan dari atas ke bawah,
sertakan sebagian lapisan kayunya, potong kulit sayatan akan tetapi sisakan
sedikit kulit sayatan, yang fungsinya untuk menyisipkan tempelan nantinya.
Ambil mata tunas dari batang entres dengan cara menyayatnya sepanjang 1-2 cm,
potong di bawah mata tunas, mata tunas berada di ketiak daun, kemudian
tempelkan mata tunas pada batang bawah yang telah disayat sebelumnya. Dalam
pengambilan mata tunas dan penempelan usahakan cepat agar kambium dalam
sayatan tidak kering.Ikat mata tunas menggunakan plastik pengikatan dilakukan
dari bawah ke atas, pengikatan jangan terlalu longgar atau pun terlalu kencang,
akan tetapi usahakan serapat mungkin, kunci ikatan bagian atas agar saat hujan
air tidak masuk, karena jika sambungan terkena air dapat mengakibatkan
kegagalan. Perlu diingat dalam pengikatan bahwa agar pengikatan pada mata
tunas agak dilonggarkan jangan terlalu kencang, tujuannya agar proses
pertumbuhannya lebih cepat. Letakkan bibit pada tempat teduh, sejuk dan
terhindar dari sinar matahari, perhatikan juga kelembaban media tanamnya, jika
kering segera siram secukupnya. Setelah 20 hari, pangkas batang bawah 1 cm di
atas tempelan agar tunas baru hasil tempelan dapat tumbuh optimal. Dan satu hari
21
setelah pemotongan, bukalah tali pengikat mata tunas. Bibit jeruk hasil okulasi
siap ditanam setelah berumur 5-6 bulan.
4.1.4. Penyambungan Bibit Tanaman Buah Durian
22
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura dengan
materi teknik perbanyakan tananaman buah-buahan selanjutnya semoga
kedepannya berjalan dengan baik dan sesuai yang sudah diharapkan.
23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN