Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

KARAKTERISASI TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis sp.) DI


OIL PALM RESEARCH STATION TOPAZ

OLEH :
DIMAS FEBRI ADITHIA
NIM. 2106110556

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

KARAKTERISASI TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis sp.) DI


OIL PALM RESEARCH STATION TOPAZ

Oleh:

Dimas Febri Aithia


NIM.2106110556

Menyetujui
Pekanbaru, oktober 2023

Mengetahui Menyetujui
Koordinator Program Studi Dosen Pembimbing Akademik
Agroteknologi

Dr. Deviona. S.P., M.P Dr. Irwin Mirza Umami,SP,MP.


NIP. 198707182014041001
NIP. 197304022008012008

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya

kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik kerja

profesi dengan judul karakterisasi tanaman kelapa sawit (Elaeis sp.) di Oil Palm

Research Station Topaz. Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat kelengkapan

nilai praktek keja profesi di Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas Riau.

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk

itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Kami menyadari laporan ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis

mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga

akhirnya laporan ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan

penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Pekanbaru, 24 Oktober 2023

Dimas febri adithia

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL..................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. vi

I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan............................................................................................. 3

II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4
2.1 Kelapa Sawit................................................................................... 4
2.2 Karakterisasi................................................................................... 6
2.3 Jenis Kelapa Sawit.......................................................................... 6

III METODOLOGI................................................................................... 11
3.1 Tempat dan Waktu.......................................................................... 11
3.2 Metode Pelaksanaan........................................................................ 11
3.3 Pengamatan dan Pengumpulan Data............................................... 12
3.4 Analisis Data dan Informasi............................................................ 12

IV KEADAAN UMUM LOKASI PKP................................................... 13


4.1 Letak Geografi atau Letak Wilayah Administrasi.......................... 13
4.2 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan....................................... 14

V PELAKSANAAN KEGIATAN PKP................................................... 15


5.1 Aspek Manajerial............................................................................ 15
5.2 Aspek Teknis.................................................................................. 16

VI PEMBAHASAN................................................................................. 19
6.1 Kegiatan Umum di Lokasi PKP...................................................... 19
6.2 Kegiatan Khusus Sesuai Topik PKP............................................... 21

VII KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 23


7.1 Kesimpulan..................................................................................... 23
7.2 Saran............................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 24
LAMPIRAN.............................................................................................. 26

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jabatan Beserta Pembagian Tugas di Bagian Breeding............... 15

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Letak Geografis PT. TUNGGAL YUNUS ESTSTE OPRS


TOPAZ...................................................................................... 14
Gambar 2. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan................................ 14

6
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi......................................................................... 26
Lampiran 2. Logbook Kegiatan................................................................. 28
Lampiran 3. Penilaian PKP Oleh Perusahaan............................................ 29

7
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit (Elais Guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditi

perkebunan yang berperan dan memeiliki peluang strategis dalam mendukung

perkembangan sosial dan ekonomi di Indonesia. Kelapa sawit juga menjadi salah

satu komoditas penting, dimana hampir seluruh kabupaten di Provinsi Riau

memiliki kebun kelapa sawit karena peranan yang cukup besar dalam mendorong

perekonomian rakyat, terutama bagi petani perkebunan. Permintaan dunia

terhadap komoditi kelapa sawit terus meningkat sejalan dengan peningkatan

jumlah penduduk, yang juga dipacu dengan ditemukannya berbagai teknologi

pengolahan atau diversifikasi industri. Hal ini menunjukkan bahwa produksi

kelapa sawit mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan di Riau.

(Kartika et al., 2016).

Menurut Zuraina et al. (2023), Hasil produksi kelapa sawit sawit di Riau

pada 2022 yaitu 8.969.588 ton dan produktivitas 3.753, sedangkan ditahun 2023

kelapa sawit mengalami kenaikan sebanyak 1%, hasil produksi sawit 2023 sekitar

9.059.611 ton dan produktifitas 3.710. Peningkatan ini tentunya meyakinkan

bahwa tanaman kelapa sawit sampai saat ini masih sangat

dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.

Kelapa sawit, yang secara ilmiah dikenal sebagai Elaeis guineensis,

memang menjadi spesies yang paling terkenal dalam keluarga Arecaceae ini.

Namun, sebenarnya terdapat beberapa jenis kelapa sawit lainnya yang memiliki

peran penting dalam industri minyak kelapa sawit. Salah satu jenis yang cukup

dikenal adalah Elaeis oleifera. Kelapa sawit Elaeis oleifera berasal dari Amerika

1
Tengah dan Amerika Selatan. Meskipun memiliki tingkat produktivitas yang lebih

rendah dibandingkan dengan Elaeis guineensis, jenis ini memiliki minyak dengan

kualitas yang lebih baik, terutama dalam hal stabilitas oksidatif dan kandungan

asam lemak tak jenuh. Selain itu, terdapat pula jenis-jenis kelapa sawit yang lebih

jarang dikenal seperti Elaeis melanococca, yang memiliki ciri khas buah berwarna

merah tua dan telah mendapatkan perhatian sebagai sumber potensial untuk

pengembangan minyak kelapa sawit berwarna merah. Dengan demikian,

meskipun Elaeis guineensis tetap menjadi spesies utama dalam industri minyak

kelapa sawit, jenis-jenis lainnya juga memiliki kontribusi penting dalam variasi

dan kualitas produk minyak kelapa sawit.

Berdasarkan ketebalan cangkang, tanaman kelapa sawit dibagi menjadi

tiga varietas, yaitu 1) Varietas Dura, dengan ciri – ciri yaitu ketebalan cangkang 4-

8 mm, di bagian luar cangkang tidak terdapat lingkaran serabut, daging buahnya

relatif tipis, dan daging biji besar dengan kandungan minyak yang rendah.

Varietas ini biasanya digunakan sebagai induk betina oleh para pemulia tanaman.

2) Varietas Pisifera, dengan ciri – ciri yaitu ketebalan cangkang yang sangat tipis.

Daging buah pisifera tebal dan daging biji sangat tipis. Pisifera tidak dapat

digunakan sebagai bahan baku untuk tanaman komersial, tetapi digunakan sebagai

induk jantan oleh pemulia tanaman untuk menyerbuki bunga betina. 3) Varietas

tenera merupakan hasil persilangan antara dura dan pisifera. Varietas ini memiliki

ciri – ciri di atas yaitu cangkang yang tipis dengan ketebalan 1,5-4 mm, terdapat

serabut melingkar disekeliling tempurung dan daging buah yang sangat tebal.

Varietas ini umumnya menghasilkan banyak tandan buah (Pahan, 2010).

2
1.2 Tujuan

Tujuan karakterisasi tanaman kelapa sawit (Elaeis sp.) di Oil Palm

Research Station Topaz adalah untuk memahami variabilitas genetik dalam

populasi kelapa sawit. Dengan memahami variasi genetik, mahasiswa dapat

mengidentifikasi genotipe yang memiliki sifat-sifat unggul terkait produktivitas

dan kualitas minyak yang baik. Hasil karakterisasi ini memungkinkan pemilihan

genotipe-genotipe yang paling sesuai untuk pengembangan tanaman kelapa sawit,

yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan kualitas industri kelapa

sawit serta berpotensi meningkatkan keberlanjutan pertanian kelapa sawit secara

keseluruhan.

3
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Kelapa sawit berasal dari wilayah Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di

Brazil. Tanaman kelapa sawit yang dalam bahasa ilmiahnya Elaeis quinensis Jacq

ini adalah tanaman sejenis palma. Tanaman kelapa sawit secara morfologi terdiri

atas bagian vegetatif (akar, batang, dan daun) dan bagian generatif (bunga dan

buah) (Sunarko, 2014).

Tanaman kelapa sawit termasuk kedalam tanaman berbiji satu (monokotil)

yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari

biji yang berkecambah (radikula). Radikula akan mati dan membentuk akar utama

atau primer. Akar primer akan membentuk akar skunder, tersier, dan kuartener.

Perakaran kelapa sawit yang telah membentuk sempurna umumnya memiliki akar

primer dengan diameter 5-10 mm, akar skunder 2-4 mm, akar tersier 1-2 mm, dan

akar kuartener 0,1-0,3. Akar yang paling aktif menyerap.

Batang kelapa sawit memiliki ciri yaitu tidak memiliki kambium dan

umumnya tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah pafe muda terjadi

pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia. Batang

tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai struktur pendukung tajuk (daun, bunga,

dan buah). Fungsi lainnya adalah sebagai sistem pembuluh yang mengangkut

unsur hara dan makanan bagi tanaman. Tinggi tanaman biasanya bertambah

secara optimal sekitar 35-75 cm/tahun sesuai dengan keadaan lingkungan jika

mendukung. Umur ekonomis tanaman sangat dipengaruhi oleh pertambahan

tinggi batang/tahun. Semakin rendah pertambahan tinggi batang, semakin panjang

umur ekonomis tanaman kelapa sawit (Sunarko, 2014).

4
Daun tanaman kelapa sawit memiliki ciri yaitu membentuk susunan daun

majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun-daun kelapa sawit

disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang lebih 9 meter. Jumlah anak daun

di setiap pelepah sekitar 250-300 helai sesuai dengan jenis tanaman kelapa sawit.

Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari

batang dan membentuk spiral. Pohon kelapa sawit yang normal biasanya memiliki

sekitar 40- 50 pelepah daun. Pertumbuhan pelepah daun pada tanaman muda yang

berumur 5-6 tahun mencapai 30-40 helai, sedangkan pada tanaman yang lebih tua

antara 20-25 helai. Semakin pendek pelepah daun maka semakin banyak populasi

kelapa sawit yang dapat ditanam persatuan luas sehingga semakin tinggi

prokdutivitas hasilnya per satuan luas tanaman (Lubis dan Agus, 2011).

Bunga tanaman kelapa sawit termasuk monocious yang berarti bunga

jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama.

Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk silang ataupun menyerbuk sendiri karena

memiliki bunga jantan dan betina. Bunga muncul dari ketiak daun, setiap ketiak

daun hanya menghasilkan satu infloresen (bunga majemuk). Bakal infloresen

melakukan gugur pada fase-fase awal perkembangannya sehinga pada individu

tanaman terlihat beberapa ketiak daun tidak menghasilkan infloresen (Sunarko,

2014).

Buah kelapa sawit termasuk buah batu dengan ciri yang terdiri atas tiga

bagian, yaitu bagian luar (epicarp) disebut kulit luar, lapisan tengah (mesocarp)

atau disebut daging buah, dan lapisan dalam (endocarp) disebut inti. Mesocarp

mengandung minyak kelapa sawit yang disebut Crude Palm Oil (CPO) dan

endocarp mengandung minyak inti yang disebut Palm Kernel Oil (PKO).

5
2.2 Karakterisasi

Karakterisasi tanaman adalah proses menggambarkan dan

mengidentifikasi sifat-sifat fisik, morfologi, biokimia, genetika, dan perilaku

tanaman. Ini melibatkan analisis berbagai aspek dari tanaman, seperti bentuk

daun, struktur akar, pembungaan, buah, warna, pertumbuhan, dan respons

terhadap lingkungan, serta informasi genetik yang mendasari karakteristik

tanaman tersebut.

Karakterisasi tanaman penting dalam berbagai konteks, termasuk

pertanian, penelitian ilmiah, pemuliaan tanaman, dan konservasi sumber daya

alam. Dengan memahami karakteristik tanaman secara mendalam, para peneliti

dan petani dapat mengembangkan varietas yang lebih unggul, memahami respons

tanaman terhadap kondisi lingkungan, dan menjaga keanekaragaman genetik

tanaman untuk masa depan.

2.3 Jenis Kelapa Sawit

Dalam (Pustilbang Perkebunan, 2010) juga menerangkan bahwa varietas

genetik kelapa sawit dibedakan berdasarkan ketebalan endokrapnya, dan juga

berdasarkan warna buahnya. Berdasarkan ketebalan endokrapnya, kelapa sawit

dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Dura, Pisifera, serta Tenera. Berdasarkan

warna buahnya, yaitu ada Virescens, Nigrescens, dan Albescens (Pandin dan

Matana, 2015). Ketiga jenis tersebut ditemukan di beberapa hutan secara alami.

Perbedaan warna buah ini dilihat dari bagian eksokarpnya akibat perbedaan

pigmentasi lapisan luar buah kelapa sawit (Sari et al., 2022). Warnabuah virescens

yaitu saat muda hijau kemudian saat matang menjadi merah semu kuning. Warna

buah nigrescens yaitu saat muda ungu sampai hitam, kemudian saat matang

6
menjadi merah kekuningan (orange). Warna buah albescens yaitu saat muda

kuning, kemudian saat matang menjadi kuning tua dan ungu kehitaman pada

ujung buahnya. Jadi diantara ketiga keragaman genetik kelapa sawit berdasarkan

warna buahnya, yang memiliki warna paling pucat yaitu albescens karena

kandungan karotennya rendah (Latupeirissa dan Lewerissa, 2012). Karoten ini

yang membuat warna kuning oren pada buah atau sayur. Diantara ketiga

perbedaan warna buah kelapa sawit tersebut, jenis yang paling umum ditemukan

yaitu nigrescens. Jadi yang paling sering digunakan untuk menciptakan jenis baru

berasal dari indukan nigrescens dan virescens (Siregar et al., 2020). Variasi

genetik virescens lebih luas dibanding jenis lain. Klasifikasi keragaman genetik

berdasar warna ini dapat dilakukan dengan pencirian citra digital sehingga

perbedaan warna dapat mendetail. Endokrap merupakan lapisan dinding buah

yang terletak pada bagian paling dalam. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi

embrio pada buah. Berdasarkan ketebalannya, tanaman kelapa sawit dibedakan

menjadi varietas Dura, Pisifera, dan juga Tenera. Dura, Pisifera, dan Tenera

merupakan varietas kelapa sawit asal introduksi negara lain. Masing –masing

varietas ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.

2.3.1 Dura

Jenis tanaman kelapa sawit jenis dura ini, memiliki ketebalan cangkang

tebal antara 2 –8 mm. Dura ini bergenotipe homozigot dominan dengan Sh+/Sh+.

Genitipe homozigot dominan inilah yang menyebabkan varietas dura memiliki

cangkang dengan kondisi yang tebal. Pada bagian luar cangkangnya tidak terdapat

serabut – serabut yang menyelimuti. Morfologi varietas dura yaitu memiliki anak

daunnya berseling, permukaan daun mengkilap, pelepah daun pangkalnya berduri,

7
dan bentuk buah lonjong. Dari segi kandungan minyak, varietas dura ini memiliki

kandungan minyak yang senderung sedikit dibandingkan dengan varietas lain

sejenisnya. Maka dari itu, biasanya varietas ini digunakan sebagai induk betina

pada saat proses pemuliaan bibit kelapa sawit (Afrillah, 2018). Varietas jenis dura

ini memiliki kelebihan yaitu memiliki ukuran buah yang relatif besar dengan

memiliki kandungan minyak antara 18% pertandan. Dengan jumlah kandungan

minyak yang hanya 18%, tanaman varietas dura tersebut tidak dapat dikategorikan

sebagai tanaman kelapa sawit yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi jika

dibandingkan dengan varietas lainnya (Arumsari et al., 2013).

2.3.2 Pisifera

Pisifera merupakan jenis vaeritas tanaman kelapa sawit yang tidak

memiliki cangkang. Pisifera ini memiliki jenis genotipe homozigot resesif

Sh-/Sh-. Kelapa sawit ini memiliki daging yang lebih tebal dibandingkan dengan

jenis kelapa sawit lainnya. Jenis varietas ini memiliki bunga yang sangat steril

sehingga sulit untuk dijadikan sebagai buah. Pisifera ini tidak dapat dijadikan

sebagai kelapa sawit untuk budidaya dikarenakan tingkat keberhasilan yang

sangat kecil. Biasanya jenis ini dijadikan sebagai indukan jantan dengan kualitas

unggulan (Island et al., 2017).

2.3.3 Tenera

Varietas jenis tenera ini merupakan hasil persilangan dari Dura dan juga

Pisifera. Tenera sendiri memiliki ketebalan cangkang yang sedang karena hasil

dari induk betina yang memiliki cangkang tebal serta induk jantan yang memiliki

8
cangkang tipis. Hasil dari persilangan tersebut, jenis tenera memiliki genotipe

homozigot dominan Sh+/Sh-.

Tenera ini memiliki kualitas yang bagus untuk dilakukan budidaya. Hal ini

karena jenis ini memiliki ketebalan cangkang yang sedang antara 0,5 –4 mm.

Selain itu juga, jenis tenera ini memiliki serabut yang menyelimuti buah kelapa

sawit. Kelapa sawit jenis tenera ini mampu menghasilkan tandan buah yang lebih

banyak jika dibandingkan dengan Dura dan juga Pisifera.

Tenera ini memiliki kualitas yang bagus untuk dilakukan budidaya. Hal ini

karena jenis ini memiliki ketebalan cangkang yang sedang antara 0,5 –4 mm.

Selain itu juga, jenis tenera ini memiliki serabut yang menyelimuti buah kelapa

sawit. Kelapa sawit jenis tenera ini mampu menghasilkan tandan buah yang lebih

banyak jika dibandingkan dengan Dura dan juga Pisifera.

Melihat dari kelebihan yang merupakan hasil dari persilangan antara

varietas jenis Dura dan jenis Pirifera. Memiliki ukuran buah yang relatif sedang

dibandingkan dengan indukannya. Serta dilihat dari hasil yang ada, memiliki

tingkat produktivitas yang cenderung lebih tinggi.

Berdasarkan penjelasan ketiga jenis varietas tersebut yaitu Dura, Pirifera,

serta Tenera. Masing –masing vaerietas tersebut memiliki kelebihan serta

kekurangan. Varietas yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi jika dilihat

dari kelebihan yang ada yaitu jenis varietas Tenera. Hal ini karena varietas Tenera

merupakan jenis varietas persilangan dari Duna dan juga Pisifera serta memiliki

ketebalan cangkang yang sedang.

Analisis yang dapat digunakan untuk mendeteksi keragaman genetik salah

satunya dengan pendekatan marka genetik menggunakan PCR yang disebut

9
analisis RAPD. Data marka genetik yang didapat dijadikan sebagai penanda DNA

fase awal pertumbuhan suatu varietas. Namun kelemahan dari analisis RAPD

yaitu ketersediaan marka primer yang masih terbatas. Selain itu kelemahan lain,

jika marka primer suatu varietas sudah ditemukan, namun primer tersebut berbeda

polimorfiknya. Primer ini dijadikan sebagai situs penempelan tersendiri sehingga

dalam memilih primer yang akan digunakan dapat berpengaruh pada saat

menganalisis keragaman genetik. Pada primer dapat diketahui sekuens DNA dan

jumlah pita polimorfik (Rimbawanto dan Widyatmoko, 2006). RAPD

menghasilkan banyak amplifikasi DNA produk. Hasil analisis variasi genetik

digambarkan melalui dendogram sehingga hubungan kekerabatan antar varietas

dalam satu spesies dapat diketahui.

10
III METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Praktek Kerja Profesi (PKP) yang telah dilaksanakan bertempat di Oil

Palm Research Station (OPRS) Topaz, Desa Petapahan, Kecamatan Tapung,

Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Pelaksanaannya berlangsung selama satu

bulan, dimulai dari tanggal 4 Juli hingga 4 Agustus 2023.

3.2 Metode Pelaksanaan

Praktik Kerja Profesi (PKP) disesuaikan dengan disiplin ilmu dan keahlian

mahasiswa sesuai dengan prosedur kerja instansi yang terkait. Mahasiswa

melakukan kegiatan sebagai karyawan PKP dengan berbagai aktivitas. Mahasiswa

mempelajari kegiatan yang diperlukan dalam melakukan karaktersisasi pohon

kelapa sawit, mulai dari jenis pohonnya, hingga varietas yang ada di OPRS

Topaz.

Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi (PKP), mahasiswa dibimbing oleh dua

orang pembimbing, yaitu : 1) Pembimbing Lapang, berfungsi sebagai fasilitator

saat di lapangan, pembimbing lapang diharapkan menjadi petunjuk utama bagi

peserta PKP dalam menguasai bidang yang sedang dipelajari dan berhak menegur

serta mengarahkan peserta PKP jika terjadi suatu kesalahan. 2) Supervisi,

berfungsi sebagai fasilitator dibidang akademik dan memastikan bahwa peserta

PKP telah menyelesaikan kegiatan PKP sesuai dengan yang telah ditentukan.

Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi (PKP) di OPRS Topaz menggunakan

metode observasi partisipasi (Participant Observation) yaitu metode yang ikut

berpartisipasi secara langsung dan terlibat dalam berbagai kegiatan di OPRS

11
Topaz, serta metode diskusi antara mahasiswa dengan pihak yang terlibat di

bidang tersebut.

3.3 Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengamatan data yang telah dilakukan diamati secara langsung di

lapangan, sehingga data yang diperoleh adalah data primer. Data primer adalah

data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan

alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung kepada subjuk sebagai

sumber informasi yang dicari (Sugiyono, 2015) . Pengumpulan data dilakukan

dengan melakukan pengukuran, pengamatan dan diskusi antara kami dan pihak

dari OPRS Topaz.

3.4 Analisis Data dan Informasi

Data dan informasi yang diperoleh lalu dianalisis menggunakan aplikasi

Ms Excel, yang kemudian digunakan untuk keperluan pendataan OPRS Topaz.

Data yang telah ada kemudian disederhanakan, yang kemudian digunakan sebagai

bahan penyusunan laporan PKP.

12
IV KEADAAN UMUM LOKASI PKP

4.1 Letak Geografis

Awal berdirinya PT. tunggal Yunus Estate OPRS Topaz (Agri) sejak tahun

1992 yang bergerak dalam pembibitan kelapa sawit. Sesuai dengan surat

keputusan Menteri Pertanian RI No.57,58,59, dan 60/ KPTS/ SR, 120/ I/2004,

masing-masing tertanggal 16 Januari 2004 Varietes unggul kelapa sawit DxP

Topaz telah memperoleh izin pelepasan varietas. PT. Tunggal Yunus Estate yang

bergerak di bidang pembibitan kelapa sawit menerapkan Quality Manajemen

Sistem termasuk ISO 1400: 2015 dan ISO 9001: 2015 di lingkup kerjanya yang

menjelaskan menjamin pelaksanaan seluruh sistem manajemen perusahaan.

PT. Tunggal Yunus Estate menempatkan sumberdaya yang sesuai dengan

kriteria untuk menetapkan dan memelihara Quality manajmen system dan

peningkatan efektifitas secara kesinambungan dan untuk meningkatkan kepuasan

pelanggan dalam pemilihan bibit kelapa sawit yang berkualitas. Dalam upaya

menentukan dan menyediakan sumberdaya yang mengacu pada desain system

kerja yang disepakati dengan pihak pelanggan untuk sumberdaya, dan jenis

kompetensi pekerjaan yang harus dimilliki oleh personil yang akan melaksanakan

pekerjaan yang berhubungan dengan lingkump penerapan Quality Manajement

System. Karyawan yang diberi tanggung jawab didalam Quality Manajement

System harus dimiliki kompetensi yang didasarkan atas pendidikan yang sesuai,

prestasi kerja untuk meningkatkan kinerja karyawan, kecakapan dan disiplin

dalam bekerja. PT. Tunggal Yunus Estate mengatur dan memelihara lingkungan

kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian produksi.

13
Gambar 1. Letak geografis PT. TUNGGAL YUNUS ESTSTE OPRS TOPAZ

4.2 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Pada umumnya perusahaan mempunyai struktur organisasi agar tugas yang

dijalankan oleh masing-masing karyawan sesuai dengan fungsi, wewenang, dan

tanggung jawab kepada perusahaan yang bersangkutan, penyusunan ini bertujuan

agar dalam menjalankan setiap tugas tidak terjadi tumpang tindih antara tugas

yang satu dengan yang lainnya yang dapat menghambat pelaksanaan setiap tugas

yang akhirnya dapat merugikan pihak perusahaan.

Gambar 2. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

14
V PELAKSANAAN KEGIATAN PKP

5.1 Aspek manejerial

Tabel 1. Jabatan Beserta Pembagian Tugas di Bagian Breeding


Nama Jabatan Tugas

Dr. Tan Joon Sheong Head Planting Material Mengawasi seluruh


proses pengembangan
Development bibit kelapa sawit yang
berkualitas unggul. Hal
ini mencakup identifikasi
dan seleksi stok induk
yang memiliki
karakteristik yang
diinginkan, perbanyakan
bibit yang efisien, dan
seleksi ketat terhadap
bibit yang dihasilkan.

Yopy Dedywirynto Maneger Breeding Tugas utamanya


mencakup perencanaan
strategis, di mana ia
merancang rencana
jangka panjang untuk
mencapai tujuan
pemuliaan yang
ditetapkan. Manajer
pemulia juga
mengoordinasikan tim
pemulia, mengawasi
proses seleksi stok
induk, pengujian bibit,
dan pengembangan
varietas yang unggul.

Riski Akbar Asisten breeding Tugas utama asisten


pemulia melibatkan
Samuel DAS pemeliharaan stok induk
Eko suprihanto dengan teliti, termasuk
memastikan kondisi
kesehatan yang optimal
dan mencatat data-data

15
penting seputar
karakteristik genetik
serta produktivitas
pemeliharaan stok induk
dengan teliti, termasuk
memastikan kondisi
kesehatan yang optimal
dan mencatat data-data
penting seputar
karakteristik genetik
serta produktivitas.

5.2 Aspek Teknis

5.2.1. Pengendalian gulma

Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk sanitasi,

memudahkan pemeliharaan, taksasi dan panen. Pengendalian gulma dilakukan

secara manual dan kimiawi. Pada tanaman kelapa sawit yang menghasilkan

pengendalian gulma dilakukan secara manual dan kimiawi (chemist).

Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan untuk gawangan, piringan, pasar

pikul, dan tempat pengumpulan hasil (TPH).

5.2.2. Pengendalian penyakit

Pengendalian penyakit dilakukan agar tanaman yang terserang tidak

terganggu perkembangnya dan juga mencegah terjadinya penularan terhadap

tanaman lain. Penyakit yang sering menyerang kelapa sawit adalah Ganoderma,

yaitu pembusukan pada bagian pangkal batang (basal stem rot) dan busuk batang

atas (upper stem rot).

16
5.2.3. Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada

semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli – Desember). Pemupukan

dilakukan secara manual, pemupukan manual dilakukan pada semua daerah.

Pemupukan dilakuan secara berkelompok yang terdiri atas mandor pupuk,

pengumpul karung, pelangsir pupuk, dan beberapa orang penabur yang

disesuaikan dengan jumlah pupuk yang akan ditabur. Peralatan yang digunakan

untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong,

dan takaran.

5.2.4. Tunas pokok

Tunas pokok merupakan pemangkasan pelepah pada tanaman kelapa sawit

adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah kurang

produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut bertujuan

untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif,

mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang

menghalangi penyerbukan secara alami, proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat

lebih baik, mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman lebih produktif

dan mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang. Pekerjaan tunas pokok

dilakukan secara rutin pada tanaman menghasilkan (TM).

5.2.5. Pemanenan

Pemanenan merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit

untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak dan

kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan mutu minyak yang tinggi, biaya

17
panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur

produktif yang lama. Tingkat kematangan buah dinyatakan dengan fraksi tandan

atau buah luar yang memberondol.

Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah

mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal

tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di TPH dan

ancak panen karena kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan

sebagian potensi produksi minyak, mengganggu kelestarian produksidan

merugikan pabrik kelapa sawit. Pengawasan panen dilaksanakan oleh mandor

panen, krani panen, mandor 1, dan Asisten.

Pada tangkai buah diberi nomor sesuai pemanen di ancak tersebut. Buah

yang sudah di TPH disusun rapi dengan tangkai buah menghadap ke jalan untuk

mempermudah pengangkut melihat nomor panen serta mempermudah krani buah

dan mandor panen dalam melakukan pengecekan buah mentah.

18
VI PEMBAHASAN

6.1 Kegiatan Umum di lokasi PKP

Kegiatan yang dilakukan selama PKP diawali dengan penerimaan 5 orang

mahasiswa oleh pihak OPRS Topaz. Kami disambut oleh KTU Kebun Seed

Garden untuk pengantaran ke tempat tinggal selama masa PKP. Di sore harinya

kami langsung mengunjungi kantor OPRS untuk perkenalan dan konsultasi untuk

program atau kegiatan yang akan dilakukan selama kurang lebih 1 bulan kedepan.

Untuk pembimbing kami selama PKP di distrik OPRS ialah Bapak Semuel D.

Arruan Silomba (bagian breeding). Lalu setelah itu kami dipandu dan ditunjukkan

Laboratorium Bunch Analysis, diperkenalkan masing – masing alat yang

digunakan untuk analisis tandan kelapa sawit untuk mengkarakterisasi varietas

kelapa sawit, mengetahui kadar minyak yang terkandung (namun minyak ini

hanya sampai proses analisis, tidak digunakan atau setelah diproses hanya menjadi

limbah). Untuk penanggung jawab di Lab. Bunch Analysis ini adalah mandor 1

Pak Andi. Dihari selanjutnya (hari ke -2), dilakukan turun lapangan untuk

pengenalan pokok - pokok serta komoditi hasil persilangan yang terdapat di

Kebun Seed Garden (KSG) yang didampingi oleh Pak Yogi. Dijelaskan secara

rinci baik kelapa sawit guineensis maupun olievera, di OPRS KSG ini juga

terdapat tandan ganda (double bunch).

Adapun pada setiap hari senin diadakan apel pagi bersama mandor,

karyawan dan karyawati. Di hari berikutnya dilakukan penyampaian materi

tentang pembibitan atau biasa disebut ramet, di hari ketiga ini kami mulai

pengisian log book. Hari berikutnya kami melakukan meeting pertama bersama

manajer breeding untuk diberikan projek pasti yang akan kami lakukan selama

19
masa PKP. Setelah dilakukan meeting yang cukup panjang, disepakati bahwa

projek yang kami lakukan ialah analisis ketebalan cangkang kelapa sawit, yaitu

kegiatan pengukuran tebal cangkang yang telah dipecah memakai alat caliper,

diinput langsung nominal data yang didapat di laptop per-sampel (per plastik).

Projek kegiatan di Lab. Bunch Analysis ini berlangsung kurang lebih tiga minggu.

Adapun analisis ketebalan cangkang ini bertujuan untuk mengkarakterisasi serta

guna memastikan ada atau tidaknya korelasi yang pasti antara pengaruh tebalnya

cangkang terhadap kernel. Di minggu kedua kami mendapat kegiatan tambahan

yaitu mendokumentasikan belah sampel mesocarp kelapa sawit yang masuk, ada

yang tenera ada yang dura. Belahan tersebut di foto dengan keterangan nomor

pokok dan blok sampel.

Di satu minggu terakhir dilakukan projek turun lapangan selama tiga hari

berupa pengamatan Double bunch (tandan ganda). Kegiatan didampingi oleh

mandor dan diberitahu prosedur pelaksanaannya. Untuk pokok yang diambil data

atau diamati ialah sebanyak 60 pohon. Kegiatan ini meliputi memanjat pohon

menggunakan tangga, dokumentasi tandan dalam satu pelepah, pengambilan lima

sampel brondolan, dokumentasi belahan brondolan, pengamatan jumlah bunga

jantan serta betina. Keseluruhan data yang didapat dicatatkan pada form yang

telah disediakan.

Pada dua hari terakhir, dilakukan penyusunan data – data dalam Microsoft

Excel yang telah didapat di Laboratorium Bunch Analysis yang telah berlangsung

selama kurang lebih 25 hari beserta data pengamatan double bunch. Data tersebut

disusun rapi, kemudian file tersebut diserahkan ke bagian breeding KSG untuk di

laporkan ke manajer breeding. Setelah seluruh data – data tersebut diserahkan,

20
dilakukan penandatanganan log book serta penandatangan lembar penilaian PKP

dari Perusahaan oleh pembimbing lapangan kami selama disana.

6.2 Kegiatan Khusus Sesuai Topik PKP

Karakterisasi jenis kelapa sawit dilakukan dengan cara mengukur tebal

cangkang kelapa sawit yang telah dipecah sebelumnya. Pengukuran dilakukan

dengan menggunakan kaliper. Kaliper yang digunakan ada dua jenis, yaitu kaliper

digital dan juga kaliper manual. Tiap kaliper memiliki keunggulan tersendiri,

yaitu kaliper digital memiliki ketilitian yang tinggi dan cara pemakaian yang

mudah, namun mudah ditemukan data error, sedangkan kaliper manual memiliki

kekurangan dalam pengerjaan yang lama, namun memiliki potensi yang kecil

untuk didapati data error.

Karaktersisasi dilakukan dari hari ke hingga hari ke , yang menghasilkan

sebanyak 758 data sampel. Data-data yang diperoleh diinput ke dalam Microsoft

Excel, yang kemudian ditampilkan secara deskriptif, yaitu berupa grafik. Grafik

menampilkan beberapa data sekaligus, yaitu tebal cangkang, berat cangkang, berat

inti dan berat cangkang + inti kering.

Selain mengamati tebal cangkang, kami juga mendapatkan proyek untuk

mengolah data jumlah pelepah rata-rata dalam beberapa rentang tahun, yaitu pada

tahun ke 2, 4, 6, 8, dan 10 yang dibandingkan dengan jumlah tandan yang

dihasilkan. Data yang diolah yaitu sebanyak satu trial, yang per datanya berjumlah

1620 data.

Proyek terakhir yang kami dapatkan adalah untuk mendokumentasi

sampel-sampel buah yang masuk ke dalam Lab. Bunch Analysis, yang

memerlukan empat buah, yaitu dua buah utuh, satu buah yang dibelah secara

21
horizontal dan satu buah lagi yang dibelah secara vertikal. Proyek ini dilakukan

untuk mendukung data hasil pengukuran cangkang yang kami lakukan, agar jika

nantinya ada keraguan terkait data yang ada dapat langsung di konfirmasi melalui

data foto yang ada.

Proyek demi proyek yang kami lakukan menunjukkan bahwa pada kebun

OPRS Topaz jenis sawit yang paling banyak digunakan adalah jenis tenera. Jenis

sawit ini banyak ditemukan untuk perbanyakan bibit, maupun untuk keperluan

penelitian. Terkecuali terhadap beberapa varietas sawit yang masih dalam tahap

perkembangan, yang beberapa jenisnya masih belum diketahui.

Hasil perolehan data dan data yang telah dianalisis kemudian diserahkan

ke pihak perusahaan melalui pembimbing lapangan. Data tersebut kemudian

diserahkan ke bagian statistik, yang merupakan bagian yang memang

diperuntukkan untuk mengolah dan mengupdate data.

22
VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Kelapa sawit adalah tanaman yang memiliki peran strategis dalam

perekonomian Indonesia, terutama di Provinsi Riau yang menjadi salah satu pusat

produksi utama. Industri kelapa sawit tidak hanya memberikan manfaat ekonomi

dalam negeri, tetapi juga berdampak positif pada penerimaan devisa negara

melalui ekspor minyak kelapa sawit. Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan

kualitas produksi, karakterisasi bibit kelapa sawit menjadi langkah yang sangat

penting. Dengan karakterisasi ini, petani dan pabrik-pabrik pengolahan dapat

memilih bibit dengan cermat, terutama jenis tenera yang merupakan varietas

paling diinginkan karena tingkat produksi minyaknya yang tinggi. Parameter yang

diamati dalam karakterisasi mencakup aspek fisik tanaman, produktivitas, kualitas

minyak, dan ketahanan terhadap penyakit. Hasil dari karakterisasi ini membantu

meningkatkan efisiensi produksi dan menjaga kualitas minyak kelapa sawit, yang

selanjutnya berkontribusi pada perkembangan positif industri kelapa sawit di

Indonesia serta kesejahteraan masyarakat setempat.

7.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan adalah, diharapkan kepada pemerintah

untuk memiliki komitmen dalam menyebar luaskan informasi terkait keunggulan

dari sawit jenis tenera kepada seluruh masyarakat, agar produksinya tetap stabil

atau bahkan meningkat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Afrillah, M. 2018. Karakteristik Morfologi Varietas Kelapa Sawit Pada Tingkat


Pemberian Pupuk N Di Pembibitan Pertama. Tesis. Universitas Sumatera
Utara.

Arumsari, S. dan Tasma, I. M. 2013. Analisis diversitas genetik aksesi kelapa


sawit kamerun berdasarkan marka SSR (Genetic diversity analysis of the
cameroon-originated oil palm accession assessed with SSR markers).
Jurnal Littri. 19 (4) : 194 –202.

Islan, T., Gunawan, S., dan Amri, A. 2017. Uji beberapa varietas bibit kelapa
sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terhadap lama cekaman genangan air
(Respons of the tenera varieties palm oil seedling (Elaeis guineenis Jacq.)
To Water logging Stress Duration). JOM FAPERTA. 4 (1)

Kartika, E., M. D. Duaja dan Gusniwati. 2016. Pertumbuhan tanaman kelapa


sawit belum menghasilkan (TBM I) pada Pemberian mikoriza indigen dan
dosis pupuk organik di lahan marjinal. Biospecies. 9 (1) : 29-37

Latupeirissa, D. E. dan Lewerissa, K. B. 2012. β-Karoten, pigmen paling dominan


pada kelapa sawit dan manfaatnya bagi kesehatan. BIOS-Majalah Ilmiah
Semipopuler. 5 (2) : 37-40.

Lubis, R. E. dan W., Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agro Media Pustaka.
Jakarta

Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu
Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta

Pandin, D. S. dan Matana Y. R. 2015. Karakteristik tanaman muda plasma nutfah


kelapa sawit asal Kamerun. Buletin Palma. 16 (1) : 8-22.

Rimbawanto, A. dan Widyatmoko, A. Y. P. B. C. 2006. Keragaman genetik


empat populasi Intsia bijuga berdasarkan penanda RAPD dan
implikasinya bagi program konservasi genetik. Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman. 3 (3) : 149-154.

Sari, W. E., Muslimin, Franz, A. dan Sugiartawan, P. 2022. Deteksi tingkat


kematangan tandan buah segar kelapa sawit dengan algoritme K-Means.
Science and Information Technology Journal. 5 (2) : 154-164.

Siregar, H. A., Yenni, Y., Setiowati, R. D., Supena, N., Suprianto, E. dan Purba,
A. R. 2020. Cameroon virescens oil palm (Elaeis guineensis) from
IOPRI’s germplasm. AGRIVITA Journal of Agricultural Science. 42 (2) :
283-294.

24
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Alfabeta. Bandung

Sunarko. 2014. Budidaya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. Agromedia


Pustaka. Jakarta.

Zuraina, W. K., Pudjianto, E., Udin, A., Kurniawati, N., Magdalena, E., dan
Novianto D. S. 2023. Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2021-2023.
Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Perkebunan.

25
LAMPIRAN

Gambar 3. Pengenalan laboraturium Gambar 4. Pengenalan pokok-pokok


bunch analysis induk

Gambar 5. Pembekalan materi di Gambar 6. Meeting dengan senior


pembibitan ramet manager breeding kebun seed garden

Gambar 7. Projek yang akan di Gambar 8. Pengukuran ketebalan


lakukan selama magang cangkang kelapa sawit
Lampiran 1. Dokumentasi

26
Gambar 9. Pengambilan dokumentasi Gambar 10. Pengamatan tandan buah
belahan mesocarp buah sawit sawit single bunch, double bunch dan
triple bunch.

27
Lampiran 2. Logbook Kegiatan

28
Lampiran 3. Penilaian PKP Oleh Perusahaan

29

Anda mungkin juga menyukai