Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA SALIN


(Oreochromis niloticus)
Di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar,
Desa Mappakalompo Kec. Galesong Kab. Takalar
Sulawesi Selatan

OLEH :

ANDI SELFI (19528904)

JURUSAN AGRIBISNIS PERIKANAN AIR PAYAU DAN LAUT

UPT. SMKN 3 SELAYAR KABUPATEN KEP.SELAYAR

2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Teknik Pembenihan Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus)


di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar
Desa Mappakalompo Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Nama : ANDI SELFI


NIT : (19528904)

Laporan ini sebagai pertanggung jawaban Praktik Kerja Lapang (PKL).

Disetujui oleh :

Ketua Program Studi APAPL Pembimbing Laporan

Muhadir S.Pi. Dra. Supartini


NIP. 19830527 201001 1 025 NIP.19660128 200012 2 002

Penanggungjawab Divisi Nila Salin/ Kepala UPT. SMK Negeri 3


Pembimbing Lapangan Selayar

Iman Sudrajat, S.Pi Andi Ahmad, S.Pd.


NIP. 19800211 200801 1 011 NIP.19650930 198903 1 020

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun haturkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-

Nya lah akhirnya Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang berjudul “Teknik

Pembenihan Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus) di Balai Perikanan Budidaya Air

Payau (BPBAP) Takalar Desa Mappakalompo Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar”

ini dapat diselesaikan dengan target waktu dan mutu yang telah direncanakan.

Dalam proses pembuatan laporan PKL ini tentunya melibatkan pihak yang berkontribusi,

baik itu secara langsung dan tidak langsung. Atas dedikasi tersebut, pada kesempatan ini

penyusun menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Supito, S.Pi, M.Si. Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP)

Takalar yang telah menerima kami Taruna/i SMK Negeri 3 Selayar untuk

melaksanakan Prakerin.

2. Bapak Andi Ahmad S.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Selayar yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).

3. Bapak Muhadir S.Pi selaku Kepala Program Perikanan Air Payau dan Laut SMK

Negeri 3 Selayar.

4. Bapak dan Ibu guru Program Studi Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut

SMKN 3 SELAYAR yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis

sehingga menjadi bekal untuk penyusunan pada saat melaksanakan Praktek Kerja

Industri (PRAKERIN).

iii
5. Bapak Iman Sudrajat, S.Pi selaku Penanggung jawab Divisi Nila Salin yang

sekaligus sebagai pembimbing lapangan dan Bapak Khairil Jamal S.Pi, Bapak

Irwan S.Pi serta Bapak Abdul Gafur, S.Pi. sebagai pendamping yang telah

memberikan saran, serta pengarahan selama kegiatan PKL berlangsung hingga

selesai.

6. Ayah, ibu, keluarga, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu per

satu atas peranan dan dukungannya dalam pelaksanaan PKL

7. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kemajuan di sektor Kelautan

dan Perikanan.

Selayar, 31 Juli 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii

KATA PENGANTAR................................................................................ iii

DAFTAR ISI.................................................................................................v

DAFTAR TABEL...................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Tujuan..................................................................................................3

1.3 Manfaat................................................................................................3

BAB II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan..........................................................4

2.2 Alat dan Bahan.....................................................................................4

2.3 Metode Pengumpulan Data..................................................................6

2.3.1 Data primer...................................................................................6

2.3.2 Data sekunder...............................................................................6

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Keadaan Umum Unit Praktek Kerja Lapang.......................................7

3.1.1 Sejarah Singkat Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar....7

3.1.2 Struktur Organisasi.......................................................................8

3.1.3 Sarana dan Prasarana....................................................................8

3.1.4 Letak BPBAP Takalar................................................................10

3.2 Deskripsi Ikan Nila............................................................................12

v
3.2.1 Klasifikasi Ikan Nila...................................................................12

3.2.2 Morfologi Ikan Nila...................................................................12

3.3 Kegiatan Teknis.................................................................................13

3.3.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan.................................................13

3.3.2 Pembenihan................................................................................14

3.3.2.1 Persiapan dan Seleksi Induk.............................................14

3.3.2.2 Penebaran dan Pemijahan Induk Ikan Nila......................15

3.3.2.3 Pemeliharaan Larva..........................................................16

3.3.2.4 Seleksi Benih....................................................................16

3.3.2.5 Penebaran Benih...............................................................17

3.3.3 Pembuatan Probiotik..................................................................17

3.3.4 Pakan..........................................................................................19

3.3.5 Pemantauan Kualitas Air............................................................21

3.3.6 Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan......................................22

3.3.7 Pemanenan.................................................................................23

3.3.8 Pasca Panen…………………………………...…………….......24

3.3.9 Pemasaran………………………………………………..….......26

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan........................................................................................27

4.2 Saran...................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................29

LAMPIRAN................................................................................................30

LAPORAN KEGIATAN HARIAN..........................................................37

vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman

1. Alat yang digunakan pada saat praktik kerja lapangan ..............................4

2. Bahan yang digunakan pada praktik kerja lapang......................................5

4.Baku mutu kualitas air…………………………………………….............22

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur organisasi BPBAP Takalar...........................................................8

2. Letak BPBAP Takalar..............................................................................11

3. Pembersihan bak.......................................................................................14

4. Perbedaan kelamin jantan dan betina ikan nila salin................................15

5. Pembuatan dan pemberian probiotik........................................................18

6. Pakan larva, pakan benih, pakan induk....................................................21

7.Panen total………………………………………………....……..............24

8.Packing benih ikan nila salin…………………………………….............25

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Potensi perikanan budidaya secara nasional diperkirakan sebesar 115,59

juta ha yang terdiri dari budidaya air tawar yaitu 2,23 juta ha, air payau 1,22 juta

ha dan budidaya air laut mencapai 12,14 juta ha. Ikan air payau merupakan

komoditas perikanan yang saat ini banyak menghasilkan devisa, seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi

yang lebih baik, permintaan ikan terus meningkat dari tahun ke tahun ( Ath-thar

dan Rudhy,2010).

Ikan nila salin (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan

budidaya yang selama ini dikenal sebagai ikan bernilai ekonomi penting. Hal ini

didasarkan karena ikan nila mempunyai pertumbuhan yang cepat serta resisten

terhadap kualitas air yang rendah, dapat tumbuh dengan kondisi pakan yang

kurang optimal, dan memiliki fekunditas yang tinggi sehingga cocok untuk usaha

budidaya. Selain itu ikan nila merupakan ikan eurihaline yang dapat hidup dengan

kisaran salinitas yang tinggi dari tawar sampai salinitas air laut sehingga beberapa

spesies memiliki toleransi terhadap salinitas yang lebih tinggi dari lainnya ( Hena

et al., 2005).

Produksi ikan nila salin dikembangkan guna meningkatkan produksi

perikanan budidaya, karena berdasarkan pertumbuhannya banyak disukai

masyarakat luas dan ekspor ke beberapa negara, sehingga merupakan salah satu

komoditas andalan di bidang perikanan budidaya. Melihat keadaan ini upaya

1
pengembangan budidaya ikan nila salin masih sangat terbuka untuk

dikembangkan dalam skala usaha (Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, 2010).

Upaya yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan produksi benih

ikan nila salin yaitu dengan mengetahui cara pemeliharaan yang dapat

meningkatkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Teknik pemeliharaan

ikan nila salin pada stadia larva atau juvenile, dan benih, menajemen kualitas air

maupun pakan sangatlah penting untuk menunjang keberhasilan budidaya.

Kualitas air untuk budidaya ikan nila salin harus diperhatikan guna menjaga

kualitas lingkungan hidup yang sesuai untuk kebutuhan hidup ikan,sehingga dapat

mencegah terjadinya stres maupun serangan penyakit pada ikan yang dapat

menimbulkan penurunan kapasitas produksi selain itu ikan nila membutuhkan

pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami sangat dibutuhkan pada masa larva

dan juvenile, sedangkan pakan buatan diperlukan pada saat ukuran nila salin pada

fase benih. Pemberian pakan yang baik adalah tepat waktu, tepat ukuran, tepat

dosis sehingga dapat meningkat pertumbuhan yang optimum pada ikan ( khairul,

2003).

Upaya yang perlu dilakukan saat ini yaitu terus mengembangkan dan

mencari informasi tentang budidaya ikan nila salin guna meningkatkan produksi

ikan nila salin yang memiliki toleransi terhadap perubahan

lingkungan,pertumbuhan cepat, kelangsungan hidup yang tinggi, daya tahan tubuh

tinggi terhadap serangan penyakit serta bersifat ekonomis. Upaya pengembangan

budidaya ikan nila salin masih sangat terbuka untuk dikembangkan dalam skala

usaha ( Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, 2010).

2
Dari uraian Latar belakang diatas tentang pentingnya mengetahui proses

pembenihan ikan nila salin maka perlu dilakukan Praktik kerja lapang (PKL) di

BPBAP Takalar.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)

pada teknik pembenihan ikan Nila Salin adalah untuk menambah keterampilan

teknik pembenihan ikan nila salin (Oreochromis niloticus)secara langsung dan

membandingkan antara teori yang didapatkan dibangku SMK dan dilapangan.

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktik kerja lapangan ini adalah untuk menambah

pengetahuan, pengalaman, keterampilan dalam kegiatan pembenihan ikan nila

Salin ( Oreochromis niloticus)

3
BAB II
METODE PRAKTIK

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama kurang

lebih 3 bulan terhitung mulai tanggal 24 Mei 2021 sampai dengan 2 Agustus

2021 yang bertempat di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar

yang berlokasi di Desa Mappakalompo Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar,

Provinsi Sulawesi Selatan.

2.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada saat Praktik Kerja Lapang (PKL)

dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 berikut:

Tabel 1. Alat yang Digunakan pada saat Praktik Kerja Lapang II

No Alat Kegunaan

1 Bak beton dan fiber Wadah budidaya ikan nila salin

2. Ember Penampungan ikan

3. Baskom Tempat hasil perhitungan / penampungan

4. Seser Menangkap/memindahkan ikan nila salin

5. Tapis Menghitung benih

6. Selang Saluran air bersih/menyipon

8 Grading Menyeleksi ukuran benih

9 Sikat Membersihkan bak

4
10 Sapu karet Membersihkan lantai bak

Mesin pompa hisap Memompa/ memindahkan air masuk dalam


11
(submersible pump) bak

Menangkap induk ikan dan tempat


12 Jaring
penampungan benih ikan nila salin

13 Refraktometer Mengukur salinitas air

14 Ph Mengukur pH air

15 DO Mengukur kandungan oksigen terlarut

16 Waring Menuutup bak pemeliharaan

Memasukkan dan mengeluarkan air dari


17 Pompa air
saluran pembuangan

18 Kantong plastik Packing ikan

19 Karet gelang Mengikat kantong packing

20 Oksigen Menyuplai oksigen dalam kantong packing

21 Alat tulis Mencatat materi atau data di lapangan

22 Kamera Dokumentasi

Tabel 2. Bahan yang digunakan pada praktik kerja lapang

No Bahan Kegunaan

1 Ikan nila salin Komoditas yang dibudidayakan

2 Pelet apung (tepung dan butiran) Pakan ikan nila salin

3 Probiotik (multi sel, paraqua, Menjaga kualitas air

5
yeast, molase)

4 Air (tawar & payau) Media pemeliharaan ikan nila salin

5 Vitamin (vit.C, vit.E)

6 Obat-obatan {OTC, Elbacyn,

kaporit)

2.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada praktik kerja lapang ini dilakukan dengan

cara yang terdiri dari

2.3.1 Data primer

Data primer yaitu dilakukan secara observasi yaitu melalui pengamatan

dan pengukuran yang diperoleh dengan mengikuti, kegiatan atau praktik langsung

di divisi pembenihan ikan nila salin di Balai Perikanan Budidaya Air Payau

(BPBAP) Takalar dan juga melalui diskusi dan wawancara yang dilakukan secara

langsung kepada pembimbing lapangan.

2.3.2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari tempat praktik kerja industri yaitu data yang

di peroleh dari pembimbing berupa arsip-arsip serta berbagai literature yang

relavan dengan kegiatan praktik yang dilakukan.

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Keadaan Umum Unit Praktek Kerja Lapang

3.1.1 Sejarah Singkat Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar merupakan Unit

Pelaksana Teknis dan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (UPT-Ditjenkan)

yang terletak di Desa Mapakalompo, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar.

Loka Budidaya Air Payau (LBAP) Takalar didirikan pada tahun 1983 di atas

tanah seluas 3 ha dengan lokasi yang terpisah yakni Loka I , Loka II dan

Loka III . Sehubungan dengan adanya perubahan organisasi pada tahun 1986

LBAP Takalar berubah menjadi Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP)

sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

(Ditjenkan), Berdasarkan SK Menteri Pertanian No.264/KPTS/OT.210/94 tanggal

8 April 1984. Pada tahun 2001 LBAP Takalar mengalami perubahan status

menjadi BBAP berdasarkan SK Menteri Kelautan Dan Perikanan No.KEP 26

D/Men/2001 tanggal 1 Mei 2001. Selanjutnya pada bulan April 2014 berubah

nama menjadi BPBAP Takalar, yang terus melakukan upaya dan mendukung

pengembangan budidaya perikanan di wilayah pengembangan Bagian Timur

Indonesia (Sulawesi, Maluku, dan Papua). Oleh karenanya BPBAP Takalar

memiliki kewajiban untuk terus meningkatkan perannya dalam masyarakat

(BBAP Takalar,2014).

7
3.1.2. Struktur Organisai

Struktur Organisai BPBAP Takalar dalam kegiatannya berpedoman pada

SK Menteri Kelautan dan Perikanan No: Kep 26D/Men/2001 tanggal 1 Mei 2001

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Perikanan Budidaya Air Payau. Struktur

Organisasi Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar pada gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi BPBAP Takalar

3.1.3 Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kegiatan operasional yang berlangsung di BPBAP Takalar,

maka dibutuhkan sarana dan prasarana diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Unit Sarana dan Prasarana

8
1. Unit Pembenihan crustacea (udang windu, vanname, kepiting bakau dan

rajungan)

a) Bak induk volume 15 m3 4 unit

b) Bak larva volume 15 m3 12 unit

c) Bak larva volume 12 m3 12 unit

d) Bak plankton volume 6 m3 4 unit

e) Bak reservour volume 25 m3 4 unit

f) Bak fiberglass volume 1 m3 5 unit

2. Unit Pembenihan ikan bersisik (kerapu, bandeng, Nila dan kakap putih)

a) Bak induk volume 320 m3 5 unit

b) Bak induk volume 100 m3 3 unit

c) Bak fitoplankton volume 10 m3 18 unit

d) Bak zooplankton volume 19 m3 10 unit

e) Bak larva volume 10 m3 17 unit

3. Pembesaran udang

a) Petakan tambak 0,1 Ha 4 unit

b) Petakan tandon 0,2 Ha 1 unit

4. Laboratorium

a) Laboratorium basah 1unit

b) Laboratorium hama dan penyakit 1 unit

c) Laboratorium nutrisi 1 unit

d) Laboratorium kualitas air 1 unit

9
b. Sarana dan prasarana penunjang

1. Genset 10-46 KVA 4 unit

2. Peralatan kerja lapangan

3. Gudang

4. Tower dan filter

5. Blower

6. Pompa air tawar dan laut

c. Unit pelayanan teknik, administrasi dan umum

1. Kantor 1 unit

2. Ruang perekayasa 2 unit

3. Auditorium/aula 1 unit

4. Perpustakaan 1 unit

5. Pos jaga 2 unit

6. Rumah operator 20 unit

7. Guest house 1 unit

8. Kendaraan roda empat 7 unit

9. Kendaraan roda dua 8 unit

3.1.4 Letak BPBAP Takalar

Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar terletak di Desa

Mappakalompo, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi

Selatan. Berjarak kurang lebih 35 km ke arah selatan kota Makassar dan 15 km

dari pusat kota Kabupaten Takalar.

10
Berdasarkan letak tofografinya hatchery ini terletak di daerah tepi pantai

yang terbebas dari abrasi dan erosi. Pantai berdasar landai dan jenis pantai

berpasir dan berwarna hitam. Salinitas di sekitar lokasi berkisar 32-36 ppt, pasang

surut 1-3 m. suhu udara lokasi pembenihan berkisar antara 27 -30 oC dengan

tingkat curah hujan antara 2000-3000 mm/tahun dan bebas dari limbah industri

dan limbah pemukiman.

BPBAP terdiri dari tiga lokasi yang berjarak ± 1 km antara lokasi

lainnya. Lokasi satu terdiri atas bangunan kantor, asrama, rumah jaga, perumahan

karyawan, aula, asrama, sarana olahraga dan sarana pembenihan. Lokasi dua

terdiri atas sarana pembenihan, perumahan pegawai, tambak, dan laboratorium.

Lokasi tiga terdiri dari sarana pembenihan. Sesuai dengan kebutuhan usaha

pembenihan maka harus dipilih daerah yang dekat dengan sumber air laut yang

bersih serta ditunjang dengan sarana yang memadai seperti transportasi dan listrik

serta telepon.

11
Gambar 2. Letak BPBAP Takalar

3.2 Deskripsi Ikan Nila

3.2.1 Klasifikasi Ikan Nila

Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai

klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata 2

Kelas : Osteichtyes

Subkelas : Acanthopterygii

Ordo : Percomorphi

Subordo : Percoidea

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

3.2.2 Morfologi Ikan Nila

Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1968) Ikan

nila mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada

badan dan sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis lurus (vertikal). Pada sirip

punggung ditemukan garis lurus memanjang. Ikan Nila (Oreochormis niloticus)

12
dapat hidup diperairan tawar dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip

perut, sirip dada dan penutup insang yang keras untuk mendukung badannya. Nila

memiliki lima buah Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral

fin) sirip perut (ventral fin), 3 sirip anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip

punggungnya memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip

ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan

sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah

siripekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.

3.3 Kegiatan Teknis

3.3.1 Pesiapam Wadah Pemeliharaan

Tahap awal yang dilakukan dalam persiapan wadah yaitu pembersihan

kolam/bak pemeliharaan, dimana bak yang digunakan untuk bak calon induk

adalah bak dengan ukuran 2 x 5 x 1,2 m, bak pemijahan 6 x 12 x 1, dan bak benih

dan larva 2 x 5 x 1,2. .Sebelum penebaran induk, benih dan larva terlebih dahulu

dlakukan pembersihan Bak dari lumut,fases dan sisa pakan dengan cara menyikat

seluruh permukaan bak. Lalu bak dikeringkan untuk dilakukan penempelan/

penambalan plastik pada bagian bak yang bocor. Kemudian dilakukan juga

pemberian kaporit dengan dosis 1 : 5 dimana 1 L kaporit di larutkan dalam 5 L

air. Tujuan dari pemberian kaporit ini adalah untuk membunuh patogen-patogen

yang tersebar pada bak agar ikan yang dipelihara terhindar dari penyakit. Setelah

dibersihkan,bak beton diisi air dengan volume ¼ dari luas bak pemeliharaan.

13
Tujuan dari persiapan wadah ini adalah untuk menguragi potensi adanya

serangan hama dan penyakit yang masuk di wadah pemeliharaan.

Gambar 3. Pembersihan Bak

3.3.2 Pembenihan

3.3.2.1 Persiapan dan Seleksi Induk

Ciri – ciri induk ikan Nila yang baik menurut triyanto 2016 sebagai

berikut:

a. Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang

tinggi.

b. Pertumbuhannya sangat cepat.

c. Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.

d. Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.

e. Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.

f. Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu ukuran berat antara 120 – 180

gram/ ekor lebih atau berumur sekitar 4-5 bulan.

14
Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan

juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus

terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran

pengeluaran kencing dan sperma.Pada jantan alat kelamin berupa papila yang

agak runcing yang berfungsi sebagai muara urine dan saluran sperma yang

terletak di depan anus. Lubang yang depan untuk mengeluarkan telur dan lubang

yang belakang untuk mengeluarkan air seni dan bila telah mengandung telur yang

sudah masak, perutnya akan terlihat membesar dan apabila ditekan akan keluar

telur (Agustyar, 2016).

Gambar 4. Perbedaan Kelamin Jantan dan Betina Ikan Nila Salin

3.3.2.2 Penebaran dan Pemijahan Induk Ikan Nila

Pemijahan yang dilakukan di BPBAP Takalar dilakukan secara alami

selama 10-14 hari pemijahan ini dilakukan di kolam pemijahan yang terkontrol

dengan ukuran 6 x 12 x 1 perbandingan induk jantan dan betina adalah 1:3 ( 100

15
jantan dan 300 betina). Perbandingan tersebut terjadi karena sistem perkawinan

ikan nila adalah poligami (satu ekor jantan mampu membuahi satu ekor betina).

Pada saat pemijahan, induk jantan ikan nila akan membuat suatu

lingkaran/cekungan didasar kolam yang berfungsi sebagai tempat memijah.

Proses pemijahan berawal dari ikan betina yang mengeluarkan telur dn kemudian

ikan jantan menyemprotkan spermanya sehingga terjadi pembuahan. Telur yang

telah dibuahi akan dierami di dalam mulut induk betina. Induk betina yang sedang

mengerami telur di mulutnya dapat di tandai dengan memperhatikan ukuran mulut

dari ikan nila yang tertutup dan lebih besar . Setelah 2 minggu pemeliharaan larva

yang di hasilkan akan dimuntahkan oleh induk betina

3.3.2.3 Pemeliharaan larva

Larva yang menetas akan keluar secara bergerombolan dari sudut bak

dengan ukuran 0,3-0,5 cm, dan akan di panen menggunakan seser / serok

kemudian di tampung pada wadah baskom yang telah diisi air secukupnya,

kemudian larva tersebut dipindahkan kedalam bak pemeliharaan larva.

3.3.2.4 Seleksi Benih

Seleksi benih dilakukan untuk memperoleh ikan nila yang mempunyai

ukuran yang seragam karena ukuran ikan yang seragam dapat meminimalisir

kompetisi mendapatkan pakan, biasanya ikan yang lebih besar ukurannya

mendominasi wilayah/lingkungan tinggalnya.

Benih yang berumur 7-8 hari dengan ukuran 1 – 1,5 cm ditebar dikolam

pendederan. Penebaran benih ikan sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari pada

16
saat suhu rendah hal ini dilakukan untuk menghindari suhu yang terlalu panas

karena cahaya matahari Sebelum benih ditebar,dilakukan aklimatisasi yang

bertujuan untuk penyesuaian dengan lingkungan barunya, hal ini dilakukan karena

benih ikan nila yang berumur dibawah satu bulan sangat rentan terhadap

perubahan lingkungan yang mendadak. Biasanya larva ikan nila dipelihara dalam

kolam pendederan selama 1 bulan, pada umur tersebut benih ikan nila sudah

mencapai ukuran 3-5 cm.

3.3.2.5 Penebaran Benih

Penebaran benih dilakukan setelah proses aklimatisasi agar ikan tidak

mengalami stress yang dapat mengakibatkan kematian. Kegiatan pembesaran

digunakan untuk menghasilkan nila ukuran komsumsi atau ukuran pasar. Nila

yang diperjual belikan sebagai ikan komsumsi atau ukurannya mulai dari

200g/ekor -1000 g/ekor. Kedalaman air untuk kolam pembesaran 80-100 cm, nila

di beri pelet sebesar 2-4% biomassa ikan dan diberikan 3 kali sehari. Dengan

menebar benih ukuran 8-12 cm selama 6 bulan pemeliharan dapat mencapai 200-

250 gram / ekor.

3.3.3 Pembuatan Probiotik

Menurut Abdullah,2018 Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang

sengaja diberikan dengan harapan memberikan efek menguntungkan bagi

kesehatan inang, Mereka membantu pencernaan makanan, membatasi bakteri

merugikan dan merangsang kekebalan tubuh.

17
Adapun formula yang digunakan untuk mengkultur probiotik di BPBAP

Takalar yaitu paraqua 25 gram, Ragi 25 gram, Pakan 25 gram, Molase 200 ml,

Air 15 liter ,yang kemudian di fermentasi selama 2 hari.

18
G

ambar 5. Pembuatan dan Pemberian Probiotik

3.3.4 Pakan

Pakan yang digunakan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

adalah pakan buatan berupa pellet. Menurut fakhriel M, 2012 pakan buatan yang

berkualitas baik memiliki kriteria sebagai berikut :

a. kandungan gizi pakan terutama protein sesuai dengan kebutuhan ikan.

19
b. Diameter pakan kecil dari ukuran mulut ikan

c. Pakan mudah dicerna

d. Kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh ikan

e. Memiliki rasa yang disukai ikan

f. Kandungan abunya rendah

g. Tingkat efektivitasnya tinggi

Pemberian pakan pada ikan nila pada BPBAP Takalar diberikan sebanyak

3x dalam sehari, pada pagi, siang dan sore hari pada pukul 07.00, 13.00, dan

16.00. Pemberian pakan tidak dilakukan pada malam hari,hal ini sesuai dengan

pernyataan panji tok 2016 bahwa Ketika malam, ikan nila cenderung akan diam

di dasar kolam, gerakan penutup insang melambat, tidak terlalu semangat apabila

diberi makan, dan ketika diganggu-pun dia tidak terlalu merespon.

Larva yang baru menetas tidak perlu diberikan pakan hingga usia 7 hari

setelah menetas karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolksac

(kuning telur ) kemudian berikutnya,larva akan memakan pakan alami.

Pakan buatan berupa pellet apung diberikan pada larva dan benih yang

berumur 7 -30 hari berupa pelet halus/pasta dengan dosis 2-3% dari biomassa.

sedangkan umur 30 hari sampai calon induk diberikan pellet yang berukuran kecil

yang sesuai dengan bukaan mulut dengan dosis 3% dari berat biomassa.

Sedangkan induk diberikan pellet apung yang memiliki ukuran lebih besar dengan

dengan dosis 2 % dari berat biomassa.

20
Gambar 6. Pakan Larva, Pakan Benih dan Pakan Induk

3.3.5 Pemantauan Kualitas Air

Penyebab kematian ikan dapat disebabkan oleh menurunnya salah satu

atau beberapa parameter kualitas air, salah satu penyebab menurunnya kualias air

adalah Pemberian pakan secara berlebihan yang akan mengakibatkan terjadinya

pembusukan di dasar kolam sehingga perlu dilakukan antisipasi dengan secara

rutin memperhatikan tingkah laku maupun respon ikan terhadap pakan,

pengecekan suplai oksigen serta melakukan pergantian air 2 x dalam seminggu

atau sesuai dengan kondisi kualitas air.

Pergantian air dilakukan dengan cara menurunkan air sampai dengan

ketinggian 10 cm atau sampai ikan masih bisa berenang kemudian membersihkan

fases atau kotoran yang ada di dasar kolam dengan menggunakan alat pembersih (

mendorong sisa pakan menuju lubang pembuangan ) Sambil mengisi air kedalam

bak yang berasal dari sumur bor sampai ketinggian air yang diinginkan.

Pengukuran parameter kualitas air dilakukan untuk mendapatkan

informasi nilai kualitas air yang akan digunakan sehingga dapat dilakukan

penyesuaian pengukuran kualitas air yang di lakukan di BPBAP takalar yaitu

mengukur suhu, salinitas, DO, dan pH yang dilakukan sebanyak satu kali dalam

seminggu.

21
Menurut SNI (2009) pengelolaan kualitas air yang baik selama produksi

budidaya ikan Nila diupayakan memenuhi persyaratan berikut:

Tabel 3. Baku Mutu Kualitas Air untuk Budidaya Ikan Nila

No Parameter Satuan Kisaran

1 Suhu 0
C 25-32

2 Ph - 6,5-8,5

3 Oksigen Terlarut Mg/l ≥3

4 Amoniak (NH3) Mg/l ≤ 0,02

5 Kecerahan Cm 30 – 40

3.3.6 Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan

Beberapa hama yang ditemukan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau

Takalar adalah kucing, biawak dan manusia. Sedangkan bakteri sebagai penyebab

penyakit yang menyerang ikan nila yaitu Edwardsiella, Streptococcus, Aeromonas

Sp, Argulus, Girodaktilus. Namun yang paling sering ditemukan adalah

Edwarsiella. Menurut Hambali Supriyadi 2014 gejala klinis ikan yang terserang

Edwardsiella adalah ikan menampakkan luka- luka di tubuhnya, luka bernanah

berkembang dalam otot rusuk dan lambung, pucat, perut gembung berisi cairan

yang barwarna kekuningan atau kemerahan, pendarahan pada anus, mata pudar

dan warna tubuh berubah.

22
Adapun proses pencegahan agar ikan nila tidak mudah terserang penyakit yaitu

dilakukan proses pengkapuran dan pengeringan kolam dengan menjemur kolam

setiap kali hendak memulai kegiatan budidaya karena sinar matahari dapat

membunuh sebagian besar hama dan penyakit yang ada pada kolam tersebut,

begitupun dengan pengapuran dasar kolam juga dapat membantu mematikan

sebagian penyakit. Kemudian pemberian pakan dengan takaran yang tepat atau

tidak berlebihan karena untuk menghindari terjadinya penumpukan sisa pakan

yang menjadi tempat berkembang biaknya penyakit.kemudian dilakukan

penanganan ikan secara hati hati pada saat penebaran atau pemindahan antar

kolam,agar ikan tidak terluka yang memicu infeksi penyakit. Sedangkan proses

pencegahan masuknya hama adalah dengan penerapan biosecurity di areal.

Proses penanganan penyakit ikan nila dilakukan dengan cara pengobatan

secara rutin,ikan yang sakit dipisahkan dari ikan yang sehat, pergantian air secara

berkala,dan tidak memberikan pakan pada ikan yang sakit karena pakan yang

dicerna dalam tubuh akan membantu penyebaran penyakit.

.Dalam praktik pengobatan yang dilakukan pemberian obat menggunakan

Elbasyn dengan dosis 2 gram/1 m3 air melalui proses pengenceran dapat dilihat

pada gambar 10.

3.3.7 Pemanenan

Panen merupakan tahap akhir dalam rangkaian kegiatan budidaya. Ada

dua cara panen ikan yaitu panen parsial dan panen total, panen parsial dilakukan

dengan cara menangkap benih ikan dengan menggunakan anco tanpa

menyurutkan air di kolam pemijahan.sedangkan panen total dilakukan dengan

23
cara menyurutkan air kolam sampai ketinggian minimum dan menangkap semua

induk dan benih ikan dalam kolam menggunakan jaring atau seser. Setelah panen

kemudian dilakukan penyeleksian benih (grading ) dan menghitung jumlah ikan

sesuai ukurannya.

Ga

mbar 7. Panen total

3.3.8 Pasca Panen (Packing)

Panen adalah tahapan kegiatan terakhir dari kegiatan produksi benih nila

salin,benih ikan nila yang telah dipanen pada pagi dan sore hari,dipindahkan pada

bak pendederan atau langsung dipacking untuk dijual.Pengemasan dilakukan

dengan hati-hati,yaitu kantong plastik diisi air terlebih dahulu kemudian benih

dimasukkan dalam kantong packing,mengisi aksigen dan mengikat menggunakan

24
karet gelang dengan perbandingan kantong packing adalah 1 : 3 (air packing :

oksigen ) dengan kepadatan 200-500 ekor /packing untuk benih berukuran 2-3

cm, kepadatan 100-300 ekor /packing untuk benih ukuran 3-5 cm dan kepadatan

50-150 ekot /packing untuk benih ukuran 5-7 cm.

Packing benih dengan menggunakan system tertutup yaitu dengan

menggunakan kantong plastik.Perbandingan oksigen dan air 3;1 dimana jumlah

oksigen lebih banyak dibanding air yang digunakan.Pengemasan benih dapat

dilakukan dengan 2 cara yaitu system tertutup dan system terbuka.Sistem tertutup

yaitu system pengemasan benih ikan dalam wadah tertutup seperti kantong plastik

sedangkan pengangkutan benih ikan dalam wadah terbuka biasanya dilakukan

dengan mengangkut benih ke lokasi yang dekat.Benih ikan tersebut dimasukkan

dalam wadah dan diberi aerasi selama pengangkutan.Benih yang telah selesaidi

packing kemudian di angkut dengan menggunakan mobil ketempat pembeli ada

juga yang secara langsung mendatangi lokasi yang membeli secara

langsung,Pembeli biasanya datang langsung ke BPBAP Takalar.

Gambar

8.

Packing benih ikan nila salin

25
3.3.9. Pemasaran

Pemasaran yang dilakukan di Balai Perikanan Air Payau (BPBAP) Takalar terbagi

atas 3 yaitu :

1. Pembeli langsung datang ke lokasi pemasaran,biasanya pembeli yang

langsung datang di lokasi ini berasal dari Kabupaten Takalar maupun luar

Takalar

2. Pemasaran melalui kelompok tani, setelah dipasarkan melalui kelompok

tani mereka biasanya datang sendiri ke tempat pemasaran dan mengambil

benih yang sudah dipanen. Setelah itu mereka tebar di tambak dan

memasarkan sendiri.

3. Pembeli hanya memesan dan tidak datang langsung ke lokasi

pemasaran.Biasanya pembeli seperti ini berada di luar Provinsi (Papua,dan

Tenggara) jadi,mereka hanya memesan beberapa jumlah benih yang

mereka perlukan.

26
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktek kerja lapang di Balai Perikanan Budidaya Air Payau

Takalar dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Proses pembenihan ikan nila salin dilakukan di BPBAP Takalar meliputi

persiapan kolam, persiapan induk dan seleksi induk, penebaran dan pemijahan

induk ikan nila, pemeliharaan larva, seleksi benih, penebaran benih dan

pemanenan benih yang siap didistribusikan.

2. Calon induk ikan nila yang akan dipijahkan harus mencapai bobot kisaran 200-

250 gram, berumur diatas 6 bulan dengan metode pemeliharaan secara terpisah

antara induk jantan dan induk betina agar dapat dicapai tingkat kematangan gonad

yang optimal.

3. Dalam proses pemijahan yang dilakukan dengan menggunakan perbandingan

jumlah induk betina dan induk jantan sebanyak 3 ekor induk betina : 1 ekor induk

jantan. Dalam praktek pemijahan jumlah induk betina yang digunakan sebanyak

300 ekor dan induk jantan sebanyak 100 ekor (3:1).

4. Padat tebar dalam pemeliharaan induk dalam kolam untuk proses pematangan

gonad sebanyak 5 ekor/m2 dengan memisahkan jenis kelamin. Sedangkan padat

27
tebar induk untuk pemijahan digunakan sebanyak 3 ekor/ m2 dengan harapan

proses pemijahan dapat berlangsung secara serempak atau bersamaan.

4.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam pelaksaan praktek kerja lapangan di BPBAP

Takalar yaitu :

1. Dalam pengelolaan kualitas air yang optimal untuk mendukung kegiatan

pembenihan ikan nila salin yaitu perlu tersedianya fasilitas/bak tandon air atau

penampungan air yang ditreatment sebelum digunakan untuk kegiatan

pembenihan agar dihasilkan air yang berkualitas baik.

2. Pengelolaan pemberian pakan perlu ditertibkan dengan pertimbangan kesesuaian

dosis pakan dengan kebutuhan ikan yang ada dalam wadah budidaya, agar tidak

terjadi penumpukan pakan yang berlebihan pada dasar kolam yang dapat

mempengaruhi penurunan kualitas air.

28
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,2018. Mengenal probiotik Untuk Budidaya Ikan Nila. Diakses pada 24

mei 2018, dari https://kkp.go.id/brsdm/bp3medan/artikel/4262-mengenal-

probiotik-untuk-budidaya-ikan-nila-oleh-bapak-abdulla-a-pi-mma.

Agustyar, 2016. Perbedaan Nila Jantan Dan Betina. Diakses pada 10 april 2016,

dari http://akhmadawaludin.web.ugm.ac.id/perbedaan-nila-jantan-dan-

betina/\

Fakhriel,M,2012. Pakan Buatan. Diakses pada 12 april 2012, dari

https://id.scribd.com/doc/88960992/Pakan-buatan.

Rahman, A dkk. 2014. Buku Saku Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.jakarta

selatan : Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan

SNI 03-7550-2009. 2009. Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Kelas

Pembesaran Di Kolam Air Tenang. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.

Tok, panji,2016. Apakah Ikan Tidur Dimalam Hari. Diakses pada 1 september

2016, dari https://www.ikantani.com/2016/09/apakah-ikan-tidur-di-malam-

hari.html

Triyanto 2016. Perbedaan Dan Ciri Ciri Ikan Nila Jantan Dan Betina. Diakses

pada 12 november 2016 https://kabartani.com/perbedaan-dan-ciri-ciri-

ikan-nila-jantan-dan-betina.html.

29
LAMPIRAN
1.Alat dan bahan yang digunakan
a.Alat

wiper seser halus saikat blower

alat grading baskom serok

anco pemanen benih ikan alat ukur suhu,ph

30
bak fiber

Bak beton

31
b.bahan
pakan benih pakan larva diatas 7 hari

pakan induk

(bahan probiotik)

32
2.Jenis Kegiatan

Pemberian pakan

33
panen total

Packing benih ikan nila salin

Pengukuran kualitas air

34
rading(sele
ksi) benih

35
Pe
mbuatan pribiotik

36
Pene
baran EM4 pada kolam induk nila salin

37
LAPORAN KEGIATAN HARIAN

NO HARI/TANGGAL JENIS KEGIATAN PARAF

1. Senin,24 Mei - Melapor

2021 - Membersihkan Kolam

2. Selasa,25 Mei - Pemindahan Induk

2021 - Membersihkan Bak

- Pemberian Pakan

3. Rabu,26 Mei 2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

4. Kamis,27 Mei - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

5. Jum’at,28 Mei - Pemberian Pakan

2021 - Pemisahan Larva

- Ganti Air

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

- Panen Total

6. Sabtu,29 Mei - Pemberian Pakan

38
2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

7. Minggu,30 Mei - Pemberian Pakan

201 - Pergantian Air

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

8. Senin,31 Mei - Pemberian Pakan

2021 - Pergantian Air

- Pergantian Air

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

- Panen Total

9. Selasa,01 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

10. Rabu,02 Juni 2021 - Pemberian Pakan

- Ganti Air

- Ganti Air

- Grading

(Penyemerataan

Jenis/Ukuran)

39
- Pemberian Pakan

11. Kamis,03 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

- Ganti Air

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

12. Jum’at,04 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Ganti Air

13. Sabtu,05 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

14. Minggu,06 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

- Ganti Air

- Pemindahan Benih

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

- Ganti Air

40
15. Senin,07 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

16. Selasa,08 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

17. Rabu,09 2021 - Pemberian Pakan

- Seleksi Jantan Betina

- Pemberian Pakan

- Ganti Air

- Pemberian Pakan

18. Kamis,10 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

19. Jumat,11 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

20. Sabtu,12 Juni - Panen Total

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

41
21. Minggu,13Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Ganti Air

22. Senin,14 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Panen Total

23. Selasa,15 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

24. Rabu,16 Juni 2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

25. Kamis,17 Juni - Pemberian Pakan

2021

26. Sabtu,19 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

27. Minggu,20 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

- Pemberian Pakan

- Panen Total

42
28. Senin,21 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Panen Total

- Pemberian Pakan

29. Selasa,22 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

30. Rabu,23 Juni 2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

- Ganti Air

- Pemberian Pakan

31. Kamis,24 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

32. Juma’at,25 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

33. Sabtu,26 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

43
34. Minggu,27 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

35. Senin,28 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

36. Selasa,29 Juni - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

37. Rabu,30 Juni 2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

38. Kamis,01 Juli - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

39. Jum’at,02 Juli - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

- Pemberian Pakan

40. Sabtu,03 Juli 2021 - Pemberian Pakan

44
- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

41. Minggu,04 Juli - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

- Pemberian Pakan

42. Senin,05 Juli 2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

- Ganti Air

- Pemberian Pakan

43. Selasa,06 Juli - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

44. Rabu,07 Juli 2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

45. Kamis,08 Juli - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

46. Jum’at,09 Juli - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

45
47. Sabtu,10 Juli 2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

48. Minggu,11 Juli - Pemberian Pakan

2021 - Pemberian Pakan

49. Senin,12 Juli 2021 - Pemberian Pakan

- Pemberian Pakan

50. Selasa,13 Juli - Pemberian Pakan

2021 - Ganti Air

46

Anda mungkin juga menyukai