Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PEMANFAATAN LIMBAH PERIKANAN

KEPALA IKAN TONGKOL HASIL DARI LIMBAH


PENGOLAHAN ABON IKAN TONGKOL

Disusun Sebagai Laporan Praktikum Pemanfaatan Limbah Perikanan

Disusun Oleh
Kelompok 6
Reinaldy Firdaus 230110180195
Mochamad Rifaldy Yanuar 230110180198
Anisa Tri Mariane 230110180200
Puspita Haryani 230110180203
Ade Hasan Nur Hakiem 230110180209
Taufik Rahman 230110180210

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


PROGRAM STUDI PERIKANAN KAMPUS PANGANDARAN
PSDKU UNPAD DI PANGANDARAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas nikmat dan
karunia-Nya laporan praktikum pemanfaatan limbah perikanan tentang limbah
kepala ikan tongkol limbah pengolahan abon ikan tongkol dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk menjelaskan
hasil praktikum yang sudah kami lakukan. Selain itu juga untuk memenuhi nilai
praktikum pemanfaatan limbah perikanan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
pemanfaatan limbah hasil perikanan yaitu ibu Aulia Andhikawati, S.Pi., M.Si
serta PLP Praktikum mata kuliah pemanfaatan limbah perikanan yaitu teh Riana
Citra Dewi, S.Pi. Kami sadar bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan, oleh sebab itu saran dan masukan dari pembaca akan sangat berguna
bagi kami agar dapat membuat laporan praktikum yang lebih baik lagi
kedepannya. Akhir kata, semoga laporan yang sudah kami buat dapat berguna
bagi pembaca.

Pangandaran, 19 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Bab Halama
n
DAFTAR TABEL........................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR................................................................... iv
I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 2
1.3 Tujuan....................................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 3
2.1 Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus sp.)............................. 3
2.2 Abon Ikan................................................................................. 4
2.3 Pengolahan Limbah Abon Ikan Tongkol.............................. 4
III METODE PRAKTIKUM.......................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum................................................ 6
3.2 Alat dan Bahan Praktikum...................................................... 6
3.3 Metode Praktikum................................................................... 6
3.4 Metode Pengumpulan Data..................................................... 7
3.4.1 Observasi............................................................................... 7
3.4.2 Wawancara............................................................................ 7
3.4.3 Dokumentasi......................................................................... 7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 8
4.1 Hasil Praktikum....................................................................... 8
4.2 Pembahasan.............................................................................. 9
4.2.1 Bahan Baku........................................................................... 9
4.2.2 Limbah Abon Ikan Tongkol................................................ 10
4.2.3 Produk yang Dihasilkan....................................................... 11
V PENUTUP..................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan............................................................................... 13
5.2 Saran.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 14

ii
DAFTAR TABEL
Table 1 Hasil Pengamatan Praktikum......................................................................8
Table 2 Nilai Gizi Ikan Tongkol..............................................................................9
Table 3 Limbah Pengolahan Abon Ikan Tongkol..................................................11

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ikan Tongkol (Euthynnus sp.)................................................................3
Gambar 2. Abon Ikan...............................................................................................4
Gambar 3. Kecap Ikan.............................................................................................5
Gambar 4 Peta Lokasi Praktikum............................................................................6
Gambar 5. Limbah Kepala Ikan Tongkol................................................................8

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sektor perikanan terutama di bidang perikanan tangkap menghasilkan
produksi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Direktorat
Jenderal Perikanan Tangkap (2014), volume total produksi perikanan tangkap dari
tahun 2010 berjumlah 5.384.418 ton dan terus meningkat pesat sampai tahun 2013
dengan jumlah 5.863.170 ton. Kenaikan produksi tersebut mendorong
pemanfaatan ikan untuk diolah menjadi berbagai macam produk.
Pemerintah menerapkan kebijakan untuk mengoptimalkan produksi
perikanan, mengurangi penyusutan termasuk memanfaatkan limbah yang
dihasilkan. Setiap jenis ikan memiliki edible portion yang berbeda-beda. Secara
umum bagian ikan yang dapat dimakan (edible portion) berkisar antara 45-50%
dari tubuh ikan, selebihnya adalah by product atau sering disebut dengan limbah,
baik berupa darah, kepala, isi perut, sisik, dan tulang (Ikasari et al., 2011).
Meningkatnya industrialisasi dan aktifitas manusia, khusunya di bidang
perikanan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat dan
memberikan peningkatan nilai sektor industri perikanan. Dampak negatif juga
terjadi karena industri pengolahan ikan belum semua menerapkan pengolah
lingkungan yang baik. Hal ini mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk
ke lingkungan khususnya di perairan, pada konsentrasi tertentu limbah dapat
memberikan dampak negatif bagi kualitas air dan kelangsungan hidup organisme
yang ada di perairan (Wibowo et al., 2013)
Limbah industri perikanan berpotensi menimbulkan pencemaran karena
mengandung protein dan lemak yang bersifat terlarut, tersuspensi, dan mudah
terurai. Bentuk pencemaran yang timbul dan dikeluhkan masyarakat akibat limbah
industri perikanan adalah pencemaran air tanah dan air permukaan, pencemaran
udara berupa bau busuk dan debu/partikel, perubahan peruntukan badan air
(terutama air sungai untuk kebutuhan minum, mandi, dan budidaya biota air),
kematian masal biota air budidaya (ikan dan udang), konflik kepentingan, dan
bentuk pencemaran lainnya (Sahubawa, 2011).

1
Limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang akibat kegiatan manusia
yang tidak atau belum memiliki nilai ekonomi dan nilai positif bahkan dapat
memiliki nilai ekonomi yang negatif (Murtadho, 1988). Menurut Undang-Undang
RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
suatu produk, namun dari proses pemanfaatan tersebut akan menghasilkan limbah
sebagai residu yang tidak dapat dimanfaatkan kembali dan dibuang ke media
lingkungan hidup.
Limbah yang cukup banyak memberikan dampak negatif jika tidak diolah
terlebih dahulu salah satunya ialah limbah pengolahan hasil perikanan. Limbah
pengolahan hasil perikanan merupakan hasil sisa selama proses produksi yang
dianggap tidak dapat diolah lebih lanjut misalnya kepala, sisik, duri, dan lain-lain,
namun sebenarnya limbah ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika diolah
dengan baik. Pada laporan praktikum ini kami akan menjabarkan salah satu
pemanfaatan limbah dari abon ikan tongkol menjadi produk perikanan dalam
usaha mengurangi limbah yang dihasilkan dari pengolahan ikan yaitu kecap ikan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pemanfaatan limbah dari abon ikan tongkol?
1.3 Tujuan
Mengetahui pemanfaatan limbah pengolahan abon ikan tongkol menjadi
kecap ikan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus sp.)
Ikan tongkol memiliki bentuk tubuh seperti cerutu dengan kulit licin dan
tergolong tuna kecil. Sirip dada melengkung dan sirip dubur terdapat sirip
tambahan kecil-kecil (Djuhanda 1981). Klasifikasi ikan tongkol menurut Saanin
(1984) adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Teleostei
Subkelas : Actinopterygi
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombridei
Famili : Scombridae
Genus : Euthynnus
Spesies : Euthynnus sp.

Gambar 1. Ikan Tongkol (Euthynnus sp.)


Sumber: plengdut.com
Ikan tongkol merupakan jenis ikan dengan kandungan gizi yang cukup
tinggi. Kandungan proteinnya mencapai 26%, kadar lemak rendah yaitu 2%, dan
kandungan mineral penting yang tinggi. Secara umum bagian ikan yang dapat
dimakan (edible portion) berkisar antara 45-50% (Suzuki 1981).

3
2.2 Abon Ikan
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan yang diberi
bumbu, diolah dengan cara perebusan, penggorengan dan pengepresan atau
pemisahan minyak. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak,
bau khas, dan mempunyai daya awet yang relatif lama (Anwar et al 2018).

Gambar 2. Abon Ikan


Sumber: Agrowindo.com
Pembuatan abon ikan melewati beberapa proses seperti penyiangan,
pencucian, pemisahan antara daging dan tulang, dan juga pembuangan kulit. Hal
ini mendasari bahwa limbah padat pada ikan tongkol dapat diolah kembali dan
dapat meningkatkan nilai jual.
2.3 Pengolahan Limbah Abon Ikan Tongkol
Salah satu pemanfaatan limbah padat abon ikan dengan diolah kembali
menjadi kecap ikan. Kecap merupakan suatu produk fermentasi yang berbentuk
cairan berwarna coklat tua, rasanya relatif asin atau manis dan berbau sedap.
Kecap biasanya dibuat dari sumber protein nabati maupun hewani secara
hidrolisis asam maupun enzimatis (Fatriana et al 2018).
Kecap ikan merupakan salah satu produk perikanan tradisional yang
diolah secara fermentasi dan telah dikenal sejak lama. Proses pembuatan kecap
ikan membutuhkan waktu yang cukup lama. Secara tradisional kecap ikan dibuat
dengan cara fermentasi menggunakan garam sebagai pengontrol mikroba. Proses
fermentasi memerlukan kadar garam 20% - 30% dan memerlukan waktu

4
fermentasi antara 6-12 bulan. Lamanya proses pembuatan kecap ikan menjadi
kelemahan dalam proses produksi kecap ikan (Widyastuti et al 2014).

Gambar 3. Kecap Ikan


Sumber: HappyFresh.id

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilakukan pada hari Kamis 18 November 2021 di kawasan
Kelomok pengolah hasil perikanan (Poklahsar) Nusa Indah, Bandara Nusawiru
Pangandaran. Peta lokasi dapat dilihat pada Gambar 4

Gambar 4 Peta Lokasi Praktikum


Sumber: Google Earth
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Alat dan bahan yang digunakan selama observasi praktikum yaitu alat tulis
dan kamera smartphone. Alat tulis digunakan untuk mencatat data hasil observasi
baik secara penglihatan atau hasil wawancara, kamera digunakan untuk
mendokumentasikan pelaksanaan praktikum secara visual.
3.3 Metode Praktikum
Pelaksanan praktikum dilakukan menggunakan metode deskriptif
observatif (Adiyanta, 2019), metode tersebut dapat menggamberkan
penyelesaiaan masalah yang dilakukan meneliti dengan menganalisa suatu
aktifitas atau objek. Perwakilan anggota kelompok melakukan observasi lapangan
secara langsung untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

6
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data dalam praktikum ini menggunakan data primer yang di kumpulkan
untuk menjawab rumusan masalah, data penelitian terdahulu yang minim
mengharuskan untuk mencariterlebih dahulu data secara mandiri. Data primer
hasil wawancara memerlukan pengolahan data lanjutan, untuk menyempurnakan
pemahaman, data tersebut di ambil dengan metode observasi, wawancara serta
dokumentasi.
3.4.1 Observasi
Teknik observasi merupakan langkah pengumpulan informasi secara
langsung terhadap objek penelitian, informasi tersebut berupa fakta yang
didapatkan menggunakan alat indra atau alat bantu.
3.4.2 Wawancara
Wawancara merupakan sebuah proses pengumpulan data secara langsung,
dengan proses tanya jawab antara nawasumber dan pewawancara baik secara tatap
muka maupun tidak langsung menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
pewawancara.
3.4.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dalam bentuk visual,
data tersebut dapat berbentuk catatan mengenai data yang diperoleh maupun
aktifitas yang dilakukan.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Pelaksanaan praktikum berupa observasi dan wawancara yang telah
dilaksanakan pada hari Kamis, 18 November 2021 di Kawasan Industri Poklahsar
Nusa Indah yang terletak di Bandara Nusawiru, Pangandaran. Hasil praktikum
berupa tabel pengamatan yang berisi analisis produksi olahan dari limbah
perikanan, adapun analisis dilakukan pada produk olahan dari ikan tongkol yang
berupa kecap dari limbah kepala ikan tongkol, produk tersebut merupakan hasil
olahan lebih lanjut dari limbah yang dihasilkan dari produksi ikan abon ikan.
Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1.
Table 1 Hasil Pengamatan Praktikum

Parameter Deskripsi
Bahan baku 1 kg daging ikan tongkol
Air sisa cucian, kepala, kulit, tulang ikan, dan isi
Limbah
perut ikan
Produk yang dihasilkan Kecap ikan
Adapun limbah padat berupa kepala ikan yang dihasilkan dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 5. Limbah Kepala Ikan Tongkol

8
4.2 Pembahasan
4.2.1 Bahan Baku
Pada praktikum kali ini bahan baku yang digunakan adalah ikan tongkol.
Ikan tongkol termasuk dalam ikan-ikan yang disebut Scombroid Fishes dari ordo
Percomophi. Ikan tongkol termasuk ikan karena panjangnya 20 – 60 cm tetapi
kadang-kadang bisa mencapai 100 cm (Suwamba, 2008). Ikan tongkol merupakan
salah satu ikan laut yang harga belinya dapat terjangkau oleh masyarakat. Di
pasaran harga tongkol berkisar pada harga Rp. 15.000/Kg[ CITATION Nur11 \l
1057 ]. Bila sedang tidak musim melaut, misalnya pada musim angin barat, harga
ikan tongkol mencapai Rp. 18.000/Kg. Selain dari segi anatomi, komposisi ikan
tongkol berdasarkan bagian protein dan lemaknya: mengandung lemak 36,0%,
protein 11,3%, air 52,5%, dan mineral 0,53% (Lensun et all 2014).
Ikan tongkol merupakan salah satu ikan yang memiliki nilai gizi yang
cukup tinggi. Berikut adalah tabel komposisi ikan tongkol menurut (Suwamba,
2008). Daging ikan tongkol mudah dicerna karena jaringan pengikat otot
jumlahnya kecil.
Table 2 Nilai Gizi Ikan Tongkol

Komponen Nilai (%)


[ CITATION Air 72 Suw08 \l 1057 ]
Protein 25
Lemak 1,3 Tongkol juga
mengandung Vitamin dan Mineral 1,0 unsur hara
Sisa 7
minor berupa mineral yang
sangat penting bagi kehidupan manusia antara lain iodium dan flour. Pada musim
panas kandungan airnya menurun, sedangkan lemaknya mencapai maksimal. Ikan
tongkol juga memiliki kandungan omega 3 dan omega 6. Menurut [ CITATION
Kho06 \l 1057 ], ikan tongkol memiliki kandungan asam lemak omega 3 sebesar
1,5 g/100g dan asam lemak omega 6 sebesar 1,8 g/100g. Asam lemak omega-3
juga berperan sebagai asam lemak otak, yang merupakan prekursor asam lemak
esensial linoleat dan linolenat.
Seperti kita ketahui ikan salah satu nya ikan tongkol merupakan bahan
pangan yang mudah rusak (membusuk). Hanya dalam waktu sekitar 8 jam sejak

9
ikan ditangkap dan didaratkan sudah akan timbul proses perubahan yang
mengarah pada kerusakan. Karena itu agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin, perlu dijaga kondisinya. Pengolahan
merupakan salah satu cara untuk mempertahankan ikan dari proses pembusukan,
sehingga mampu disimpan lama sampai tiba waktunya untuk dijadikan sebagai
bahan konsumsi.
Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya bertujuan melindungi ikan dari
pembusukan atau kerusakan. Pembusukan terjadi akibat perubahan yang
disebabkan oleh mikroorganisme dan perubahanperubahan lain yang sifatnya
merugikan. Pengolahan juga bertujuan untuk memperpanjang daya awet dan
mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan.
4.2.2 Limbah Abon Ikan Tongkol
Abon ikan merupakan jenis olahan makanan yang terbuat dari ikan sebagai
makanan pendamping yang prosesnya direbus dan digoreng. Abon ikan
mempunyai kandungan yang baik untuk masa pertumbuhan dan perkembangan
otak anak-anak. Kandungan nutrisi tersebut diantaranya protein, omega 3, omega
6, dan rendah kolesterol.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan abon ikan untuk 1 kg ikan
tongkol:
Garam 30 g
Gula merah atau pasir 300 g
Ketumbar sangrai 50 g
Bawang merah 350 g
Minyak goreng 1 kg
Bawah putih 75 g
Asam secukupnya
Jahe 25 g
Laos 25 g
Sereh 3 tangkai
Daun salam 10 lembar
Langkah pembuatan abon ikan tongkol yaitu sebagai berikut:

10
1. Proses sortir ikan. Ikan yang dipilih merupakan ikan segar, kemudian ikan
tersebut disiangi mulai dari kepala, ekor, kulit, dan isi perut. Cuci ikan
yang telah disingai sampai bersih menggunakan air mengalir.
2. Langkag kedua yaitu proses pengukusan ikan sampai matang. Setelah ikan
dingin kemudian siapkan kain dan masukan ikan ke dalam kain tersebut
untuk disaring menggunakan mesin pres.
3. Tulang dan duri ikan dipisahkan, lalu suwir-suwir daging ikan sehingga
menjadi serat halus. Setelah itu campurkan bumbu-bumbu dengan suwiran
daging ikan sampai merata.
4. Panaskan dengan air mendidih sebanyak 10 liter sambil terus diaduk.
5. Suwiran daging ikan kemudian dimasukan ke dalam wajan sambil diaduk
terus sampai kering atau berwarna kecoklatan.
6. Setelah abon ikan kering dan berwarna kecoklatan, maka proses
penggorengan telah selesai.
7. Tiriskan dan dinginkan abon ikan tersebut. Kemudian masukan ke dalam
plastik cup berukuran 200 g. Lalu taburi dengan bawang goreng sambil
diaduk sampai bawang goreng merata dengan abon.
Adapun limbah hasil tahap pengolahan abon ikan sebagai berikut:
Table 3 Limbah Pengolahan Abon Ikan Tongkol

No Tahap Pengolahan Limbah yang Dihasilkan


1. Pencucian Air sisa cucian, kepala, kulit, dan isi
perut ikan
2. Pengukusan Air sisa hasil kukusan
3. Pemisahan daging dari tulang Tulang ikan
4. Perebusan Air sisa hasil perebusan
5. Penggorengan Minyak goreng sisa
6. Pengemasan Kemasan yang rusak
Sumber: (Septiansyah et al. 2020)
4.2.3 Produk yang Dihasilkan
Limbah produksi ikan tongkol masih minim dimanfaatkan, biasanya hanya
dimanfaatkan menjadi tepung ikan dan makanan ternah padahal masih
mengandung banyaj protein. Tempurung ikan tongkol memiliki protein (14,21%),
karbohidrat (0,02%), dan kalsium (1,43%), sedangkan kandungan protein pada

11
kepala ikan yaitu otak 17,05%, pre overculum 16,08%, mulut 20,37%, overculum
16,64%, insang 16,72%, dan sirip dada 17,02% (Astuti et al. 2012).
Salah satu cara pengolahan limbah dari hasil produksi abon ikan tongkol
yang dapat dilakukan yaitu membuat kecap manis dari kepala ikan tongkol. Proses
pembuatan kecap manis dari kepala ikan tongkol sebagai berikut:
1. Kepala ikan tongkol dicuci sampai bersih dengan air yang mengalir.
2. Haluskan menggunakan blender.
3. Lakukan fermentasi menggunakan ekstrak nanas selama 2 hari.
4. Setelah 2 hari saring menggunakan kain.
5. Hasil saringan kemudian campurkan dengan bumbu yang sudah disangrai
sebelumnya. Pemasakan berlangsung kurang lebih selama 15 menit
6. Apabilan telah selesaikan proses pemasakan kecap yang telah dihasilkan
kemudian disaring.

12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan:
1. Usaha yang dilakukan oleh Industri Poklahsar Nusa Indah untuk
memanfaatkan limbah hasil pengolahannya yaitu dengan membuat kecap ikan
berbahan dasar limbah kepala ikan tongkol yang merupakan bahan baku abon
ikan.
2. Proses pengolahan kecap ikan dimulai dari pembersihan kepala ikan tongkol
menggunakan air yang mengalir, mengaluskan kepala ikan, melakukan
fermentasi selama 2 hari, pemasakan abon ikan selama 15 menit, dan
penyaringan minyak bekas pemasakan abon ikan
5.2 Saran
Pembuatan kecap ikan tongkol dapat menjadi alternatif yang efektif dalam
memanfaatkan limbah padat hasil produksi abon ikan, namun hal ini belum dapat
berjalan dikarenakan proses produksi yang dilakukan Industri Poklahsar Nusa
Indah tidak dapat dilakukan setiap hari dan hanya mengandalkan pesanan yang
masuk sedangkan potensi pemanfaatan limbah dapat menambah keuntungan bagi
industri tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanta, S. (2019). Hukum dan Studi Penelitian Empiris : Penggunaan Metode
Survey sebagai Instrumen Penelitian Hukum Empiris. 2(4), 697–709.
Anwar, C., & Irhami, M. K. (2018). Pengaruh Jenis Ikan dan Metode Pemasakan
terhadap Mutu Abon Ikan. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, 7(2).
Astuti, S, M Mustikaningrum, and M Haryati. 2012. Pembuatan Kecap Manis
Dari Limbah Ikan Tongkol (Euthynnus affinis). Jurnal Teknik Industri 2
(2): 36–41.
Djuhanda.1981. Dunia Ikan. Bandung: Armico.
Fatriana, Y., Ibrahim, M. N., & Isamu, K. T. 2018. Pengaruh perbandingan daging
kerang pokea Batissa violacea var. celebensis, von martens 1897 dan buah
nanas (Ananas comosus) terhadap kualitas kecap. JFP, 1(1), 48-57.
Khomsan, A. (2006). Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta:
Grasindo.
Lensun, R. A., Manurung, G., & Sumbogo, T. A. (2014). Pengolahan Ikan
Tongkol. Jakarta Timur: Amerta Publishing.
Nurjanah. (2011). Pengetahuan dan Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan.
Institut Pertaian Bogor Press.
Saanin H. (1984). Taksonomi dan Identifikasi Ikan Jilid I. Jakarta: Bina Cipta.
Sahubawa, L. 2011. Analisis dan Beban Pencemaran Limbah Cair Pabrik
Pengalengan Ikan. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 18 (1) : 9 – 18
Septiansyah, E., Putra, O. A., Abshar, K., Jati, D. R., dan Apriani, I. 2020.
Pemanfaatan Tulang Ikan Tongkol (Euthynnusaffinis c) dari Limbah Home
Industry Abon Sebagai Tepung. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan
Basah, 8 (2): 076-082

Suwamba, I. (2008). Proses pemindangan Dengan Mempergunakan Garam


dengan Konsentrasi Yang Berbeda. Perikanan dan Ilmu Kelautan.

14
Wibowo, T.S., Purwanto dan B. Yulianto. 2013. Pengelolaan lingkungan industri
pengolahan limbah fillet ikan. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Widyastuti, P., Riyadi, P. H., & Ibrahim, R. 2014. Mutu kecap ikan yang terbuat
dari isi perut ikan manyung (Arius thalassinus) dengan konsentrasi garam
yang berbeda. Jurnal Saintek Perikanan, 9(2), 18-23.

15

Anda mungkin juga menyukai