Disusun untuk memenuhi tugas bidang studi Ulum Al-Qur’an kelas XI semester
genap tahun pelajaran 2020\2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 TUJUAN PENULISAN
2. Memahami Tafsir dan Ta’wil.
3. Mengetahui perbedaan Tafsir dan Ta’wil.
4. Mengetahui macam macam contoh penafsiran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tafsir dan Ta’wil
4
Pembahasan mengenai klasifikasi tafsir tidak lepas dari metode yang
digunakan mufasir dalam menafsirkan Al Qur'an.
a. Tafsir bi al Ma'tsur
Tafsir bi al- Ma'tsur kerap disebut Tafsir bi al-riwayah atau bi al-naqli.
Metode penafsiran ini merujuk kepada penafsiran Al Qur'an dengan dasar
periwayatan, riwayat dari Al Qur'an, sunnah dan perkataan sahabat.
b. Tafsir bi al-Ra'yi
Metode penafsiran ini disebut juga tafsir bi al-dirayah, atau tafsir bi al-
ma'qul, sesuai nama yang disandangnya , tafsir ini tidak menyandarkan
pada periwayatan, melainkan pada kekuatan rasional (ijtihad). Dengan
demikian sandaran mereka adalah kemampuan bahasa, aspek perdaban
arab, pemahaman gaya bahasa, yang dipakai untuk komunikasi , dan
penggunan sains dan ilmu pengetahuan lain yang menopang dalam
penafsiran suatu ayat.
c. Tafsir bi al-Isyari
Mayoritas ulama mengatakan, bahwa tafsir al-isyari ialah penafsiran
dengan tidak memfokuskan pada makna lahirnya. Al-Shabuni
mengatakan, bahwa tafsir al-isyarii ialah ta'wil Al-Qur'an dengan
menembus makna lahirnya.
5
d. Menurut Ulama Khalaf: Mengalihkan suatu lafazh dari maknanya yang
rajih pada makna yang marjuh karena ada indikasi untuk itu. istilah adalah
suatu usaha untuk memahami lafazh-lafazh (ayat-ayat) Al-Qur’an
melalui.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa pengertian
ta’wil secara pendekatan memahami arti atau maksud sebagai kandungan dari
lafazh itu. Dengan kata lain, ta’wil berarti mengartikan lafazh dengan beberapa
alternatif kandungan makna yang bukan makna lahiriyah, bahkan penggunaan
secara masyhur kadang-kadang diidentikan dengan tafsir.
6
2.2 Perbedaan Tafsir dan Ta’wil
Dari beberapa pendapa ulama dapat disimpulkan bahwa perbedaan tafsir dan
takwil yaitu:
Tafsir itu lebih umum dari takwil karena dipakai dalam kitab Allah dan
lainnya, sedangkan takwil itu lebih banyak digunakan dalam kitab Allah.
Tafsir pada umumnya digunakan pada lafazh dan mufradat (kosakata),
sedangkan takwil pda umumnya digunakan untuk menunjukan makna dan
kalimat.
Takwil diartikan juga sebagai memalingkan makna suatu lafazh dari
makna yang kuat (ar-rajih) ke makna yang kurang kuat (al-marjuh), karena
disertai dalilyang menunjukan demikian. Sedangkan tafsir menjelaskan
makna suatu ayat berdasarkan makna yang kuat.
Para ulama ada juga yang berpendapat bahwa tafsir adalah penjelasan
yang berdasarkan riwayah, dan takwil berdasarkan dirayah.
7
َوالَ يُ ْب ِدينَ ِزينَتَه َُّن إِالَّ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا
Janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak
darinya. (QS an-Nur [24]: 31).
Frasa illâ mâ zhahara minhâ asalnya bermakna umum (kecuali yang tampak
darinya). Lalu Imam Asy-Syafi’i menakwilkannya dengan, “illâ al-wajh wa al-
kaffayn” (kecuali wajah dan dua telapak tangannya). Takwil ini berdasarkan hadis
yanhg dituturkan Aisyah ra. bahwa Nabi saw. pernah berkata kepada Asma’ binti
Abu Bakar:
« َذاh َ َذا َوهh َا إِالَّ هhhَرى ِم ْنهh َ hُلُحْ أَ ْن يh َص َ ت ْال َم ِح
ْ يض لَ ْم ت ِ رْ أَةَ إِ َذا بَلَ َغhh َما ُء إِ َّن ْال َمh ا أَ ْسhhَي
َ » َوأَ َش
ار إِلَى َوجْ ِه ِه َو َكفَّ ْي ِه
Hai Asma’, sesungguhnya wanita itu, jika sudah haid, tidak pantas dilihat darinya
kecuali ini dan ini (Nabi saw. menunjuk pada wajah dan kedua telapak
tangannya). (HR Abu Dawud).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Al-Qur`an sebagai ”hudan-linnas” dan “hudan-lilmuttaqin”, maka untuk
memahami kandungan al-Qur`an agar mudah diterapkan dalam pengamalan hidup
sehari-hari memerlukan pengetahuan dalam mengetahui arti/maknanya, ta`wil,
dan tafsirnya sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Sehingga
kehendak tujuan ayat al-Qur`an tersebut tepat sasarannya.
Tafsir, dan ta`wil diperlukan dalam memahami isi kandungan ayat-ayat al-
Qur`an yang mulia. Pengertian terjemah lebih simple dan ringkas karena hanya
merubah arti dari bahasa yang satu ke bahasa yang lainnya. Sedangkan istilah
tafsir lebih luas dari kata terjemah dan ta’wil , dimana segala sesuatu yang
berhubungan dengan ayat, surat, asbaabun nuzul, dan lain sebagainya dibahas
dalam tafsir yang bertujuan untuk memberikan kepahaman isi ayat atau surat
tersebut, sehingga mengetahui maksud dan kehendak firman-firman Allah SWT
tersebut.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami berisikan tentang tafsir, ta’wil dan terjemah.
Makalah inipun tak luput dari kesalahan dan kekurangan maupun target yang
ingin dicapai. Adapun kiranya terdapat kritik, saran maupun teguran digunakan
sebagai penunjang pada makalah ini. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
terima kasih.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ali Al-Awsi, Al-Thabathaba’i wa Manhajuh fi Tafsirih Al-Mizan,Taheran, Al-
Jumhuriyyah Al-Islamiyyah fi Iran, 1975.
Ash Siddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu al Qur’an
dan Tafsir. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra. 2000
Amzah, Dr. Kadar M. Yusuf, m.ag. Studi Al-qur’an. Bumi Aksara, Jakarta. 2014
10